Anda di halaman 1dari 12

Metode Dakwah dan

Kriteria Subjek
Dakwah
KELOMPOK 6
Anggota :
1. M Alfan Baihaqi 17171040282.
2. Naza Zaliandari (214110102051)
3.Lulu MR 214110
DEFINISI METODE DAKWAH

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, merupakan gabungan dari kata meta yang berarti
melalui, mengikuti, sesudah, dan kata hodos berarti jalan, cara. Sedangkan dalam bahasa Jerman,
metode berasal dari akar kata methodica yang berarati ajaran tentang metode. Sedangkan dalam bahasa
Arab metode disebut thariq, atau thariqah yang berarti jalan atau cara. Dengan demikian metode dakwah
adalah suatu cara, jalan termasuk strategi, pola yang ditempuh oleh seorang da’i dalam melaksanakan
dakwah.

Metode dakwah merupakan upaya seseoranng dalam rangka mempengaruhi atau mengajak sesorang
atau mad’u untuk menjalankan perintah allah dan menjauhi segala laranganya. Istilah metode dakwah
yang terdapat dalam Al-Qur’an pada prinsipnya merujuk kepada surah an-Nahl ayat 125 yang
menyebutkan bahwa metode dakwah ada 3 yaitu dakwah dengan kebijaksanaan, memberikan pelajaran
yang baik, dan dengan bantahan atau lebih tepatnya berdiskusi dengan cara yang baik..

.
DEFINISI METODE DAKWAH

Dalam menyampaikan dakwah di tengah-tengah masyarakat islam yang demikian corak dan ragam
kehidupanya, dakwah harus dilakukan dengan cara yang baik dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat itu sendiri. Justru untuk menyampaikan dakwah kepada tujuanya bagi seorang juru dakwah
perlu sekali mengetahui metoode dakwah, jika kita tarik makna metode itu sendiri Methodos yang
berasal dari bahasa yunani yang berarti jalan, cara, dalam filsafat dan ilmu pengetahuan metode artinya
cara memikirkan dan memeriksa sesuatu hal menurut sesuatu rencana tertentu
Untuk menunjang tercapainya target yang diinginkan dalam penyajian materi-materi dakwah,
menurut Quraish Shihab, al-Qur’an menempuh beberapa metode, yaitu:

1. mengemukakan kisah-kisah yang bertalian dengan salah satu tujuan materi

2. Nasihat dan panutan. Al-Qur’an juga menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk
mengarahkan manusia kepada ide-ide yang dikehendakinya

3. Pembiasaan. Pembiasaan mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia, karena
dengan pembiasaan seseorang dapat melakukan hal-hal yang penting dan berguna tanpa
menggunakan energi dan waktu yang banyak,
Menurut Jamaluddin Kafie Metode klasik yang masih tetap up-to-date adalah:

1) Metode sembunyi-sembunyi, pendekatan kepada sanak keluarga terdekat.

2) Metode bil lisan, bil qalam, dan bil hal.

3) Metode bil hikmah, mauidah hasanah, mujadalah bi alati hiya ahsan.

4) Metode tabsyir wa al-tandzir, amar ma’ruf nahi munkar, ta’awun ala al-biri wa al-taqwa, wala
ta’awanu ala al-ismi wa al-udwan, dalla ala alkhair, tawashau bi al-haq wa al-sabr, tadzkirah.
PRINSIP-PRINSIP METODE
DAKWAH
Prinsip metode dakwah artinya ruh atau sifat yang menyemangati atau melandasi berbagai
cara atau pendekatan dalam kegiatan dakwah.

Metode Bil Hikmah


Dalam metode dakwah, hikmah ini diartikan sebagai bijaksana, akal budi yang mulia, hati yang
bersih, dan menarik perhatian orang kepada agama dan Tuhan. Berdakwah dengan hikmah berarti
memerhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka.
Hal ini dilakukan agar dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam lainnya, mereka tidak merasa terpaksa
atau keberatan.

Metode Bil Mauizhaah Hasanah


adalah berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam
sehingga apa yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. Berdakwah dengan metode ini
dilakukan dengan penuh perasaan dan kelembutan serta tidak membongkar atau membeberkan
kesalahan orang lain. Muaizhaah hasanah dilakukan berdasar pada keyakinan bahwa menasihati
seseorang dengan kelembutan seringkali lebih efektif dan dapat meluluhkan hati yang keras.
PRINSIP-PRINSIP METODE
DAKWAH

Mujadalah
adalah berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-
baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan kepada sasaran dakwah. Berdakwah
dengan metode mujadalah berarti memberikan argumentasi dan bukti yang kuat sehingga
sasaran dakwah dapat menerima dakwah tersebut dengan baik.
SUBJEK DAKWAH

Secara teoritis, subjek dakwah atau yang lebih dikenal dengan sebutan da’i adalah orang yang
menyampaikan pesan atau menyebarluaskan ajaran agama kepada masyarakat umum (publik).
Sedangkan secara praktis, subjek dakwah (da’i) dapat dipahami dalam dua pengertian.
Pertama, da’i adalah setiap muslim atau muslimat yang melakukan aktifitas dakwah sebagai
kewajiban yang melekat dan tak terpisahkan dari missi sebagai penganut Islam sesuai dengan
perintah “balligu „anni walau ayat”. Kedua, da’i dilamarkan kepada mereka yang memiliki
keahlian tertentu dalam bidang dakwah Islam dan mempraktekkan keahlian tersebut dalam
menyampaikan pesan-pesan agama dengan segenap kemampuannya baik dari segi
penguasaan konsep, teori, maupun metode tertentu dalam berdakwah. Suksesnya usaha
dakwah tergantung juga kepada kepribadian da’i yang bersangkutan.
KRITERIA SUBJEK DAKWAH
Gambaran kepribadian seorang da’i sebagaimana di jelaskan Prof. DR. Hamka ada delapan perkara
yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Hendaknya seorang da’i menilik dan menyelidiki benar-benar kepada dirinya sendiri, guna apa
dia mengadakan dakwah (menyangkut masalah niat)

2. Hendakla seorang pendakwah mengikuti mengerti benar soal yang akan diucapkan.

3. Terutama sekali kepribadian da’i haruslah kuat dan teguh, tidak terpengaruh oleh pandangan
orang banyak ketika memuji dan tidak tergoncang ketika mata orang melotot karena tidak
senang. Jangan ada cacat pada perangai, meskipun ada cacat pada jasmaninya

4. Pribadinya menarik, lembut tetapi bukan lemah, tawadlu’ merendahkan diri tetapi bukan rendah
diri, pemaaf tetapi disegani.
5. Harus mengerti pokok pegangan kita ialah Al-Qur’an dan AsSunnah. Di samping itu harus
mengerti ilmu jiwa (ilmu nafs) dan mengerti pula adat istiadat orang yang hendak didakwahi.

6. Jangan membawa sikap pertentangan,

7. Haruslah diinsafi bahwasanya contoh teladan dalam sikap hidup, jauh lebih berkesan kepada jiwa
umat dari pada ucapan yang keluar dari mulut.

8. Hendaklah da’i itu menjaga jangan sampai ada sifat kekurangan yang akan mengurangi gengsinya
dihadapan pengikutnya. Karena sangat menghalangi kelancaran gagasan dan anjuran yang
dikemukakan.
KESIMPULAN
Metode dakwah merupakan cara, strategis, teknik, atau pola dalam melaksanakan
dakwah, menghilangkan rintangan atau kendala-kendala dakwah, agar mencapai tujuan
dakwah secara efektif dan efisien. Ada beberapa metode dakwah yang dikenal baik
dalam dakwah bilisan atau dakwah bil hal diantaranya: ceramah (muhadarah), diskusi
(muzakarah), debat (mujadalah), dialog, petuah, nasihat, ta’lim, peringatan, metode
tulisan, atau metode aksi amal shaleh melalui penataan atau pengelolaan organisasi
dakwah, pemberdayaan sumberdaya manusia, ekonomi, lingkungan, dan lain-lain.
Subjek dakwah (da’i) adalah orang yang memiliki keahlian menyampaikan pesan atau
menyebarluaskan ajaran agama kepada masyarakat umum (publik). Suksesnya dakwah
juga bergantung pada da’i yang bersangkutan.
THANK YOU
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai