Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DAKWAH ISLAM

XI F-5

Kelompok 4:

1. Dava Rizki Widya Pratama (F5/13)


2. Devi Anggita Choirunnisa (F5/14)
3. Febyani Wulan Sari (F5/15)
4. Galih Aji Saputra (F5/16)

SMA NU AL MA’RUF KUDUS

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Dakwah Islam”.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan kelompok kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada anggota
kelompok kami yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dalam segi penyusun bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga dapat
memperbaiki makalah ini.

Kudus, 05 Agustus 2023

Hormat Kami,

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dakwah Islam adalah suatu cara untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam


kepada seluruh umat manusia agar selalu berpegang teguh terhadap nilai-nilai
ajaran Islam disetiap saat dan keadaan. Dakwah dilakukan dengan beragam cara
dan metode sesuai dengan kemampuan dan tujuan yang diharapkan. Dakwah
merupakan bagian yang melekat erat bagi seluruh umat Islam yang beriman
kepada Allah SAW. Baik bagi kelompok maupun individu yang mengerti,
memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Istilah tersebut lebih dikenal
dengan sebutan “Da’i” atau “Mubaligh”.

Tujuan dakwah itu sendiri untuk membentuk umat manusia agar lebih baik
khususnya bagi para remaja agar memiliki kualitas akidah, ibadah, serta akhlak
yang tinggi.

Metode penyampaian dakwah sebagai salah satu elemen dakwah harus benar-
benar diperbaiki oleh da’i. Dakwah dengan menggunakan metoe klasik ceramah
lebih didominasi oleh kelompok orang tua ketimbang remaja. Oleh sebab itu, dai
perlu pengembangan metode dakwah dikalangan remaja. Terkait dengan
pengembangan metode, islam tidak melarang tentang penggunaan metode dalam
berdakwah. Hal ini dapat terdapat di firman Allah SWT dalam surah An-nahl ayat
125:

َ ‫ا ُ ْد ُع ِا ٰل ى َس ِب ْي ِل َر ِّب‬
ْ ‫ك ِب ا ْل ِح ْك َم ِة َو ا ْل َم ْو ِع َظ ِة ا ْل َح َس َن ِة َو َج ا ِد ْل ُه ْم ِب ا لَّ ِت‬
‫ي‬
ُ ‫ض َّل َع ْن َس ِب ْي لِ ٖه َو ُه َو اَ ْع لَ م‬ َ ‫ك ُه َو اَ ْع لَ ُم ِب َم ْن‬ َ ‫ِه َي اَ ْح َس ۗ ُن ِا َّن َر َّب‬
َ ‫ِب ا ْل ُم ْه َت ِد ْي‬
‫ن‬

Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantulah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu
Dialah yan lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-nahl
ayat 125)

Firman Allah di atas menjelaskan bahwa dalam menyeru ke jalan Allah, umat
islam diperbolehkan menggunakan salah satu, sebagian maupun seluruh metode
yang disebutkan dalam firman tersebut. Oleh sebab itu, metode apapun yang
boleh digunakan dalam berdakwah, asal tidak bertentangan dengan syariat islam.
Manusia diciptakan memiliki keunggulan daripada makhluk-makhluk Allah
yang lainnya, yaitu memiliki akal dan pikiran. Dengan adanya akal dan pikiran
manusia mampu membedakan mana hal yang baik dan buruk dan manusia
diharapkan mampu mengetahui mana perintah dan larangan. Tetapi persepsi
terhadap sesuatu yang baik dan buruk bagi setiap orang berbeda-beda. Belum
tentu yang dianggap baik bagi salah satu orang, baik pula bagi orang-orang yang
lainnya. Maka dari itu, proses Dakwah Islam yaitu utuk meluruskan persepsi atau
cara pandang seseorang agar dapat kembali kepada nilai-nilai Islam yang
diajarkan.

Dalam penyajian materi dakwah, Al-Qur’an pun disajikan secara berangsur-


angsur sesuai kebutuhan manusia pada saat itu. Karena manusia pada dasarnya
terdiri dari unsur jasmaniyah dan rohaniyah (jiwa), sehingga dalam penyajian
materi dakwah benar-benar harus memperhatikan semua unsur yang ada pada
manusia (mad’u) tersebut. Maka akan dapat ditentukan materi dan waktu
penyajian yang tepat.

Berjalan diatas kebenaran tidak selamanya mudah. Rasulullah dan para Nabi
berdakwah dengan penuh tantangan bahkan derita pun mereka dapatkan dari
orang orang yang menentang ajaran mereka. Pertarungan antara yang haq dengan
yang bathil begitu nyata. Oleh karena itu, dakwah harus dilakukan dengan penuh
kesabaran, ketabahan dan pengorbanan. Dakwah yang pada nantinya sebagai
pertanggung jawaban di akhirat yang selama-lamanya, yang hasilnya nanti hanya
disandarkan kepada Allah SWT. Karena Allah SWT sudah memberi jaminan bagi
orang-orang yang berdakwah sesuai dengan firmanNya dalam surah Ali-Imran
ayat 104.
ٰۤ ُ
‫ك ُه ُم ْال ُم ْفلِح ُْو َن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫َو ْل َت ُكنْ ِّم ْن ُك ْم اُم ٌَّة ي َّْدع ُْو َن ِالَى ْال َخي ِْر َو َيْأ ُمر ُْو َن ِب ْال َمعْ ر ُْوفِ َو َي ْن َه ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا‬

Artinya: Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’kruf, dan mencegah dari yang munkar.
(ali-imran ayat 104)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Adab Dalam Bedakwah?

2. Bagaimana metode dan strategi Jama’ah Tabligh?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui Adab dalam berdakwah


2. Untuk mengetahui

D. MANFAAT PENULISAN
BAB II

PEMBAHASAN

A. KAJIAN TEORI

merujuk arti bahasa kata "dakwah" merupakan masdhar (kata dasar) dari da'a
mempunyai arti mengajak ,memanggil,dan menyeru untuk hal tertentu .orang
yang melakukan dakwah di sebut da'i ( laki laki ) dan daiyah (perempuan).

jika di tinjau dari makna istilah , ada beberapa pengertian dakwah , yaitu:

1. setiap egiatan yang mengajak ,menyeru,dan memanggil orang atau kelompok


orang untuk beriman kepada allah swt. sesuai dengan ajaran akidah
(keimanan) ,syariah (hukum) dan akhlak islam.

2, kegiatan mengajak orang lain ke jalan allah swt. secara lisan atau perbuatan
untuk kemudian di amalkan kedalam kehidupan sehari hari supaya mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat

3. kegiatan mengajak orang orang untuk mengamalkan ajaran islamdi dalam


kehidupan sehari hari

4. seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha untuk mengubah agar
keadaannya lebih baik lagi, naik pribadi maupun masyarakat.

Tersimpul dari pengertian tersebut, dakwah adalah mengajak orang lain untuk
menyakini kebenaran ajaran islam dan mengamalkan ajaran islam, agar tercapai
pola hidup yang lebih baik, sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
dakwah tidak hanya berupa tablig , khutbah dan majelis taklim

Keberhasilan dakwah sangat di tentukan oleh amaliah dan akhlakul karimah


yang di pantulkan dari setiap muslim, apalagi yang berprofesi menjadi dai dan
daiyah, tentu banyak faktor lain yang mempengaruhi. menjadi hal yang aneh, jika
sedai tidak mengamalkan apa yang disampaikan, dan tidak satunya kata yang
disampaikan.

B. ISI PEMBAHASAN

A. ADAB DALAM BERDAKWAH

Adab memili sebuah arti kesopanan, keramahan dan kehalusan budi pekerti. Adab
erat kaitannya dengan akhlak, perilaku terpuji. Adab adalah norma aturan
mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama. Adab sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari.
Adab yang harus diperhatikan ketika dakwah adalah:

1. Dakwah dengan cara hikmah, merupakan sebuah jalan atau cara dakwah
dengan mengajak dan menyeru kepada jalan Allah dengan mempertimbangkan
aspek-aspek pengetahuan seperti bijaksana, adil, sabar, dan penuh dengan
ketabahan serta mempertimbangkan kondisi dan situasi objek dakwah.

2. Dakwah menggunakan cara Mauidzul Hasanah, merupakan metode dakwah


yang digunakan oleh da'i dengan menggunakan ucapan-ucapan atau kalimat-
kalimat yang disampaikan dengan cara yang baik serta memberikan petunjuk
kearah kebaikan.

3. Dakwah dengan cara Mujadalah, merupakan diskusi atau tukar pikiran yang
berjalan secara dinamis dan santun dengan menghargai pendapat orang lain dan
tidak memberikan tekanan-tekanan kepada objek dakwah.

4. Dakwah melalui teladan yang baik (Uswatun Hasanah).

Allah SWT berfirman:

Atinya : serulah ( manusia ) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik, berdebatlah dengan mereka dengan cara yang terbaik.
sesuguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-
nya

B. TUjuan dan Sasaram Dakwah

Tujuan Dakwah yaitu:

1. Beriman hanya kepada Allah SWT. dan tidak melakukan kemusyrikan


(tauhid/akidah)

2. Menjadikan seluruh aktivitasnya beribadah kepada Allah SWT (Ikhlas/Syariah)

3. Mengerjakan amal shaleh dalam arti yang seluas-luasnya (amal


ibadah/muamalah)

