Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah
Al-Quran dan Fiqh Dakwah
Semester VI
Disusun Oleh,
Kelompok III:
Dosen Pembimbing :
Muhammad Rezi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
ۚ
َ Fُنُ ِإ َّن َربَّكَ هF بِٱلَّتِي ِه َي َأ ۡح َسFك بِ ۡٱل ِح ۡك َم ِة َو ۡٱل َم ۡو ِعظَ ِة ۡٱل َح َسنَ ۖ ِة َو ٰ َج ِد ۡلهُم
وF ُ ۡٱد
ِ ِع ِإلَ ٰى َسب
َ ِّيل َرب
١٢٥ َض َّل عَن َسبِيلِ ِهۦ َوهُ َو َأ ۡعلَ ُم بِ ۡٱل ُم ۡهتَ ِدين َ َأ ۡعلَ ُم بِ َمن
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS.
an-Nahl: 125)
Tidak ditemukan asbabun nuzul dari ayat ini, namun ayat ini
memiliki munasabah dengan surat al-Ankabut ayat 46:
٤٤ فَقُواَل لَهُۥ قَ ۡواٗل لَّي ِّٗنا لَّ َعلَّهۥُ يَتَ َذ َّك ُر َأ ۡو يَ ۡخ َش ٰى
3
Ayat-ayat di atas juga menjelaskan tentang perintah menyeru
mereka kepada syari’at, dan bantahlah mereka dengan bantahan yang
lebih baik dari pada bantahan lainnya, seperti memberi maaf, bersikap
lemah lembut terhadap mereka dengan menyampaikan kata-kata yang
baik.
3. Penafsiran
Nabi Muhammad SAW yang diperintahkan untuk mengikuti Nabi
Ibrahim as., sebagaimana terbaca pada ayat yang lalu, kini diperintahkan
lagi untuk mengajak siapapun agar mengikuti pula prinsip-prinsip ajaran
bapak para nabi dan pengumandang tauhid itu. Ayat ini menyatakan:
Wahai Nabi Muhammad, serulah, yakni lanjutkan usahamu untuk
menyeru semua yang engkau sanggup seru, kepada jalan yang
ditunjukkan tuhanmu, yakni ajaran Islam, dengan hikmah dan pengajaran
yang baik dan bantahlah mereka, yakni siapapun yang menolak atau
meragukan ajaran Islam, dengan cara yang terbaik. Itulah tiga cara
berdakwah yang hendaknya engkau tempuh mengahadapi manusia yang
beraneka ragam peringkat dan kecenderungannya, jangan hiraukan
cemoohan, atau tuduhan-tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin, dan
serahkan urusanmu dan urusan mereka pada Allah, karena sesungguhnya
Tuhanmu yang selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah
sendiri yang lebih mengetahui dari siapapun yang menduga tahu tentang
siapa yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah
saja juga yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya
sehingga mendapat petunjuk.1
4
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983), h. 322.
6
Akhir ayat Allah menjelaskan, bahwa Dia menegtahui siapa yang
sengsara dan siapa pula yang bahagia. Hal itu telah Dia tetapkan di sisiNya
dan telah usai pemutusannya. Serulah mereka kepada Allah, dan janganlah
kamu bersedih hati atas kesesatan orang-orang di antara mereka sebab
hidayah itu bukanlah urusanmu. Tugasmu hanyalah memberi peringatan
dan menyampaikan risalah dan perhitungannya adalah urusan Kami.5
4. Hikmah
5
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Syeikh, Terj. Tafsir Ibnu
Katsir, (Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2003), cet. 1, Jilid 5, h. 121.
6
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,..., h..
774.
7
dapat bertahan, baik yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang
maupun hanya oleh mitra bicara.7
ۡٱعفُ ع َۡنهُم ۡ َوا ِم ۡن َح ۡولِ ۖكَ ف ْ ُّب لَٱنفَض ِ فَبِ َما َر ۡح َم ٖة ِّمنَ ٱهَّلل ِ لِنتَ لَهُمۡۖ َولَ ۡو ُكنتَ فَظًّا َغلِيظَ ۡٱلقَ ۡل
َ َو ّكِلِينFَ َزمۡ تَ فَتَ َو َّك ۡل َعلَى ٱهَّلل ۚ ِ ِإ َّن ٱهَّلل َ يُ ِحبُّ ۡٱل ُمتFَِإ َذا عFَاو ۡرهُمۡ فِي ٱَأۡلمۡ ۖ ِر ف
ِ ٱست َۡغفِ ۡر لَهُمۡ َو َش
ۡ َو
١٥٩
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS.
ali-‘Imran: 159).
