Anda di halaman 1dari 12

Makalah Ilmu Dakwah

Hakikat Dakwah dan Ruang Lingkupnya

Dosen Pengampu :

Dr.Cucu,S.Ag.,M.Ag

Disusun oleh :

Hesty Putri Riani

(11732046)

Hanna Yulia

(11732038)

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

JURUSAN : BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

SEMESTER I
Kata Pengantar
 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat serta salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut- pengikutnya hingga
akhir zaman. Terimakasih kai ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Dakwah yang
sudah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami buat
dalam rangka memenuhi tugas kami sebagai mahasiswa dan makalah ini digunakan sebagai
sumber berdiskusi sebagaimana mestinya. Kami menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini karena itu kami memohon maaf atas segala kekurangan. Sekian kata
pengantar yang dapat kami sampaikan

Wassalamualaikum Wr. Wb.

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………………………………...2

Daftar isi……………………………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………………….……...4

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………….4

C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………………………………….…..4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Dakwah………………………………………………………………………………...5

B. Dasar Hukum Dakwah (Al-Qur’an dan Hadis)……………………………………………………….…6

C. Tujuan Dan fungsi Dakwah……………………………………………………………………………...8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………………………………………..11

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………..12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Agama Islam berkembang di berbagai Negara, bahkan sampai pernah mencapai dua per
tiga dunia tak lain karena aktivitas dakwah. Penyebaran yang dilakukan tanpa henti dan
dilakukan oleh setiap umat muslim di dunia. Dakwah merupakan kewajiban yang tidak dapat
ditinggalkan oleh setiap muslim. Karena dakwah merupakan kewajiban individual sekaligus
juga kewajiban kolektif bagiumat islam.Menurut logika (ilmu berfikir lurus), scientifik
berarti ilmiah, dakwah berartidua orang atau lebih yang salah satu atau sebagai diantaranya
menyampaikan pesan dakwah Ilmu dakwah harus dibedakan dengan ilmu berdakwah jika
yang kita maksud adalah ilmu dakwah ia merupakan proposisi atau teori tentang dakwah
yang diangkat dari fakta dakwah melalui proses penelitian empiris sedangkan ilmu
berdakwah berkaitan dengan suatu keahlian dai menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u
nya. Dakwah itu otonomi artinya mandiri tidak ada campur tanggan dari luar dakwah. Dan
apa yang dimaksud dengan kesatuan dai yaitu kesatuan dai harus memiliki banyak keahlian
dan pengetahuan agamayang tinggi, luas, dan mendalam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dakwah
2. Apa dasar hukum dakwah (Al-qur’an dan hadis)
3. Apa tujuan dan fungsi dakwah

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu dakwah
2. Untuk mengetahui dasar hukum dakwah (Al-Qur’an dan Hadis)
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dakwah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Dakwah

a. Pengertian dakwah secara bahasa

Dakwah (Arab: ‫دعوة‬, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak


dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at
dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang
berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan
kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Dakwah Islam" atau ad-dakwah al-
Islamiyah.

b. Pengertian Dakwah Secara Terminologis.


Dalam artian terminologies lebih cenderung diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh
seorang pendakwah agar kembali ke jalan yang benar. Dalam pembahasan ini pendakwa
merujuk pada seseorang muballigh atau penceramah yang menyampaikan Dakwah. Penggunaan
kata dakwah hanya merujuk pada ajakan yang disampaikan oleh penceramah dalam agama
Islam karena asala bahasa Arab yang sangat erat dikaitkan sebagai asal dan tempat agama Islam
berkembang.
Dari beberapa pendapat Ahli, seperti Salahuddin Sanusi, Timur Djaelani, Thoha Yahya
Omar, Hasymi dan Abdul Karim hanya menyampaikan kata Dakwah dalam redaksi yang
berbeda namun arti yang dimaksud adalah seruan yang berupa penyampaian larangan serta
perintah Allah agama seseorang menghindari tindakan yang dapat menghasilkan Dosa. Dalam
kajian dawkah pada kasus ini, Dakwah juga bisa digunakan dalam menyampaikan ancaman
yang diberikan ketika seseorang tidak melakukan sesuatu yang baik di mata Agama. Dalam
Buku Dustur Dakwah, A. Hasmy menjelaskan pengertian dakwah menurut Al-qur'an sebagai
seruan yang mengajak seseorang meyakini dan mengamalkan aqidah serta menegakkan Syariat
Islam. Seruan ini dalam bentuk lisan maupun perbuatan adapun metode yang digunakan bisa
berbagai macam. Syekh Ali Mahfud menjelaskan bahwa Dakwah adalah suatu proses pemberian

5
Motivasi kepada objek dakwah dalam hal manusia untuk melakukan kebaikan sesuai dengan
petunjuk. Seruan dalam dakwah identik dengan melakukan kebajikan dan mencegah daripada
kemungkaran. Tujuan dari pelaksanaan ini untuk mencapai kebahagian dunia dan Akhirat.

