Anda di halaman 1dari 27

ASPEK MANAJEMEN BISNIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah : Studi Kelayakan Bisnis UMKM
Dosen Pengampu : Danang Kurniawan, SE, MM.

Disusun oleh :
Kelompok 1 – D6MBR
1. Fitria Imada Fakhrina (2150210113)
2. Inez Rahmatika Hanaan (2150210117)
3. Raka Fathurrohman Hidayat (2150210135)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu sesuai yang telah ditentukan dengan judul “Aspek Manajemen
Bisnis”. Kemudian sholawat serta salam juga tercurahkan pada Nabi Muhammad
SAW beserta para sahabatnya, semoga kita termasuk umat yang kelak
mendapatkan syafa’at dari beliau di yaumul akhir.

Tujuan penyusunan makalah tidak lain adalah untuk memenuhi salah satu
tugas kelompok pada mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis UMKM yang
dibimbing oleh Bapak Danang Kurniawan, SE, MM. selaku dosen pengampu.

Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan serta dukungan kepada


semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah. Penulis juga menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna dan masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila diketemukan
kesalahan penulisan ataupun penyebutan makna yang tertulis pada makalah.
Penulis juga memohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi untuk
bahan perbaikan kesempurnaan makalah. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Kudus, 05 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis...............................................................3
B. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis..........................................................4
C. Aspek Manajemen Bisnis Dalam Studi Kelayakan Bisnis UMKM.............6
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
A. KESIMPULAN...........................................................................................21
B. SARAN.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diversifikasi usaha merupakan salah satu cara untuk
mengembangkan usaha perusahaan. Keputusan untuk melakukan
diversifikasi adalah Keputusan strategis perusahaan yang didasarkan pada
analisis cukup mendalam. Realisasi diversifikasi usaha dimulai dan
ditindaklanjuti dengan pembangunan proyek bisnis dan diimplementasikan
secara rutin. Oleh karena itu, sudah tentu diperlukan manajemen yang
andal untuk melaksanakannya. Proses manajemen proyek bisnis akan
berakhir sampai pada bisnis selesai dibangun, selanjutnya akan digantikan
oleh manajemen implementasi bisnis yang akan bekerja secara rutin
sampai berakhirnya bisnis.
Manajemen secara umum diartikan sebagai ‘pengaturan’, artinya
manajemen adalah sebuah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Jadi manajemen adalah bagaimana kita bisa menata dan mengatur
sumber daya agar suatu usaha dapat berjalan sebagaimana mestinya demi
tercapainya suatu tujuan. Hampir semua perusahaan memiliki manajemen
tersendiri yang diduduki oleh orang-orang yang berpengalaman
didalamnya. Karena manajemen dalam dunia usaha amatlah penting, maka
suatu usaha apalagi yang sedang di rintis tidak akan bisa berjalan teratur
dan konsisten tanpa adanya sebuah manajemen di dalamnya. Manajemen
sendiri harus mengiringi usaha tersebut karena hubungannya yang saling
terikat dan tidak bisa digugurkan salah satunya karena usah dan
manajemen memang harus dimulai secara bersamaan dan berdampingan.
Manajemen juga mulai memiliki banyak ragam, seperti manajemen
keuangan, manajemen pembangunan dan lain sebagainya. Dan di setiap
lini tersebut haruslah dipegang oleh profesional yang akan menjadi
jaminan untuk suksesnya sebuah usaha yang akan atau sedang dirintis

1
yang terdiri dari perorangan atau bisa juga organisasi-organisasi khusus.
Karena manajemen yang baik juga menjadi faktor dari berhasil tidaknya
suatu usaha, maka suatu usaha yang mengalami pailit (bangkrut)
mencerminkan dari buruknya manajemen di dalamnya pun sebaliknya.
Aspek manajemen bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan
dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, sehingga
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya tidak layak.
Mengingat pentinya peranan aspek manajemen dalam menentukan
keberhasilan suatu kegiatan bisnis yang dilakukan maka perlu diadakan
suatu analisis untuk kelayakan suatu usaha dengan melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
2. Apa Saja Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
3. Bagaimana Aspek-aspek Manajemen dalam SKB

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
2. Untuk mengetahui Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
3. Untuk mengetahui Aspek-aspek Manajemen dalam SKB

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis


Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian mengenai berbagai aspek
terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya
suatu bisnis dibangun, tetapi juga dioperasikan secara rutin untuk mencapai
keuntungan yang maksimal dalam waktu yang ditentukan.1
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam
tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan
akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang
dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non-finansial sesuai
dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak di sini diartikan juga akan
memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya,
akan tetapi juga bagi investor, kreditur, pemerintah dan masyarakat luas.2
Studi kelayakan bisnis ini merupakan proses meyeluruh yang
dilakukan untuk mengevaluasi potensi dan layak tidaknya sebuah proyek
bisnis sebelum dilaksanakan.3 Studi ini meliputi identifikasi masalah,
peluang, menentukan tujuan, menggambarkan situasi bisnis, dan menilai
berbagai manfaat yang dihasilkan.4 Studi kelayakan bisnis sangat penting
karena untuk kebaikan kelangsungan kehidupan perusahaan di masa yang

1
Didit Herlianto and Triani Pujiastuti, Studi Kelayakan Bisnis-5.Pdf (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009).
2
Olivia Venessa B Nainggolan, “ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH (UMKM) SEPATU DAN SANDAL DI BOGOR,” Jurnal Bina Akuntansi 4,
no. 2 (2017): 130.
3
Alies Mindhari, Ikbal Yasin, and Fatmawati Isnaini, “Perancangan Pengendalian Internal
Arus Kas Kecil Menggunakan Metode Imprest ( Studi Kasus : Pt Es Hupindo),” Jurnal Teknologi
Dan Sistem Informasi 1, no. 2 (2020): 58–63, https://doi.org/10.33365/jtsi.v1i2.391.
4
Nyimas Dewi Murnila Saputri, Yuliani Yuliani, and Yulia Hamdaini Putri, “Peningkatan
Kemampuan UMKM Dalam Melakukan Analisis Kelayakan Usaha Agar Dapat Bertahan Di Masa
Pandemi COVID-19,” Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services 2, no. 2 (2021):
177–81, https://doi.org/10.29259/jscs.v2i2.69.

3
akan datang, dan agar tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dari
terlaksananya sebuah usaha bisnis.5

B. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis


Dalam studi kelayakan bisnis, ada beberapa aspek yang bisa dieksplorasi.
Aspek studi kelayakan bisnis dapat disesuaikan sehingga kebutuhan
perusahaan yang ditambahkan sesuai.6 Aspek dasar yang biasanya dipelajari di
studi kelayakan bisnis termasuk yang berikut:
a. Aspek hukum
Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis mengkhawatirkan semua hal
yang berhubungan dengan keabsahan rencana bisnis yang akan dilakukan
oleh organisasi. Pengaturan yang sah ini meliputi:
1) Izin lokasi
2) Akte pendirian perusahaan dari notaris
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4) Surat tanda daftar perusahaan
5) Surat izin tempat usaha dari Pemerintah Daerah setempat
6) Surat tanda rekanan dari Pemerintah Daerah setempat
7) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
b. Aspek sosial dan budaya
Aspek sosial dan budaya dalam kelayakan bisnis yang menyangkut
pengaruh sosial dan budaya yang ada terhadap substansi bisnis pada
lingkungan perusahaan.
c. Aspek pasar dan pemasaran
Dalam Aspek pasar dan pemasaran beberapa hal yang perlu dianalisis
seperti permintaan dan penawaran produk, harga, program pemasaran yang
mencakup bauran pemasaran dan siklus kehidupan produk, serta market
share yang dapat dikuasai perusahaan. Menurut Suliyanto, analisis aspek
pasar menganalisis jenis produk yang akan diproduksi serta permintaan
5
Karebet Gunawan, “Peran Studi Kelayakan Bisnis Dalam Peningkatan UMKM (Studi
Kasus UMKM Di Kabupaten Kudus),” Jurnal Bisnis 372, no. 2 (2018): 2499–2508.
6
Samsurijal Hasan et al., “Studi Kelayakan Bisnis-Tujuan Studi Kelayakan Bisnis,” CV.
Manhaji, no. March (2020): 231.

4
dan penawaran akan produk tersebut. Sedangkan aspek pemasaran
menganalisis apakah produk yang dihasilkan dapat memberikan nilai yang
lebih tinggi kepada konsumen dibandingkan produk pesaing. Aspek
tersebut terlihat melalui berikut ini:
1) Potensi pasar, dievaluasi berdasarkan struktur pasar/pembeli yang
dipilih
2) Jumlah pembeli yang mungkin, Jumlah ini diketahui melalui cara yang
paling umum untuk memperkirakan dan mengukur permintaan dan
penawaran berdasarkan barang-barang serupa yang sudah ada saat ini.
3) Daya beli masyarakat dengan mempertimbangkan pergantian peristiwa
atau perkembangan penduduk
4) Segmentasi, fokus pada penempatan item
5) Sikap, perilaku, dan pemenuhan pembelanja dengan barang
pembanding saat ini
d. Aspek teknis dan teknologi
Aspek teknis dan teknologi berkenaan dengan proses pembangunan bisnis
secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai
dibangun. Hal-hal yang perlu dianalasis dalam aspek bisnis seperti lokasi
usaha, besarnya skala, pemilihan mesin dan peralatan, proses produksi,
serta pemilihan teknologi. Berdasarkan analisis ini, dapat diketahui
rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya.
Aspek ini antara lain, terdiri dari:
1) Pemilihan strategi produksi
2) Pemilihan dan penataan item yang akan dibuat
3) Pengaturan kualitas
4) Pilihan teknologi
5) Penataan layout
6) Pengaturan jumlah produksi
7) Kontrol kualitas produk
e. Aspek manajemen

5
Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis tentang pengelolaan bisnis
melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
sumber daya untuk dapat mencapai tujuan bisnis yang dijalankan. Aspek
ini memiliki peran yang sangat luas, dari manusia hingga administrasi
moneter perusahaan. Semua hal yang berhubungan dengan bagaimana
kegiatan organisasi dapat dijalankan.
f. Aspek keuangan
Aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis mengenai seberapa besar
modal dan sumber kekayaan yang akan digunakan dalam membangun
suatu usaha dan kapan serta bagaimana modal tersebut dapat
dikembalikan. Jika digambarkan, aspek keuangan di studi kelayakan bisnis
dibagi menjadi:
1) Keperluan modal dan sumbernya
2) Aliran kas (cash flow)
3) Biaya modal (cost of capital)
4) Pemilihan investasi

C. Aspek Manajemen Bisnis Dalam Studi Kelayakan Bisnis UMKM


1) Pentingnya Manajemen
Manajemen secara umum diartikan sebagai ‘pengaturan’, artinya
manajemen adalah sebuah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Jadimanajemen adalah bagaimana perusahaan bisa menata dan
mengelola sumber daya agar suatu usaha dapat berjalan sesuai harapan
demi tercapainya suatu tujuan. Hampir semua perusahaan memiliki
manajemen tersendiri yang diduduki oleh orang-orang yang
berpengalaman didalamnya. Karena manajemen dalam dunia usaha
amatlah vital, maka suatu usaha apalagi yang sedang di rintis tidak akan
bisa berjalan teratur dan konsisten tanpa adanya sebuah manajemen di
dalamnya. Manajemen sendiri harus mengiringi usaha tersebut karena
hubungannya yang saling terikat dan tidak bisa digugurkan salah satunya

6
karena usaha dan manajemen memang harus dimulai secara bersamaan
dan berdampingan7.
2) Aspek Manajemen UMKM
Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting dianalisis
untuk studi kelayakan suatu usaha karena merupakan aspek yang harus
diperhatikan untuk menilai keberhasilan proyek secara keseluruhan.
Keberhasilan suatu proyek tidak lepas dari keberhasilan manajemen yang
menanganinya. Proyek yang bagus jika ditangani oleh manajemen yang
buruk akan mengakibatkan proyek gagal, oleh karena itu analisis aspek
manajemen perlu dilakukan untuk menunjukkan bahwa proyek sudah
direncanakan sudah baik dari segi manajemen. Realisasi usaha dimulai dan
ditindaklanjuti dengan pembangunan proyek bisnis dan diimplementasikan
secara rutin8.
Hal-hal yang dinilai dalam aspek ini adalah para pengelola usaha
dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil
apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional, mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengendalikannya apabila
terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan struktur organisasi yang
dipilih harus dengan bentuk dan tujuan usahanya9.
Manajemen (management) merupakan pencapaian sasaran-sasaran
organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya
organisasi.
Manajemen usaha kecil dapat didefinisikan sebagai suatu proses
manajemen yang diselenggarakan oleh orang-orang yang diberi wewenang
dan tanggung jawab untuk mengelola sumber daya usaha kecil (manusia,
keuangan, fisik, dan informasi) guna mencapai sasaran organisasi usaha
7
Rochmat Aldy Purnomo, Riawan, and La Ode Sugianto, Studi Kelayan Bisnis, Jurnal
Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2017, 172.

8
Sugiyanto, Luh Nadi, and I Ketut Wenten, Studi Kelayakan Bisnis Teknik Untuk
Mengetahui Bisnis Dapat Dijalankan Atau Tidak, YPSIM Banten, vol. 1, 2020, 83.
9
I Made Adnyana, Studi Kelayakan Bisnis, Lembaga Penerbitan Universitas Nasional
(LPU-UNAS), 2020, 14-15.

7
secara efektif dan efisien. Usaha kecil sebagai sebuah organisasi bisnis,
keseluruhan fungsi manajemen sebaiknya dijalankan dengan
mempertimbangkan jenis dan skala bisnis dari usaha yang dilakukan10.
Jadi manajemen usaha kecil karena skala usaha bisnisnya lebih
kecil, maka pengelolaan sumber daya organisasi bisnis dari usaha kecil
lebih sederhana dan mudah dikelola, sehingga fungsi operasional dari
manajemen usaha kecil lebih mudah direncanakan bahkan dikendalikan.
Dalam rangka pencapaian sasaran atau tujuan suatu bisnis tentunya
melalui suatu proses manajemen, yaitu11 :
a. Planning (Perencanaan Usaha)
Suatu perencanaan usaha adalah unit kegiatan yang direncanakan dan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan sesuatu barang dan/jasa
yang diinginkan. Ciri-ciri pokok perencanaan usaha bahwa setiap
perencanaan usaha ditandai oleh hal-hal sebagai berikut:
a) Bertujuan menghasilkan barang-barang dan/atau jasa-jasa,
b) Memerlukan suatu investasi modal, tenaga kerja, manajemen
ataupun hal-hal lain,
c) Setelah investasi tersebut dilaksanakan dan selama berlangsungnya
usaha tersebut memberikan kegunaan kepada berbagai pihak
diantaranya adalah perusahaan itu sendiri maupun masyarakat.
d) Adanya biaya operasional diatas biaya investasi.

Jenis-jenis Perencanaan Usaha sebagai berikut :

1. Menurut jenis barang dan jasa-jasa yang dihasilkan, misalnya


perencanaan usaha dalam bidang produksi ataupun prasarana.
2. Menurut jenis kepemilikannya: swasta nasional atau swasta asing
ataupun campuran.

10
R Setiawati, “Bimbingan Teknis Aspek Umum Manajemen Usaha Kecil Untuk Pengembangan
Usaha Produk Umkm Kota Tasikmalaya,” Jurnal Ilmiah Abdimas: Pengbdian Kepada …, 2020,
73–78, http://repository.ikopin.ac.id/267/.
11
Reza Nurul Ichsan, Lukman Nasution, and Dr. Sarman Sinaga, “Studi Kelayakan Bisnis
= Business Feasibility Study,” CV. Manji Medan, 2019, 62.

8
3. Berdasarkan Modal (fisik dan Non Fisik). Usaha yang memerlukan
modal fisik yang menyangkut bangunan baru, pendirian atau
instalasi fasilitas-fasilitas untuk menghasilkan suatu aliran barang
dan jasa selanjutnya. seperti programtraining, survei-survei,atau
penelitian (research) teknis yang dapat dilaksanakan dengan modal
fisik yang telah ada.

Strategi dan Model Perencanaan UMKM

Strategi merupakan program umum untuk mencapai sasaran


organisasi dalam rangka melaksanakan misi. Strategi ini membentuk
arah yang terpadu dari seuruh sasaran organisasi dan menjadi petunjuk
dalam penggunaan sumber-sumber daya organisasi yang akan
digunakan dalam rangka mencapai sasaran. Langkah-langkah
penyusunan strategi perencanaan ini adalah12:

1) Menentukan tujuan, manajer harus memilih tujuan strategis.


2) Analisa lingkungan, tujuan yang dipilih harus di cek dan
disesuaikan dengan faktor-faktor ekstern yang ada.
3) Menetapkan ukuran, manajer harus menentukan ukuran guna
mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sehingga
akan memudahkan menentukan apakah kegiatan tersebut berhasil
atau tidak.
4) Bandingkan rencana bawahan dengan rencana strategis, rencana-
rencana yang telah dibuat oleh manajemen tingkat bawah perlu
diteliti kesesuainnya dengan rencana tingkat atas.
5) Hilangkan perbedaan yang terjadi, bila terdapat perbedaan antara
rencana yang dibuat oleh manajemen tingkat bawah dengan
rencana strategis maka perlu adanya penyesuaian satu sama lain
sehingga perbedaan rencana tidak terjadi.

12
MM. Lilis Sulastri, Dr., Manajemen Usaha Kecil Menengah (Bandung: LaGood’s Publishing,
2015), 63-64.

9
6) Memilih alternative, manajer harus mampu mengevaluasi dan
memilih alternative yang terbaik.
7) Penerapan perencanaan strategis, alternative yang terpilih akan
menjadi rencana yang harus diformulasikan secara jelas dan
kemudian dirinci kedalam kegiatan-kegiatan organisasi.
8) Mengukur dan mengawasi kemajuan, rencana yang telah dilakukan
perlu diukur dan diawasi kemajuannya untuk menghindari
terjadinya kegagalan-kegagalan.

Persoalan Umum dalam Pelaksanaan Usaha

Persoalan persoalan yang sering dihadapi dalam menelaah


suatu usaha dan perencanaannya untuk dapat diproses ke tahap-tahap
selanjutnya adalah sebagai berikut 13:

 Menentukan siapa yang bertanggung jawab dalam memproses


perencanaan dan pelaksanaan usaha tersebut dari tahap pertama
sampai dengan tahapan-tahapan selanjutnya.
 Menentukan pilihan usaha berdasarkan kriteria yang ada, yang
biasanya dibedakan atas tiga macam kriteria,yaitu
teknis,ekonomis,dan non eknomis.
 Penilaian biaya-biaya dan keuntungan atau hasil-hasil dari usaha
yang bersangkutan. Biasanya menilai biaya-biaya usaha yang
ditetapkan dengan menilai keuntungan keuntungan yang akan
dihasilkannya.
 Penilaian asumsi-asumsi dasar pendirian usaha.
 Pengetahuan atas semua alternatif untuk mewujudkan tujuan yang
dikehendaki oleh usaha tersebut.
b. Organizing

Pengorganisasian adalah proses untuk mengelompokkan


kegiatan-kegiatan dalam unit-unit tertentu agar jelas dan teratur sesuai

13
Lilis Sulastri, Studi Kelayakan Bisnis Untuk Wirausaha, LaGood’s Publishing, 2016, 92-93.

10
dengan tanggung jawab dan wewenang si pemegang unit. Pada
biasanya setelah perencanaan kegiatan usaha maka tahap pembagian
program kerja sangat diperlukan untuk memudahkan pekerjaan dan
bahkan penempatan pada setip unit harus tepat sesuai skill dan
kemampuan karyawan agar pelaksanaannya bisa sesuai yang
diharapakan perusahaan 14.

Pengorganisasian (organizing) merupakan fungsi manajemen


yang menggabungkan sumber daya manusia dan bahan melalui
struktur formal dari tugas dan kewenangan. Hasil dari proses
pengorganisasian adalah organisasi adalah sekelompok orang yang
saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam UMKM pengorganisasian juga sangat diperlukan guna
mencapai tujuan yang diinginkan. UMKM memiliki sistem organisasi
yang sederhana dan bersifat informal15.

Dalam melaksanakan organizing (pengorganisasian), ada dua


kegiatan penting yang harus dilakukan yaitu:
a. Menentukan bentuk/struktur organisasi perusahaan
Bentuk/struktur organisasi perusahaan harus disesuaikan dengan
kegiatan yang dijalankan perusahaan. Pimpinan perusahaan harus
menentukan struktur organisasi yang terbaik untuk menjalankan
kegiatan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Apakah
bentuk organisasi lini, staf atau gabungan keduanya.
b. Menentukan wewenang, tugas, dan tanggung jawab setiap orang
yang bekerja di perusahaan, terutama para manajernya.

Organisasi yang efektif, sumber-sumber daya manusia, dan


sumber-sumber daya material menyebabkan meningkatnya
produktivitas. Hal tersebut dilaksanakan melalui apa yang dinamakan
“sinergisme” (synergism) di mana anggota-anggota suatu perusahaan
14
Purnomo, Riawan, and Sugianto, Studi Kelayan Bisnis, 174.
15
MM. Lilis Sulastri, Dr., Manajemen Usaha Kecil Menengah (Bandung: LaGood’s Publishing,
2015), 68.

11
mengombinasikan upaya mereka secara kolektif guna melaksanakan
tugas-tugas yang akan melampaui jumlah dari upaya-upaya individual
mereka (sinergi dapat dicapai melalui pengintegrasian tugas-tugas
yang terspesialisasi).

Pengorganisasian secara efektif dapat menghasilkan


keuntungan/manfaat sebagai berikut:

 Kejelasan tentang ekspektasi-ekspektasi kinerja individual dan


tugas-tugas yang terspesialisasi.
 Pembagian kerja, yang menghindari timbulnya duplikasi, konflik
dan penyalahgunaan sumber-sumber daya material maupun
sumber-sumber daya manusia.
 Terbentuknya suatu arus aktivitas kerja yang logikal, yang dapat
dilaksanakan dengan baik oleh individu-individu atau kelompok-
kelompok.
 Saluran-saluran komunikasi yang dapat membantu pengambilan
keputusan dan pengawasan. Mekanisme-mekanisme yang
mengkoordinasi, yang memungkinkan tercapainya harmoni antara
para anggota organisasi, yang terlibat dalam berbagai macam
kegiatan 16.

Secara garis besar, langkah-langkah dalam melakukan proses


pengorganisasian, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan
memantau kerja organisasi, secara garis besar dipaparkan sebagai
berikut17 :

a) Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara


logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang.

16
Syafrizal Helmi, Studi Kelayakan Bisnis Buku 1, 2017, 35-36.
17
Sugiyanto, Nadi, and Wenten, Studi Kelayakan Bisnis Teknik Untuk Mengetahui Bisnis
Dapat Dijalankan Atau Tidak, 96.

12
b) Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang
logis dan efisien.
c) Menetapkan mekanisme untuk mengkordinasikan pekerjaan
anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis.
d) Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan
efektivitas.

Perlu diketahui bahwa ada sejumlah faktor spesifik yang


menentukan struktur suatu organisasi. Di antara faktor-faktor itu antara
lain adalah pemakaian teknologi, lingkungan organisasi, dan
pandangan hidup yang dianut para anggotanya. Jadi, tidak ada cara
satu pun untuk merancang struktur yang dapat ditetapkan bagi semua
organisasi. Struktur yang paling sesuai adalah sesuatu yang bersifat
khusus , dan akan berbeda dari satu organisasi dengan organisasi
lainnya, atau bahkan didalam tiap organisasi strukturnya akan dapat
berbeda dari waktu ke waktu.

Penyusunan struktur organisasi pada UMKM itu sendiri


tidakmenggunakan aturan aturan yang pasti, jadi cenderung bersifat
kekeluargaan. Tidak ada spesifikasi dalam jabatan, antara atasan dan
bawahan sama-sama melakukan pekerjaan/tugas yang sama meskipun
ada tugas - tugas yang dikerjakan sesuai dengan tugas masing-masing.
Adapun contoh struktur organisasi untuk usaha kecil dan menengah
yaitu18 :

18
Lilis Sulastri, Dr., Manajemen Usaha Kecil Menengah, 70-71.

13
c. Actuating
Setelah melakukan perencanaan (planning) dan
pengorganisasian (organizing), maka selanjutnya adalah actuating
(pengarahan). Dalam fungsi actuating manajemen akan melaksanakan
rencana yang dibuat, dibarengi dengan proses‚ mengarahkan dan
menuntun kegiatan perusahaan menuju sasaran perusahaan, dalam
menjalankan bisnis. Di dalam actuating, tercapai beberapa hal yang
harus dipahami agar bisnis yang kita lakukan berjalan dengan baik19.
Actuating mencakup kemampuan manajemen dalam
memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan, dan berkomunikasi dengan
orang lain. Dengan demikian manajemen dapat menentukan
bagaimana efektivitas dari bisnis yang disarankan, selain itu, dengan
pengarahan yang baik, maka bisnis yang dijalankan oleh perusahaan
akan semakin baik, dan kinerjanya akan semakin diperhitungkan.
Sesuai dengan pengertian studi kelayakan bisnis, yaitu meneliti
layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan. Actuating (pengarahan)
merupakan salah satu dari aspek manajemen yang akan dinilai, untuk
itu diperlukan perhatian terhadap strategi manajemen dalam
menjalankan actuating itu sendiri untuk mencapai sasaran bisnis20.
Menyusun agar penggerakan ini dapat berjalan dengan baik.
Hendaknya dibagi dari beberapa sisi, seperti: fungsi penggerakan yang
harus terpenuhi serta sikap dan perilaku seorang pemimpin yang
hendaknya memenuhi kriteria21.
a) Fungsi Actuating
 Mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya bersedia menjadi
pengikut
 Melakukan daya tolak pada seseorang (orang-orang)

19
Sulastri, Studi Kelayakan Bisnis Untuk Wirausaha, 95.
20
Helmi, Studi Kelayakan Bisnis Buku 1, 37.
21
Sugiyanto, Nadi, and Wenten, Studi Kelayakan Bisnis Teknik Untuk Mengetahui Bisnis Dapat
Dijalankan Atau Tidak, 103-104.

14
 Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas
dengan baik
 Mendapat, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan,
tugas dan organisasi tempat mereka bekerja
 Menanamkan, memelihara, dan memupuk rasa tanggung jawab
seseorang atau orang-orang terhadap Tuhannya, Negara, dan
masyarakat.
b) Kepemimpinan Dalam Wirausaha
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang
lainkearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini
berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau
mengikuti arah tertentu.
Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang
berhasil memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin
dikatakan berhasiljika percaya pada pertumbuhan yang
berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang
berkesinambungan dari perusahaan. Para wirausahawan memiliki gaya
kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangakan gaya
kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi merka
dalam memajukan perusahaannya22.
Ada tiga variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan,
yaitu :
1) Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para
pengikut,
2) Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan,
3) Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka
mengarahkan para bawahan

Orientasi Tugas Pemimpin

22
Lilis Sulastri, Dr., Manajemen Usaha Kecil Menengah, 76-77.

15
Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku
berikut :

a. Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya.


b. Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan
memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka.
c. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju
tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan
yang dirumusakan secara jelas dan khas.
d. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam
merencanakan, mengarahkan membimbing dan mengendalikan
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
e. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.

d. Controlling
Pengawasan adalah proses untuk mengukur, menilai dan
mengevaluasi hasil pekerjaan agar tetap sesuai dengan rencana awal
dan mengoreksi berbagai penyimpangan selama proses pelaksanaan
kerja. Secara singkat bisa dikatakan bahwa manajer adalah orang yang
memanajemen. Jadi, seorang manajer bertugas mengatur bawahannya
atau stafnya agar mereka bekerja demi mencapai tujuan
perusahaan/organisasi. Dalam perusahaan kecil, seorang manajer tidak
perlu begitu banyak ditempatkan dalam suatu perusahaan karena
pekerjaan yang diembannya tidak begitu besar 23.

Jenis Pengendalian
Terdapat berbagai jenis pengendalian dalam manajemen. Salah
satunya adalah jenis pengendalian yang memfokuskan pada masukan-
pengolahan-keluaran (input-process-output) seperti dijelaskan berikut
ini24.

23
Purnomo, Riawan, and Sugianto, Studi Kelayan Bisnis, 175.

16
 Metode Pengendalian Pendahuluan, memerlukan berbagai standar
kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai masukan (input),
seperti material, keuangan, modal, dan sumber daya manusia.
Informasi membantu manajer dalam menentukan apakah berbagai
sumber daya tersebut memenuhi berbagai standar.
 Metode Pengendalian Bersamaan (Concurrent Controls),
memerlukan standar prilaku, kegiatan dan pelaksanaan dari
kegiatan secara layak. Sumber informasi utama bagi pengendalian
ini adalah hasil observasi penyelia. Tindakan korektif ditujukan
kepada perbaikan kualitas dan kuantitas sumber daya dan operasi.
 Metode Pengendalian Umpan Balik (Feedback Controls),
memerlukan standar kuantitas dan kualitas yang layak dari
keluaran (output). Informasi itu harus mencerminkan berbagai
karakteristik dari keluaran (output). Namun tidak seperti pada
Pengendalian Pendahuluan dan Pengendalian Bersamaan, fokus
dari tindakan korektif adalah bukan pada standar keluaran yang
diterapkan, melainkan para manajer pengambil tindakan korektif
untuk memperbaiki masukan dan operasi.

