SIMULASI HAJI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dalam mata kuliah Manasik
Haji dan Umrah
Oleh : Kelompok 8
Dosen Pembimbing:
Desriadi
2020 M/1440 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur senatiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam tak lupa kita ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia
dan akhirat kepada umat manusia. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Keminangkabauan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi
yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin.Namun, kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini pastinya terdapat banyak kekurangan.Maka
dari itu kami sebagai penyusun makalah memohon kritik dan saran dari seluruh
pembaca makalah ini, terutama kepada Dosen mata kuliah Manasik Haji dan Umrah
sebagai bahan koreksi untuk makalah kami.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah haji adalah salah satu rukun islam yang kelima wajib dilaksanakan
umat Islam baik laki-laki maupun perempuan, jika ia mampu (istitha’ah)
melaksanakannya. Kewajiban ini tertuang dalam firman Allah SWT dalam QS.
Ali-Imran:97. Ibadah haji di tanah suci adalah upaya menapaktilasi proes
penciptaan dan terjadinya manusia sebagai refleksi “kembali kepada jati diri” dan
aktualisasi pengenalan diri manusia yang mengantarkan pada upaya pengenalan
terhadap Allah SWT secara nyata.
ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap dan
mental dan aklak yang mulia. ibadah haji adalah merupakan peryataan umat islam
seluruh dunia menjadi umat islam seluruh dunia menjadi umat yang satu karena
memiliki persamaan atau satu akidah. memperkuat fisik dan mental, karena
ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan
fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam
menghadapi segala godaan dan rintangan. ibadah haji menumbuhkan semangat
berkorban, baik harta, benda dan tenaga serta waktu untuk melakukanya .
Haji mengajarkan persatuan, keuniversalan, humanisme berbasis spiritual,
dan pemaknaan terhadap keagamaan secara lebih mendalam. Haji adalah ibadah
yang mengedepankan kebersamaan antar umat Islam. Dalam mengerjakan haji,
diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh untuk mencapai Baitullah,
dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak
keluarga hanya dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan
kenikmatan rohani.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ihram
asal kata ihram dari kata haram yang berarti apa-apa yang dilarang.
kata ihram adalah bentuk masdar dari fi’il Madhi dan mudhari’nya : ahrama –
yuhrima. makna kata ihram adalah memasuki wilayah yang didalamnya
berlaku keharaman, orang yang mengerjakan ihram di sebut dengan istilah
muhrim, sedangkan istilah untuk wanita yang haram untuk dinikahi bukan
muhrim, melainkan mahram sayangnya banyak orang salah sebut dan
terbawa-bawa terus dengan kesalahan ucapan
berihram dalam istilah para ulama adalah berniat untuk masuk ke
dalam wilayah yang berlaku di dalamnya berbagai keharaman di dalam haji
dan umrah. masuk kedalam wilayah keharaman disini maksudnya bukan
mengerjakan keharaman itu, tetapi maksudnya adalah masuk ke dalam suatu
wilayah dimana keharaman-keharaman itu diberlakukan, seperti berhubungan
suami-istri, membunu, memotong rambut, memakai wangi-wangian,
mengenakan pakai berjahit buat laki-laki dan sebagainya.1
Disunnahkan untuk mandi sebelum ihram bagi laki-laki dan
perempuan, baik dalam keadaaan suci atau haidh, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Jabir Radhiyallahu ‘anhu Beliau berkata: “Lalu kami
keluar bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala sampai di Dzul
Hulaifah, Asma binti ‘Umais melahirkan Muhammad bin Abi Bakr. Maka ia
(Asma) mengutus (seseorang untuk bertemu) kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam (dan bertanya): ‘Apa yang aku kerjakan?’ Beliau
1
Sarwat, Ahmad. 2011. Seri fiqh kehidupan (6) : haji. Jakarta selatan : Du Publishing. hal 126
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Mandilah dan beristitsfarlah, dan
berihramlah’.” [Riwayat Muslim (2941) 8/404, Abu Dawud no. 1905 dan
1909, dan Ibnu Majah no. 3074.] Apabila tidak mendapatkan air maka tidak
bertayammum, karena bersuci yang disunnahkan apabila tidak dapat
menggunakan air maka tidak bertayamum.
Mengenakan dua helai kain putih yang dijadikan sebagai sarung dan
selendang, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Hendaklah salah seorang dari kalian berihram dengan menggunakan
sarung dan selendang serta sepasang sandal”. [HR Ahmad 2/34, dan
dishahîhkan sanadnya oleh Ahmad Syakir].
b. miqat makani
miqat makani adalah tempat dimulainya ihram
bagi orang yang ingin melaksanakan haji atau umrah.
orang yang melaksanakan haji atau umrah tidak boleh
melewati tempat-tempat ihram tanpa (mengenakan
pakaian) ihram ditempat tersebut
mengenai tempat ihram, rasulullah saw
menjelasakan beliau menetapkan dzulhulaifah (450
km dari mekkah, terletak sebelah utara mekkah)
sebagai miqat bagi penduduk madinah. miqat bagi
penduduk syam adalah juhfah (187 km dari mekkah,
terletak di sebelah barat laut mekkah) letak juhfah
dekat dengan rabig. jarak antara rabih dan mekkah
adalah 204 km. pada masa sekarang, rabig telah
menjadi miqat bagi penduduk mesir dan syam serta
orang-orang yang melewatinya setelah hilangnya
batas-batas juhfah. miwat bagi penduduk najd adalah
qarnal manazil (pengunungan di sebelah timur mekkah
yang memanjangkan ke arafah. jaraknya dengan
mekkah 94 km). miqat bagi penduduk yaman adalah
yalamlam yang terletak di selatan mekkah, jaraknya
dengan mekkah adalah 54 km. miqat bagi penduduk
irak adalah dzatul’I’rd yang terletak di sebelah timur
laut mekkah, jaraknya dengan mekkah adalah 94 km .
Itulah miqat makani yang telah ditentukan oleh
rasullah saw. miqat di atas ditetapkan bagi orang-
orang yang melaluinya. baik berasal dari daerah yang
se arah dengan miqat tersebut maupun dari daerah
lain. hal ini berdasarkan sabda rasulullah saw : “miqat-
miqat itu adalah untuk penduduk tempat tersebut dan
orang yang yang melewatinya ketika hendak
melaksanakan haji dan umrah.
D. Wukuf di Arafah
kata wuquf secara bahasa berasal dari kata waqafa-yaqifu-wuqufan
yang artinya berdiri atau berhenti. wukuf juga bermakna as-sukun yang
artinya berhenti atau diam. seperti seekor unta diam dan berhenti dari berjalan.
secara istilah wuquf di arafah adalah hadirnya Jemaah haji di padang
arafah pada tanggal 9 dzulhijjah dan merupakan bagian dari rukun haji.
3
Sayyid Sabiq. 2006. Fikih Sunnah 3. Jakarta : Pena Pundi Aksara.
maka yang dimaksdunya berwukuf dalam manasik haji itu harus
memenuhi berberapa krateria antara lain :
kehadiran pada suatu tempat, bukan sekedar melakukan ritual
saja dan tempat itu adalah padang arafah. bila tempatnya
diganti dengan tempat lain atau di luar batas arafah, maka
bukan dikatakan sebagai wuquf. adapun amalan-amalan yang
harus dilakukan tidak merupakan ketentuan dari wuquf yang
dipentingkan kehadiranya bukan apa yang dikerjakan
yang hadir adalah para Jemaah haji berniat untuk mengerjakan
ritual ibadah haji. tentunya dalam keadaan berihram dengan
mematuhi semua ketentuan ihram. maka keberadaan orang
yang berada di arafah bukan dengan niat haji, tidak disebut
sebagai wuquf
hanya dilakukan pada satu hari saja dalam setahun sekali, yaitu
hanya pada tanggal 9 dzulhijjah. bila seseorang hadir di arafah
di luar tanggal itu, maka apa yang dia kerjakan bukan termasuk
wuquf dalam manasik haji
4
https://ihram.co.id/berita/mubm9s/amalan-yang-harus-dilakukan-selama-wukuf-di-
arafah.
kegiatan berdiam diri pada tanggal tersebut. Ustaz Abdullah Chadir
menyebutkan, dinamakan Arafah, karena diriwayatkan bahwa di tempat inilah
Nabi Adam dan Hawa bertemu kembali setelah mereka dikeluarkan dari
surga. Ada juga yang mengatakan bahwa kata Arafah diambil dari ucapan
Nabi Ibrahim AS, “Araftu (aku tahu)” setelah diajarkan manasik haji oleh
malaikat Jibril dan diperkenalkan tempat-tempat ibadah haji, termasuk di
antaranya padang Arafah tersebut.5
Keutamaan hari Arafah adalah
1. Sebaik-baiknya doa adalah doa di Hari Arafah
Pada hari Arafah, jemaah haji berkumpul bersama, dari seluruh dunia,
tidak peduli kelas ekonomi, sosial, ras, jenis kelamin, untuk menghadirkan
penghambaan, melantunkan zikir, dan memanjatkan doa kepada Dzat Yang
Maha Mulia; Allah Subhanahu wa ta'ala.
ُ لَه، ال إِله إِال هللا وحده لا شريك له: قلت أنَا والنَّبِيُّونَ من قَبْلي
ُ وأفضل ما، َوم عرفة
ِ َخَي ُر ال ُّدعَا ِء دُعا ُء ي
ك وله الحم ُد
ُ المل
وهو على كل شيء قدي ٌر
،“Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah dan seutama-utama ucapanku dan
ucapan para nabi sebelumku adalah; Laa ilaaha illallahu wahdahu laa
syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syai’in
qodiir."[HR. Tirmidzi]
5
Imam Al-Ghazali,2017, Rahasia Haji dan Umrah (Jakarta:PT Turos Khazanah Pustaka Islam), hal 59
2. Puasa di hari Arafah disebutkan dapat menghapus dosa
Bagi kaum muslimin yang tidak berhaji, tetap dapat meraih kemuliaan hari ini
dengan beribadah puasa yang disunnahkan secara khusus, yaitu puasa Arafah
yang dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.
ُ َوال َّسنَةَ الَّتِي بَ ْع َده،ُ أَحْ تَ ِسبُ َعلَى هللاِ أَ ْن يُ َكفِّ َر ال َّسنَةَ الَّتِي قَ ْبلَه،َصيَا ُم يَوْ ِم َع َرفَة
ِ
“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa setahun
sebelumnya dan setahun sesudahnya.” [HR. Muslim]
Tidak selayaknya seorang muslim, jika tidak ada uzur, ketinggalan momen
berharga ini,” demikian ustaz Muhammad Chaidir. Selain itu, kata dia, hadits di atas
yang menyatakan doa terbaik adalah doa di hari Arafah, menurut sejumlah ulama
juga berlaku bagi mereka yang tidak berhaji. Artinya, walau kita tidak berhaji, doa-
doa yang dipanjatkan di hari ini merupakan seutama-utamanya doa yang kita
panjatkan. Maka perbanyaklah doa di hari ini. Di hari ini pun masih berlaku anjuran
untuk memperbanyak takbir, tahlil, dan tahmid. Bahkan di hari ini pun mulai berlaku
apa yang disebut takbir muqayyad, yaitu takbir yang secara khusus dibaca setiap
selesai fardhu sebelum membaca zikir shalat. Berlaku dari sejak shalat Fajar hari
Arafah hingga shalat Ashar terakhir hari tasyriq, yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.
