Anda di halaman 1dari 28

TAFSIR TARBIYAH

Dosen pengampu: Khambali, S.PD.I.,M.PD.I.

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022
Tafsir tentang konsep Metode Pengajaran, yang
meliputi QS Al-Maidah : 67, QS Al-A’raaf : 176-177,
QS Ibrahim : 24-25 dan QS Al-Nahl ]: 125.
01.
QS Al-Maidah : 67
&
QS An-Nahl : 125
 

‫ت ر ٰسلَتَ ٗه ۗوهّٰللا‬
ُ َ ُ ‫ٰيٓاَيُّ َها ال َّر‬
ِ َ ‫س ْو ُل بَلِّ ْغ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْيكَ ِمنْ َّربِّكَ ۗ َواِنْ لَّ ْم تَ ْف َع ْل فَ َما بَلَّ ْغ‬
‫س اِنَّ هّٰللا َ اَل يَ ْه ِدى ا ْلقَ ْو َم ا ْل ٰكفِ ِر ْي َن‬
ِ ۗ ‫ص ُم َك ِم َن النَّا‬ ِ ‫يَ ْع‬

Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau
lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan
Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang kafir. (QS. Al-Maidah : 67)
Tafsir jalalayn

(Hai rasul, sampaikanlah) semua (yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu) dan janganlah
kamu sembunyikan sesuatu pun daripadanya karena takut akan mendapatkan hal-hal yang
tidak diinginkan (dan jika tidak kamu lakukan) tidak kamu sampaikan semua yang
diturunkan padamu itu (berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya) risalah dengan
tunggal atau jamak karena menyembunyikan sebagian berarti menyembunyikan semuanya.
(Dan Allah memelihara kamu dari manusia) agar tidak sampai membunuhmu. Pada mulanya
Rasulullah saw. itu dikawal sampai turun ayat ini, lalu sabdanya, "Pergilah karena
sesungguhnya Allah memeliharaku!" Riwayat Hakim. (Sesungguhnya Allah tidak
memberikan bimbingan kepada kaum yang kafir.)
Ayat ini menjelaskan tentang amanah yang diberikan kepada
Rasulallah saw, Rasul diberikan tugas oleh Allah untuk
menyampaikan wahyu kepada umatya, yaitu ajaran- ajaran
Islam. Hadits Shahih Yang Berhubungan Dengan Surah Al
Maa’idah (5) ayat 67 Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Yusuf Telah menceritakan kepada kami Sufyan
Essensi / isi dari Isma’il dari Asy Sya’bi dari Masruq dari Aisyah radliallahu
anhu dia berkata, "Siapapun yang berkata bahwa Muhammad
kandungan shallallahu alaihi wasallam menyembunyikan sebagian dari
yang telah diwahyukan kepadanya, maka dia telah berdusta.
Karena Allah telah berfirman: Wahai Rasul, sampaikanlah apa
yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu.
Metode pembelajaran menurut QS. Al Maidah : 67
• Implementasi metode tablig

Dalam konteks pendidikan diantaranya adalah bahwa guru harus menyampaikan ilmunya kepada siswa sesuai
dengan kadar kemampuannya, tidak boleh ada materi-materi yang seharusnya disampaikan tetapi tidak
disampaikan. Guru seyogyanya selalu meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya dari hari kehari yang
pada ujungnya keilmuan tersebut diajarkan atau disampaikan kepada siswa-siswanya.
Untuk dapat mengimplementasikan metode tabligh, guru dituntut untuk mengetahui dan menguasai metode
atau strategi dalam menyampaikan materi. Karena sebaik apapun materi kalau disampaikan menggunakan
metode yang kurang tepat maka pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan bisa tidak utuh atau
bahkan bisa keliru. Penyampaian materi juga harus humanis, artinya guru harus menghargai hak-hak siswanya,
memperlakukan siswanya sebagai manusia yang punya potensi untuk dikembangkan. Selain itu guru juga
harus punya kesadaran dan komitmen dalam dirinya bahwa ilmu yang mereka miliki adalah sebuah amanah
Tuhan untuk disampaikan dan dipertanggung jawabkan kelak.
 

‫س ۗ ُن اِ َّن‬ َ ‫اُ ْد ُع اِ ٰلى‬


َ ‫سبِ ْي ِل َربِّكَ بِا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َم ْو ِعظَ ِة ا ْل َح‬
َ ‫سنَ ِة َو َجا ِد ْل ُه ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَ ْح‬
‫سبِ ْيلِ ٖه َو ُه َو اَ ْعلَ ُم بِا ْل ُم ْهتَ ِد ْي َن‬ َ ْ‫َربَّكَ ُه َو اَ ْعلَ ُم بِ َمن‬
َ ْ‫ض َّل َعن‬

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl : 125)
Tafsir ringkas Kemenag RI

Usai menyebut keteladanan Nabi Ibrahim sebagai imam, nabi, dan rasul, dan meminta Nabi
Muhammad untuk mengikutinya, pada ayat ini Allah meminta beliau menyeru manusia ke
jalan Allah dengan cara yang baik, “Wahai Nabi Muhammad, seru dan ajak-lah manusia
kepada jalan yang sesuai tuntunan Tuhanmu, yaitu Islam, dengan hikmah, yaitu tegas, benar,
serta bijak, dan dengan pengajaran yang baik. Dan berdebatlah dengan mereka, yaitu siapa
pun yang menolak, menentang, atau meragukan seruanmu, dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Yang Maha Memberi petunjuk dan bimbingan, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dan menyimpang dari jalan-Nya, dan Dialah pula yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk dan berada di jalan yang benar
1. Allah memerintahkan Rasulullah untuk berdakwah
menyeru manusia kepada agama-Nya. Kewajiban
berdakwah ini juga berlaku bagi umat Islam.
2. Ayat ini menjelaskan tiga metode dakwah yakni hikmah,
mauidhah hasanah (pengajaran yang baik) dan jidal (debat)
dengan cara baik.
Essensi / isi 3. Allah hanya mewajibkan dakwah, sedangkan apakah
seseorang mendapat hidayah atau tidak adalah urusan
kandungan Allah. Bukan kewajiban seorang dai.
4. Allah Maha Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya
dan siapa yang mendapat petunjuk. Dia Maha Mengetahui
siapa yang mau menolak dakwah dan siapa yang mau
menerimanya.
Metode pembelajaran menurut QS. An Nahl (16) : 125

• Mujadalah

Kata mujadalah berasal dari kata jadala yang makna awalnya percekcokan dan perdebatan. Dalam konteks
dakwah dan pendidikan diartikan dengan dialog atau diskusi. Berkenaan dengan pengertian jadala, para
ulama mengartikan jadala dengan bertukar pikiran (berdialog), termasuk dengan cara saling mengalahkan
argumentasi lawan. Dengan demikian asumsi sementara bila di dalam Al-Qur'an terdapat dialog dan ada
usaha saling mematahkan lawan dan bersifat keras, maka dialog tersebut sebagai jadal atau mujadalah. Jadal
juga bermakna sampaikan argumentasi kepada mereka dengan argumentasi yang sifatnya baik, meyakinkan
dan dengan lembut, serta santun, dan berbicara dengan kata-kata yang sejuk, memaafkan orang yang berbuat
buruk, dan tanggapilah keburukan dengan kebaikan, dan perdebatan harus dimaksudkan untuk mencapai
kebenaran, tanpa mengeraskan suara, mencaci, mencela, atau meremehkan dan melecehkan
Metode pembelajaran menurut QS. An Nahl (16) : 125

