Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

METODE DAKWAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Dakwah
Dosen Pengampu: Ibu Kartika Bina Kasih, M.Sos

Kelas KPI IV
Oleh :

Zainul Mazidi NIM 220966225

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QODIRI JEMBER
MARET 2024

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sepatutnya penulis persembahkan kehadirat Allah SWT
atas berkat taufik dan hidayahnya, makalah dengan judul, “hukum dakwah dalam
al-qur’an dan hadis dan hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lainnya” dapat
tersusun dan terselesaikan dengan tepat waktu.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada


junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga
akhir zaman.

Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah


Ilmu Dakwah, Ibu Kartika Bina Kasih, M.Sos. Tidak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang selalu memberi semangat dan motivasi
kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum


sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Jember, 07 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode dakwah merupakan cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da'i atau
komunikator kepada mad'u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih.
Metode dakwah harus sesuai dengan realitas yang dihadapi dan sikap masyarakat
terhadap Islam.

Berikut adalah beberapa metode dakwah yang dilakukan berdasarkan Al-Quran dan
ajaran Nabi:

1) Dakwah Fardiyah: Metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada individu


lain atau beberapa orang dalam situasi yang tidak memerlukan persiapan.
2) Dakwah Ammah: Metode dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media
lisan yang ditujukan kepada khalayak dalam jumlah yang besar, seperti khutbah atau
pidato
3) Dakwah bil-Lisan: Metode dakwah yang melibatkan penyampaian informasi atau
pesan dakwah melalui lisan, baik berupa ceramah atau komunikasi langsung antara
subjek dan objek dakwah.
4) Dakwah bil-Haal: Metode dakwah yang lebih mengutamakan perbuatan nyata,
seperti memberi pemahaman secara teori beserta contoh pengaplikasiannya dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Dakwah bit-Tadwin: Metode dakwah yang dilakukan melalui tulisan, seperti
menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, artikel di internet, koran, dan lain-lain
6) Dakwah bil-Hikmah: Metode dakwah yang dilakukan dengan pendekatan
komunikasi khusus yang bersifat persuasif, yang membuat hati penerima dakwah
tergerak untuk melaksanakan ajaran-ajaran yang baik.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang maka diperoleh rumusan masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud Metode dakwah ?
2. Apa Tujuan Metode Dakwah ?
3. Apa yang di maksud metode Athifi ?
4. Apa yang di maksud Metode Aqli ?
5. Apa yang di maksud metode Hissi atau Tajribi
6. Apa yang di maksud dengan metode dakwah berbasis Manhaj
istinbath,iqtibas,dan istiqro

1
C. Tujuan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Dakwah


Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang merupakan gabungan
dari kata meta dan hodos. Meta berarti melalui, mengikuti, atau sesudah,
sedangkan hodos berarti jalan, arah atau cara. Metode dalam bahasa arab disebut
dengan thariqat dan manhaj yang mengandung arti tata cara, sementara itu dalam
kamus Bahasa Indonesia metode artinya cara yang teratur dan berfikir baik-baik
untuk maksud (dalam ilmu pengetahuan) untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau jalan yang sudah diatur
dengan pertimbangan tertentu yang bisa ditempuh guna mencapai tujuan tertentu.
Dakwah berasal dari bahasa Arab da‟aa, yad‟uu, da‟watan yg berarti
memberitahukan (inform), menyeru (invite), mengajak (persuade), memanggil
(call), memaklumkan (announcemence). Jadi, metode dakwah adalah suatu cara
atau jalan yang ditempuh untuk dapat menyampaikan informasi kepada diri
sendiri dan orang lain dengan tujuan tertentu.Tujuan diadakannya metodologi
dakwah adalah untuk memberikan kemudahan dan keserasian, baik bagi pembawa
dakwah itu sendiri maupun bagi penerimanya.1 Metode dakwah ini menjadi
sedemikian beragam adalah disebabkan oleh milieu yang berbeda, karakter serta
tingkatan berfikir mad’u yang tidak sama. Cukup banyak metode atau strategi
yang telah dipraktikkan oleh para da’ dalam menyampaikan pesan dakwahnya,
seperti ceramah, tausyiah, nasihat, diskusi, bimbingan keagamaan, uswah dan
qudwah hasanah, dan lain sebagainya.Suatu dakwah dapat berhasil, apabila
ditunjang 8dengan seperangkat syarat, baik itu dari pribadi si juru dakwah itu
sendiri, materi yang dikemukakan, kondisi objek yang sedang didakwahi, ataupun
elemen-elemen penting lainnya.