6
Afrida Mukhtar,2011 Fikih (Bukittinggi:Pustekom Man 2 Bukittinggi), hal 56
Mabit berarti bermalam atau berhenti sejenak guna mempersiapkan segala
sesuatu terkait prosesi melontar jumrah.Mabit dilaksanakan dua tahap di dua
tempat, yaitu Muzdalifah dan Mina.Mabit di Muzdalifah dilakukan pada 10
Dzulhijah, yaitu lewat tengah malam setelah wukuf di padang Arafah. Mabit
di Muzdalifah biasanya dilakukan hanya sebentar saja. Secukupnya waktu
untuk memungut tujuh batu kerikil.7
Namun karena jalur yang harus dilalui itu biasanya macet akibat padatnya
arus kendaraan. Banyak jama’ah mabit berlama-lama sambil menunggu arus
melonggar.Mabit di Muzdalifah dilakukan pada malam 10 Dzulhijjah selepas
wukuf di Arafah. Di bagian sebelah barat dari Muzdalifah ini terletak
Masy’aril Haram, yaitu Jabal Quzzah. Sebagian Mufassir mengatakan
Masy’aril Haram adalah Muzdalifah seluruhnya.
Di tempat ini jamaah melakukan mabit atau wukuf minimal telah melewati tengah
malam. Memang yang lebih utama mabit dilakukan sampai selesai shalat Subuh
sebelum berangkat ke Mina untuk melakukan Jumrah Aqobah
7
ibid, hal 56
Masy’aril Haram . Lalu menghadap kiblat, berdo’a, bertakbir, bertahlil dan
membaca kalimat tauhid lalu terus bewukuf sampai terang benar. Lalu
berangkat sebelum terbit matahari……”
Do'a Mabit di Muzdalifah
Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengatakan saat mabit disunnahkan
membaca doa berikut ini
َ َُت فِيهَا أَ ْل ِسنَةُ ُم ْختَلِفًّة تَسْأل
ُك َح َوائِ َج ُمتَنَ ِّو َعةً فَاجْ َع ْلنِي ِم َّم ْن َدعَاكَ فَا ْست ََجبْتَ لَه ْ اللَّهُ َّم ِإ َّن هَ ِذ ِه ُم ْز َدلِةُ ُج ِم َع
َ َّ َ َ َّ
ِ َوت ََوكلْ َعل ْيكَ ف َكف ْيتَهُ يَا أرْ َح َم الر
ََّاح ِمين
Allahumma inna haazdihi muzdalifatu jumi’ay fiihaa alsinatuan mukhtalifatun
tas’aluka hawaaija mutanawwi’atan faj’alnii mimman da’aaka fastajabta lahu
wa tawakkal’alaika fakafaitahu yaa arhamarraahimiin
Artinya; Ya Allah, sesungguhnya di Muzdalifah ini telah berkumpul orang
dengan bermacam-macam bahasa yang memohon kepada-Mu keperluan yang
juga beraneka ragam. Maka masukanlah aku ke dalam golongan yang
memohon kepada-Mu. Lalu Engkau penuhi permintaan itu, yang berserah diri
kepada-Mu, lalu Engkau lindungi, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari
segala PengasiH
Mabit di Muzdalifah merupakan rangkaian ibadah haji yang dilaksanakan setelah
jama’ah haji melaksanakan wukuf di padang Arafah. Mabit berarti bermalam atau
berhenti sejenak guna mempersiapkan segala sesuatu terkait prosesi melontar
jumrah.
Mabit dilaksanakan dua tahap di dua tempat, yaitu Muzdalifah dan Mina.
Namun karena jalur yang harus dilalui itu biasanya macet akibat padatnya arus
kendaraan. Banyak jama’ah mabit berlama-lama sambil menunggu arus
melonggar.Mabit di Muzdalifah dilakukan pada malam 10 Dzulhijjah selepas
wukuf di Arafah. Di bagian sebelah barat dari Muzdalifah ini terletak Masy’aril
Haram, yaitu Jabal Quzzah. Sebagian Mufassir mengatakan Masy’aril Haram
adalah Muzdalifah seluruhnya.
Di tempat ini jamaah melakukan mabit atau wukuf minimal telah melewati tengah
malam. Memang yang lebih utama mabit dilakukan sampai selesai shalat Subuh
sebelum berangkat ke Mina untuk melakukan Jumrah Aqobah.
1. Jumrah Ula, terletak dekat dengan Masjid Khoif. Jarak antara jumrah wustho
dan jumrah ula adalah kurang lebih 156,5 meter.
8
Ibid, hal 62
2. Jumrah Wustho, terletak di tengah antara jumrah ula dan jumrah aqabah.
Jaraknya antara jumrah ula dan jumrah aqabah kurang lebih 117 meter.9
a. Thawaf
Macam-macam Thawaf
9
Depag R ,2006, Pedoman peragaan manasik Haji.(Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah,), hal 148
1. Thawaf Qudum (thawaf selamat datang). Thawaf ini dilakukan oleh orang yang
melakukan haji ifrad atau qiran setelah tiba di Masjidil Haram. Orang yang
berhaji tamattu’, mengerjakan thawaf umrah.
3. Thawaf Wada’ (thawaf selamat tinggal). Thawaf ini dikerjakan pada saat orang
akan meninggalkan Makkah
Thawaf ini harus dikerjakan, kecuali bagi wanita yang sedang haid.
4. Thawaf Tattawwu’ (thawaf sunnah). Thawaf ini bisa dikerjakan setiap waktu
(siang dan malam).
Syarat-syarat Thawaf
1. Bersuci dan menutup aurat seperti dalam shalat, hanya dalam thawaf
diperbolehkan berbicara, asal pembicaraannya yang baik.
2. Thawaf dimulai dan sudut Hajar Aswad dan juga berakhir di situ.
3. Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang melakukan thawaf, tidak melewati
fondasi Ka’bah atau dalam Hijir Ismail, (Hijir Ismail adalah bagian dari Ka’bah).
1.Bagi orang laki-laki meletakkan bagian tengah kain ihramnya di bawah ketiak
kanan dan menaruh ujung kain di atas pundak sebelah kiri tertutup, sedang
pundak kanan terbuka. Ini berlaku hanya pada waktu melakukan thawaf
qudum/thawaf umrah bagi haji tamattu’. Rida (kain/selendang) boleh dikalungkan
seperti pada waktu melakukan shalat.
2.Sesampainya di sudut Hajar Aswad (di lantai ditandai dengan garis besar
berwarna coklat), menghadap Hajar Aswad lalu menciumnya atau menjamahnya
dengan tangan lalu mencium tangan atau menyentuhnya dengan tongkat itu atau
berisyarah kepadanya dengan tangan. Hal ini dilakukan setiap kali putaran
thawaf. Hal ini dilakukan setiap kali putaran thawaf.
3.Membaca takbir, yaitu Bismillahi wallahu akbar, artinya dengan nama Allah,
dan Allah Maha Besar.
5.Sesampai di sudut yang disebut Rukun Yamani (sebelum sudut Hajar Aswad),
mengusap sudut itu dengan tangan dan tidak menciumnya. Dua sudut sebelum
Rukun Yamani itu tidak diusap.
7. Thawaf berakhir sesudah putaran ketujuh. Dalam thawaf tidak ada ketentuan
membaca do’a-do’a tertentu untuk setiap kali putaran. Boleh berdo’a sesuai
keinginannya.
10
Ibid, hal 149
Wattakhidhu mim-maqomi ibrahima musholla (Dan jadikanlah Maqam Ibrahirn
itu sebagai tempat shalat).
Kemudian shalat dua rakaat. Pada rakaat pertama, sesudah al-Fatihah, membaca
surat al-Kafirun. Pada rakaat kedua, sesudah al-Fatihah, membaca surat al-Ikhlas.
Selesai shalat, kembali ke Hajar Aswad lalu menciumnya, menjamahnya atau
cukup berisyarah seperti pada permulaan thawaf.
b. Sa’i
Sa’i adalah berjalan antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali dimulai dari
Shafa dan diakhiri di Marwah. Sa’i dilakukan setelah thawaf, baik thawaf umrah
maupun thawaf ifadlah (pada saat ini, tempat Sa’i telah menyatu dengan
bangunan Masjidil Haram).