Bagaimana pengendalian yang cocok, efektif, dan efisien dalam


UMKM

Manajer usaha kecil menengah memegang kendali yang amat


penting dalam mewujudkan efektivitas organisasi. Seberapa jauh
organisasi mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
sangat bergantung pada baik tidaknya manajer organisasi yang
bersangkutan mengoperasikan pekerjaannya. Peter F. Drucker
berpendapat bahwa prestasi seorang manajer dapat diukur berdasarkan
dua konsep, yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi berarti
kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar .seorang
manajer yang efisien adalah manajer yang mencapai keluaran atau
24
Sugiyanto, Nadi, and Wenten, Studi Kelayakan Bisnis Teknik Untuk Mengetahui Bisnis
Dapat Dijalankan Atau Tidak, 106-107.

17
hasil yang maksimal. Manajer yang memiliki kemampuan untuk
meminimumkan biaya sumber daya yang digunakannya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah manajer yang bertindak
dengan efisien. Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran
yang tepat. Seorang manajer yang efektif adalah manajer yang memilih
pekerjaan yang benar untuk dioperasikan25. Efektivitas dan efisiensi
pengendalian dalam usaha kecil menengah harus memperhatikan hal-
hal berikut ini :

a. Orientasi kerja dalam setiap organisasi adalah efesiensi. Bekerja


secara efesiensi berarti menggunakan sumber-sumber yang tersedia
seminimal untuk membuahkan hasil yang telah ditetapkan dalam
rencana.
b. Dalam penyelenggaraan dalam kegiatan operasional adalah
efektifitas. Jika seseorang berbicara efektivitas sebagai orientasi
kerja, artinya yang menjadi sorotan perhatian nya adalah
tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada
waktunya dengan menggunakan sumber tertentu yang sudah
dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.
c. Produktivitas yaitu merupakan ide yang menonjol dalam
membicarakan dan mengusahakan produktivitas ialah
maksimalisasi hasil yang harus dicapai berdasarkan dan
memanfaatkan sumber dana dan daya yang sudah dialokasikan
sebelimnya.
d. Pengawasan dilakukan pada waktu berbagai kegiatan sedang
berlangsung dan dimaksudkan untuk mencegah supaya jangan
sampai terjadi penyimpangan, penyelewengan dan pemborosan.
e. Pengawasan akan berjalan dengan lancar apabila proses dasar
pengawasan dilakukan dan ditaati.

25
Lilis Sulastri, Dr., Manajemen Usaha Kecil Menengah, 84-86.

18
f. Koreksi terhadap penyimpangan. Meskipun bersifat sementara
tindakan korektif terhadap gejala penyimpangan, penyelewengan
dan pemborosan harus bisa diambil.

3) Implikasi Aspek Manajemen Dalam Studi Kelayakan Bisnis


Hasil studi aspek manajemen hendaknya memberikan informasi
dalam dua kegiatan pokok, yaitu manajemen dalam pembangunan proyek
bisnis dan manajemen dalam implementasi bisnis rutin dalam hal26:
a. Perencanaan. Hendaknya SKB dapat menilai perencanaan dari sisi
pendekatan yang digunakan, dari sisi jangka waktu dari sisi tingkatan
manajemen. Perencanaan juga hendaknya dapat dinilai dari sisi
fungsinya. Program kerja yang tidak terlepas dari anggaran merupakan
suatu perencanaan juga, hendaknya dibuat dengan teknik teknik
tertentu, sehingga dapat dinilai apakah program kerja tersebut layak
atau tidak waktu direalisasikan dalam kedua kegiaan pokok di atas.
b. Pengorganisasian. Hendaknya SKB dapat mengkaji apakah langkah-
langkah pengorganisasian di dalam dua kegiatan pokok di atas dapat
direncanakan dan diperkirakan akan berjalan dengan baik. Langkah-
langkah pengorganisasian itu yang utama adalah mampu membuat
perencanaan berupa : rincian seluruh pekerjaan yang akan dikerjakan,
pembagian beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang akan
dikerjakan oleh para pekerja, pengkombinasian pekerjaan-pekerjaan
yang ada, penetapan mekanisme untuk pengoordinasian pekerjaan, dan
pemantauan efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
c. Penggerakan. Hendaknya SKB dapat mengkaji fungsi manajemen
yang lain, yaitu penggerakan (actuating), apakah layak atau tidak
layak. Pengkajiannya dapat melalui beberapa aspek pokok, yaitu:
bahawa manajemen hendaknya dapat mempengaruhi orang-orang agar
bersedia bekerja dengan baik bahkan lebih baik, mampu melakukan

26
Sugiyanto, Nadi, and Wenten, 109-110.

19
daya tolak pada seseorang anggota perusahaan bala dianggap perlu,
mampu memupuk kesetiaan pada tugas, pimpinan dan perusahaan di
mana karyawan bekerja.
d. Pengendalian. Hendaknya SKB mampu mengkaji aspek pengendalian
bagi kedua kegitan pokok ini, sehingga dapat diambil keputusan layak
atau tidak layaknya atas aspek ini. Kajian dapat diarahkan pada fungsi
pokok pengendalian, yaitu: mencegah secara maksimal terjadinya
penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan-kesalahan, memperbaiki
berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi,
mendinamisasikan organisasi kearah yang lebih efektif dan efisien,
serta mempertebal rasa tanggung jawab setiap unit organisasi dengan
selalu bekerja secara benar, sehingga penyimpangan-penyimpangan
menjadi sulit muncul.

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian mengenai berbagai aspek
terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya
suatu bisnis dibangun, tetapi juga dioperasikan secara rutin untuk mencapai
keuntungan yang maksimal dalam waktu yang ditentukan. Aspek dasar yang
biasanya dipelajari di studi kelayakan bisnis adalah aspek hukum, sosial dan
budaya, pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen, dan
keuangan.
Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting dianalisis
untuk studi kelayakan suatu usaha karena merupakan aspek yang harus
diperhatikan untuk menilai keberhasilan proyek secara keseluruhan. Hal-hal
yang dinilai dalam aspek ini adalah para pengelola usaha dan struktur
organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan
oleh orang-orang yang profesional, mulai dari merencanakan, melaksanakan
sampai dengan mengendalikannya apabila terjadi penyimpangan. Demikian
pula dengan struktur organisasi yang dipilih harus dengan bentuk dan tujuan
usahanya

B. SARAN
Demikian yang dapat penulis sampaikan pada tugas Studi Kelayakan
Bisnis UMKM kali ini, apabila ada salah dalam penulisan makalah maupun
kata yang tidak berkenan dalam isi makalah ini, penulis berharap kepada
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar penulis
dapat lebih teliti dalam membuat makalah semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I Made. Studi Kelayakan Bisnis. Lembaga Penerbitan Universitas


Nasional (LPU-UNAS), 2020.

Gunawan, Karebet. “Peran Studi Kelayakan Bisnis Dalam Peningkatan UMKM


(Studi Kasus UMKM Di Kabupaten Kudus).” Jurnal Bisnis 372, no. 2
(2018): 2499–2508.

Hasan, Samsurijal, Elpisah, Joko Sabtohadi, Zarkasi, and Fahrurazi. “Studi


Kelayakan Bisnis-Tujuan Studi Kelayakan Bisnis.” CV. Manhaji, no. March
(2020): 231.

Helmi, Syafrizal. Studi Kelayakan Bisnis Buku 1, 2017.

Herlianto, Didit, and Triani Pujiastuti. Studi Kelayakan Bisnis-5.Pdf. Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2009.

Ichsan, Reza Nurul, Lukman Nasution, and Dr. Sarman Sinaga. “Studi Kelayakan
Bisnis = Business Feasibility Study.” CV. Manji Medan, 2019, 275.

Lilis Sulastri, Dr., MM. Manajemen Usaha Kecil Menengah. Bandung: LaGood’s
Publishing, 2015.

Mindhari, Alies, Ikbal Yasin, and Fatmawati Isnaini. “Perancangan Pengendalian


Internal Arus Kas Kecil Menggunakan Metode Imprest ( Studi Kasus : Pt Es
Hupindo).” Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi 1, no. 2 (2020): 58–63.
https://doi.org/10.33365/jtsi.v1i2.391.

Nainggolan, Olivia Venessa B. “ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIKRO


KECIL DAN MENENGAH (UMKM) SEPATU DAN SANDAL DI
BOGOR.” Jurnal Bina Akuntansi 4, no. 2 (2017): 130.

Purnomo, Rochmat Aldy, Riawan, and La Ode Sugianto. Studi Kelayan Bisnis.
Jurnal Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2017.

23
Saputri, Nyimas Dewi Murnila, Yuliani Yuliani, and Yulia Hamdaini Putri.
“Peningkatan Kemampuan UMKM Dalam Melakukan Analisis Kelayakan
Usaha Agar Dapat Bertahan Di Masa Pandemi COVID-19.” Sricommerce:
Journal of Sriwijaya Community Services 2, no. 2 (2021): 177–81.
https://doi.org/10.29259/jscs.v2i2.69.

Setiawati, R. “Bimbingan Teknis Aspek Umum Manajemen Usaha Kecil Untuk


Pengembangan Usaha Produk Umkm Kota Tasikmalaya.” Jurnal Ilmiah
Abdimas: Pengbdian Kepada …, 2020, 73–78.
http://repository.ikopin.ac.id/267/.

Sugiyanto, Luh Nadi, and I Ketut Wenten. Studi Kelayakan Bisnis Teknik Untuk
Mengetahui Bisnis Dapat Dijalankan Atau Tidak. YPSIM Banten. Vol. 1,
2020.

Sulastri, Lilis. Studi Kelayakan Bisnis Untuk Wirausaha. LaGood’s Publishing,


2016.

24

Anda mungkin juga menyukai