BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
Metode dakwah terdiri dari dua kata, yaitu metode dan dakwah. Dalam bahasa
Yunani kata “metode” berasal dari kata methodos artinya jalan.1 Kata “dakwah”
berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’watan yang berarti mengajak.2
Dalam pengertian ini, dakwah dapat juga diartikan memanggil, mengajak,
mengundang, dan bahkan menyeru.3 Pengertian lain disebutkan dakwah adalah
usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap
pribadi maupun masyarakat.4
1
Sarjoko, “Makalah: Metode Dakwah”, diakses dari
http://jejakpelamun.blogspot.co.id/2013/06/makalah-metode-dakwah.html, pada tanggal 03 Maret
2018, pukul 16.47 WIB.
2
Enung Asmaya, Aa Gym Dai Sejuk dalam Masyarakat Majemuk. (Jakarta: Hikmah, 2004), hlm.
27.
3
Khairi Syekh Maulana Arabi, Dakwah dengan Cerdas, Bekal-Bekal untuk Aktivis Dakwah.
(Yogyakarta: Laksana, 2017), hlm. 11.
4
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hlm.194.
5
Sarjoko, op. cit., pada tanggal 03 Maret 2018, pukul 16.48 WIB.
2
3
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-
Nahl : 125).
6
Safrina Ts. Akmala, “Metode Dakwah dan Macam-Macamnya”, diakses dari
https://cheemut29.wordpress.com/2011/04/09/metode-dakwah-dan-macam-macamnya/, pada
tanggal 03 Maret 2018, pukul 16.46 WIB.
7
Muslim Zuhdi, “Metodologi Dakwah”, diakses dari
http://www.tetaplahberbinar.com/2014/12/metodologi-dakwah.html, pada tanggal 03 Maret 2018,
pukul 16.50 WIB.
4
lembut), sehingga apa yang disampaikan da’i tersebut bisa menyentuh hati si
mad’u.8
Dari hadits ini para pakar menyimpulkan ada 3 (tiga) tahapan metode, yaitu:
8
Adi Fajar, “Metode Dakwah Islam”, diakses dari
http://fajar96artikel.blogspot.co.id/2015/09/metode-dakwah-islam.html, pada tanggal 03 Maret
2018, pukul 16.49 WIB.
9
Sarjoko, “Makalah: Metode Dakwah”, diakses dari
http://jejakpelamun.blogspot.co.id/2013/06/makalah-metode-dakwah.html, pada tanggal 03 Maret
2018, pukul 16.47 WIB.
10
Ibid.
5
sebagai kekuatan kekuasaan (power). Metode ini efektif bila dilakukan oleh
penguasa yang berjiwa dakwah.
11
Sarjoko, “Makalah: Metode Dakwah”, diakses dari
http://jejakpelamun.blogspot.co.id/2013/06/makalah-metode-dakwah.html, pada tanggal 03 Maret
2018, pukul 16.47 WIB.
12
Khairi Syekh Maulana Arabi, Dakwah dengan Cerdas, Bekal-Bekal untuk Aktivis Dakwah.
(Yogyakarta: Laksana, 2017), hlm. 78.
13
Risalah Islam, “Pengertian dan Metode Dakwah Islam”, diakses dari
http://www.risalahislam.com/2014/03/pengertian-dan-metode-dakwah-islam.html, pada tanggal 11
Maret 2018,pukul 12.07 WIB.
6
14
Risalah Islam, “Pengertian dan Metode Dakwah Islam”, diakses dari
http://www.risalahislam.com/2014/03/pengertian-dan-metode-dakwah-islam.html, pada tanggal 11
Maret 2018,pukul 12.07 WIB.
15
Khairi Syekh Maulana, op. cit., hlm. 81.
16
Adi Fajar, “Metode Dakwah Islam”, diakses dari
http://fajar96artikel.blogspot.co.id/2015/09/metode-dakwah-islam.html, pada tanggal 03 Maret
2018, pukul 16.49 WIB.
7
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
17
Sarjoko, “Makalah: Metode Dakwah”, diakses dari
http://jejakpelamun.blogspot.co.id/2013/06/makalah-metode-dakwah.html, pada tanggal 11 Maret
2018, pukul 21.42 WIB.
8
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.”
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.”
Setiap hal memiliki batas etika. Begitu pula dengan dakwah. Batas-batas yang
dimaksud merupakan ketetapan yang seharusnya diperhatikan oleh da’i agar
dakwah dapat berjalan sesuai harapan. Sebagaimana perilaku lain, dakwah
mempunyai kode etik yang harus dijunjung tinggi. Sumber rambu-rambu kode etik
seorang da’i ialah Al-Qur’an, seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi
Muhammad. Hal-hal tersebut meliputi:
9
Secara umum hikmah yang didapatkan dari menjalankan kode etik dakwah
ialah:
a. Kemajuan rohani. Hal ini jelas sebab orang yang mengikuti ketentuan-
ketentuan agama memiliki akhlak yang mulia
b. Sebagai penunjuk kebaikan. Kode etik menuntut da’i pada jalan kebaikan
sehingga membentuk tatanan yang baik dan kemanfaatan bagi da’i pada
khususnya dan umat pada umumnya
c. Membawa kesempurnaan iman. Sebab iman yang sempurna membawa
kesempurnaan diri. Ini tidak dapat dicapai tanpa memahami agama secara
kaffah.
d. Kerukunan antar umat beragama. Dengan sikap toleransi maka antar satu
umat dengan lainnya dapat berdampingan. Hal ini membuat kerukunan antar
umat terjaga sehingga tidak ada pertumpahdarahan akibat perbedaan
keyakinan.19
18
Sarjoko, “Makalah: Metode Dakwah”, diakses dari
http://jejakpelamun.blogspot.co.id/2013/06/makalah-metode-dakwah.html, pada tanggal 11 Maret
2018, pukul 21.42 WIB.
19
Ibid..
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Agar masyarakat dapat menerima dakwah dengan tulus, lapang dada, dan
ikhlas, maka penyampaian dakwah harus melihat situasi dan kondisi objek dakwah.
Kalau tidak, maka dakwah tidak dapat berhasil. Dalam mewujudkan hal tersebut,
pendakwah haruslah menyiapkan metode-metode dalam menampaikan dakwahnya
agar dakwahnya berhasil.
11