Adapun metode yang akurat untuk diterapkan dalam berdakwah, telah tertuang
dalam QS. An-Nahl (16) ayat 125 berikut:

‫ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَح َس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۗن ِاَّن َر َّبَك ُهَو َاْع َلُم ِبَم ْن َض َّل َعْن‬
‫َس ِبْيِلٖه َو ُهَو َاْع َلُم ِباْلُم ْه َتِد ْيَن‬

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

1
Amin. Samsul Munir, Ilmu Dakwah,(Jakarta: Amza2009), h.95.

3
B. Tujuan Metode Dakwah
Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka
mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk pemberi arah atau
pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas
seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia (tiada artinya).2

Didin Hafidhudin mengemukakan tujuan dakwah secara umum adalah


mengubah perilaku sasaran dakwah agar mau menerima ajaran Islam dan
mengamalkannya dalam dataran kenyataan kehidupan sehari-hari, baik yang
bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga, maupun sosial kemasyarakatan,
agar mendapat kebaikan dunia dan akhirat serta terbebas dari azab neraka3

Amrullah Ahmad dalam bukunya Dr. H. Ali Aziz, M. Ag menyinggung


tentang tujuan dakwah yaitu untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap
dan bertindak manusia pada dataran individual dan sosiokultural dalam rangka
terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan4

Dari beberapa tujuan dakwah tersebut,secara garis besar tujuan dakwah dapat
dibagi dua.yaitu

a) . Tujuan umum

Tujuan umum dakwah adalah menyelamatkan umat manusia dari lembah


kegelapan dan membawanya ketempat yang terang benderang, dari jalan yang
sesat kepada jalan yang lurus, dari lembah kemusyrikan dengan segala bentuk
kesengsaraan menuju kepada tauhid yang menjanjikan kebahagiaan.

b) Tujuan khusus

Tujuan khusus dakwah antara lain:

1. Terlaksananya ajaran Islam secara keseluruhan dengan cara yang benar dan
berdasarkan keimanan.

2. Terwujudnya masyarakat muslim yang diidam-idamkan dalam suatu


tatanan hidup berbangsa dan bernegara, adil, makmur, damai dan sejahtera
dibawah limpahan rahmat Allah SWT.

3. Mewujudkan sikap beragama yang benar dari masyarakat.

2
(Syukir, 1983: 49).
3
(Hafidhudin, 2001: 78)
4
(Aziz, 2004: 60)

4
C. Metode Athifi
Strategi sentimentil (al-manhaj al-athifi) adalah dakwah yang
memfokuskan aspek hati dan menggerakkan perasaan dan batin mitra dakwah.
Memberi mitra dakwah nasihat yang mengesankan, memanggil dengan
kelembutan, atau memberikan pelayanan yang memuaskan merupakan beberapa
metode yang dikembangkan dari strategi ini. Metode ini sesuai untuk mitra
dakwah yang terpinggirkan (marginal) dan dianggap lemah, seperti kaum
perempuan, anak-anak yatim dan sebagainya.

D. Metode Aqli
Strategi Rasional (al-manhaj al-aqli) adalah dakwah dengan beberapa
metode yang memfokuskan pada aspek akal pikiran. Strategi ini mendorong mitra
dakwah untuk berfikir, merenungkan dan mengambil pelajaran. Penggunaan
hukum logika, diskusi atau penampilan contoh dan bukti sejarah merupkan
beberapa metode dari strategi rasional.

Al-Qur’an mendorong penggunaan strategi rasional dengan beberapa


terminologi antara lain: tafakkur, tadzakkur, nazhar, taammul, i’tibar, tadabbur
dan istibshar. Tafakkur adalah menggunakan pemikiran untuk mencapainya dan
memikirkannya; tadzakkur merupakan menghadirkan ilmu yang harus dipelihara
setelah dilupakan; nazhar ialah mengarahkan hati untuk berkonsentrasi pada objek
yang sedang diperhatikan; taamul berarti mengulang-ulang pemikiran hingga
menemukan kebenaran dalam hatinya; i’tibar bermakna perpindahan dari
pengetahuan yang sedang dipikirkan menuju pengetahuan yang lain; tadabbur
adalah suatu usaha memikirkan akibat-akibat setiap masalah; istibshar ialah
mengungkap sesuatu atau menyingkapnya, serta memperlihatkannya kepada
pandangan hati.

E. Metode Hissi atau Tajribi


Strategi indriawi juga dapat dinamakan dengan strategi ilmiah. Ia
didefinisikan sebagai sistem dakwah atau kumpulan metode dakwah yang
berorientasi pada panca indra dan berpegang teguh pada hasil penelitian dan
percobaan. Metode yang dihimpun oleh strategi ini adalah praktik keagamaan,
keteladanan, dan pentas drama.

F. metode dakwah berbasis manhaj istinbath, iqtibas, dan istiqro

Metode dakwah berbasis manhaj istinbath, iqtibas, dan istiqro adalah metode
dakwah yang menggunakan prinsip-prinsip yang berbeda-beda. Manhaj istinbath
merupakan metode deduktif yang mengambil kesimpulan umum dari soal-soal khusus

5
Metode iqtibas merupakan metode induktif yang mengambil kesimpulan umum
dari soal-soal khusus

Metode istiqro merupakan metode yang menggunakan penelitian kualitatif atau


kuantitatif dengan berpedoman pada ide sentral dakwah dan teori-teori yang
diturunkan darinya untuk memahami dan menjelaskan hakikat dakwah

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

A. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai