Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dakwah
Disusun oleh :
Kelompok 5
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah,
taufiq, serta inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam
semoga tetap tercurahkan ke hadirat Rasulullah saw yang membimbing kita menuju jalan
yang diridhoi oleh-Nya. Makalah yang dapat kami selesaikan. Penyusunan makalah ini
diharapkan dapat memberikan informasi tentang ilmu terkait Metode Dakwah.
Dalam pembuatan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada, dosen
pengampu kami yang telah berkenan mengizinkan pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Demikian makalah ini kami hadirkan dengan segala kesungguhan dan kekurangan
kami. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
.
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Suatu diantara bagian yang harus ada hikmah dalam dakwah ialah metode
dakwah. Penggunaan metode yang hikmah akan memudahkan suksesnya dakwah.
Untuk itu dai harus (1) memilih metode dakwah yang sesuai tingkat kebudayaan
dan kecerdasan objek dakwahnya, (2) memilih tempat, keadaan, dan waktu dakwah
dilaksanakan. Jika dai tidak memperhatikan hal ini, maka dakwahnya akan
ditanggapi dengan apatis atau tertawa karena lucu sementara substansinya tidak di
perhatikan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode dakwah?
2. Apa saja bentuk-bentuk metode dakwah?
3. Bagaimana metode dakwah Rasulullah SAW?
4. Apa saja sumber-sumber metode dakwah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
M. Arifin, Ilmu pendidikan islam, Jakarta; Bumi Aksara, 1991, Cet. 1, h. 61.
2
Drs. H. Hasanuddin, hukum Dakwah, Jakarta; Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. Ke-1, h. 35.
3
Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, Malaysia; Nur Niaga SDN. BHD, 1996,
Cet. 1, h. 5.
4
Abdul Kadir Sayid Abd. Rauf, Dirasah Fid Dakwah al-Islamiyah, Kairo; Dar El-Tiba’ah al-
Muhammadiyah, 1987, Cet. 1, h. 10.
3
Dari pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa metode dakwah
adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada
mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang5. Hal ini
mengandung arti bahwa pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan
human oriented menempatkan hargaan yang mulia atas diri manusia.
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta; Gaya Media Pramata,1998 Cet. 1, h. 43.
4
B. Bentuk Bentuk Metode Dakwah
Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode dakwah itu
meliputi tiga cakupan, yaitu:
6
Ibnu Qoyyim, At Tafsiru Qoyyim, h. 226
5
dan menghilangkan keraguan atau kesamaran. Selanjutnya, Syeikh Zamakhasyari
mengatakan hikmah juga diartikan sebagai Al-Qur’an yakni ajaklah mereka
(manusia) mengikuti kitab yang memuat hikmah7.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa al-Hikmah adalah
merupakan kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih, memilih dan
menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objectif mad’u. Al-Hikmah
merupakan kemampuan da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin islam serta realitas
yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu,
al-hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan
praktis dalam berdakwah.
َ ظ ِة ْال َح
2. Al-Mau’idza Al-Hasanah( سنَ ِة َ ) َو ْال َم ْو ِع
Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau’izhah dan
hasanah. Kata mau’izhah berasal dari kata wa’adza ya’idzu-wa’dzan-‘idzatan yang
berarti; nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan8. Sementara hasanah
merupakan kebalikan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawanmya kejelekan.
7
M. Munir dkk, Metode dakwah,(Jakarta; Kencana, 2006) Cet ke-3 h. 10.
8
Lois Ma’luf, Munajid al-Lughah wa A’lam (Beirut: Dar Fikr. 1996) h. 907, Ibnu Mandzur, Lisan
al-Arab, Jilid VI (Beirut: Dar Fikr. 1990) h. 446.
9
Hasanuddin, SH.,Hukum Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 1996) h. 37.
6
mau’izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung
unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan,
pesan-pesan positif (wasyiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar
mendapatkan keselamatan dunia akhirat.
Jadi, kalau kita telusuri kesimpulan dari mau’izhah hasanah, akan mengandung
arti kata-kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam
perasaan dengan penuh kelembutan; tidak membongkar atau membeberkan
kesalahan orang lain sebab kelemah lembutan dalam menasihati sering kali dapat
meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar, ia lebih mudah
melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman.
Dari segi etimologi (bahasa) lafazh mujadalah terambil dari kata “jadala” yang
bermakna memintal, memilit. Kata “jadala” dapat bermakna menarik tali dan
mengikatnya guna menguatkan sesuatu.
10
Ali al-Jarisyah, Adab al-Khaiwar wa al-Mudhorah, (al-Munawarah: Dar al-Wifa, 1989) Cet. Ke-
1, h. 19.
7
pertentangan, seperti halnya terjadi perseteruan antara dua yang saling bertentangan
sehingga saling melawan/menyerang dan salah satu menjadi kalah.
11
Etika diskusi, Era Inter Media, 2001, Cet. Ke-2, h. 21.
12
Hasanuddin, S.H., op.cit, h. 38.
8
Selain menggunakan pendekatan yang disebutkan dalam A-Qur’an, dalam
sebuah haditis nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan:
َ فَإِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِ ِل،َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك ًرا فَ ْليُغَيِ ْرهُ بِيَ ِد ِه
،سانِ ِه
ان ِْ ف
ِ اْلي َم ْ َ َوذَ ِل َك أ،فَإِ ْن لَ ْم َي ْستَ ِط ْع فَ ِبقَ ْل ِب ِه
ُ ض َع
9
C. Sekilas Metode Dakwah Rasulullah SAW
Dakwah Rasulullah terbagi kedalam tiga metode13:
1. Metode BI Lisanil Maqal
Metode dengan menggunakan tutur kata secara lisan dalam menyampaikan
pesan dakwahnya. Yang penting di catat dari metode ini adalah nabi tidak
pernah menampilkan kelucuan yang berlebih-lebihan. Metode ini merupakan
dasar acuan dari metode lisan seeperti yang diungkapkan diatas, namun tidak
menampilkan aspek humornya.
13
Makhfuld, Ki Musa A. Ilmu dakwah dan penerapannya, (Jakarta; Bulan Bintang, 2004), h. 108
10
sosioligis yang tinggi. Dan hal ini dilakukan Rasulullah sebagai aktualisasi dan
realisasi dari firman Allah dalam surat al-Maa’un:
Seluruh pribadi Rasulullah juga dihiasi dengan akhlak mulia. Karena itu
seluruh sikap dan prilakunya dalam semua aspek kehidupan menjadi suri
teladan bagi umat islam.
Menutup dari bagian ini perlu ditegaskan bahwa semua metode dakwah,
kecuali metode lisan dengan humor yang terlalu mengedepankan kelucuan
sehingga menghilangkan tujuan dakwah. Untuk itu perlu kemampuan yang
baik, kesabaran dalam melakukannya serta keuletan dalam penerapannya.
Sudah barang tentu penerapan suatu atau beberapa metode dalam suatu kegiatan
dakwah harus mempertimbangkan situasi dan kondisi, tampat dan waktu serta
faktor psikologis objek dakwah.
11
D. Sumber-sumber metode dakwah
Dan semua kisah-kisah dari rasul-rasul yng kami ceritakan kepadamu ialah kisah-
kisah yang dengannya dapat kamu teguhkan hatimu, dan dalam surat ini datang
kedamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman. (QS. Hud: 120)
a. Sunnah Rasul
Di dalam sunnah rasul banyak kita temui hadits-hadits yang berkaitan
dengan dakwah. Begitu juga dalam sjarah hidup dan perjuangannya dan cara-cara
beliau pakai dalam menyiarkan dakwahnya baik ketika beliau berjuang di makkah
maupun di Madinah. Semua ini memberikan contoh dalam metode dakwahnya.
Karena setidaknya kondisi yang di hadapi Rasulllah Saw ketika itu dialami juga
oleh juru dakwah sekarang ini.
14
M. Munir dkk, Metode dakwah, (Jakarta; Kencana, 2006), Cet. Ke-3, h. 19.
12
b. Sejarah Hidup Para Sahabat dan Fuqoha’
Dalam sejarah hidup para sahabat-sahabat besar dan para fugaha cukuplah
memberikan contoh baik yang sangat berguna bagi juru dakwah. Karena mereka
adalah orang yang expert dalam bidang agama. Muadz bin jabal dan para sahabat
lainya merupakan figur yang patut dicontoh sebagai kerangka acuan dalam
mengembangkan misi dakwah.
c. Pengalaman
Experience Is The Best Teacher, itu adalah motto yang punya pengaruh besar bagi
orang-orang yang suka bergaul dengan orang banyak. Pengalaman juru dakwah
merupakan hasil pergaulannya dengan orang banyak yang kadangkala
dijadikan reference ketika berdakwah.
Setelah kita mengetahui sumber-sumber metode dakwah sudah sepantasnya kita
menjadikannya sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas dakwah yang harus
disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang sedang terjadi.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesempulan yang dapat kita peroleh dalam pembahasan makalah ini adalah:
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Sayid Abd. Rauf, Dirasah Fid Dakwah al-Islamiyah, Kairo; Dar El-Tiba’ah al-
Muhammadiyah, 1987.
Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, Malaysia; Nur Niaga SDN. BHD, 1996.
Makhfuld, Ki Musa A. Ilmu dakwah dan penerapannya, Jakarta; Bulan Bintang, 2004.Moh.