Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MENGANALISA KELAYAKAN USAHA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Dimas Herliandis Shodiqin S.E., M.E

Disusun Oleh:

Dhea Putri Ananda (2210921020)

S Aisyatul Komariah (2210921018)

Safana Salsabila (2210921017)

Abdul Salam (2210921021)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2023

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehinga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Kewirausahaan, dengan judul “Menganalisa
Kelayakan Usaha”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus membantu kami, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karna itu, kami
mengharapakan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pihak lain yg berkepentingan pada umumnya.

Jember, 14 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Kelayakan Usaha............................................................................................3
2.2 Kelayakan Usaha Berdasarkan Faktor Pemasaran............................................................3
2.3 Kelayakan Usaha Berdasarkan Faktor SDM....................................................................6
2.4 Kelayakan Usaha Berdasarkan Faktor Operasional..........................................................9
2.5 Kelayakan Usaha Berdasarkan Faktor Keuangan...........................................................14
2.6 Kelayakan Usaha Berdasarkan Strategi Perusahaan.......................................................18
BAB III.........................................................................................................................................22
PENUTUP....................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................22
3.2 Saran................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya masalah yang mengakibatkan suatu usaha atau bisnis ternyata tidak
menguntungkan (gagal) di kemudian hari. Kondisi ini terjadi karena adanya kesalahan
perencanaan, kesalahan menaksirkan pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan
teknologi yang dipakai oleh perusahaan. Kondisi faktor lingkungan yang berubah, baik
lingkungan ekonomi, sosial, bahkan politik akan mempengaruhi atas pelaksanaana usaha
yang dijalankan.Pada sisi yang lain usaha yang dilakukan telah berjalan maka studi
kelayakan tetap memberikan manfaat yang besar terhadap perkembangan usaha dengan
harapan dapat menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk
kegiatan usaha yang ternyata tidak layak atau tidak menguntungkan.

Studi kelayakan usaha (Heri dan Peni,:2009), merupakan penelitian terhadap rencana
bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasikan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu
yang tidak ditentukan. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang
berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan
manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan-pertimbangan
ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan
usaha.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yg telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana kelayakan usaha berdasarkan faktor Pemasaran?
2. Bagaimana kelayakan usaha berdasarkan faktor SDM?
3. Bagaimana kelayakan usaha berdasarkan factor Operasional?
4. Bagaimana kelayakan usaha berdasarkan faktor Keuangan?
5. Bagaimana kelayakan usaha berdasarkan factor Strategi Perusahaan?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan berisi pernyataan pernyataan penting yg berisi jawaban dari rumusan
masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin poin sebagai berikut:

1
1. Agar pembaca mengetahui kelayakan usaha Pemasaran.
2. Agar pembaca mengetahui kelayakan usaha SDM.
3. Agar pembaca mengetahui kelayakan usaha Operasional .
4. Agar pembaca mengetahui kelayakan usaha Keuangan..
5. Agar pembaca mengetahui kelayakan usaha Strategi Pemasaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelayakan Usaha

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 10) Studi kelayakan bisnis atau usaha adalah kegiatan
yang mempelajari secara mendalam atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak tidaknya usaha tersebut dijalankan.

Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang
layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus.
Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan
dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial
sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena
akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.

Studi kelayakan usaha juga merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak
hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan
secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru. Hasil studi kelayakan usaha pada
prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:

1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan


perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menembah kapasitas pabrik,
memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru,
memperluas cakupn usaha, dan lain sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan
usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau
proyek B, dan lain sebagainya.

2.2 Kelayakan Usaha Berdasarkan Faktor Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

3
Pemasaran adalah aktivitas mempercepat perpindahan barang maupun jasa yang
dijual dari produsen atau distributor hingga ke tangan konsumen. Pemasaran adalah
sebuah strategi bisnis yang mengacu pada aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
mempromosikan penjualan suatu produk. Di sini, pemasaran adalah mencakup
periklanan, penjualan, dan pengiriman produk kepada konsumen atau bisnis lain.
Dalam pemasaran, perusahaan membutuhkan strategi yang harus disesuaikan
dengan target yang disasar. Sehingga seringkali pemasaran banyak melibatkan artis,
olahragawan, figur publik, hingga selebrgam. Contohnya dalam strategi pemasaran
produk kosmetik, tentulah yang digunakan adalah artis wanita yang selama ini populer
dengan aspek perawatan dan kecantikan. Pemasaran tak hanya soal aktivitas beriklan,
namun juga mencakup berbagai aspek. Bahkan penentuan desain kemasan pun masuk
dalam strategi pemasaran. Semakin menarik kemasan, semakin menarik pula calon
konsumen untuk membelinya.
Jenis-jenis pemasaran Ada banyak sekali strategi pemasaran yang dikenal hingga saat ini,
berikut beberapa di antaranya:
1. Iklan Iklan adalah jenis pemasaran paling umum dan mudah ditemui. Iklan adalah
strategi pemasaran berbayar yang menggunakan beragam media yang meliputi
televisi, surat kabar, radio, media daring, hingga billboard.
2. Internet Pemasaran via internet mulai populer sejak era digital. Biasanya pemasaran
ini dilakukan dengan beriklan melalui website, mesin pencari, media online, hingga
media sosial.
3. MLM MLM atau multi level marketing adalah pemasaran dengan menjaring
konsumen dari penjualan langsung dan biasanya menerapkan sistem berjenjang.
Seringkali metode MLM tak hanya menjual namun juga seringkali merekrut orang
menjadi tenaga pemasarnya.
4. Branding Branding pemasaran adalah metode untuk mengenalkan produk lebih
dikenal masyarakat sebagai calon konsumen. Branding bisa dilakukan dengan
beragam cara, seperti menjaga kualitas, pelayanan pasca penjualan, hingga logo.

4
2. Fungsi Pemasaran
a. Peningkatan penjualan Fungsi pemasaran adalah tentunya meningkatkan penjualan
yang pada akhirnya meningkatkan laba. Semakin banyak aktivitas pemasaran, maka
semakin besar peluang produk atau jasa terjual.
b. Pengenalan produk Pengenalan produk jadi salah satu fungsi dari pemasaran. Dengan
adanya aktivitas pemasaran, maka produk akan lebih mudah dikenal oleh konsumen.
c. Riset Fungsi pemasaran adalah satunya terkait riset. Dengan pemasaran, maka bisa
diketahui secara detail target konsumen, sebaran konsumen, dan produk yang disukai
konsumen.
d. Kepuasan konsumen Strategi pemasaran adalah tidak cukup dengan membuat produk
berkualitas saja, tetapi juga terkait kepuasan konsumen. Karena kepuasan konsumen
akan menjadikan penjualan produk di masa mendatang tumbuh.
e. Kompetisi Tujuan pemasaran adalah tentunya sebagai kompetisi. Untuk
memenangkan persaingan, maka perusahaan harus melakukan strategi pemasaran
dengan menonjolkan keunggulannya dibandingkan produk pesaing.
3. Komponen Pemasaran
Pada tingkat yang paling dasar, pemasaran adalah berusaha mencocokkan produk
dan layanan perusahaan dengan pelanggan yang menginginkan akses ke produk tersebut.
Mencocokkan produk dengan pelanggan pada akhirnya memastikan produk tersebut
akhirnya bisa terbeli.
a. Produk Produk mengacu pada barang atau barang yang direncanakan untuk
ditawarkan kepada pelanggan. Produk harus berusaha untuk memenuhi
ketidakhadiran di pasar, atau memenuhi permintaan konsumen untuk jumlah yang
lebih besar dari produk yang sudah tersedia. Sebelum mereka dapat menyiapkan
marketing yang tepat, tenaga marketing perlu memahami produk apa yang dijual, apa
yang menonjol dari pesaingnya, apakah produk tersebut juga dapat dipasangkan
dengan produk sekunder atau lini produk lain, dan apakah ada produk pengganti di
pasar. .
b. Harga Harga mengacu pada berapa banyak perusahaan akan menjual produk. Ketika
menetapkan harga, perusahaan harus mempertimbangkan harga biaya per unit, biaya
pemasaran, dan biaya distribusi. Perusahaan juga harus mempertimbangkan harga

5
produk pesaing di pasar dan apakah titik harga yang diusulkan cukup untuk mewakili
alternatif yang masuk akal bagi konsumen.
c. Tempat Tempat mengacu pada distribusi produk. Pertimbangan utama termasuk
apakah perusahaan akan menjual produk melalui etalase fisik, online, atau melalui
kedua saluran distribusi. Ketika dijual di etalase, penempatan produk fisik seperti apa
yang didapatnya? Jika dijual online, penempatan produk digital seperti apa yang
didapat?
d. Promosi Marketing adalah promisi. Promosi, P keempat, adalah kampanye
komunikasi pemasaran terpadu. Promosi mencakup berbagai kegiatan seperti
periklanan, penjualan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran
langsung, sponsorship, dan pemasaran gerilya.
e. Promosi bervariasi tergantung pada tahap siklus produk di mana produk tersebut
berada. Tenaga marketing adalah diharapkan bisa memahami bahwa konsumen
mengaitkan harga dan distribusi produk dengan kualitasnya, dan mereka
mempertimbangkan hal ini ketika merancang strategi pemasaran secara keseluruhan.
4. Tenaga Pemasaran
Bicara pemasaran, tentu tak bisa dilepaskan dari tenaga pemasar itu sendiri. Nah
berikut ini tugas dari para tenaga marketing:
a. Sebagai pihak yang pertama kali memperkenalkan produk atau jasa yang dimiliki
perusahaan kepada calon konsumen, terutama pada produk-produk baru sehingga
membutuhkan banyak promosi.
b. Bertugas sebagai pihak yang menjualkan produk perusahaan kepada konsumen,
sehingga perusahaan bisa memperoleh keuntungan dari setiap produk yang dijual.
c. Bertugas guna mencari informasi dan menyampaikannya kepada perusahaan terkait
kelebihan dan kekurangan dari sebuah produk yang dijual. Punya tugas menjalin
hubungan baik dengan konsumen.
d. Bertugas menjadi penghubung antara perusahaan dengan lingkungan sekitar.