Diskusi memberikan sumbangan yang berharga pada siswa dalam rangka belajar, diantaranya :
a) Membantu siswa untuk mengambil keputusan yang lebih baik daripada memutuskan sendiri.
b) Siswa tidak terjebak jalan pemikiran sendiri, yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan ssempit.
c) Memberi motivasi terhadap berfikir dan meningkatkan perhatian kelas terhadap apa yang sedang dipelajari.
d) Membantu mengerahkan atau mendekatkan hubungan antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan
derajat pengertian dari anggota kelas.
e) Mencari keputusan suatu masalah.
f) Melatih siswa untuk merumuskan pikirannya secara sistematis sehingga dapat diterima orang lain.
g) Membiasakan siswa mendengarkan pendapat orang lain, walaupun berbeda dengan pendapatnya, hal ini
akan membangun toleransi yang baik.
02.
QS Ibrahim : 24 - 25
 

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit” (24) “Pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat” (25)
(QS.Ibrahim : 24-25)
Tafsir Quraish shihab ayat 24

Tidak tahukah engkau, wahai manusia, bagaimana Allah membuat permisalan


kalimat yang baik dan kalimat yang buruk. Dia memisalkan kalimat yang baik
bagaikan pohon yang banyak manfaatnya. Pangkalnya tertanam kokoh dengan
akar-akarnya di dalam tanah, sedang pucuk-pucuknya menjulang tinggi ke
angkasa. Kalimat yang baik ini termasuk di dalamnya kalimat tauhid: pengesaan
Allah dengan kalimat Lâ Ilâh Illâ Allâh.
Essensi / isi kandungan ayat 24

Perumpamaan yang disebutkan dalam ayat ini, ialah perumpamaan mengenai kata-kata ucapan yang
baik, misalnya kata-kata yang mengandung ajaran tauhid, seperti “La ilaha illa llah” atau kata-kata
yang mengajak manusia kepada kebajikan dan mencegah mereka dari kemungkaran. Kata-kata seperti
itu diumpamakan sebagai pohon yang baik, “akarnya tempat bersila, batangnya tempat bersandar,
daunnya tempat bernaung, dan buahnya lezat dimakan”. Artinya memberi manfaat yang banyak.
Agama islam mengajarkan kepada umatnya, agar membiasakan diri menggunakan ucapan yang baik,
yang berfaedah bagi dirinya dan bermanfaat bagi orang lain. Ucapan seseorang menunjukan watak dan
kepribadiannya serta adab dan sopan santunya. Sebaliknya, setiap muslim harus menjauhi ucapan dan
kata-kata yang jorok, yang dapat menimbulkan kemarahan, kebencian, permusuhan dan menyinggung
perasaan atau menumbulkan rasa jijik bagi yang mendengarnya.
Tafsir Quraish shihab ayat 25

Dengan kehendak penciptanya, pohon itu selalu berbuah pada waktu-waktu


tertentu. Demikian juga kalimat tauhid: tertanam kokoh dalam hati orang
Mukmin, dan amalannya naik menuju Allah. Dia selalu mendapatkan berkah dan
balasannya pada setiap waktu. Demikianlah, Allah telah menerangkan permisalan
kepada manusia dengan mendekatkan makna-makna abstrak melalui benda-
benda inderawi, agar mereka dapat mengambil pelajaran lalu beriman.
Essensi / isi kandungan ayat 25

Dalam ayat ini digambarkan, bahwa pohon yang baik selalu memberikan buahnya pada setiap manusia dengan
seizin Tuhanya. Sebab itu manusia yang mengambil manfaat dari pohon itu hendaklah bersyukur kepada Allah,
karena pada hakikatnya, bahwa pohon itu adalah rahmat dan nikmat dari Allah SWT. Demikian pula halnya kata-
kata yang baik yang kita ucapkan kepada orang lain, misalnya dalam memberikan ilmu pengetahuan yang berguna
dan manfaatnya akan didapat oleh orang banyak. Dan setiap orang yang memperoleh ilmu pengetahuan dari
seorang guru haruslah bersyukur kepada Allah karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
melalui seseorang adalah karunia dan rahmat dari Allah SWT. Dan Allah SWT mengadakan perumpamaan. Diberi
perumpamaan yang indah ini supaya manusia tetap ingat, agar bibit pohon yang telah ditanam dalam jiwa dan akal
kita sejak kita dilahirkan ke dunia jangan sampai layu, biar dia tumbuh dengan suburnya. Contoh kalimat baik
berarti juga iman : maka pupuknya ialah ibadah dan zikir (ingat) yang tidak berhenti-henti kepada Allah dan
buahnya ialah amal.
Metode Pendidikan Dalam Ayat Ini:

