Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Studi Kelayakan Pariwisata

Diajurkan untuk memenuhi tugas kelompok dalam Mata Kuliah Studi Kelayakan Pariwisata

Disusun Oleh

Kelompok 4

1. Sabarinah Wirdatur Royhan (3618007)


2. Viryal Wihelmina (3618006)
3. Fitri Ramadhani (3618029)
4. Yolanda Safira (3618033)
5. Ryatna Wati (3618008)
6. Azhia Nova (3618023)
7. Husna Febriani (3618014)

Dosen Pengampu
Derizal, SE.Par. M.MPar

JURUSAN MANAJEMEN HAJI & UMRAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

TAHUN PELAJARAN 2020M / 1443 H

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shlawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
pendidikan agama dengan judul “studi kelayakan pariwisata”. Disamping itu, kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah
ini berlangsung sehingga dapat terealisasikan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedapannya dapat kami
perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Bukittinggi, 2 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................1


B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Studi kelayakan pariwisata...................................................................................................3


B. Pengembangan industry pariwisata dan kreatif....................................................................4
C. Perencanaan strategis pemasaran parawisata.......................................................................7
D. Tujuan Studi Kelayakan.......................................................................................................8
E. Manfaat studi kelayakan.......................................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi kelayakan (Feasibility Study) merupakan bahan pertimbangan dalam


mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha/proyek yang direncakan. Pengertian layak disini adalah kemungkinan dari gagasan
usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit) baik dalam arti
financial benefitmaupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek
dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial benefit,
hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.16 Pengertian studi kelayakan
menurut O’Brien adalah studi awal untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh
pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang
diusulkan. Analisis kelayakan adalah proses pengukuran dan kelayakan, kelayakan
sebaiknya diukur sepanjang siklus hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud studi kelayakan pariwisata ?
2. Apa yang dimaksud pengembangan industri pariwisata dan kreatif ?
3. Apa yang dimaksud perencanaan strategis pemasaran parawisata?
4. Apa yang dimaksud tujuan studi kelayakan ?
5. Apa yang dimaksud manfaat studi kelayakan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui studi kelayakan pariwisata
2. Untuk mengetahui pengembangan industri pariwisata dan kreatif
3. Untuk mengetahui perencanaan strategis pemasaran parawisata
4. Untuk mengetahui tujuan studi kelayakan
5. Untuk mengetahui manfaat studi kelayakan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Studi Kelayakan Pariwisata

1. Studi Kelayakan
Studi kelayakan (Feasibility Study) merupakan bahan pertimbangan dalam
mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha/proyek yang direncakan. Pengertian layak disini adalah kemungkinan dari
gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit) baik
dalam arti financial benefitmaupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan
usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti
financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.1
Pengertian studi kelayakan menurut O’Brien adalah studi awal untuk
merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya,
biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan. Analisis kelayakan adalah
proses pengukuran dan kelayakan, kelayakan sebaiknya diukur sepanjang siklus
hidup.2
Sedangkan menurut Kasmir dan Jakfar, studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Terdapat lima tujuan perlunya melakukan studi kelayakan, yaitu:
a. Menghindari Resiko Kerugian, untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang
akan datang ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat
diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat
diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan

1
Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 1.
2
James A O’Brien, Pengantar Sistem Informasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2005), hlm. 515.

2
resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan
maupun yang tidak dapat dikendalikan.
b. Memudahkan Perencanaan, jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan
terjadi dimasa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam
melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan.
c. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan,, dengan adanya berbagai rencana yang
sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan usaha. Para pelaksana
yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus diikuti.
Pedoman tersebut telah tersusun secara sistematis, sehingga usaha yang
dilaksanakan dapat dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan
rencana yang sudah disusun.
d. Memudahkan Pengawasan, dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai
dengan rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan kita untuk
melakukan pengwasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu
dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
e. Memudahkan Pengendalian, apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah
dilakukan pengawasanmaka, jika terjadi penyimpangan akan mudah
terdeteksisehingga, dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut.
Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan pelaksanaan agar tidak
melenceng dari rel yang sesungguhnya, dan pada akhirnya tujuan perusahaan
akan tercapai.

2. Studi Kelayakan Pariwisata


Studi kelayakan pariwisata Menurut Pitana dan Diarta, mencakup beberapa hal
spesifik yang harus dipahami dengan baik jika suatu usaha pariwisata mau
memaksimalisasi potensi untuk sukses. Hal tersebut diantaranya yaitu faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran pariwisata.
a) Faktor permintaan potensial Sesungguhnya permintaan potensial atas produk
pariwisata dapat diperkirakan, seperti jumlah penduduk sekitar kawasan dan
tingkat kepadatan penduduk.

3
b) Faktor tempat wisata Begitupun dengan penawaran, terdapat empat aspek yang
harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata, yaitu attraction (daya tarik),
acesable (transportasi), amenities (fasilitas), ancillary (kelembagaan).3

Menurut Arafah dan Alamsyah, studi kelayakan ekowisata dibagi kedalam tujuh aspek
yaitu:

a. Daya tarik
Daya tarik merupakan suatu faktor yang membuat orang berkeinginan
untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke suatu tempat yang menarik.
Unsur-unsur yang menjadi daya tarik diantara keindahan alam, keunikan
kawasan, banyaknya sumber daya yang menonjol, keutuhan sumber daya alam,
kepekaan sumber daya alam, pilihan kegiatan rekreasi, kelangkaan flora dan
fauna, serta kerawanan kawasan
b. Aksesibilitas
Aksesibilitas suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu
objek untuk dijangkau. Aksesibilitas merupakan faktor yang tidak dapat
dipisahkan dalam mendorong potensi pasar. Unsur-unsur yang dinilai dalam
aksesibilitas yaitu jarak pintu kawasan dengan bandara, terminal dan
pelabuhan, ketersediaan angkutan umum, kenyamanan perjalanan dan kondisi
dan jarak jalan darat.
c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kondisi lingkungan adalah keadaan lingkungan alam maupun
masyarakat dalam radius 1 km dari batas luar objek wisata. Unsurunsur kondisi
lingkungan yang menjadi penilaian adalah status pemilikan tanah, tingkat
pengangguran, mata pencarian, pendidikan, media yang masuk, tingkat
kesuburan tanah, sumber daya alam mineral dan sikap masyarakat.
d. Akomodasi
Dalam kegiatan wisata memerlukan peranan fasilitas akomodasi, dalam
hal ini adalah adanya sarana yang cukup untuk penginapan/perhotelan
khususnya bagi pengunjung yang berasal dari tempat yang jauh. Unsur yang

3
I Gede Pitana & I Ketut Surya Diarta, Pengentar Ilmu Pariwisata,(Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2009), hlm. 155

4
digunakan dalam menilai perhotelan/penginapan didasarkan pada jumlah
kamar hotel/penginapan yang berada radius 15 km dari objek wisata.
e. Sarana dan PrasaranaPenunjang
Sarana dan prasarana penunjang adalah sarana dan prasarana yang
dapat menunjang kegiatan kepariwisataan dan berada pada radius 20 km dari
batas luar objek. Peranan dari sarana dan prasarana penunjang adalah untuk
menunjang kemudahan dan kepuasan pengunjung. Unsur-unsur yang termasuk
dalam prasarana penunjang dalam penelitian ini diantaranya kantor pos,
warnet, jaringan telepon seluler, puskesmas/klinik, wartel. Sedangkan sarana
penunjangnya adalah rumah makan/minum, pusat perbelanjaan/pasar, bank,
tempat peribadatan dan toilet umum.
f. Keamanan
Keamanan dalam lokasi wisata merupakan salah satu hal yang harus
dipertimbangkan dalam berwisata, karena hal ini menyangkut persoalan
kenyamanan dan kepuasan dalam menikmati suasana alami selama perjalanan
menuju kawasan wisata. Adapun hal yang menjadi unsur penilaian keamanan
diantaranya kenyamanan perjalanan dan kondisi jembatan menuju objek wisata
g. Hubungan dengan Objek Wisata Lain
Hubungan dengan objek wisata lain harus diperhatikan dalam
pengembangan suatu objek wisata, guna mengetahui adanya ancaman atau
dukungan yang diakibatkan oleh keberadaan objek wisata lain bagi
perkembangan wisata ke depan. Unsur yang termasuk dalam penilaian
hubungan dengan objek wisata lain yaitu jarak objek-objek wisata lain baik
sejenis maupun tidak sejenis di kabupaten/kota yang berdekatan dengan objek.

B. Pengembangan industri parawisata dan kreatif

5
Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai buah dari usaha ekonomi
nasional yang mandiri, maka mengembangkan industry parawisata beserta industry
kreatifnya merupakan suatu keharusan di masa sekarang. Pengembangan industry ini
sangat memungkinkan mengingat befitu kaya nya Indonesia dengan banyaknya ragam
pesona, mulai dari alam, sejarah, hingga budaya.
Semua daya pesona itu tentu tidak dapat begitu saja memberi nilai tambah bila
tidak diiringi dengan usaha menggugah minat pasar untuk mengunjungi serta
menikmati berbagai objek wisata serta hasil industry kreatif yang ada. Di antara usaha
untuk menarik minat pasar itu adalah inisiatif dan industry parawisata secara periodic
dan berkelanjutan untuk mengadakan program “visit Indonesia year” ini, diantaranya
adalah meningkatkan jalinan hubungan untuk memperkuat komitmen bersama sebagai
pemangku kepentingan dari industry parawisata, yaitu kalangan pemerintah, swasta
dan masyarakat.
Kebersamaan ketiga unsure ini dalam pengembangan industry parawisata beserta
industry kreatif di dalam nya memiliki porsi yang sangat menentukan karena
ketertarikannya secara langsung terlibat dalam berbagai aktivitas keparawisataan.
Mengingat bahwa akhirnya sebuah kebijakan pemerintah kemudian diiringi dengan
usaha melakukan pelayanan yang professional dari pihak swasta serta hadirnya
dukungan berupa partisipasi kreatif dari masyarakat, maka dengan sendirinya akan
terakselerasi geraakan kepariwisataan nasional.
Persyaratan berikut adalah bergeraknya kinerja ekonomi secara lebih sinergis
dalam memajukan industry parawisata dan industry kreatif, misalnya peran kementrian
atau departemen, baik yang langsung maupun tidak langsung. Contohnya, Kementrian
Perhubungan dalam mengeluarkan berbagai kebijakan yang erat hubungannya dengan
penerbangan atau Kementrian Pekerjaan Umum lainnya.
Untuk membangun daya saing diperlukan pengembangan terhadap bagaimana agar
objek-objek wisata yang ada atau yang akan dikembangkan terjamin keamanan nya
dan terpelihara kebersihannya serta sangat peduli terhadap lingkungan hidup, seperti
gerakan penghijauan perkotaan dengan alokasi hutan-hutan perkotaan dan tamn-taman
rekreasi yang sekaligus menjaga kesegaran dan kenyamanan perkotaan.

6
Untuk terbina nya industry kreativitas masyarakat bangsa dalam berbagai sei
kehidupan, maka peran parawisata antara lain:
 Mengembangkan sanggar-sanggar seni budaya
 Menciptakan kemunculan pusat-pusat kerajinan tangan
 Mengembangkan dapur-dapur kreatif yang membuat aneka jenis makanan
daerah dan tradisional
 Menciptakan suasana yang kondusif bagi kreativitas kaum muda yang
kreatif
 Membina bebagai keahlian yang menompang langsung terhadap
perkembangan parawisata.4
C. Perencanaan strategis pemasaran parawisata
Menurut Yoeti (2002), komponen pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan
analisis situasi yang dalam hal ini dapat terbagi atas dua bagian penting, masing-
masing yaitu analisis lingkungan dan analisis sumber daya. Pertama: (a) analisis
lingkungan, lingkungan makro, lingkungan persaingan, lingkungan pasar; (b) analisis
sumber daya, tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi sumber
daya utama, terutama mengenai kekuatan dan kelemahan organisasi atau lembaga
yang bertanggung jawab terhadap pengembangan parawisata di DTW itu.
Kedua, perumusan strategi daerah bertujuan untuk bertanggung jawab terhadap
pengembangan parawisata pada suatau DTW.
Ketiga, perumusan strategi DWT menurut Philip Kotler dan Fox (1985) yang
dikutip oleh Oka Yoeti (2002), perumusan strategi itu harus berdasarkan dan
berpedoman pada environment analysis, resources analysis, dan goal formulation
steps.5

4
Ismayanti, nurdiyansyah, dkk.”Parawisata dan Isu Kontemporer”. (Jakarta: CV.Garuda Emas Sejahtera, 2015), hal
51-53
5
Prof.Dr.Otto R. Payangan. “Pemasaran Jasa Pariwisata”. (Makassar: PT. Penerbit IPB Press, 2013), hal 76

7
D. Tujuan studi kelayakan

Menurut Kasmir dan Jakfar, ada lima tujuan mengapa metode ini perlu dijalankan paMenurut
Kasmir dan Jakfar, ada lima tujuan mengapa metode ini perlu dijalankan pada tiap perusahaan :

1. Menghindari resiko kerugian

Resiko kerugian untuk masa yang akan datang yang penuh dengan ketidakpastian,dalam
hal ini fungsi studi kelayakan untuk meminimalkan resiko baik yang dapatdikendalikan
maupun yang tidak dapat dikendalikan.

2. Memudahkan Perencanaan

Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akandijalankan,
dimana, bagaimana pelaksanaannya, berapa besar keuntungan yangakan diperoleh serta
bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan.

3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan

Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan pelaksanaan bisnis,


pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik.

4. Memudahkan Pengawasan

Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka memudahkan untukmelakukan


pengawasan terhadap jalannya usaha.

5. Memudahkan Pengendalian

Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpanganakan muidah terdeteksi,sehingga


mudah untuk mengendalikan penyimpangan tersebut.

8
E. Manfaat Studi Kelayakan Bagi Berbagai Pihak

Pihak Pertama (bagi analisis)

1. Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yang sistematis (runtut) dalam


menghadapi suatu masalah (problem) dan mencari jawabannya.(solusi)

2. Menerapakan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari sebelumnya dan


menjadikannya sebagai alat bantu dalam penghitungan/pengukuran, penilaiandan
pengambilan keputusan

3. Mengerjakan analisis studi berarti mempelajari suatu objek bisnis secara


komprehensif sehingga penyusunannya akan mendapatkan pembelajaran dan
pengalaman yang sangat berharga.

Pihak kedua (bagi masyarakat)

1. Calon Investor

Dalam menilai SKB, calon Investor lebih terkonsentrasi pada aspek ekonomisdan
keuangan karena pada aspek inilah mereka dapat menentukan tingkat pengembalian
modal (IRR), payback period, aliran kas, dan tentunya proyeksilaba-rugi. Disini mereka
juga dapat memperhitungkan return dan resiko yangmungkin dihadapi.

2. Mitra penyerta modal

Calon Investor biasanya membutuhkan mitra penyerta modal baik perseorangan


maupun perusahaan. Hasil dari analisis  ini akan membantucalon investor dalam
meyakinkan mitranya.

3. Perbankan

Dalam proses persetujuan perkreditan dari bank diperlukan rekomendasi


yangmenyatakan bahwa proyek tersebut layak, maka diperlukan SKB

9
4. Pemerintah

Penilaian Pemerintah terhadap analisis ini adalah biasanya yangmenyangkut pada


aspek legalitas dan perizinan.(izin prinsip dan izinoperasional proyek).

5. Manajemen Perusahaan

SKB untuk pengembangan bisnis baru akan berhububngan dengan pihakmenajemen


terutama direksi.

6. Masyarakat

Acuan penilaian masyarakat terhadap suatu proyek atau bisnis biasanya


yangmenyangkut AMDAL (dampak lingkungan). Dan AMDAL ini biasanya
untuk proyek-proyek besar.

10
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Studi kelayakan (Feasibility Study) merupakan bahan pertimbangan dalam
mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha/proyek yang direncakan. Pengertian layak disini adalah kemungkinan dari
gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit) baik
dalam arti financial benefitmaupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan
usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti
financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan. Dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai buah dari usaha ekonomi nasional
yang mandiri, maka mengembangkan industry parawisata beserta industry kreatifnya
merupakan suatu keharusan di masa sekarang. Pengembangan industry ini sangat
memungkinkan mengingat befitu kaya nya Indonesia dengan banyaknya ragam
pesona, mulai dari alam, sejarah, hingga budaya.

B. Saran
Kami sebagai pemakalah mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami membutuhkan kritikan yang mendukung dari pembaca agar makalah
ini lebih sempurna dan dapat dijadikan acuan untuk pembelajaran selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim , Yacob . 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
James A O’Brien. 2005. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Salemba Empat
I Gede Pitana & I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengentar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: C.V ANDI
OFFSET
Ismayanti, nurdiyansyah, dkk. 2015. Parawisata dan Isu Kontemporer. Jakarta: CV.Garuda Emas
Sejahtera
Prof.Dr.Otto R. Payangan. 2013. Pemasaran Jasa Pariwisata. Makassar: PT. Penerbit IPB Press
https://grapadikonsultan.co.id/studi-kelayakan-definisi-manfaat-dan-peran-serta-dalam-bisnis/

12

Anda mungkin juga menyukai