Anda di halaman 1dari 11

TANAQUDL DAN ‘AKS MUSTAWY

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Ilmu Mantiq
Dosen Pengampu: M. Mujib Hidayat, M. Pd. I.

Oleh:

1. Ika Mahbubi (2317056)


2. Rani Septiyani (2317176)
3. Weni Melindah (2317222)

KELAS C
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, puji syukur ke hadirat Allah swt. atas segala nikmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Tanaqudl dan ‘Aks Mustawy” ini
dapat diselesaikan. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada sebaik-baik
manusia, nabi Muhammad saw., keluarganya, dan sahabatnya.
Makalah ini menjelaskan tentang pengertian serta metode pembuatan
tanaqudl dan ‘aks mustawy.
Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari
pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah
ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa
robbal ‘alamin.

Pekalongan, April 2018


Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tanaqudh secara bahasa yaitu berlawanan, Tanaqudh adalah dua
qadhiyah (kalimat) yang saling berlawanan secara positif (ijab) dan negatif
(salib). Sehingga yang satu benar dan yang lainnya salah.
Menurut Istilah mantiq Tanaqudh adalah berbedanya dua
qodhiyyah dipandang dari ijab (kepastian) salibah (tidak) nya dan
kebenarannya. Kalau dua qodhiyyah itu pasti benar.
Kata ‘ask berasal dari bahasa Arab yakni al-‘Aksu. ‘Ask dari segi
bahasa artinya membalikan, membelokan, memalingkan. Dalam terminologi
ilmu mantiq, ‘aks adalah menjadikan bagian pertama dari qadhiyah pertama
menjadi bagian kedua dan bagian kedua pada qadhiyah kedua lughawi, adalah
sama atau bersamaan. Dalam terminologi ilmu mantiq, mustawi adalah setelah
dua qadhiyah dibalik, pengertiannya tidak berubah.
Jadi ‘aks mustawi berbeda sekali dengan tanaqudh. Pada tanaqudh
kedua qadhiyah, setelah diperlawankan maka yang satu benar dan yang
lainnya salah. Sedangkan pada ‘aks mustawi kedua qadhiyah, setelah dibalik,
tetap benar dan mempunyaii pengertian yang sama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tanaqudl?
2. Bagaimana metode pembuatan tanaqudl?
3. Apa pengertian ‘aks mustawy?
4. Bagaimana metode pembuatan ‘aks mustawy?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian tanaqudl
2. Untuk mengetahui metode pembuatan tanaqudl
3. Untuk mengetahui pengertian ‘aks mustawy
4. Untuk mengetahui metode pembuatan ‘aks mustawy

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanaqud
Tanaqudh secara bahasa yaitu berlawanan, Tanaqudh adalah dua
qadhiyah (kalimat) yang saling berlawanan secara positif (ijab) dan negatif
(salib). Sehingga yang satu benar dan yang lainnya salah.1
Contoh :
Pernyataan 1: Semua manusia adalah hewan
Pernyataan 2: Sebagian manusia bukan hewan
Pernyataan 1 dan 2 adalah dua qadhiyah yang saling berlawanan.
Dan hal ini menetapkan salah satu qadhiyah benar, yaitu pernyataan 1, dan
yang lain salah, yaitu pernyataan 2.2
Menurut Istilah mantiq Tanaqudh adalah berbedanya dua
qodhiyyah dipandang dari ijab (kepastian) salibah (tidak) nya dan
kebenarannya. Kalau dua qodhiyyah itu pasti benar.3
B. Metode Pembuatan Tanaqudh
Cara membuat tanaqudh, adalah apabila qadhiyahnya memakai:
a. Qodhiyah syahsyiyah atau qodhiyah muhmalah, cukup hanya merubah
kaifnya (kepastian tidaknya, ijab salibahnya) umpamanya:
Yang asalnya: Kholid menulis (ijab) diubah menjadi, Kholid tidak
menulis (salab).
‫زيدكاتب‬ menjadi ‫ليس زيدبكاتب‬
Jadi, hanya berubah yang asalnya mujabah menjadi salibah.
b. Qodhiyah musawwaroh cara mentanaqudhkan, yaitu dengan mengubah
“sur”nya.

1
Baihaqi A.K, Ilmu Mantiq Teknik Dasar Berfikir Logik (Jakarta: Darul Ulum Press, 1996),
hlm. 96
2
Darul Azka dan Nailul Huda, Sulam al – Munawrq, (Lirboyo: Santri Salaf Press, 2013),
hlm. 81.
3
Cholil Bisri Mustofa, Ilmu Mantiq Tarjamahan Assulamul Munauroq. (Bandung: PT
Alma’arif, 1989), hlm. 39
4
Sur itu adakalanya kulliy (setiap, semua, seluruh) dan adakalanya
juz’iy (sebagian)
1. Mujibah kulliyah: semua manusia perlu makan, naqidhnya dengan
salibah juz’iyyah: sebagian manusia tidak perlu makan.
2. Salibah Kulliyah: semua kayu berbuah, naqidhnya dengan mujibah
juz’iyyah: sebagian kayu tidak berbuah.
Syarat-syarat Tanaqudh
1. Tidak ada kesatuan maudhu
2. Tidak ada kesatuan mahmul
3. Tidak ada kesatuan zaman
4. Tidak ada kesatuan tempat
5. Tidak ada kesatuan quwah dan fi’li
6. Tidak ada kesatuan kulli dan juz’i
7. Tidak ada kesatuan syarat
8. Tidak ada kesatuan idhafah atau sandaran
C. Pengertian ‘Aks Mustawi
Kata ‘ask berasal dari bahasa Arab yakni al-‘Aksu. ‘Ask dari segi
bahasa artinya membalikan, membelokan, memalingkan.4 Dalam
terminologi ilmu mantiq, ‘aks adalah menjadikan bagian pertama dari
qadhiyah pertama menjadi bagian kedua dan bagian kedua pada qadhiyah
kedua lughawi, adalah sama atau bersamaan.
‘Aks dilihat dari segi bentuknya ada dua macam yaitu ‘Aks Naqid
(Lawan atau Pertentangan) dan ‘Aks Mustawi. Dalam terminologi ilmu
mantiq, mustawi adalah setelah dua qadhiyah dibalik, pengertiannya tidak
berubah.
Jadi ‘aks mustawi berbeda sekali dengan tanaqudh. Pada tanaqudh
kedua qadhiyah, setelah diperlawankan maka yang satu benar dan yang

4
Darul Azka dan Nailul huda, Sulam al-Munawrq, (Lirboyo: Santri Salaf Press, 2013), hlm.
83
5
lainnya salah. Sedangkan pada ‘aks mustawi kedua qadhiyah, setelah
dibalik, tetap benar dan mempunyaii pengertian yang sama.5
Ask mustawi adalah membalikan dua juz dari qodhiyyah, tetapi
kebenaran kaif-nya dan kam-nya tetap tidak berubah (kecuali qodhiyah
mujabah kulliyah, maka ‘aksnya qadhiyah mujabah juz’iyah)6
Contoh:
Setiap orang Aceh adalah bangsa Indonesia (Q1)
Sebagian bangsa Indonesia adalah orang aceh (Q2)
Setelah qadhiyah pertama diaks yang lantas memunculkan
qadhiyah kedua ternyata keduanya tetap benar. Dengan demikan aksnya
benar7
Dalam hal ini ‘aks mustawi memiliki beberapa ketentuan:
Untuk menentukan ‘aks ada ketentuannya yang harus dipenuhi
disebut Qaidah.
Qaidah ada dua macam:
a. Qaidah Kaef yakni asal aks-nya harus sama – sama mujahah atau
salibah yaitu asal mujahah maka aks harus mujahah pula.
b. Qaidah Istigra, yakni tidak boleh ada yang terkandung istigra pada
kedua ujung aks, yang boleh istigra adalah pada asalnya.
Dilihat dari sisi kam dan kaef nya, maka qadhiyah ada 4 bentuk:
1) Kulliyah Mujabah
2) Juz’iyah Mujabah
3) Kulliyah Salibah
4) Juz’iyah Salibah
Dalam tiap qadhiyah ada maudu dan mahmul, hanya KM yang
memberikan makna istigra tentang maudu saja. Dan qadhiyah salibah
(KS) yang memberi faedah istigramahmul.
Contoh:

5
Abdurahman, Sullamul Maunauraq fii Ilmil mantiqi, (Surabaya: Al-Hidayah, 2005), hlm.
102
6
Cholil Bisri Mustofa, Op.cit., hlm. 39-40
7
Baihaqi A.K, Op.cit., hlm. 103
6
1. Qadhiyah Kulliyah Mujabah (KM –JM)
‘Aks-nya : Sebagai binatang adalah manusia (juz’iyah mujabah).
Karena maudu ‘aks adlah mahmul asal, karena mujabah kulliyah tidak
bersifat istiraq pada mahmulnya, maka ‘aks mujabah kulliyah adalah
mujabah juz’iyah.
2. Qadhiyah Juz’iyah Mujabah (JN – JM)
Sebagai tanaman adalah tahan panas (juz’iyah mujabah)
‘Aks-nya : sebagai yang tahan panas adlah tanaman (juz’iyah
mujabah). Jadi ‘aks-nya harus mujabah agar sesuai denngan kaefnya
karenanya ‘aks mujabah juz’iyah adalah mujabah juz’iyah juga.
3. Qadhiyah Kulliyyah Salibah (KS – KS)
Aks – nya : tidak satupun dari tanaman adalah hewan (kulliyah
sabilah)
Menurut qaidah kaef harus salibah, karena bersifat istigra pada maudu
dan mahmul, karenanya harus kulliyah sabilah.
4. Qadhiyah Juz’iyah Sabilah (JS –JS)
sebagian hewan adalah bukan manusia (juz’iyah Salibah)
Aks – nya tidak ada. Kalau diaks akan salah, karena jika salibah harus
saibah (sebagian yang bukan manusia adalah bukan hewan)
Seperti yang telah disebutkanterlebih dahulu, adapun aks dalam
qadhiyah syarthiyah, dalam hal aks dalam hal aks sama dengan
qadhiyah hamliyah hanya saja dalam qadhiyah hamiliyah yang
berputas maudu dan mahmul sedang dalam qadhiyah syarthiyah yang
berputar dalam muqaddam dan tali.
Setelah diteliti, ternyata dari berbagai bentuk aks terdapat yang tidak
punya aks ada tiga yaitu :
1. Syarthiyah munfashilah
Contoh : manusia itu kadang hidup kadang mati.
2. Salibah juz'iyah
Contoh : sebagian hewan bukan manusia
3. Salibah muhmalah
7
Contoh : kota itu tidak luas8
D. Metode Pembuatan ‘Aks Mustawy
1. Pembuatan ‘aks mustawy pada qadhiyah hamliyah
‘Aks qadhiyah hamliyah dilakukan dengan cara menukar maudhu
qadhiyah asal menjadi mahmul qadhiyah aks dan mahmul qadhiyah
aks menjadi mawdu qadhiyah asal.
a. Jika mujabah kuliyah, ‘aks-nya mujabah juz’iyah.
Contoh: Semua bantuan adalah benda keras (ashl)
Sebagian benda keras itu batu (‘aks)
b. Jika mujabah juz’iyah, ‘aks-nya mujabah juz’iyah.
Contoh: Sebagian orang Indonesia itu dokter (ashl)
Sebagian dokter itu orang Indonesia (‘aks)
c. Jika salibah kuliyah, ‘aks-nya salibah kuliyah.
Contoh: Tidak satu pun kitab itu pena (ashl)
Tidak satu pun pena itu kitab (‘aks)
d. Jika salibah juz’iyah, ‘aks-nya tidak bisa dibuat sebab maknanya
tidak akan benar.
Contoh: Bukanlah sebagian barang tambang itu emas
Bukanlah sebagian emas itu barang tambang (salah)
2. Pembuatan ‘aks mustawy pada qadhiyah syarthiyah muttahilah
‘Aks qadhiyah syartiyah muttasillah dilakukan dengan cara
membuat muqaddam pada qadhiyah aks menjadi muqaddam pada
qadhiyah asal.
a. Jika mujabah juz’iyah, aks-nya mujabah juz’iyah.
Contoh:
Manakala realitas itu tumbuh berkembang, mereka mesti
membutuhkan makanan (ashl)
Terkadang terjadi jika realitas itu membutuhkan makanan, maka
mesti yang tumbuh berkembang (‘aks)
b. Jika mujabah juz’iyah, ‘aks-nya mujabah juz’iyah.