2.3 Kelayakan Usaha Berdasarkan Faktor SDM

1. Pengertian SDM

6
Sumber daya manusia (sering disingkat SDM) adalah salah satu yang sangat
penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun
perusahaan. Sumber daya manusia juga merupakan kunci yang menentukan
perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, sumber daya manusia berupa manusia yang
dipekerjakan di sebua organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut.
Karyawan bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau
aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncul istilah baru di luar
sumber daya manusia (human resources), yaitu modal manusia (human capital). Di sini
sumber daya manusia dilihat bukan sekadar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai
dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portofolio investasi) dan
juga bukan sebaliknya sebagai liabilitas (beban). Di sini perspektif sumber daya manusia
sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
Pengertian sumber daya manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian
mikro dan pengertian makro. Pengertian sumber daya manusia secara mikro adalah
individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan biasa
disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya.
Sedangkan pengertian sumber daya manusia secara makro adalah penduduk suatu negara
yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah
bekerja.
2. Desain atau Rancangan Pekerjaan
Menjalankan design atau rancangan pekerjaan haruslah dibuat demi terciptanya
jalur pekerjaan yang sesuai visi dan misi perusahaan. Tentunya desain atau rancangan
pekerjaan yang dimiliki setiap jenis usaha akan berbeda- beda. Desain atau rancangan
pekerjaan ini bisa disebut juga sebagai pemetaan agar sumber daya manusia yang
berkontribusi di dalamnya dapat bekerja maksimal dan tidak kebingungan untuk
melangkah atau berinovasi.
3. Deskripsi Terhadap Semua Jenis Pekerjaan
Setelah melakukan pemetaan, maka pemaparan kerja harus diberikan secara
terperinci dan detail. Hal ini sangatlah krusial agar fungsi setiap bagian tidak tumpang
tindih. Hal ini menjadi faktor keberhasilan dalam nilai keefektifan dan efisiensi bekerja.

7
4. Penilaian Kinerja
Dalam penilaian kinerja tentu memiliki tujuan baik. Namun terkadang penilaian
kinerja ini kurang adanya perhatian di dalam beberapa perusahaan. Padahal penilaian
kinerja ini mampu memberikan penilaian jabatan dalam sebuah jenis pekerjaan. Penilaian
terhadap kinerja pegawai ini tentu memiliki tujuan untuk menganalisis kapasitas sumber
daya manusia yang dimiliki. Sehingga perusahaan tidak selalu memperhatikan
perusahaannya saja, namun subjek- subjek yang vital seperti SDM ini. Terlebih agar
perusahaan dapat memberikan reward yang sesuai sasaran.
5. Penilaian Batasan Sumber Daya Manusia
Pegawai tentu selalu memiliki karakter yang berbeda- beda. Terkadang beberapa
pegawai dengan divisi yang sama pun tidak bisa memukul sama rata akan kapasitas
kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu pentingnya melakukan penilaian batasan
kapasitas terhadap SDM yang dimiliki sangatlah penting. Selain memberikan rasa adil
maka penilaian ini akan mampu meningkatkan profitabilitas serta produktivitas
perusahaan.
6. Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sebagai individu yang memiliki ruang lingkup bisnis, tentunya perlu mengetahui
manfaat dalam pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki. Hal ini tidak hanya
berlaku dalam perusahaan besar saja. Karena pengelolaan atau pengembangan sumber
daya manusia sangatlah penting untuk umur perusahaan tersebut. Terkadang tidak sedikit
yang menyadari bahwa perusahaan besar lahir dari sumber daya manusia yang mumpuni.
Maka semua itu dapat dipelajari dari perusahaan mikro atau usaha kecil sampai
menengah. Berikut adalah manfaat dari sistem pengembangan sumber daya manusia:
a. Setiap karyawan atau pegawai akan memiliki porsi yang terarah dalam ranah
pekerjaan.
b. Mampu meningkatkan kinerja secara produktif.
c. Menjaga terjalinnya hubungan baik dalam struktur organisasi perusahaan atau jenis
usaha.
d. Mampu memberikan solusi yang baik dan jitu dalam setiap persoalan atau masalah
yang terjadi dalam perusahaan.
e. Memberikan motivasi dan semangat kerja terhadap setiap individu.

8
f. Menciptakan transparansi yang baik dalam sebuah manajemen.
g. Menghindari adanya kesalah pahaman komunikasi.
h. Mampu meningkatkan rasa loyalitas dan terciptanya etos kerja yang baik.
7. Studi Bisnis Mendapatkan SDM Berkualitas
Cara umum yang dilakukan untuk mendapatkan SDM berkualitas adalah melalui
proses rekrutmen. Dengan melakukan rekrutmen maka seharusnya proses tersebut dapat
disingkronisasikan dengan studi kelayakan bisnis. Agar sumber daya manusia yang
nantinya kita inginkan sesuai sasaran kebutuhan perusahaan. Tentunya proses perekrutan
ini harus memiliki kriteria yang baik. Menganalisis strategi bisnis sesuai perkembangan
zaman adalah hal penting di samping melakukan perekrutan. Agar proses perekrutan akan
lebih menggali lagi motivasi, pengetahuan dan keahlian yang dimiliki setiap SDM. Agar
program perekrutan SDM sesuai dengan harapan perusahaan maka harus memakai
langkah berikut ini:
a. Program perekrutan harus lebih jelas detail dan spesifik.
b. Program perekrutan harus memikat pelamar yang sesuai kriteria.
c. Perekrutan harus lebih menjaga standar kualifikasi dan seleksi.
d. Perekrutan harus rapih dan terencana.
e. Perekrutan harus mengoptimalkan segala aspek baik melihat dari keahlian, minat,
motivasi dan tanggung jawab.
8. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Cara sistematis dan data statistik merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan
SDM yang berkualitas. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran kebutuhan sumber
daya manusia bagi setiap jenis perusahaan. Faktor perencanaan ini tentunya harus
berdasarkan beberapa pertimbangan. Salah satu pertimbangan tersebut adalah melihat
produk atau jasa yang nantinya dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Sistem yang baik
tentu akan sangat berguna untuk jangka panjang perusahaan. Sehingga aspek SDM dalam
studi kelayakan bisnis sangatlah penting untuk dikaji oleh setiap jenis usaha atau bisnis.

2.4 Kelayakan Usaha Berdasarkan Faktor Operasional

1. Pengertian Manajemen operasional

9
Merupakan bagian manajemen yang erat kaitannya dengan mengawasi,
merancang, dan mengendalikan kegiatan produksi. Selain itu, manajemen ini bertugas
mengendalikan kegiatan produksi dan proses perbaikan strategi kegiatan bisnis dalam hal
produksi barang dan jasa.
Kegiatan manajemen operasional erat kaitannya dengan bermacam aktivitas
perusahaan dalam melakukan pengubahan rangkaian input dasar. Seperti pengubahan
input bahan baku, energi, kebutuhan konsumen, informasi, kemampuan perusahaan,
keuangan perusahaan, dan lainnya menjadi output untuk konsumen. Bidang pekerjaannya
juga luas, berhubungan dengan bagian lainnya di perusahaan. Seperti dengan bagian
pemasaran, penjualan, keuangan. Disinilah peran manajer operasi yang sesungguhnya,
dimana harus mampu untuk menjalankan manajemen operasional sekaligus terlibat dalam
aktivitas operasionalnya. Manajer operasi yang jadi penghubung di setiap bidang cakupan
produksi hingga pendistribusian produk.
Manajemen operasional erat kaitannya dengan teknologi yang dimiliki
perusahaan. Bisnis yang memiliki basic teknologi modern jelas akan lebih mampu
bersaing dan bertahan. Sebaliknya, perusahaan yang tidak menggunakan teknologi akan
sulit berkembang. Seperti contohnya adalah penggunaan perangkat lunak pada
manajemen operasional dalam membantu proses produksi yang saat ini referensinya
masih sangat terbatas.
2. Pentingnya Manajemen Operasional Bagi Perusahaan
Mengapa manajemen operasional begitu penting? Manajemen ini membantu
beberapa bidang pengelolaan operasional. Seperti yang dijelaskan beberapa poin berikut
ini.
a. Membantu perusahaan mencapai tujuan. Manajemen operasional membantu
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Manajemen ini harus bisa
memastikan semua kegiatan perusahaan berjalan semestinya.
b. Membantu meningkatkan produktivitas pekerja. Manajemen operasional membantu
pekerja lebih produktif. Manajer operasi sebagai penanggung jawab manajemen ini
berkewajiban melatih dan mendidik pekerja.
c. Membantu meningkatkan niat baik. Niat baik disini berarti tujuan perusahaan dalam
menjalankan usahanya untuk memberi kepuasan pada pelanggan. Manajemen

10
operasional membantu eksistensi perusahaan, juga membantu untuk mencapai niat
baik ini. Manajemen ini memastikan  mengirim produk terbaik demi kebahagiaan
pelanggan.
d. Membantu Memotivasi Karyawan. Manajemen ini membantu para pekerja
memahami perannya dalam perusahaan. Para pekerja tersebut di bawah pengawasan
manajer operasi hingga dapat bekerja sesuai porsi yang diberikan dalam suasana
mendukung. Pekerja juga akan diberi hadiah dan penghargaan sesuai kinerjanya.
3. Tujuan Manajemen Operasional
Manajemen ini bertugas mengatur seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Sumber daya tersebut berupa bahan baku, pekerja, mesin, dan perlengkapan lainnya, dan
memastikan seluruh proses produksi berjalan efisien dan efektif. Berikut ini tujuan dari
manajemen operasional.
a. Manajemen ini bertujuan meningkatkan efisiensi perusahaan, atau dikenal juga
dengan efficiency.
b. Mempunyai tujuan meningkatkan produktivitas perusahaan, atau dikenal juga dengan
productivity.
c. Bertujuan meminimalisir biaya pengeluaran perusahaan untuk berbagai kegiatan,
dikenal juga dengan istilah economy.
d. Memiliki tujuan meningkatkan kualitas perusahaan, atau dikenal juga dengan quality.
e. Mempunyai tujuan mengontrol waktu proses produksi seminimal mungkin, dikenal
juga dengan reduced processing time.
4. Ciri Manajemen Operasional
a. Memiliki tujuan memproduksi barang dan jasa.
Ciri paling pertama dari manajemen ini adalah memiliki tujuan untuk mengatur
seluruh kegiatan produksi barang dan jasa untuk menghasilkan pendapatan.
Manajemen ini bertugas mengontrol seluruh kegiatan produksi dan memastikan
perusahaan memperoleh laba.
b. Memiliki kegiatan proses pengubahan
Proses pengubahan atau transformasi merupakan seluruh kegiatan atau sebagian
kegiatan yang mengambil satu atau beberapa input, mengubahnya, lalu memberikan
nilai guna, hingga pada akhirnya menjadi output untuk konsumen.

11
c. Adanya sebuah mekanisme pengendalian terhadap sebuah operasi
Yang terakhir sebagai ciri dari manajemen operasional adalah adanya mekanisme
untuk mengendalikan operasi sebuah bisnis. Mekanisme ini harus diterapkan pada
semua departemen bisnis, seperti untuk peningkatan kualitas produk, cara
mengurangi limbah, juga peningkatan penjualan.
5. Fungsi Manajemen Operasional
Tujuan manajemen operasional diterapkan dalam sebuah perusahaan adalah untuk
mencapai tingkat aktivitas yang lebih efisien. Manajemen ini memiliki beberapa fungsi
untuk memudahkan tujuan tersebut. Fungsi-fungsi yang dimaksud meliputi perencanaan,
pengorganisasian, serta pengawasan operasional usaha untuk hasil produksi yang lebih
baik. Kontrol terhadap operasional perusahaan juga bertujuan meminimalkan biaya
produksi juga menghindarkan pemakaian sumber daya secara berlebihan. Agar tujuan
tersebut tercapai, manajemen operasional memiliki beberapa fungsi yang mencakup
bidang-bidang berikut ini.
a. Keuangan
Unsur pelengkap paling penting dalam pengelolaan operasional adalah keuangan.
Manajemen ini harus dapat memastikan keuangan perusahaan digunakan sesuai rencana
dan tidak keluar jalur. Keuangan tersebut harus benar-benar digunakan untuk produksi
barang dan jasa yang berkualitas.
Keuangan yang tepat guna bisa dipastikan akan mempermudah proses penciptaan produk
dan layanan yang optimal. Tentunya produk barang dan jasa ditujukan untuk pemenuhan
kebutuhan pelanggan secara menyeluruh.
b. Strategi
Fungsi manajemen operasional digunakan dalam menyusun strategi bisnis untuk
mengoptimalkan sumber daya perusahaan, juga meningkatkan daya saing dengan
perusahaan lain. strategi bisnis yang dimaksud mencakup pengadaan bahan baku,
pemasaran, kemampuan finansial, dan pengoptimalan sumber daya manusia.
c. Operasional
Fungsi manajemen ini erat kaitannya dengan operasional perusahaan yang
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta kontrol atas seluruh
aktivitas usaha. Fungsi utama manajemen operasional memang berkaitan dengan seluruh

12
aktivitas perusahaan. Dimana tugasnya membantu pengubahan bahan baku dan jasa
pekerja menjadi produk dan layanan berkualitas untuk kepuasan konsumen.
d. Desain Produk
Teknologi modern memudahkan penjualan menjadi lebih cepat dan sederhana
prosesnya. Fungsi dari manajemen operasional di sini adalah memastikan produk dibuat
sesuai keinginan dan kebutuhan pasar. Pasar atau konsumen tentunya sangat
memperhatikan segi kualitas. Karena itu produk yang dihasilkan harus dipastikan tahan
lama dan berkualitas.
e. Mempertahankan Kualitas
Kualitas produk yang dihasilkan perusahaan harus dipastikan baik oleh sistem
yang ada dalam manajemen operasional. Tim manajemen harus mengontrol dan
memastikan produk barang dan jasa tidak ada cacatnya. Mereka juga harus mengawasi
pekerja dalam menjalankan tugasnya. Apabila ada cacat pada produk yang dihasilkan,
tim harus segera bertindak untuk memperbaikinya.
f. Prediksi
Prediksi merupakan perkiraan kejadian yang akan datang dengan menggunakan
perangkat lunak. Dalam manajemen operasional, prediksi digunakan untuk
memperkirakan permintaan konsumen terhadap sebuah produk. Prediksi ini berkaitan
dengan jumlah produk yang dibutuhkan konsumen untuk waktu tertentu.
6. Fungsi Manajemen Operasional pada Bisnis
a. Perencanaan
Tahapan ini dimulai dari menentukan jenis produksi barang dan jasa, serta waktu
yang tepat untuk memasarkannya. Termasuk didalamya merencanakan sumber daya dan
fasilitas yang digunakan untuk membuat sebuah produk. Tanggung jawab manajer
operasi adalah dalam hal pengembangan program, kebijakan, juga kebutuhan prosedur
dalam mencapai tujuan operasional bisnis.
b. Pengorganisasian
Jumlah dan jenis sumber daya manusia harus ditentukan demi kelancaran seluruh
kegiatan. Dengan kata lain, manajer operasi membentuk susunan pekerja, baik individu,
kelompok, atau departemen dalam sebuah sistem operasional untuk mencapai tujuan
perusahaan.

13
c. Penelaah
Tahapan penelaah meliputi seluruh kegiatan dalam mendapatkan keterangan
tentang aktivitas yang dikerjakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
d. Pengawasan
Pengawasan berfungsi mengontrol seluruh aktivitas dengan tujuan mengarahkan
dan menjamin seluruh aktivitas perusahaan berjalan sesuai yang direncanakan.
Strategi Manajemen Operasional

2.5 Kelayakan Usaha Berdasarkan Faktor Keuangan

1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat
suatu keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman
modal/investasi, pencarian sumber-sumber dana oprasi perusahaan lainnya (Amin Wijaya
Tunggal, 1995). Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan rugi-laba (Sutrisno, 2013:8).
Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai informasi akuntansi dapat
mengambil keputusan. Pengelola/manajer dalam suatu perusahaan dapat menilai apakah
kinerjanya dalam suatu periode yang lalu mendatangkan keuntungan atau tidak.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business
Enterprises, Tujuan Pelaporan Keuangan adalah Menyediakan informasi yang berguna
bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses
pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang
sejenis, Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna
potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian
prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan,
penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future
cash flow) pada perusahaan, Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim
atas sumber daya tersebut dan perubahannya.
3. Komponen Pembentuk Laporan Keuangan

14
Bentuk Laporan Keuangan secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan,
yaitu: Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas,
Laporan Catatan atas Laporan Keuangan (Kasmir, 2014:28) :
a. Laporan Posisi Keuangan / Neraca (Balance Sheet).
Laporan Posisi Keuangan/Neraca adalah suatu bagian dari laporan keuangan yang
menunjukkan keadaan dari suatu unit usaha pada tanggal tertentu yang terdiri atas dua
bagian yaitu aktiva dan pasiva. Aktiva dapat dikategorikan sebagai investasi yang
dilakukan dalam perusahaan sedangkan pasiva merupakan sumber- sumber yang
digunakan untuk investasi tersebut dan jumlah kedua bagian ini harus sama.”
Menurut Smith dan Skousen (2007, hal 152): Neraca adalah merupakan laporan
pada suatu saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aktiva), hutangnya
(kewajiban) dan klaim kepemilikan terhadap sumber daya (ekuitas pemilik).” Neraca
sendiri dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk T (T Form) dan bentuk L (L
Form). Di dalam bentuk T form semua harta perusahaan ditempatkan pada sisi bagian
kiri neraca dengan judul aktiva (assets), sedangkan hutang dan modal ditempatkan
pada sisi kanan neraca dengan judul pasiva (Liabilities and Stockholders’ Equity).
Dalam bentuk L form, semua harta perusahaan ditempatkan pada bagian atas neraca,
sedangkan hutang dan modal ditempatkan pada bagian bawah neraca.
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos pendapatan dan
beban yang diakui dalam satu periode. Laporan laba rugi dapat disajikan dalam 2 (dua)
bentuk:
1) Bentuk satu, laporan laba rugi komprehensif
2) Bentuk dua laporan: Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba
rugi terpisah); dan Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan
komponen pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif)
Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk
penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi. Laporan laba rugi adalah
suatu laporan utama akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu usaha, yaitu
pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya selama periode akuntansi tertentu. Menurut

15
Baridwan (2000, hal 39-40) laporan laba rugi dalam penyajiannya dibagi menjadi dua
bentuk, yaitu:
a. Single step model Adalah bentuk laporan laba rugi yang dilakukan pengelompokan-
pengelompokan atas pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan
di luar usaha tetapi hanya dipisahkan antara pendapatan- pendapatan dan laba dengan
biaya-biaya kerugian.
b. Multistep model Adalah bentuk laporan laba rugi dimana dilakukan beberapa
pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun
dalam urutan tertentu.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang menunjukan perubahan
ekuitas selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal
pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu periode
dikurangi dengan pembayaran dividen. Komponen akun dalam laporan perubahan
ekuitas adalah: Modal awal, Laba (rugi) tahun berjalan, Pembayaran dividen,
Pencadangan saldo laba untuk cadangan tujuan, Modal akhir.
d. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas adalah suatu ringkasan mengenai penerimaan dan pembayaran
kas dari suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan ini dibuat dengan
melakukan perbandingan antara neraca di awal periode dengan neraca di akhir
periode serta menggunakan pos-pos kunci di dalam laporan laba rugi. Dalam
penyajiannya, menurut Hackel dan Livnat (1996, hal 146-164), Laporan arus kas
dibagi dalam tiga kelompok yaitu:
-Aktivitas operasional (Operating). Adalah kelompok yang meliputi seluruh transaksi
dan kegiatan lainnya yang tidak termasuk di dalam kegiatan investasi maupun
pembiayaan perusahaan. Secara lebih jelas, arus kas yang berasal dari kegiatan
operasional meliputi arus kas dari kegiatan produksi, distribusi barang dan
penyediaan jasa. Arus kas dari kegiatan operasi adalah arus kas hasil dari transaksi
dan kegiatan lainnya yang ikut menentukan laba bersih.
-Aktivitas Investasi (Investing). Adalah kelompok yang meliputi pembelian dan
penagihan piutang, pengembalian persediaan barang dagang, pembayaran pinjaman,

16
pengadaan serta penjualan ekuitas dan harta kekayaan perusahaan (tanah), bangunan,
dan peralatan serta aktiva-aktiva produktif lainnya, yaitu aktiva yang digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan produksi barang dan jasa.
-Aktivitas pendanaan atau pembiayaan (Financing). Adalah kelompok yang meliputi
perolehan sumber daya dari para pemilik dan pemberian hasil atas investasi yang
telah dilakukan, peminjaman, serta pembayaran kembali hutang oleh pemiliknya atau
sebaliknya penyelesaian kewajiban perusahaan kepada pemilik, dan perolehan serta
pembayaran sumber daya lainnya yang berasal dari pembiayaan jangka panjang.
4. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan (Harahap, 2011:190) Mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain
baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.
5. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Secara umum, pengguna laporan keuangan bertujuan melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan, yaitu :
1. Bagi Investor/Pemegang Saham
a) Mengetahui Nilai Perusahaan
b) Melakukan Prediksi Besaran Dividen dan/atau peningkatan nilai capital
c) Analisis Profitabilitas
d) Dasar Pengambilan Keputusan Investasi
2. Bagi Kreditor
a) Going Concern Perusahaan
b) Struktur Pendanaan
c) Menilai Kualitas Jaminan
d) Kualitas Arus Kas dan Profitabilitas
3. Bagi Regulator
a) Keputusan Terhadap Ketentuan Perundang-undangan
4. Bagi Karyawan

17
a) Evaluasi Profitabilitas, Pengembalian Investasi (Bonus, Imbalan, Pensiun, Dll)
b) Evaluasi Dampak Langsung dari Keputusan Harian Manajemen
c) Pengendalian dan Performa Manajemen (Efektivitas dan Efisiensi)

2.6 Kelayakan Usaha Berdasarkan Strategi Perusahaan

1. Strategi Perusahaan
Strategi Perusahaan mengambil pendekatan portofolio untuk pengambilan
keputusan strategis dengan melihat semua bisnis perusahaan untuk menentukan cara
menciptakan nilai paling banyak. Untuk mengembangkan strategi perusahaan,
perusahaan harus melihat bagaimana berbagai bisnis yang mereka miliki cocok satu sama
lain, bagaimana mereka saling mempengaruhi, dan bagaimana struktur perusahaan induk,
untuk mengoptimalkan sumber daya manusia, proses, dan tata kelola. Strategi Perusahaan
dibangun di atas strategi bisnis, yang berkaitan dengan pengambilan keputusan strategis
untuk bisnis individu.
2. Komponen dalam Strategi Perusahaan
Ada beberapa komponen penting dari strategi perusahaan yang menjadi fokus
para pemimpin organisasi. Tugas utama strategi perusahaan adalah:
a. Alokasi Sumber Daya
Alokasi sumber daya di perusahaan sebagian besar berfokus pada dua sumber daya:
orang dan modal. Dalam upaya memaksimalkan nilai seluruh perusahaan, pemimpin
harus menentukan bagaimana mengalokasikan sumber daya ini ke berbagai bisnis atau
unit bisnis agar keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Faktor
utama yang terkait dengan alokasi sumber daya adalah:
Orang-orang
1) Mengidentifikasi kompetensi inti dan memastikannya didistribusikan dengan baik
ke seluruh perusahaan
2) Memindahkan pemimpin ke tempat yang paling mereka butuhkan dan
menambahkan nilai paling banyak (berubah seiring waktu, berdasarkan prioritas)
3) Memastikan pasokan bakat yang sesuai tersedia untuk semua bisnis
Modal

18
1) Mengalokasikan modal di seluruh bisnis sehingga menghasilkan pengembalian
yang disesuaikan dengan risiko tertinggi
2) Menganalisis peluang eksternal (merger dan akuisisi) dan mengalokasikan modal
antara peluang internal (proyek) dan eksternal.
b. Desain Organisasi
Desain organisasi memastikan perusahaan memiliki struktur perusahaan yang
diperlukan dan sistem terkait untuk menciptakan jumlah nilai maksimum. Faktor yang
harus dipertimbangkan pemimpin adalah peran kantor pusat perusahaan (pendekatan
terpusat vs desentralisasi) dan struktur pelaporan individu dan unit bisnis – hierarki
vertikal, pelaporan matriks, dll. Faktor kunci yang terkait dengan desain organisasi
adalah:
Kantor pusat (terpusat vs desentralisasi)
1) Menentukan seberapa besar otonomi yang diberikan unit bisnis
2) Memutuskan apakah keputusan dibuat dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas
3) Pengaruh pada strategi unit bisnis
Struktur organisasi (pelaporan)
1) Tentukan seberapa besar inisiatif dan komitmen akan dibagi menjadi proyek-
proyek yang lebih kecil
2) Mengintegrasikan unit bisnis dan fungsi bisnis sehingga tidak ada redundansi
3) Memungkinkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian ada dengan
memisahkan tanggung jawab
4) Mengembangkan pusat pelaporan
5) Menentukan pendelegasian wewenang yang sesuai
6) Menetapkan struktur tata kelola
7) Menetapkan struktur pelaporan (militer / top-down, pelaporan matriks)
c. Manajemen Portofolio
Manajemen portofolio melihat cara unit bisnis saling melengkapi, korelasinya, dan
memutuskan di mana perusahaan akan “bermain” (yaitu bisnis apa yang akan atau
tidak akan dimasuki). Strategi Perusahaan terkait dengan manajemen portofolio
meliputi:
1) Memutuskan bisnis apa yang akan masuk atau keluar

19
2) Menentukan tingkat integrasi vertikal yang harus dimiliki perusahaan
3) Mengelola risiko melalui diversifikasi dan mengurangi korelasi hasil di seluruh
bisnis
4) Menciptakan opsi strategis dengan menanamkan peluang baru yang dapat
diinvestasikan secara besar-besaran jika sesuai
5) Memantau lanskap kompetitif dan memastikan portofolio seimbang dengan tren di
pasar
d. Pertukaran Strategis
Salah satu aspek yang paling menantang dari strategi perusahaan adalah
menyeimbangkan pertukaran antara risiko dan pengembalian di seluruh perusahaan.
Penting untuk memiliki pandangan holistik dari semua bisnis yang digabungkan dan
memastikan bahwa tingkat manajemen risiko dan perolehan laba yang diinginkan
dikejar. Di bawah ini adalah faktor utama yang perlu dipertimbangkan untuk
pertukaran strategis:
Mengelola risiko
1) Risiko seluruh perusahaan sebagian besar tergantung pada strategi yang dipilihnya
2) Diferensiasi produk yang sebenarnya, misalnya, adalah strategi berisiko sangat
tinggi yang dapat berdampak dalam posisi kepemimpinan pasar atau kehancuran
total
3) Banyak perusahaan mengadopsi strategi peniru dengan melihat apa yang telah
dilakukan pengambil risiko lain dan sedikit memodifikasinya
4) Penting untuk sepenuhnya menyadari strategi dan risiko terkait di seluruh
perusahaan
5) Beberapa area mungkin memerlukan diferensiasi yang sebenarnya (atau
kepemimpinan biaya) tetapi area lain mungkin lebih cocok untuk strategi peniruan
yang mengandalkan peningkatan bertahap
6) Tingkat otonomi yang dimiliki unit bisnis penting dalam mengelola risiko ini
Menghasilkan pengembalian
1) Strategi risiko yang lebih tinggi menciptakan kemungkinan tingkat pengembalian
yang lebih tinggi. Contoh diferensiasi produk atau kepemimpinan biaya di atas

20
dapat memberikan keuntungan terbesar dalam jangka panjang jika dijalankan
dengan baik.
2) Memiliki lebih banyak strategi berarti menghasilkan lebih banyak peluang, jadi
penting untuk memiliki jumlah opsi yang sesuai dalam portofolio. Opsi ini
nantinya dapat berubah menjadi taruhan besar seiring berkembangnya strategi.
Insentif
1) Struktur insentif akan memainkan peran besar dalam seberapa besar risiko dan
seberapa banyak manajer pengembalian mencari
2) Mungkin perlu untuk memisahkan tanggung jawab manajemen risiko dan
pengembalian sehingga masing-masing dapat dikejar ke tingkat yang diinginkan
3) Ini dapat membantu lebih lanjut untuk mengelola beberapa timeline yang tumpang
tindih, mulai dari risiko / pengembalian jangka pendek hingga risiko /
pengembalian jangka panjang dan memastikan ada penyebaran yang sesuai.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai usaha banyak yang harus
diperhatikan, mulai dari lokasi, barang yang akan di gunakan untuk usaha, sasaran atau
objek yang akan menerima barang, dana yang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha
tersebut. Sehingga perlunya studi kelayakan usaha.
Didalam melakukan usaha atau bisnis harus diperhatikan hal-hal yang yang penting,
antara lain: tujuan kelayakan usaha, pihak yang berkepentingan seperti pemilik perusahaan,
invester atau pemberi dana, masyarakat dan pemerintah, serta perlunya mengetahui aspek-
aspek mengenai kelayakan usaha, yaitu: Aspek Sumber daya manusia, produksi, pemasaran,
teknis, keuangan, kemanfaatan barang, kesempatan kerja, manajamen, lingkungan, social,
ekonomi, dan politik. Agar nantinya dalam berwirausaha berjalan lancer dan sesuai dengan
target atau tujuan yang kita inginkan sehingga menjadi wirausaha yang sukses.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya susun. Sebagai mahasiswa kita harus
megembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu itu semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini
masih memerlukan perbaikan. Karna itu saya sangat megharapkan kritik dan saran yang
membangun dengan sempurnanya makalah saya selanjutnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Alfin. (2008, Juli 30). Konsep Six Sigma. Diambil kembali dari Quality Engineering:
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/

Helmi, S. (2006). Buku Ajar Studi Kelayakan Bisnis. Konten Mata Kuliah E-Learning, 33-165.

Pengertian POAC dalam Ilmu Manajemen Lengkap. (2015, Juni). Retrieved from Hakikat
Bisnis: https://hakikatbisnis.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-poac-dalam-ilmu-
manajemen-lengkap.html

Subagyo, A. (2008). Studi Kelayakan Bisnis. In Arifin Subandi. Jakarta: PT Gramedia.

Sugyono. (2016, 10). Pengertian dan Empat Prespektif Balance Score Card. Retrieved from
Tips Serba Serbi: http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-dan-4-
perspektif-balanced-scorecard.html

Umar, H. (1994). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Gramedia.

Wibowo, S. (2010, Januari 19). Balance Score Card. Retrieved from auditorinternal:
http://auditorinternal.com/2010/01/19/balanced-scorecard-%E2%80%93-dari-
performance-measurement-hingga-strategy-focused-organization/

23

Anda mungkin juga menyukai