ر مِّمَّا جَي ۡج َمعُ و َنFَولَِئن قُتِ ۡلتُمۡ يِف َس بِ ِيل ٱللَّ ِه َأ ۡو ُمتُّمۡ لَ َم ۡغ ِف َرة ِّم َن ٱللَّ ِه َو َر ۡح َم ةٌ َخ ۡي
١٥٨ َولَِئن ُّمتُّمۡ َأ ۡو قُتِ ۡلتُمۡ ِإَل ىَل ٱللَّ ِه حُت ۡح َش ُرو َن١٥٧
Artinya: 157. Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau
meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik
7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,..., h..
775.
8
(bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan 158.
Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada
Allah saja kamu dikumpulkan
3. Penafsiran
11
Hamka, Tafsir al-Azhar,...,h. 130.
12
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Syeikh, Terj. Tafsir Ibnu
Katsir,..., 220.h. 221.
10
pemurah dan mulia, melupakan semua dosa yang dilakukan seseorang
serta memaafkan kesalahan-kesalahannya.13
13
Ahmad Musthafa al-Maragi, Tafsir al-Maraghi,..., h. 195.
14
Wahbah Zuhailli, Tafsir Al-Wasith, ..., h. 230.
15
Wahbah Zuhailli, Tafsir Al-Wasith, ..., h. 230.
16
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Syeikh, Terj. Tafsir Ibnu
Katsir,..., 220.h. 221.
17
Wahbah Zuhailli, Tafsir Al-Wasith, ..., h. 230.
11
yakni dalam urusan peperangan dan urusan dunia, bukan urusan syariat
atau agama. 18
18
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian al Qur’an,…,
257.
19
Hamka, Tafsir al-Azhar,..., hal. 131.
20
Wahbah Zuhailli, Tafsir Al-Wasith, ..., h. 230.
12
perlengkapan sendiri yang cukup memadai. Karena semua itu tidak cukup
untuk menunjang keberhasilan, selagi tidak dibarengi pertolongan dan
taufik Allah.21
4. Hikmah
Adapun hikmah ataupun ibrah dari Q.S Ali Imran: 159 ini dalam
kaitannnya dengan dakwah yaitu yang pertama dalam mengajak atau
berdakwah kepada orang lain hendaklah disampaikan dengan cara yang
lemah lembut, tidak kasar dan tidak keras hati. Dengan lemah lembut
disana akan menjadi daya tarik sendiri untuk seseorang dapat
mendengarkan apa yang kita sampaikan. Orang-orang atau objek dakwah
tersebut akan tertarik dengan apa yang kita sampaikan. Artinya seorang
da’I tersebut dapat menjadi teladan bagi orang lain. Sebagaimana akhlak
Rasulullah yang patut diteladani. Selanjutnya bentuk atau cara dakwah
yang dilakukan oleh seorang da’I atau setiap orang yang berdakwah itu
seperti memaafkan kesalahan orang lain dan membalas kejahatan dengan
kebaikan. Dengan cara demikian itu menunjukkan bahwa dalam
berdakwah itu kita menunjukkan atau mengajarkan sesuatu yang sesuai
dengan ajaran Al-Quran dan hadis Nabi SAW. Hikmah selanjutnya yaitu
kita bertawakal kepada Allah, karena Allah lah yang memberi taufik dan
hidayah kepada orang tersebut. sedangkan tugas seorang da’I atau orang
yang berdakwah adalah menyampaikan, sedangkan urusan hati orang
tersebut itu adalah urusan Allah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
Ahmad Musthafa al-Maragi, Tafsir al-Maraghi,..., h 198.
13
Metode yang baik dalam berdakwah, yaitu Pertama, dengan hikmah,
yaitu sesuatu yang mengena kebenaran berdasarkan ilmu dan akal. Hikmah
adalah argumen yang menghasilkan kebenaran yang tidak diragukan, tidak
mengandung kelemahan tidak juga kekaburan. Kedua, al-Mau’izah hasanah
yakni nasehat, uraian yang menyentuh hati yang mengantar kepada kebaikan.
Dan disampaikan dengan baik. Kemudian yang ketiga jidal, yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra diskusi dan
menjadikannya tidak dapat bertahan, baik yang dipaparkan itu diterima oleh
semua orang maupun hanya oleh mitra bicara.
B. Saran
14