1. Metode perumpamaan
Metode pendidikan yang baik dalam kegiatan belajar
Dalam dunia pendidikan, membuat perumpamaan akan
membantu memahamkan dan mengingatkan peserta mengajar harus:
didik terhadap makna perkataan, karena hati lebih 1) Menggunakan perumpamaan yang baik-baik saja
mudah di lunakkan dengan perumpamaan-
perumpamaan. Dengan perumpamaan, sesuatu yang agar mendapatkan contoh yang baik sehingga
rasional bisa disesuaikan dengan sesuatu yang indrawi. peserta didik dapat menirunya.
Maka, tercapailah pengetahuan yang sempurna tentang
sesuatu yang diumpamakan. 2) Menggunakan kata-kata yang baik dan benar agar
peserta didik mampu menyerap manfaat darinya.
2. Metode kontemplasi
Dalam ayat ini memberikan gambaran kepada kita untuk 3) tidak diperbolehkan menggunakan katakata buruk
merenungi dan mentafakuri ciptaan Allah SWT agar yang dapat mempengaruhi perilaku siswa.
dapat diambil hikmah dan pelajarannya. Dengan metode
4) senantiasa menggunakan Al-Qur’an dan Hadits
kontemplasi, pendidik dapat mengambil hikmah dan
pelajaran dari kandungan ayat-ayat Allah yang memiliki sebagai acuan dalam kegiatan belajar mengajar.
kandungan-kandungan makna yang tersirat, sehingga
dapat menyampaikannya kepada peserta didik.
03.
QS Al-A’raaf : 176 - 177
“Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia
cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika
kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya (juga).
Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu
agar mereka berpikir” (176) “Sangat buruk perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami; mereka
menzalimi diri sendiri” (177)
(QS. Al-A’raaf : 176 – 177)
Tafsir Quraish Shihab ayat 176

Jika Kami menghendaki untuk mengangkat derajatnya ke golongan orang baik, niscaya Kami
lakukan dengan memberinya petunjuk untuk mengamalkan ayat-ayat yang Kami turunkan. Akan
tetapi dia lebih memilih tersungkur di bumi dan tidak mengangkat derajatnya ke langit. Dia selalu
mengikuti hawa nafsunya yang rendah. Keadaannya yang selalu berada dalam gundah gulana dan
sibuk mengejar hawa nafsu duniawi, persis seperti anjing yang selalu menjulurkan lidah, baik saat
dihalau maupun tidak, karena begitu kuatnya bernafas. (1) Begitu jugalah seorang budak dunia,
selalu tergila-gila dengan kesenangan dan hawa nafsu duniawi. Sesungguhnya ini merupakan
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat yang Kami turunkan. Maka, ceritakanlah,
wahai Nabi, kisah ini kepada kaummu, agar mereka berfikir dan beriman." (1) Ayat ini
mengutarakan suatu fenomena bahwa anjing akan selalu menjulurkan lidah, saat dihalau maupun
dibiarkan. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa anjing tidak memiliki kelenjar keringat di kaki
yang cukup, yang berguna untuk mengatur suhu badan. Karena itulah, untuk membantu mengatur
suhu badan, anjing selalu menjulurkan lidah. Sebab, dengan cara membuka mulut yang bisa
dilakukan dengan menjulurkan lidah, anjing dapat bernafas lebih banyak dari biasanya.
Essensi/isi kandungan ayat 176
Bagi orang-orang yang mengamalkan ayat-ayat Allah akan di tinggikan derajatnya, dan apabila bagi
orang-orang yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah karena cenderung kepada dunia dan menurutkan
hawa narfsunya, maka Allah tidak akan memberikan hidayah baginya. Orang yang terpedaya oleh
jebakan setan diumpamakan sebagai anjing yang senantiasa menjulurkan lidahnya, seakan sifat
rakusnya tak pernah habis. Kerakusan untuk memperoleh harta dan kedudukan yang lebih besar dan
lebih tinggi adalah kerakusan yang bersumber dari kesombongan. Meskipun seseorang memiliki ilmu
dan pengetahuan yang banyak, namun bila ilmu tidak memberikan petunjuk kepada dirinya, maka ilmu
itu akan membuat ia semakin jauh dari Allah SWT. Hinanya orang yang tidak mengamalkan ayat-ayat
Allah sehingga Allah akan memberikan peringatan kepada orang yang demikian itu agar sadar dan mau
beriman.
Sangat buruk perumpamaan keadaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami karena mereka
mengabaikan tuntunan pengetahuannya, bahkan berbuat
zalim. Dengan mengingkari kebenaran, mereka
sebenarnya tidak lain telah menzalimi diri mereka Tafsir Kemenag
sendiri. Begitulah, seburuk-buruk manusia adalah orang
RI ayat 177
yang mempunyai pengetahuan keesaan Allah dan
agama-Nya, tetapi karena didorong oleh hawa nafsu
duniawi, dia meninggalkan ilmunya dan berubah
menjadi kafir kepada Allah.
Pada ayat ini Allah menegaskan lagi betapa buruknya
perumpamaan bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat
Allah. Mereka disamakan dengan anjing baik karena
kesamaan kelemahan keduanya yakni mereka tetap
dalam kesesatan diberi peringatan atau tidak diberi
peringatan, atau karena kesamaan kebiasaan keduanya.
Essensi/isi kandungan Anjing itu tidak mempunyai cita-cita kecuali keinginan
ayat 177 mendapat makanan dan kepuasan. Siapa saja yang
meninggalkan ilmu dan iman lalu menjurus kepada
hawa nafsu, maka dia serupa dengan anjing. Orang yang
demikian tidak siap lagi berfikir dan merenungkan
tentang kebenaran. Orang yang demikian itu sebenarnya
menganiaya dirinya sendiri.
Metode pengajaran menurut Qs. Al-A’raf ayat 176-177 :

1. Metode Perumpamaan 2. Metode cerita (kisah)


Seorang pendidik mengumpamakan seekor anjing yang Seorang pendidik mengajarkan kepada muridnya
terus menjulurkan lidahnya. Dalam hal ini seorang dengan cara menceritakan kisah tentang seseorang
pendidik mengajari anak didiknya untuk senantiasa yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah
bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan Allah di milikinya. Seperti Qorun yang tamak akan harta
kepada kita. Jangan merasa kekurangan, seperti seekor yang dimilikinya, sehingga dengan ketamakannya itu,
anjing baik itu ketika ia lapar, haus, berlari, maupun Allah menengglamkannya bersama hartanya tersebut.
kenyang, ia terus menjulurkan lidahnya.
Kelebihan metode ini yaitu mempermudah siswa
memahami apa yang disampaikan pendidik, dan
Perumpamaan dapat merangsang kesan terhadap makna
yang tersirat dalam perumpamaan tersebut.
Dengan demikian, ayat tersebut memberikan perumpamaan tentang siapapun yang sedemikian
dalam pengetahuannya sampai-sampai pengetahuan itu melekat pada dirinya, seperti melekatnya
kulit pada daging. Namun ia menguliti dirinya sendiri dengan melepaskan tuntutan
pengetahuannya. Ia diibaratkan seekor anjing yang terengah-engah sambil menjulurkan lidahnya
sepanjang hidupnya. Hal ini sama seperti seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan tetapi ia
terjerumus karena mengikuti hawa nafsunya. Ia tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya dengan
ilmu yang ia miliki. Seharusnya pengetahuan tersebut yang membentengi dirinya dari perbuatan
buruk, tetapi ternyata baik ia sudah memiliki hiasan dunia ataupun belum, ia terus menerus
mengejar dan berusaha mendapatkan dan menambah hiasan duniawi itu karena yang demikian
telah menjadi sifat bawaannya seperti keadaan anjing tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai