Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas mata kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu: Dr. Zuhrinal M. Nawawi, MA

Disusun Oleh :

Ali Safran Pasaribu (0503222077)

Moventa Alfredo (0503222183)

Siti Nurhaliza (0503222078)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia –Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fiqh Muamalah yang berjudul “Studi
Kelayakan Bisnis”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Zuhrinal M. Nawawi, MA baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung kami. Kami mengetahui bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh untuk dikatakan
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya dikarenakan terbatasnya
pengetahuan dan wawasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi orang banyak.

Medan, 27 September 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar belakang..........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................2

C. Tujuan Masalah........................................................................................................2

BAB II..............................................................................................................................3

PEMBAHASAN...............................................................................................................3

A. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis ........................................................................3

B. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ............................................................................3

C. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis ..............................................................................5

D. Langkah langkah Studi Kelayakan Bisnis .............................................................5

E. Aspek Hukum ........................................................................................................7

F. Aspek Pasar dan Pemasaran .................................................................................10

G. Aspek Sumber Daya Manusia ..............................................................................14

H. Aspek Manajemen Operasional dan Teknologi ...................................................16

I. Aspek Keuangan ..................................................................................................17

J. Aspek Pesaing.......................................................................................................20

BAB III...........................................................................................................................23

PENUTUP......................................................................................................................23

1. Kesimpulan.............................................................................................................23

2. Saran........................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Studi kelayakan telah dikenal luas oleh masyarakat, terutama masyarakat yang
bergerak dalam bidang dunia usaha dan bisnis. Bermacammacam peluang dan
kesempatan yang ada dalam kegiatan dunia usaha, menuntut perlu adanya penilaian
tentang seberapa besar kegiatan ataupun kesempatan tersebut dapat memberikan
manfaat (benefit) bila diusahakan kepada calon pengusaha.
Studi kelayakan juga sering disebut dengan feasibility study yang merupakan
bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima suatu
gagasan usaha atau proyek yang direncanakan atau menolaknya. Pengertian layak
dalam penilaian sebagai studi kelayakan maksudnya adalah kemungkinan dari
gagasan usaha atau proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit),
baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu
gagasan usaha atau proyek dalam arti social benefit, tidak selalu menggambarkan
layak dalam arti financial benefit dan begitu pula sebaliknya, hal ini tergantung dari
segi penilaian yang dilakukan.
Proyek-proyek yang dinilai dari segi social benefit pada umumnya adalah
proyek proyek yang benefit-nya dihitung atau dinilai dari segi manfaat yang diberikan
proyek terhadap perkembangan perekonomian masyarakat secara keseluruhan.
Kegiatan usaha atau proyek yang dinilai dari segi financial benefit adalah usaha-usaha
yang dinilai dari segi penanaman investasi atau modal yang diberikan untuk
pelaksanaan usaha atau proyek tersebut.
Walaupun sudah dilakukan identifikasi, tidak menutup kemungkinan suatu
usaha atau proyek tersebut mengalami hambatan dan resiko meleset dari yang
diharapkan. Terlebih apabila tidak dilakukan identifikasi kelayakan sama sekali.
Selain itu, dengan dilakukan identifikasi, dapat memberikan pandangan kedepan serta
meminimalkan hambatan yang timbul di masa yang akan datang.
Ketidakpastian dimasa yang akan datang menjadi satu hal yang perlu
diperhitungkan dalam menjalankan usaha atau proyek yang akan dijalankan. Dengan
adanya studi kelayakan bisnis, setidaknya ada pedoman dan arahan usaha atau proyek
yang akan dijalankan oleh calon pengusaha.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Studi Kelayakan Bisnis ?
2. Apa saja manfaat dari Studi Kelayakan Bisnis ?
3. Apa tujuan dari Studi Kelayakan Bisnis ?
4. Bagaimana langkah langkah dalam Studi Kelayakan Bisnis ?
5. Apa saja aspek aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis ?

C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan
Bisnis, selain itu ada tujuan lain dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui apa itu Studi Kelayakan Bisnis.
2. Mengetahui manfaat Studi Kelayakan Bisnis.
3. Mengetahui tujuan dari Studi Kelayakan Bisnis.
4. Mengetahui langkah langkah dalam Studi Kelayakan Bisnis.
5. Mengetahui aspek aspek yang dalam Studi Kelayakan Bisnis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Pengertian studi kelayakan bisnis adalah penelitian dan penilaian tentang dapat dan
tidaknya suatu proyek dilakukan dengan berhasil(menguntungkan). Studi Kelayakan
dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi baik pada suatu proyek maupun bisnis
yang sedang berjalan. Studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan sebuah
proyek yang akan dijalankan disebut studi kelayakan proyek, sedangkan studi kelayakan
yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha disebut
studi kelayakan bisnis.
Maksud layak atau tidak layak disini adalah perkiraan bahwa proyek yang akan dapat
atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan.
Menurut Soemitra (2015) bahwa studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan bisnis yang akan dijalankan ,
dalam rangka menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis atau usaha tersebut
dijalankan.
Menurut Ahmad Subagyo ”Studi Kelayakan adalah penelitian yang mendalam
terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan”.
Menurut Umar H. (2015) Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap
rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun,
tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Menurut Subagyo A. (2015) Studi Kelayakan bisnis adalah studi kelayakan yang
dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha.
Menurut Ibrahim J. (2013) Studi kelayakan Bisnis merupakan bahan pertimbangan
dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan /
proyek yang direncanakan.

B. MANFAAT STUDI KELAYAKAN BISNIS


Manfaat Studi kelayakan dapat dibedakan karena dua pihak yang berkepentingan atas
studi kelayakan itu sendiri :

3
a. Pihak Pertama (bagi analisis)
1. Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yang sistematis (runtut) dalam
menghadapi suatu masalah (problem) dan mencari jawabannya(solusi).
2. Menerpakan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari sebelumnya dan
menjadikannya sebagai alat bantu dalam penghitungan/pengukuran, penilaian
dan pengambilan keputusan.
3. Mengerjakan studi kelayakan berarti mempelajari suatu objek bisnis secara
komprehensif sehingga penyusunannya akan mendapatkan pembelajaran dan
pengalaman yang sangat berharga.

b. Pihak kedua (bagi masyarakat)


1. Calon Investor
Dalam menilai SKB, calon Investor lebih terkonsentrasi pada aspek ekonomis
dan keuangan karena pada aspek inilah mereka dapat menentukan tingkat
pengembalian modal (IRR), payback period, aliran kas dan tentunya proyeksi
labarugi. Disini mereka juga dapat memperhitungkan return dan resiko yang
mungkin dihadapi.
2. Mitra penyerta modal
Calon Investor biasanya membutuhkan mitra penyerta modal baik
perseorangan maupun perusahaan. Hasil studi kelayakan ini akan membantu
calon investor dalam meyakinkan mitranya.
3. Perbankan
Dalam proses persetujuan perkreditan dari bank diperlukan rekomendasi yang
menyatakan bahwa proyek tersebut layak, maka diperlukan SKB.
4. Pemerintah
Penilaian Pemerintah terhadap studi kelayakan adalah biasanya yang
menyangkut pada aspek legalitas dan perizinan.(izin prinsip dan izin
operasional proyek).
5. Manajemen Perusahaan
SKB untuk pengembangan bisnis baru akan berhububngan dengan pihak
menajemen terutama direksi.
6. Masyarakat

4
Acuan penilaian masyarakat terhadap suatu proyek atau bisnis biasanya yang
menyangkut AMDAL (dampak lingkungan). AMDAL ini biasanya untuk
proyek-proyek besar.

C. TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Menurut Kasmir dan Jakfar ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha
atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan yaitu :

a. Menghindari resiko kerugian


Resiko kerugian untuk masa yang akan datang yang penuh dengan ketidak
pastian, dalam hal ini fungsi studi kelayakan untuk meminimalkan resiko baik
yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
b. Memudahkan Perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan
dijalankan, dimana, bagaimana pelaksanaannya, berapa besar keuntungan yang
akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan.
c. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan pelaksanaa bisnis,
pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik.
d. Memudahkan Pengawasan
Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka memudahkan untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.
e. Memudahkan Pengendalian
Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpanganakan mudah terdeteksi,
sehingga mudah untuk mengendalikan penyimpangan tersebut.

D. LANGKAH LANGKAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

Pada pelaksanaan studi kelayakan bisnis ada beberapa langkah langkah yang
hendak dikerjakan, sebagai berikut:
1. Penemuan Ide
Agar dapat menghasilan ide proyek yang dapat menghasilkan produk laku
untuk dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang terorganisasi dengan

5
baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Jika ide proyek lebih dari satu,
dipilih dengan memperhatikan:
 Ide proyek sesuai dengan kata hatinya
 Pengambilan keputusan mampu melibatkan dir dalam hal-hal yang sifatnya
teknis
 Keyakinan akan kemampuan proyek menghasilkan laba

2. Tahap Penelitian
Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan
metode imiah yakni:
 Mengumpulkan data
 Mengolah data
 Menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
 Menyimpulkan hasil
 Membuat laporan hasil

3. Tahap Evaluasi
Yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria
yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Hal yang dibandingkan dalam evaluasi
bisnis adalah seluruh ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta
manfaat atau benefit yang diperkirakan akan diperoleh.
Tahap evaluasi ada 3 macam yaitu :
 Mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan
 Mengevaluasi proyek yang akan dibangun
 Mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin

4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak


Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap ayak, perlu
dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor tertinggi jika
dibanding usulan lain berdasar kriteria penilaian yang telah ditentukan.

6
5. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan
pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan
kualifikasi tenaga perencanaan, ketersediaan dana dan sumber daya lain serta
kesiapan manajemen.

6. Tahap Pelaksanaan
Realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen proyek. Setelah proyek
selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah melaksanakan operasional bisnis
secara rutin. Agar selalu bekerja secara efektif dan efisien dalam rangka
meningkatkan laba perusahaan, dalam operasional perlu kajian-kajian untuk
mengevaluasi bisnis dari fungsi keuangan, pemasaran, produksi dan operasi.
Hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai feedback bagi perusahaan untuk
mengkaji ulang proses bisnis ini secara terus-menerus.
Hal-hal yang perlu diketahui dalam membuat suatu Studi Kelayakan adalah :
1. Ruang lingkup kegiatan proyek/bisnis.
2. Cara kegiatan proyek/bisnis dilakukan.
3. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan terhadap keberhasilan suatu
proyek/bisnis.
4. Sarana yang diperlukan oleh proyek/bisnis.
5. Hasil egiatan proyek/bisnis tersebut.
6. Akibat (dampak), baik yang bermanfaat atau tidak dari adanya proyek/bisnis
tersebut.

E. ASPEK HUKUM

a. Pengertian Aspek Hukum


Aspek hukum adalah aspek mengkaji ketentuan hukum berupa legalitas suatu
badan yang harus dipenuhi sebelum menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk jenis
usaha berbeda-beda, tergantung pada kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi
daerah menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketentuan
hokum dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang sangat
penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.

7
Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang semula
dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat
terjadi karena kurangnya ketelitian dalam penilaian di bidang hukum sebelum usaha
tersebut dijalankan. Oleh karena itu hendaknya dalam melakukan analisis aspek
yuridis ini dilakukan secara teliti dan cermat dengan mencari sumber-sumber
informasi yang jelas sampai ke tangan yang memang berkompeten untuk
mengeluarkan surat-surat yang hendak kita teliti. Begitu juga dengan mereka yang
akan menyiapkan suatu proyek atau usaha.
Yuridis adalah hukum atau peraturan yang wajib dipatuhi oleh masyarakat,
baik secara tertulis maupun secara lisan. Tujuan dari aspek yuridis atau hukum adalah
untuk meneliti keabsahan,kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang
dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat di lakukan sesuai dengan lembaga yang
mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan.

b. Aspek Hukum dalam Studi Kelayakan Bisnis

Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada semua hal
terkait legalitas rencana bisnis yang hendak dilakukan oleh perusahaan. Ketentuan-
ketentuan hukum tersebut meliputi:

1. Izin lokasi
2. Akte pendirian perusahaan dari notaris
3. Pengesahan Surat Pendirian Perusahaan dari Pengadilan Tinggi Setempat
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
5. Surat tanda daftar perusahaan
6. Surat izin tempat usaha dari Pemerintah Daerah setempat
7. Surat tanda rekanan dari Pemerintah Daerah setempat
8. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

c. Proses Perizinan
Dalam pelaksanaanya, apa pun bentuk suatu usaha, diperlukan perizinan.
Kompleksitas perizinan ini bergantung pada badan usaha yang akan dibentuk,
keterkaitan dengan pihak-pihak lain, produk yang akan dihasilkan, sumber matrial
yang akan digunakan, dan sumber permodalanya. Untuk mendapatkan legalitas

8
usaha, ada beberapa jenis perizinan yang perlu persiapkan sebelum sesuatu usaha
dijalankan, antara lain:

1. Akta Pendirian
Akta pendirian ini biasanya dalam bentuk akta notaris yang berisi
keputusan/rapat pendririan oleh pendiri tentang anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga badan hukum usaha. Perusahaan/ usaha mikro
pada prinsipnya dapat memperoleh perizinan melalui surat keterangan
usaha dari kelurahan (kepala desa) setempat atau dari kepala pasar tempat
pengusaha mikro tersebut menjalankan usahanya.

2. Surat keterangan domisili usaha


Surat ini dikeluarkan kepala desa sebagai bukti adanya persetujuan dari
penguasa daerah setempat. Sebelumnya, untuk mendapatkan dari kepala
desa , pihak analisis (pengurus) perizinan membutuhkan tanda tangan
persetujuan dari warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi usaha atau
persetujuan dari RT/RW setempat.

3. Nomor pokok wajib pajak (NPWP)


Untuk mendapatkan surat dari instansi/dinas/departemen pemerintah
berupa SIUP, dalam ketentanya si pemohon harus sudah mempunyai
nomor pokok wajib pajak (NPWP), NPWP ini dikeluarkan oleh kantor
dinas pajak daerah tempat lokasi usaha akan didirikan. Untuk
mendapatkan NPWP, badan hukum harus menyiapkan akta notaris
pendirian yang berisi AD/ART, fotokopi KTP penanggung jawab/pemilik,
dan surat keterangan Domisili Usaha.

4. Tanda daftar perusahaan (TDP)


Undang-undang NO.3 tahun 1983 mewajibkan setiap pengusaha di
Indonesia didaftarkan dalam Daftar perusahaan di Departemen
Pemerindustrian dan Perdagangan. Perusahaan tersebut kemudian diberi
nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

9
5. Tanda Daftar Usaha perdagangan (TDUP) dan surat izin usaha
perdagangan (SIUP).
Berdasarkan surat keputusan mentri perindustrian dan perdagangan No.
408/MPP?KEP/10/1997, setiap perusahaan di Indonesia wajib
memperoleh perizinan di bidang perdangangan yaitu Surat izin usaha
perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan kapela kantor departemen
perindustrian dan perdagangan , untuk investasi dengan nilai di atas Rp200
juta. Selain perizinan yang bersifat umum, ada pula perizinan yang bersifat
khusus, yaitu bersifat sektoral.

d. Tujuan Aspek Hukum

Berdasarkan aspek hukum, suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis
tersebut sesuai dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala
persyaratan perizinan di wilayah tersebut. Secara spesifik analisis aspek hukum
pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
1. Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan
2. Menganalisis ketepatan bentk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan
3. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi
persyaratan perizinan
4. Manganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan
dibiayai dengan pinjaman

F. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

a. Pasar dan Pemasaran


Setiap ada kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan
pemasaran adalah untuk mencari atau menciptakan pasar. Pengertian pasar secara
sederhana dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi.
Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan
sosial. American Marketing Association (AMA) adalah suatu fungsi organisasi dan

10
serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai
kepada pelanngan dan untuk mengelola hubungan pelangan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dna pemangku kepentingannya (Kotler, 2013). Sedangkan
manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasa sasaran dan meraih,
mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul (Kotler, 2013).
Tantangan utama perusahaan-perusahaan adalah bagaimana membangun dan
mempertahankan bisnis yang sehat dalam pasar dan lingkungan yang terus berubah.
Agar perusahaan tetap dapat survive perusahaan harus mampu mengenali
pelanggannya. Dengan kata lain pasar sasaran yang dituju dengan tepat akan
memudahkan perusahaan dalam melakukan executing strategy.
Aspek pasar menganalisis potensi pasar, intensitas persaingan, market share
yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi pemasaran yang dapat digunakan
untuk mencapai market share yang diharapkan. Dengan analisis ini, potensi ide bisnis
dapat tersalurkan dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar.
Dalam kaitannya dengan studi kelayakan suatu usaha atau proyek, aspek pasar
dan pemasaran sangat menentukan hidup matinya suatu perusahaan. Apabila aspek
pasar tidak diteliti secara benar, bagaimana prosepeknya dimasa yang akan datang,
bukan mustahil tujuan perusahaan tidak akan pernah tercapai.

b. Prospek Perusahaan dalam Pemasaran

Pada dasarnya setiap perusahaan harus mampu membaca pasar secara jelas
dan benar terhadapa apa yang akan dipasarkan di masa akan datang. Secara umum
orang-orang pemasaran memasarkan beberapa tipe entitas yaitu:

1. Barang, yaitu produk yang berbentuk fisik yang bisa dikonsumsi atau
dimanfaatkan secara terus menerus oleh konsumen. Seperti produk
makanan, baju, HP, Buku dan lain-lain.
2. Jasa, yaitu kegiatan yang bergerak pada usaha pelayanan seperti hotel,
maskapai penerbangan, rental, dokter, dosen dan lain-lain.
3. Acara, yaitu kegiatan yang memberikan suguhan program baik melalui
media media massa maupun online seperti pameran dagang, petunjukkan
seni, dan ulang tahun perusahaan maupun yang laiinya.

11
4. Pengalaman, yaitu memaduan beberapa jasa dan barang, atau sebuah
perusahaan dapat menciptakan, memaerkan, dan memasarkan pengalaman
seperti Walt Disney World’s Magic Kingdom dalam memberikan izin
pelanggan dalam mengunjungi kerajaan peri, kapal bajak laut, atau rumah
hantu, atau juga seperti Rafting di Magelang dan tempattempat Museum
peninggalan sejarah.
5. Orang, yaitu usaha yang bergerak pada pemasaran selebriti, seperti artis,
musisi, pengacara, dan ahli keuangan kelas atas. Dan ini biasanya disebut
sebagai self branding atau pekerjaan pemasaran sendiri.
6. Tempat, yaitu kota,negara, kawasan, dan seluruh negara bersaing secara
aktif untuk menarik turis, apbrik, kantor puat perusahaan, dan pemukiman
baru. Contoh pemasaran seperti ini ialah agen real estate, bank komersial,
asosiasi bisnis lokal serta agen periklanan dan hubungan masyarakat.
7. Properti, yaitu secara khusus dalam aspek pasar dan pemasaran bahwa
tujuan perusahaan baik perusahaan dagang ataupun jasa, untuk
memproduksi atau memasarkan produknya.

c. Tugas Aspek Pasar dan Pemasaran


Secara umum, kita dapat mengidentifiasi serangkaian tugas yang menentukan
keberhasilan manajemen pemasaran dan Leading Market. Ada beberapa tugas seorang
manajer yang paling penting untuk diperhatikan dalam sebuah perusahaan, yaitu:
1. Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Kemampuan mengidentifikasi potensi peluang pasar dalam jangka
panjang dan kompetensi inti dari sebuah produk. Selain itu,
mengembangkan rencana pemasaran konkrit yang merinci strategi dan
taktik pemasaran untuk maju dan berkembang.
2. Menagkap Pemahaman (Ide) Pemasaran
Kemampuan untuk menngubah strategi pemasaran menjadi program
pemasaran, mengukur potensi pasar, meramalkan permintaan, dan
membuat keputusan dasar tentang pengeluaran pemasaran, aktivitas
pemasaran, dan alokasi pemasaran dengan melihat kondisi lingkungan
baik makro maupun mikro.
3. Berhubungan dengan Pelanggan

12
Mencipatakan dan membangun hubungan komunikasi dengan seluruh
stakeholder terutama para pelanggan dalam menciptakan nilai untuk pasar
sasaran yang dipilih dan dikembangkan untuk menjaga reputasi
perusahaan dan produk yang ditawarkan.
4. Membangun Merk yang Kuat
Manajer harus mampu mengetahui kekuatan dan kelemahan setiap produk
yang telah dipasarkan dari sudut pandang pelanggan agar bisa dijadikan
informasi untuk perbaikan di masa akan datang. Dengan demikian,
manajer mampu membuat strategi yang berfokus pada konsumen dan
mengembangkan positioning atas produk yang telah di tawarkan. Dan
yang perlu diperhatikan adalah pesaing sehingga bisa menciptakan strategi
jitu untuk menciptakan brand equity.
5. Membentuk Penawaran Pasar
Suatu keputusan manajer pemasaran yang penting yang berhubungan
dengan harga. Manajer harus mampu menetapkan strategi harga seperti
harga grosir, eceran, diskon, potongan harga, dan ketentuan kredit. Selain
itu, manajer juga harus melihat nilai tawar konsumen dan tingkat
pendapatan masyarakat agar produk yang ditawarkan bisa dibeli dan
dikonsumsi oleh pelanggan secara terus menerus.
6. Menghantarkan nilai
Manejer haru mampu menghantarkan kepada pasar sasarannya atas nilai
yang terkandung dalam produk dan layanan yang ditawarkan kepada
pasar. Biasanya manajer menghantarkan nilai produk harus lebih
terjangkau, mudah, dan tersedia atas produk yang ditawarkan kepada para
pelanggan/konsumen. Manajer juga dapat mengidentifikasi, merekrut dan
mengaitkan berbagai fasilitator pemasaran untuk memasok produk dan
layanannya secara efisien ke pasar sasaran.
7. Mengkomunikasikan nilai
Kemampun manajer dalam melakukan komunikasi yang tepat sasaran
kepada pasa sasaran atas nilai yang terkandung dalam produk dan
layanannya. Kegiatan diperlukan program komunikasi pemasaran
terintegrasi yang memaksimalkan kontribusi individual dan kolektif dari
semua aktivitas komunikasi.
8. Menciptakan Pertumbuhan Pasar

13
Berdasarkan positioning produk, manajer harus memulai pengembangan,
pengujian, dan peluncuruan produk baru sebagai bagian dari visi jangka
panjang perusahaan.

G. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Manajemen sebagai ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan melalui
kegiatan orang lain. Artinya, tujuan dapat dicapai bila dilakukan oleh satu orang atau
lebih. Sementara itu manajemen sumber daya manusia sebagai suatu bidang
manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam suatu
perusahaan. Bermacam-macam pendapat tentang pengertian manajemen sumber daya
manusia, antara lain: adanya yang menciptakan Human Resources, ada yang
mengartikan sebagai man power management serta ada yang menyertakan dengan
pengertian manajemen sumber daya manusia sebagai personal (personalia,
kepegawaian, dan sebagainya).
Aspek manajeman merupakan faktor yang terpenting. Diaspek inilah ide
pengembangan usaha akan menjadi kenyataan di bawah kepemimpinan sebuah tim
manajemen. Pada saat awal, manajemwen akan menentukan visi, misi dan nilai – nilai
dasar dari perusahaan. Visi dan misi akan manjadi pegangan dan arahan seluruh
organisasi bergerak dalam pencapaian tujuan. Nilai – nilai dasar akan menjadi
pegangan bagi seluruh anggota organisasi dalam menjalankan usaha.

 Fungsi Sumber Daya Manusia Dalam Studi Kelayakan Bisnis


1. Sebagai Tenaga Kerja
Tenaga kerja ini merupakan seluruh penduduk yang mempunyai usia siap
kerja (produktif). Tenaga kerja memiliki suatu kemampuan untuk
memberikan jasa tiap satuan waktu yang berguna di dalam menghasilkan

14
produk berupa barang serta juga jasa yang bisa/dapat bermanfaat bagi
dirinya sendiri serta orang lain.
2. Sebagai Tenaga Ahli
Sumber daya manusia ini mampu berfungsi sesuai bidang serta juga
kemampuannya. Salah satunya yakni sebagai tenaga ahli bagi sebuah
perusahaan bahkan negara.
3. Sebagai Pemimpin
Sumber daya manusia yang mempunyai kapasitas lebih besar dengan skill
dan juga pengalaman yang mumpuni bisa/dapat berfungsi yakni sebagai
pemimpin bagi suatu golongan, perusahaan serta organisasi.
4. Sebagai Tenaga Usahawan
Sumber daya manusia yang mampu menjadi tenaga usahawan ini ialah
mereka yang bisa/dapat melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan
kemandirian di dalam rangka menciptakan sebuah produk baru yang
bermanfaat bagi orang banyak atau juga lingkungannya bahkan dunia.
5. Berfungsi dalam Pengembangan IPTEK
Sumber daya manusia juga mempunyai fungsi utama di dalam penemuan
serta pengembangan ilmu sehingga mampu digunakan untuk kemajuan
dirinya sendiri, lingkungan, serta orang lain termasuk perusahaan ataupun
juga organisasi.

 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia


1. Merekrut dan mempertahankan sumber daya manusia yang terampil,
bermotivasi tinggi, serta dapat dipercaya untuk menjalankan tugas
organisasi.
2. Melakukan peningkatan serta perbaikan terhadap kualitas sumber daya
dalam organisasi melalui kemampuan, kontribusi, dan kecakapan sumber
daya manusia dalam melaksanakan kegiatan operasional organisasi. ·
3. Mengembangkan sistem kerja yang efektif melalui prosedur perekrutan
dan seleksi calon sumber daya manusia untuk organisasi.
4. Mewujudkan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif bagi seluruh
sumber daya manusia dalam organisasi.·

15
5. Menyeimbangkan keperluan sumber daya manusia yang dimiliki
organisasi.
6. Melakukan penghargaan kepada elemen sumber daya manusia atas prestasi
kerja yang telah dicapai.
7. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia dalam perusahaan
secara jasmani maupun rohani.
8. Memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh sumber daya manusia
dalam perusahaan untuk bekerja.
9. Melakukan pendekatan humanis terhadap sumber daya manusia dalam
pengelolaan karyawan atas dasar keadilan, transparansi dan perhatian.
10. Pengelolaan terhadap elemen sumber daya manusia dengan
memperhatikan perbedaan kebutuhan pada setiap individu atau kelompok
dalam mengeluarkan pendapat.

H. ASPEK MANAJEMEN OPERASIONAL DAN TEKNOLOGI

Aspek operasional juga disebut sebagai aspek produksi. Hal yang perlu
diperhatiakan dalam aspek ini meliputi masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata
letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk
pemilihan teknologi.
Schroeder (2013) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan produksi
dan operasional pada 3 hal yaitu:
1. Pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa.
2. Adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa.
3. Adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen
operasi.

Keputusan yang diambil oleh sebuah organisasi mengenai produk yang


ditawarkan mempunyai dampak penting terhadap kinerja perusahaan. Sebagian
keputusan bisnis mempunyai dampak yang cukup luas, misalnya pilihan mengenai
produk baru dan pengembanganpengembangan produk. Keputusan-keputusan seperti
ini menyentuh setiap bidang fungsional dan mempengaruhi segala lapisan organisasi.

Analisis aspek teknis dan teknologi menjadi sebuah keharusan untuk


menghindari adanya kegagalan bisnis pada masa yang akan datang, sebagai akibat

16
karena adanya masalah teknis. Menurut Suliyanto (2010), beberapa hal yang perlu
dipahami dalam kaitannya dengan aspek teknis dan teknologi ialah penentuan lokasi
bisnis, tata letak (layout) bisnis, pemilihan peralatan dan teknologi.

Lokasi bisnis adalah lokasi dimana bisnis akan dijalankan, memiliki pengaruh
yang besar terhadap biaya operasional dan investasi. Tata letak (layout) pelatihan
merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas pelatihan yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan pelatihan motivasi. Pemilihan peralatan dan teknologi
pelatihan merupakan hal yang penting, karena kesalahan dalam pemilihan peralatan
dan teknologi yang digunakan akan menimbulkan kerugian.

 Tujuan aspek operasional dan teknologi

Secara umum tujuan yang hendak di capai dalam penilaian aspek operasional
dan teknis adalah sebagai berikut:

1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
2. Agar peruasahaan dapat menetukan layout yang sesuai dengan proses
produksi
3. Yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.
4. Agar perusahaan bisa menentukan teknolofi yang
5. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik
dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
6. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang
dan dimasa yang akan datang.

I. ASPEK KEUANGAN

Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan


perusahaan secara keseluruhan dan merupakan aspek yang penting ntuk
ditelitikelayakannya. Hal ini berhubungan dengan modal dan investasi yang
digunakan dalam pembiayaan suatu usaha/bisnis. Penilaian kelayakan bisnis dalam
aspek ini meliputi: penilaian terhadap sumber-sumber dana yang diperoleh, biaya

17
kebutuhan investasi, estimasi pendapatan yang akan diperoleh, estimasi biaya operasi
dan pemeliharaan, break even point (BEP),serta arus kas (cash flow).

a. Sumber-Sumber Dana
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana
yang cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana,
modal dibagi menjadi 2 modal antara lain:

1. Modal asing (pinjaman)


Modal asing merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh melalui pinjaman. Pinjaman ini
mengakibatkan bertambahnya beban usaha yaitu beban bunga pinjaman
yang besarnya relative dalam jangka waktu tertentu.
Keuntungan dari adanya modal pinjaman ini adalah jumlahnya yang
relative tidak terbatas (tersedia dalam jumlah yang banyak), selain itu
menjadikan suatu motivasi untuk bekerja lebih giat.
Sumber dana ini diperoleh dari:
 Pinjaman dari dunia perbankan
 Pinjaman dari lembaga keuangan
 Pinjaman dari perusahaan non-bank

Kerugian dari adanya modal pinjaman ini adalah perusahaan harus


membayar bunga serta konsekuens ilainnya jika perusahaan tidak dapat
membayar pinjamannya.

2. Modal sendiri
Modal sendiri merupakan modal yang diperoleh dari pemilik
perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik terbuka maupun
tertutup.
Keuntungannya adalah tidak adanya tambahan beban biaya bunga
namun harus membayar deviden kepada pemilik saham, serta tidak ada
kewajiban untuk mengembalikan modal yang digunakan.

18
Kerugiannya adalah semua kerugian akan ditanggung sendiri, serta
perusahaan tidak dapat dengan leluasa mengembangkan usaha sera
menggunakan dana jika dana yang dimiliki terbatas jumlahnya.

b. Sistematika Aspek Financial/Keuangan


Adapun dalam proses mengkaji kelayakan bisnis atau proyek dari aspek
finansial, pendekatan konvensional yang digunakan adalah menganalisis
perkiraan arus kas keluar danmasukselama umur proyek atau investasi, yaitu
menguji dengan memakai kriteria seleksi. Arus kas akan terbentuk dari
perkiraan biaya awal, modal kerja, biaya operasi, biaya produksi dan
pendapatan.
Sistematika analisi aspek finansial mengikuti urutan sebagai berikut :
 Menentukan parameter dasar
Sebagai dasar dari analisis aspek finansial, diasumsikan bahwa studi-studi
yang telah dilakukan sebelumnya menghasilkan parameter dasar sebagai
landasan membuar perkiraan biaya investasi.
 Menentukan biaya investasi
Terdapat tiga komponen biaya investasi, yaitu biaya pertama (first cost),
modal kerja($orking capital), dan biaya operasi/produksi
 Proyeksi pendapatan
Proyeksi pendapatan adalah perkiraan dana yang masuk sebagai hasil
penjualan produksi dariunit usaha yang bersangkutan.
 Membuat model
Model yang dipergunakan dalam mengkaji kelayakan finansial adalah
arus kas (cash flow)selama umur investasi
 Menyusun kriteria penilaian
Kriteria penilaian atau kriteria profitabilitas merupakan alat bantu bagi
manajemen untuk membandingkan dan memilih alternative investasi yang
tersedia
 Melakukan penilaian
Penilaian akan menghasilkan usulan mana yang mempunyai prospek baik
dan tidak baik,dimana yang baik harus diterima seentara yang tidak baik
harus ditolak.ini dikenal dengan pendekatan accept, reject, decision
 Analisis resiko
19
Keterkaitan keputusan investasi dengan keputusan pendanaan, seberapa
besar keterkaitanantara keduanya yang akan berujung pada pengabilan
keputusanengambilan keputusan.

J. ASPEK PESAING

Perusahaan harus mampu berkompetisi dengan pesaing agar dapat bertahan


dan tetap menjadi pilihan utama para konsumen (Pratama, Dewi, & Baroto, 2015).
Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang atau jasa
yang sama atau mirip dengan produk yang kita tawarkan. Pesaing suatu perusahaan
dapat dikategorikan pesaing yang kuat dan pesaing yang lemah atau ada pesaing yang
dekat yang memiliki produk yang sama atau memiliki produk yang mirip.
Hal-hal yang perlu diketahui dari pesaing dan terus-menerus kita pantau
adalah produk pesaing, baik mutu kemasan, label, atau lainnya. Kita bandingkan
kelebihan produk yang dimiliki pesaing berikut kelemahan yang dimilikinya dengan
produk kita. Di samping itu, pengusaha juga harus mampu menangkap peluang yang
ada di pasar sebelum ditangkap pesaing. Seorang pengusaha diharapkan mampu
menciptakan peluang-peluang baru. Namun, pengusaha juga harus waspada terhadap
setiap ancaman yang ada sekarang dan di masa yang akan datang. Ancaman yang
dilakukan pesaing dapat secara langsung menyerang kita atau secara pelan-pelan
(bergerilya).
Hal-hal yang perlu diketahui dari pesaing adalah tentang:
1. kelengkapan, mutu, desain dan bentuk produk;
2. harga yang ditawarkan;
3. saluran distribusi atau lokasi cabang yang dimiliki;
4. promosi yang dijalankan;
5. rencana kegiatan pesaing ke depan.

Dengan kata lain, analisis pesaing berfungsi untuk membuat peta persaingan
yang ada sekarang dan di masa yang akan datang.

 Bentuk-Bentuk Persaingan
Bentuk persaingan terbagi menjadi empat tingkatan:

20
1. Persaingan merek, adalah produk-produk atau jasa yang bersaing secara
langsung menawarkan hal yang sama. Misalnya Teh Botol Sosro dan Fres
Tea.
2. Persaingan industri, adalah persaingan dalam satu industri, tidak hanya satu
produk saja. Misalnya Teh Botol Sosro industrinya tidak hanya industri teh
dalam botol, tetapi semua industri minuman. Karena itu pesaingnya adalah
juga Coca Cola, Aqua, dan lain-lain.
3. Persaingan bentuk, adalah persaingan dalam bentuk produk yang sama.
Misalnya persaingan antara Teh Botol Sosro dengan Susu Ultra, Yogurt, dan
lain-lain.
4. Persaingan generik. Adalah persaingan umum pada semua industri, misalnya
antara Teh Botol Sosro dengan Sari Roti, dan lain-lain.

 Strategi Bersaing
Michael Porter membagi strategi bersaing menjadi 3 strategi umum:
1. Differensiasi
adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan
penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Strategi differensiasi
mengisyaratkan perusahaan mempunyai jasa atau produk yang mempunyai
kualitas ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing.

2. Keunggulan biaya (low cost)


adalah strategi mengefisienkan seluruh biaya produksi sehingga menghasilkan
produk atau jasa yang bisa dijual lebih murah dibandingkan pesaing. Strategi
harga murah ini fokusnya pada harga, jadi biasanya produsen tidak terlalu
perduli dengan berbagai faktor pendukung dari produk ataupun harga yang
penting bisa menjual produk atau jasa dengan harga murah kepada konsumen.
Warung Tegal misalnya mengandalkan strategi harga. Mereka tidak perduli
dengan kenyamanan orang ketika makan, bahkan juga dengan kebersihan,
yang penting bisa menawarkan menu makanan lengkap dengan harga yang
sangat bersaing.

3. Fokus

21
adalah strategi menggarap satu target market khusus. Strategi fokus biasanya
dilakukan untuk produk ataupun jasa yang memang mempunyai karakteristik
khusus. Beberapa produk misalnya hanya fokus ditargetkan untuk kaum
muslim sehingga semua produknya memberikan benefit dan fungsi yang
disesuaikan dengan aturan Islam. Produk yang fokus pada target market kaum
muslim biasanya selalu mensyaratkan label halal, tanpa riba, dan berbagai
aturan lain yang disesuaikan dengan ketentuan Islam.

Perusahaan biasanya memilih salah satu dari ketiga strategi ini yang akan
diterapkan, karena bagaimanapun akan sulit menjalankan ketiga strategi ini secara
bersamaan. Namun demikian, jika perusahaan memilih salah satu di antara tiga
strategi ini, bukan berarti sama sekali meninggalkan yang lain, tetapi dua strategi
lainnya biasanya diterapkan pada level yang paling standar.

22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Studi kelayakan bisnis merupakan salah satu hal yang penting dilakukan
ketika mendirikan perusahaan. Dengan melakukan studi kelayakan ini, pebisnis dapat
terhindar dari banyak kemungkinan buruk yang melanda perusahaan.
Tidak hanya itu, studi kelayakan juga bisa meningkatkan peluang perusahaan
untuk mempertahankan eksistensi dan kesuksesannya. Jadi, pebisnis sebaiknya tidak
lagi ragu untuk melakukan studi kelayakan bisnis agar perencanaan usaha Anda lebih
matang.
studi kelayakan bisnis adalah penelitian dan penilaian tentang dapat dan
tidaknya suatu proyek dilakukan dengan berhasil(menguntungkan). Studi Kelayakan
dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi baik pada suatu proyek maupun
bisnis yang sedang berjalan.
Dari analisa aspek studi kelayakan diketahui bahwa perusahaan dinilai layak
untuk didirikan berdasarkan empat aspek yakni aspek hukum, aspek manajemen
sumber daya manusia, aspek pasar dan pemasaran, serta aspek teknis dan teknologi.
Perusahaan dinilai kurang layak berdasarkan aspek keuangan karena perhitungan
lama waktu pengembalian investasi lebih lama dari yang diharapkan. Perusahaan akan
tetap dijalankan meskipun perhitungan aspek keuangan tidak layak karena aspek pasar
menunjukkan potensi yang besar demi kelangsungan operasional perusahaan.

B. SARAN
Penulis menyadari makalah ini masi banyak kekurangan. Untuk kedepannya
pemakalah akan lebih memperbaikinya lagi. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan pemakalah.

23
DAFTAR PUSTAKA

Nurul Ichsan S.E, M.m, Reza .Lukman Nasution SE.I, MM , dan Dr, Sarman Sinaga, SE,
MM. 2019. Studi Kelayakn Bisnis (Business Feasibility Study).Medan:CV. Manhaji.

Harahap, M.M , Sunarji. 2018. Studi Kelayakan Bisnis (Pendekatan Integratif).Sumatera


Utara: FEBI UIN-SU Press.

Aldy, Rochmat. Purnomo Riawan, dan La Ode Sugianto. 2017. Studi Kelayakan Bisnis.
Ponogoro: Unmuh Ponorogo Press.

Ardianto, R. 2020. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN SERTA ASPEK KEUANGAN


DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Kusuma
Negara.

Lir Tsamrotur Rofa, dkk. 2022. Analisis Aspek Pemasaran Dalam Studi Kelayakan
Bisnis. Dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Purnomo, Rochmat Aldy. 2014. Studi Kelayakan Bisnis Pelatihan Motivasi di Kawasan
Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Skripsi. IESP. Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto.

24

Anda mungkin juga menyukai