(Allah Maha Besar, tiada Tuhan kecuali Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya,
kepunyaan-Nya segala kerajaan, dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia berkuasa
atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah sendiri, Dia lestarikan janji-Nya,
Dia tolong hamba-Nya dan Dia sendiri menghancurkan musuh-musuh-Nya).
Bacaan di atas diulang tiga kali dan diselingi dengan do’a yang dimaui.
3.Turun dari Shafa menuju Marwah. Sesampainya di batas tiang hijau hendaknya
laki-laki berlari-lari kecil, sedang perempuan berjalan biasa sampai ke batas tiang
hijau berikutnya, lalu berjalan biasa menuju Marwah.
4.Di atas Marwah seperti dilakukan pada angka 2, menghadap ke Ka’bah dan
membaca bacaan seperti dalam butir dua di atas.
5.Kemudian berangkat lagi ke Shafa sampai cukup tujuh kali yang berakhir di
Marwah.
Di dalam sa’i ini selain bacaan dalam butir satu dan dua di atas, tidak ada do’a
khusus. Boleh berdo’a dengan do’a apa saja yang diinginkan.
c.Tahallul
Tahallul adalah perbuatan yang menandai seseorang keluar dari keadaan
ihram ke keadaan halal. Perbuatan tersebut adalah, bagi laki-laki dengan
memotong rambut kepala atau bercukur. Sedangkan bagi perempuan hanya
dengan memotong rambut kepala.Bagi jamaah yang berihram untuk umrah,
memotong rambut kepala atau bercukur dilakukan setelah sa’i. Sedangkan bagi
jamaah yang berihram untuk haji, dilakukan setelah melempar jumrah aqabah dan
tahallul ini dinamakan Tahallul awal, sedangkan thawaf ifadlah dinamakan
Tahalul tsani.
BAB III
A.Kesimpulan
Ibadah haji adalah salah satu rukun islam yang kelima wajib
dilaksanakan umat Islam baik laki-laki maupun perempuan, jika ia mampu
(istitha’ah) melaksanakannya. Kewajiban ini tertuang dalam firman Allah SWT
dalam QS. Ali-Imran:97. Ibadah haji di tanah suci adalah upaya menapaktilasi
proes penciptaan dan terjadinya manusia sebagai refleksi “kembali kepada jati
diri” dan aktualisasi pengenalan diri manusia yang mengantarkan pada upaya
pengenalan terhadap Allah SWT secara nyata.
ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap dan
mental dan aklak yang mulia. ibadah haji adalah merupakan peryataan umat islam
seluruh dunia menjadi umat islam seluruh dunia menjadi umat yang satu karena
memiliki persamaan atau satu akidah. memperkuat fisik dan mental, karena
ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan
fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam
menghadapi segala godaan dan rintangan. ibadah haji menumbuhkan semangat
berkorban, baik harta, benda dan tenaga serta waktu untuk melakukanya .
Dalam ibadah haji kita harus melakukan ,Ihram, Miqat, Mabit Di mina
(nafar awal dan nafar tsani),Wukuf di Arafah, Mabid di muzdalifah, Jumrah 'ula,
wustha,Aqabah, dan Thawaf,sa'i dan tahallul setelah kita melakukan semua
tersebut barulah haji kita dinamakan sah.
B. Saran
Sarwat, Ahmad. 2011. Seri fiqh kehidupan (6) : haji. Jakarta selatan : Du Publishing.
Sayyid Sabiq. 2006. Fikih Sunnah 3. Jakarta : Pena Pundi Aksara.
Imam Al-Ghazali,2017, Rahasia Haji dan Umrah (Jakarta:PT Turos Khazanah Pustaka
Depag R ,2006, Pedoman peragaan manasik Haji.(Jakarta: Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah,),
Afrida Mukhtar,2011 Fikih (Bukittinggi:Pustekom Man 2 Bukittinggi),
https://ihram.co.id/berita/mubm9s/amalan-yang-harus-dilakukan-selama-wukuf-di-
arafah
https://almanhaj.or.id/9639-kesalahan-kesalahan-jamaah-haji-selama-di-arafah.html