B. Dasar Hukum Dakwah Menurut Al-Qur’an dan Hadits

kewajiban berdakwah merupakan kewajiban yang bersifat taklifi dari Allah kepada umat-
Nya, agar apa yang menjadi tujuan Islam dapat tercapai. Karena sifatnya taklifi dan qat’i, maka
jelaslah bahwa dasar hukum dakwah pastinya berasal dari sumber utama hukum Islam yaitu Al-
Qur’an dah Hadis. Dalam hal ini, seluruh ulama telah bersepakat mengenai wajibnya
berdakwah. Akan tetapi yang masih menjadi perdebatan diantara meraka adalah, apakah
kewajiban tersebut bersifat ainiyah (wajib bagi setiap individu muslim) atau sekedara wajib
kifayah (kewajibannya gugur manakala sudah ada salah seorang yang melakukan).

Terlepas dari kontradiksi di atas, mengenai dasar hukum dakwah telah dijelaskan oleh
Allah di dalam Al-Qur’an maupun Rasulullah dalam hadisnya. Adapun ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan dasar hukum dakwah yaitu sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an
sebagai berikut:

Surah An-Nahl ayat 125: 

‫و َأ ْعلَ ُم‬Q َ َّ‫ ُن ِإ َّن َرب‬Q ‫ ا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِي ِه َي َأحْ َس‬Q‫نَ ِة َو َج‬Q ‫ ِة ْال َح َس‬Q َ‫ ِة َو ْال َموْ ِعظ‬Q‫ك بِ ْال ِح ْك َم‬
َ Qُ‫ك ه‬ ُ ‫ا ْد‬
َ ِّ‫بِ ْي ِل َرب‬Q ‫ع ِإلِى َس‬
َ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ِه َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين‬
َ  ْ‫بِ َمن‬
 
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik(pula). Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”

6
Surah Ali Imron ayat 104:

ِ ْ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعوْ نَ ِإلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
َ ‫ف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوُأولَِئ‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬

"Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang
beruntung.”

Selain ayat di atas, dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh imam Muslim juga disebutkan
mengenai kewajiban dakwah. Adapun matan hadis tersebut adalah sebagai berikut:

ْ َ‫تَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذلِكَ ا‬Q‫ا ِ ْن لَّ ْم يَ ْس‬Qَ‫انِ ِه ف‬Q‫ت َِط ْع فَبِلِ َس‬Q‫ا ِ ْن لَّ ْم يَ ْس‬Qَ‫ ِد ِه ف‬Qَ‫ رًا فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِي‬Q‫َم ْن َراَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك‬
ُ ‫ َع‬Q‫ض‬
‫ف‬
‫ااْل ِ يَ َما ِن‬

“Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah dengan


tangannya (kekuatannya), apabilaia tidak mampu (mencegah dengan tangan) maka hendaklah
ia merubah dengan lisannya, dan apabila (dengan lisan) ia jugatidak mampu maka hendaklah ia
merubah dengan hatinya, danyang demikian ini adalah selemah-lemahnya iman.”

Berdasarkan ayat di atas, para ulama yang menyatakan bahwa hukum dakwah adalah
wajib ainiyah (wajib bagi setia individu), maka mereka mendasari argumen mereka sebagaimana

ayat di atas; yakni pada lafal (‫ )ادع‬yang berarti serulah merupakan fiil amar (kata kerja perintah)
yang mana dalam kaidah usul fikihnya, amar menunjukkan wajib selagi belum ada dalil yang
melarang atau yang menyelisihinya. Argumen ini sebagaimana dalam usul fikih berikut:

‫األمر للوجوب اال ما دل الدليل على خالفه‬

Jadi ayat Al-Qur’an sebagaimana dalam Surah An-Nahl ayat 25 tersebut jelas
menunjukkan wajibnya berdakwah. Begitu pula pada ayat selanjutnya yakni dalam Surah Ali

7
Imran ayat 104 karena lafal (‫ )والتكن‬jelas menunjukkan wajib karena terjapat lam amar (lam
yang berarti perintah).

Sedangkan sebagian ulama yang berpendapat bahwa hukum dakwah adalah wajib
kifayah; yakni kewajiban tersebut gugur manakala sudah ada salah seorang yang melakukannya.
Sebagai satu contoh, dalam suatu desa banyak pemuda yang gemar mabuk-mabukan, akan tetapi
diketahui sudah ada pihak pengurus masjid setempat yang telah menasehati dan memperingatkan
mereka bahwa perbuatan tersebut merupakan hal yang haram dan dilarang oleh agama, maka
dengan demikian masyarakat muslim yang lain sudah tidak lagi berkewajiban mengingatkannya.
Inilah yang dikehendaki dengan wajib kifayah.

Para ulama yang manghukumi wajib kifayahnya dakwah yaitu mengambil pengertian dari

menurut sebagian ulama ini berada. Hal ini didasarkan pada kata “‫”منكم‬ yang berfaidah “lit
tab’id” atau bermakna sebagian. Yakni yang dimaksud adalah “sebagian masyarakat muslim“
tidak seluruhnya. Argumentasi ini sebagaimana dijelaskan oleh Zamaksyari.

Dalam hal ini, DR. Awaludin Pimay (Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Walisongo Semarang) berpendapat, bahwa kewajiban dakwah yang dimaksud hanyalah sebatas
wajib kifayah. Beliau dalam hal ini lebih condong dengan dengan pendapat jumhur ulama yang
menyatakan wajib kifayahnya dakwah. Alasan beliau menyatakan demikian yaitu bahwa dalam
berdakwah mutlak diperukan adanya kompetensi sang dai yang berupa ilmu dan ma’rifah
agar Tujuan Dakwah Islamiyah dapat terlealisir sehingga esensi dakwah dapat sampai kepada
obyek dakwah (mad’u) secara sempurna.

C. Fungsi dan Tujuan Dakwah


1. Fungsi dakwah
Pada dasarnya dakwah memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi risalah dan
fungsi kerahmatan. Secara kerisalahan, dakwah dapat dipahami sebagai proses
pembangunan dan perubahan sosial menuju kehidupan yang lebih baik. Sedangkan dakwah
dalam fungsi kerahmatan adalah upaya menjadikan islam sebagai konsep bagi manusia

8
dalam menjalankan kehidupannya. Berdasarkan fungsi tersebut, dikembangkan beberapa
fungsi lain diantaranya :

a.         Fungsi Informatif

Menyampaikan suatu informasi kepada objek yang diinginkan.

b.        Fungsi Tabyin

Tabyin merupakan fungsi kedua setelah syari’at al-Qur’an itu diinformasikan kepada


publik. Para da’i harus bertindak sebagai narasumber yang berfungsi menjelaskan hakikat islam
kepada audien. Karena  itu tabyin merupakan salah satu konsep dakwah yang diperkenalkan
oleh al-Qur’an

c.         Fungsi Tabsyir

Tabsyir dan tanzil merupakan dua pendekatan dakwah yang barfungsi memberikan berita
gembira bagi para penerima dakwah dan sebaliknya menginformasikan tentang ancaman yang
akan menimpa orang-orang yang menolak kehadiran dakwah islam.

d.        Sebagai sebuah petunjuk, dakwah islam mutlak dilakukan agar islam menjadi rahmat
penyejuk bagi kehidupan manusia.

e.         Menjaga orisinal pesan dakwah dari Nabi SAW.dan menyeberkannya kepada lintas
generasi.

f.         Mencegah laknat Allah, yakni siksaan untuk keseluruhan manusia di dunia.

Tujuan umum dakwah islamiyah ialah membumikan ajaran islam(ajaran tauhid) dan
memperkenalkan Allah dan Rasul-Nya kepada manusia seluruhnya sehingga mereka tampil
sebagai umat terbaik yang selalu tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan larangan Allah
sebagaimana yang diperkenalkan oleh rasulullah SAW.

  

2.  Tujuan Dakwah

9
Adapun program kegiatan dakwah dan penerangan agama tidak lain adalah untuk
menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan dan pengalaman ajaran agama yang
dibawakan oleh aparat dakwah atau penerang agama.

Secara internal, tujuan dakwah adalah untuk membebaskan umat islam dari kefakiran dan
kekufuran. Sedangkan secaraeksternal, dakwah juga berrujuan membebaskan manusia(tidak
hanya umat islam) dari berbagai ancaman, kesempitan dan kesengsaraan hidup. Sehubungan
dengan ayat tersebut, Allah menganjurkan umatnya untuk menjadi pribadi yang selalu
memberikan kesejukan dan rahmat bagi orang lain.

Dari beberapa tujuan tersebut, Jum’ah Amin Abdul Aziz merincikan beberapa tujuan, antara lain:

·         Untuk memelihara agama (hifdhu al-din)

·         Memelihara jiwa (hifdhu al-nafs)

·         Memelihara akal (hifdhu al-‘aql)

·         Memelihara keturunan (hifdhu al-nasb)

·         Untuk memelihara harta (hifdhu al-mal)

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan materi yang sudah di bahas dapat di simpulkan bahwa Dakwah berarti
menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman kepada Allah sesuai dengan garis
aqidah, syari’ah dan akhlak islam. Kewajiban berdakwah merupakan kewajiban yang bersifat
taklifi dariAllah kepada umatNya agar apa yang menjadi tujuan islam dapat tercapai. Karena sifat
taklifi dan qat’i, maka jelas bahwa dasar hukum dakwah pastinya berasal dari sumber utama
hukum islam yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Dalam hal ini, seluruh ulama telah bersepakat
mengenai wajibnya berdakwah. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjadi sumber hukum ilmu dakwah
di antaranya; Surah An-Nahl ayat 125, Surah Ali Imron ayat 104, Surah An-Nahl ayat 25 dan
masih banyak ayat lainnya.

11
Daftar pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah

http://www.eurekapendidikan.com/2015/11/pengertian-dakwah-dalam-pandangan-hukum.html

http://syariatkita.blogspot.co.id/2014/12/dasar-hukum-dakwah.html

12

Anda mungkin juga menyukai