8
Basiq Djalil, Logika ( Ilmu Mantiq), (Jakarta : Kencana, 2010), hlm. 72 – 75.
8
Contoh:
Terkadang terjadi, jika orang itu berada dirumah, maka ia tidur
(ashl)
Terkadang terjadi, jikaorang itu tidur, maka ia berada dirumah
(‘aks)
c. Jika salibah kuliyah, ‘aks-nya salibah kuliyah.
Contoh:
Tidaklah sama sekali, jika manusia itu beradab, ia biadab (ashl)
Tidaklah sama sekali, jika manusia itu biadab, ia beradab (‘aks)
d. Jika salibah juz’iyah, maka ‘aks-nya tidak bisa dibuat sebab akan
salah.
Contoh:
Kadang-kadang tidak, jika barang tambang maka ia emas.
3. Pembuatan ‘aks mustawy pada qadhiyah syarthiyah munfashilah
Untuk qadhiyah syarthiyah munfashilah tidak ada ‘aks-nya, sebab
dalam qadhiyah syarthiyah munfashilah tidak terdapat keteraturan
alamiah (tartib thabi’i), yang ada padanya adalah keteraturan
penempatan yang tidak mungkin untuk dibuat ‘aks-nya (tartib
wadh’i).9
Qhodiyyah syarthiyah munfashilah tidak dapat di’aks mustawikan
dikarenakan kedua bagian dari qadhiyah syarthiyah munfashilah itu
masing-masing patut kecuali menjadi muqoddam juga menjadi taaliy
dan sama sekali tidak mempengaruhi artinya.10

9
Syurkriadi Sambas, Mantik Kaidah Berpikir Islami, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1996), hlm. 108-111
10
Cholil Bisru Mustofa, Op.cit., hlm. 42
9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Jadi ‘aks mustawy berbeda sekali dengan tanaqudh. Pada tanaqudh
kedua qadhiyah, setelah diperlawankan maka yang satu benar dan yang
lainnya salah. Sedangkan pada ‘aks mustawi kedua qadhiyah, setelah dibalik,
tetap benar dan mempunyaii pengertian yang sama.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman.2005. Sullamul Maunaraq Fii Ilmi Mantiqi. Surabaya : Al –


Hidayah.
A. K, Baihaqi. 1996. Ilmu Mantiq Teknik Dasar Berfikir Logika. Jakarta : Darul
Ulum Press.
Azka, Darul dan Nailul Huda. 2013. Sulam al – Munawrq. Lirboyo : Santri Salaf
Press.
Djalil, Basiq. 2010. Logika ( Ilmu Mantiq). Jakarta : Kencana.
Musthofa, Cholil Bisri. 1989. Ilmu Mantiq Terjemahan Assulamul Munawrq.
Bandung : PT. Al – Ma’arif.
Sambas, Syurkriadi. 1996. Mantik Kaidah Berpikir Islami. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

11

Anda mungkin juga menyukai