4. Berakhlak mulia yang tolok ukurnya adalah akhlak Rasulullah SAW.

Sasaran Dakwah:
a) Memberi semangat kepada manusia agar selalu mengingatkan kualitaas dan
amal, dari baik menjadi terbaik, sudah banyak amalnya agar di perbanyak lagi
serta dari yang sekedar mengajar formalitas menuju ke substansi, sehingga profil
mukmin yang sejati menjadi nyata adany

b) mengubah jalan hidup yang tidak baik menjadi baik, serta yang menyimpang
dari aturan Allah Swt. agar kembali ke jalannya ( melalui taubatan nasuhah )
sehingga derajat dan manusia yang sudah terpuruk dan jatuh ke lembah nista
dapat terangkat kembali, dan mengalami kehidupan secara benar

C. Macam dab Bentuk Dakwah

Secara umum dakwah islam itu dapat dikategorikan ke dalam tiga macam,
yaitu:

1. Dakwah bi Al-Lisan

yaitu dakwah yang dilaksanakn melalui lisan, yang dilakukan antara lain
dengan ceramah-ceramah. khutbah, diskusi, nasihat, dan lain lain. Metode
ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh para juru dakwah/da'i, baik
ceramah di majelis ta'lim, khutbah jum'at dimasjid-masjid atau ceramah
pengajian-pengajian. Dari aspek jumlah barang kali dakwah melalui lisan
(ceramah dan yang lainnya) ini sudah cukup banyak dilakukan oleh para juru
dakwah/da'i ditengah-tengah masyarakat.

Bahasa dakwah yang digambrakan dalam Al Qur'an, yakni tegas dalam


menetapkan urusan dan halus cara penyelesaiannya. Pemilihan kata-kata yang
tepat ketika berdakwah, diklasifikasikan Al-Qru'an dalam beberapa bentuk sesuai
dengan mad'u (objek dakwah) yang dihadapi, diantaranya:

1) Qau;an Balighan (Perkataan yang membekas pada jiwa). Al-Qu'an


tekanannya, tergantung siapa mad'unya. Kata baligh dalam bahasa arab artinya
sampai, kena sasaran, atau mencapai tujuan. BIla dikaitkan dengan qawl (ucapan
atau komunikasi), maka baligh berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat
mengungkapkan apa yang dikehendaki. Karena itu qaulan balighan dapat
diartikan komunikasi yang efektif. Dari sebagai komunikator dituntut agar mampu
berbicara yang efektif dalam menyampaikan pesan dakwahnya agar tepat
mengenai sasaran.

2) Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut). Perkataan yang mengandung


anjuran, ajakam, hendaklah menggunakan kata-kata yang lemah lembut, suara
yang enak didengar, sikap yang bersahabat dan berperilaku yang enak didengar,
sika[ yang bersahabat dan perilaku yang menyenangkan dalam menerukan agama
Allah.
3) Qaulan Ma'rufan (perkataan yang baik). Bermakna perkataan yang baik atau
perkataan yang pantas. Qaul ma'ruf adalah perkataan yang baik, menancap ke
dalam jiwa, sehingga diajak bicara tidak merasa sianggap bodoh (safih),
perkataan yang mengandung penyesalan ketika ketika tidak bisa memberi atau
membantu, perkataan yang tidak menyakitan dan yang sudah dikenal sebagai
perkataan yang baik.

4) Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan). Maisuran berasal dari kata yasura-
yaisiru-yusran, yang artinya mudah. Atau diartikan sebagai ucapan yang
menyenangkan, lawannya adalah ucapan yang menyulitkan. Dakwah dengan
qaulan maisuran berarti pesan yang disampaikan itu sedehana, mudah dimengerti
dan dipahami, tanpa memerlukan pemikiran yang mendalam.

5) Qaulan Kariman (perkataan yang mulia). Setipa perkataan yang dikenal


lembut, baik yang mengandung unsur pemuliaan dan penghormatan. Sedangkan
pendekatan yang digunakan ialan dengan perkataan yang mulia, santun, penuh
hormat, dan penghargaan, tidak menggurui, sebab kondisi fisik mereka yang keras
dan terkesan menggurui. Oleh karenanya, da'i harus bersikap hormat terhadap
mad'u yang tergolong usia lanjut seperti memperlakukan orang tua sendiri.

B. Dakwah bi al-Qalam

yaitu, dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan keahlian menulis di surat
kabar, majalah, buku, maupun internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh
dakwag bi al-qalam ini lebih luas daripada melalui media lisan, demikian pula
metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk
kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja mad'u atau objek dakwah da[at
menikmati sajian dakwah bi al-qalam ini.

Dalam dalwah bi al-qalam ini diperlukan kepandaian khusus dalam menulis,


yang kemudia dipersebarluaskan melalui media cetal (pronted publication).
Bentuk tulisannya antara lain bisa berbentuk artike; keislamian. Tanya jawab
hukum islam, rubrii dakwah, rublik pendidikan agama, kolom keislaman, cerita
religius, cerpen religius, puisi keagaman, publikasi khutbah, pamphlet keislaman,
buku-buku dan lain-lain.

C. Dakwah bi al-Hal

Anda mungkin juga menyukai