Anda di halaman 1dari 75

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN & RESIKO
SISTEMATIK / NON SISTEMATIK
DOSEN PENGAMPUH :
WULAN AYUANDINI, S.E., M.M.

KELOMPOK 1

MUHTAZIM M C0121549
IKHSAN C0121031
WAHDANIA HUSUSI C0121030
INDAH SARY C0121033
NURANNISA C0121033
SRI RAHAYU C0121032
WASTI C0121551

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ruang Lingkup ”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah komunikasi bisnis Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu
Wulan Ayuandini, S.,E M.M. selaku dosen pada mata kuliah yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami natikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Majene, 25 februari 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 1
C. MANFAAT PENULISAN ........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN .......................................................... 2


B. TUJUAN MANAJEMEN KEUNGAN ...................................................................... 3
C. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN .................................................................... 4
D. RESIKO SISTEMATIK DAN NON SISTEMATIK .................................................. 5
E. KONSEP RISK DAN RETURN .............................................................................. 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 10

A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 10
B. SARAN .................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang dan
jasa melalui penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efektif dan efisien. Setiap
perusahaan yang menjalankan usaha selalu membutuhkanmodal kerja. Modal kerja itu antara
lain digunakan untuk pembelian bahanbaku, aktiva tetap, pembayaran gaji karyawan dan
pembayaran biaya-biaya lainnya.
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk
pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan
kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan
pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi
tidak dapat membayar kewajiban jangkapendek pada waktunya maka akan menghadapi
masalah likuiditas.
Dalam menyusun dan menyempurnakan makalah ini penyusun mencoba untuk
menyampaikan ataupun menjelaskan apa-apa saja yang menjadi ruang lingkup manajemen
keuangan disertai fungsi dan tujuan pelaksanaanya untuk menunjang keberhasilan sebuah
perusahaan.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diringkas masalah
sebagai berikut:
1. Apa Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Keuangan?
2. Apa Saja Tujuan manajemen Keuangan?
3. Apa Saja Fungsi Manajemen Keuangan?
4. Apa Pengertian Risk dan Riturn?
5. Apa saja Jenis-jenis Risk dan Riturn?

C. Manfaat penelitian

Manfaat yang ingin di capai dan diraih dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah manajemen Keuangan,dan juga untuk menambah
wawasan penulis serta pembaca mengenai Ruang Lingkup Manajemen
Keuangan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perencanaan,


pemeriksaan, penganggaran, pengelolaan, pencarian, pengendalian dan penyimpanan dana
yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan menyeluruh.
Manajemen keuangan dapat di definisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer
keuangan.meskipun tugas dan kewajibannya berlainan disuatu perusahaan, tugas pokok
manajemen keuangan yaitu keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan
pembagian dividen suatu perusahaan.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah segala kegiatan
atau aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh
pendanaan modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset
yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama perusahaan.

Ruang Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:


1) Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana
perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang
jangka pendek dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun eksternal
perusahaan.
2) Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva tetap
atau Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin, maupun aktiva finansial
berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk
menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
3) Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara
efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pembicaraan tentang keputusan – keputusan dalam bidang keuangan, yaitu: Keputusan
Investasi, Keputusan pembelanjaan dan kebijaksanaan deviden dengan tujuan
memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham.

2
B. TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
Tujuan utama manajemen keuangan perusahaan adalah memaksimalkan nilai
kekayaan para pemegang saham. Nilai kekayaan dapat dilihat melalui perkembangan
harga saham (common stock) perusahaan di pasar. Dalam hal ini, nilai saham dapat
merefleksikan investasi keuangan perusahaan dan kebijakan dividen. Oleh karena itu,
dalam teori-teori keuangan, variabel yang sering digunakan dalam penelitian pasar modal
untuk mewakili nilai perusahaan adalah harga saham, dengan berbagai jenis indikator ,
antara lain return saham, harga saham biasa, abnormal return, price earning ratio (PER),
dan indikator lain yang merepresentasikan harga saham biasa di pasar modal. Dengan
demikian, bisa dimaknai bahwa tujuan manajemen keuangan perusahaan adalah
memaksimalkan kekayaan para pemegam saham, yang berarti meningkatkan nilai
perusahaan yang merupakan ukuran nilai objektif oleh publik dan orientasi pada
kelangsungan hidup perusahaan.
Adapun tujuan normatif secara mendasar, pemaksimalan kekayaan para pemegang
saham adalah secara rasional mampu menunjukkan operasi bisnis perusahaan melalui
alokasi sumber daya secara efisien, dengan asumsi bahwa dalam mencapai tujuan,
manajemen keuangan harus melalui pertimbangan kebijakan keuangan sesuai perencanaan
dan pengendalian secara efektif dan efisien (costefectivegness), dengan tetap mencermati
perubahaan kondisi ekonomi secara makro mengarah pada pemaksimalan kekayaan para
pemegang saham.mengantisipasi perubahan.
Beberapa tujuan yang harus di capai dengan melakukan kegiatan manajemen keuangan di
antaranya sebagai berikut ;
1. Memaksimalkan keuntungan. Dengan pengelolaan yang tepat manajemen keuangan
dapat memaksimalkan keuntungan jangka panjang perusahaan
2. Menjaga arus kas. Menjaga arus pengeluaran dan pendapatan secara bersamaan
sehingga dapat melakukan pengendalian pengeluaran untuk tetap aman dan seimbang
untuk perusahaan.
3. Mempersiapkan modal. Membentuk struktur modal dengan tepat melalui
pengelolaan sumber dana internal dan juga pinjaman dengan efektif dan efisien
4. Memaksimalkan manfaat keuangan perusahaan. Manajemen keuangan dapat membuat
perencanaan penggunaan keuangan perusahaan, dan mengawasi operasionalnya
dengan tepat, sehingga pemanfaatan dana dapat di maksimalkan.
3
5. Mengoptimalkan kekayaan perusahaan. Ini berkaitan dengan kinerja perusahaan,
manajemen keuangan dapat menjadi kontroler dari kinerja tersebut agar menghasilkan
profit lebih tinggi.
6. Meningkatkan efisiensi. Manajemen keuangan mengatur distribusi keuangan dan
pendanaan dengan efisien ke semua bagian operasional
7. Memastikan stabilitas perusahaan. Dengan mengelola secara tepat maka jelas
kondisi perusahaan dalam keadaan stabil
8. Meminimalisir resiko operasional. Pengelolaan keuangan yang tepat dapat
mengarahkan operasional kepada sistem dan pola alokasi yang tepat sehingga resiko
terjadinya kerugian sangat minimalis
9. Mengurangi biaya modal. Manajemen keuangan dapat menciptakan struktur modal
yang tepat guna sesuai kondisi perusahaan dengan perbandingan biaya modal kecil
keuntungan besar.

C. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN


Fungsi Manajemen Keuangan iyalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-
kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat
detail pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana
yang ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk
operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan
mengamankan dana tersebut.

Fungsi manajemen keuangan dapat dirinci ke dalam beberapa bentuk kebijakan atau
keputusan, sebagai berikut :
1. Keputusan Investasi (Investment Decision)
Investasi iyalah sebagai penanaman modal suatu perusahaan pada aktiva riil maupun aktiva
finansial. keputusan finansial adalah keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh
perusahaan. Keputusan Investasi akan berpengaruh langsung terhadap besarnya (return on
investment) atau rentabilitas investasi serta aliran
4
kas perusahaan pada masa yang akan
datang.
2. Fungsi Pendanaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan ini iyalah mempelajari sumber- sumber dana yang berada di sisi
pasiva. Untuk itu diperlukan perhatian sumber dana yang biayanya paling minimal
serta syarat- syarat yang menguntungkan. Pemenuhan dana dapat dilakukan dengan melalui
sumber intern serta sumber ekstern perusahaan.
3. Keputusan Deviden (Dividend Decision)
Keputusan ini iyalah dilakukannya untuk menentukan :
1) Besarnya persentase laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk
cash dividen.
2) Stabilitas dividen yang akan dibagikan.
3) (stock dividend)Dividen saham .
4) (stock split) Pemecahan saham.
5) Penarikan kembali saham yang beredar.
4. Mendapatkan kombinasi keuangan optimal yang berhubungan dengan berbagai jenis
penilaian kinerja perusahaan. Bentuk-bentuk penilaian kinerja diantaranya berkaitan dengan
penentuan ukuran perusahaan, laba operasi perusahaan, risiko bisnis, dan penentuan tingkat
likuiditas.
Dalam menjalankan fungsi manajemen keuangan, terdapat tujuan korporasi antara lain:
a. Untuk mencapai kesejahteraan pemegang saham, secara maksimum.
b. Untuk mencapaikeuntungan maksimum dalam jangka panjang
c. Mencapai hasilmanajerial yang maksimum
d. Mencapat pertanggung jawaban sosial dalam pengertian; peningkatan kesejahteraan dari
karyawan.

D. RESIKO SISTEMATIK DAN NON SISTEMATIK


1. RESIKO SISTEMATIS
Berarti bahwa keuntungan atau kerugian yang timbul dari potensi risiko akan
terjadi lebih mungkin secara bersamaan untuk seluruh portofolio dan bukan untuk
jenis aset tertentu. Kerugian akibat kondisi ekonomi secara umum merupakan risiko
sistematis karena secara simultan mempengaruhi semua perusahaan pasar. Misalnya,
ketika kondisi moneter menjadi lebih ketat, suku bunga untuk semua perusahaan naik.
Oleh karena itu, jika perusahaan asuransi mengasuransikan perusahaan terhadap risiko
5
kenaikan suku bunga, ia tidak akan dapat mendiversifikasi portofolionya dengan
menanggung sejumlah besar tertanggung karena semua perusahaan akan mengalami
kerugian pada saat yang bersamaan.

2. RESIKO NON SISTEMATIK


Kadang-kadang juga disebut risiko perusahaan tunggal. Artinya,
keuntungan atau kerugian dalam portofolio objek risiko terjadi secara acak.
Misalnya, kebakaran gedung terjadi secara acak, sehingga portofolio risiko
mengandung risiko non-sistematis. Perusahaan asuransi dapat mendiversifikasi
risiko yang terkait dengan kebakaran gedung dengan mengasuransikan banyak
gedung yang terletak di berbagai lokasi. Dengan jumlah objek risiko kebakaran
yang cukup, perusahaan asuransi dapat memprediksi kerugiannya untuk setiap
periode dengan tingkat akurasi yang tinggi dan, oleh karena itu, menentukan
ukuran premi yang memadai.
E. Konsep Risk and Return
 Risk
Risk (Risiko) dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau
kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil
yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan
pada umumnya, terdapat suatu jargon “High Risk Bring about High Return”, artinya
jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih
besar pula.
Menurut Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1) Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat
diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan
2) Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3) Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi
perusahaan atau posisi keuangan

Dalam penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi (perluasan usaha /


6
penggantian aktiva tetap) kita sering mengalami kegagalan setelah proyek tersebut
dilaksanakan.
Hal ini karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko didalamnya.
Namun, jika terjadi penyimpangan, yang tidak menguntungkan, maka perusahaan akan
kesulitan menyesuaikannya, karena risiko terjadinya penyimpangan tersebut belum
ditentukan oleh perusahaan, lain hal jika unsur risiko telah ditentukan didepan. Maka
apabila terjadi penyimpangan perusahaan akan lebih mudah menghitungnya.
Terkait dengan Risiko, di Indonesia nampaknya belum ada tingkat bunga
yang bebas risiko secara murni. Tingkat bunga SBI yang biasanya digunakan
sebagai acuan tingkat bunga bebas risiko sebenarnya juga mengandung risiko.
Walau lebih kecil risikonya dibanding tingkat bunga deposito bank-bank di
Indonesia.
Apalagi dalam keadaan keadaan perekonomian yang kurang
menguntungkan. Besar tingkat risiko yang dimaksukan dalam penilaian investasi
akan mempengaruhi besarnya hasil yang diharapkan oleh pemodal.
Apabila perusahaan membandingkan tingkat risiko yang tinggi pada suatu
investasi yang dianggarkan, maka pemodal yang akan menanamkan dananya pada
investasi tersebut mengharapkan hasil/mensyaratkan hasil (required rate of return)
yang tinggi pula dan terjadi sebaliknya.
Memang antara hasil dan risiko (risk and return) memiliki hubungan linear
yang berkebalikan. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi hasil yang
diperoleh. Sebaliknya semakin rendah risiko maka semakin rendah pula hasil yang
diperoleh/disyaratkan.
Risiko terhadap perusahaan tidak dapat dihindari, kita hanya dapat
mengelola bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi
keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi diperusahaan ada yang dapat
dikelola/diatasi perusahaan terdapat pula risiko yang tidak dapat diatasi
perusahaan. Risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan ini biasanya karena tidak
dapat dikontrol oleh perusahaan.
Risiko yang ada diperusahaan dapat dibedakan tiga jenis risiko :
1) Risiko individual
Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa dipengaruhi
oleh proyek lain.
2) Risiko perusahaan 7
Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan keanekaragaman yang
dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor.
3) Risiko pasar (market risk)
Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada
investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-perusahaan lain.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan
antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam
mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai
risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan
kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk
melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.
 Return
Return (Pengembalian) adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan berupa laba
investasi, baik melalui bunga atau deviden. Return juga merupakan salah satu
faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas
keberanian investor menanggung risiko atas investasi. Return yang dilakukannya
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas
investasi yang dilakukannya.

Singkatnya return adalah keuntungan yang diperoleh investor dari dana yang
ditanamkan pada suatu investasi berupa laba investasi, baik melalui bunga atau
deviden.
Jenis-Jenis Return
Menurut Jogiyanto Hartono ada dua jenis return yaitu:
1) Realisasi (Actual Return)
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dan penghitungannya
menggunakan data histori perusahaan yang berguna untuk mengukur kinerja
perusahaan. Return realisasi atau disebut juga return historis berguna juga untuk
menentukan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa yang akan
datang.
Beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah return total
8
(total return), relatif return (return relative), kumulatif return (return cumulative)
dan return yang disesuaikan (adjusted return). Sedang rata-rata dari return dapat
dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika (arithmetic mean) dan ratarata geometric
(geometric mean). Rata-rata geometrik banyak digunakan untuk menghitung rata-
rata return beberapa periode, misalnya untuk menghitung return mingguan atau
return bulanan yang dihitung berdasarkan rata-rata geometrik dari return-return
harian. Untuk perhitungan return seperti ini, rata-rata geometrik lebih tepat
digunakan dibandingkan jika digunakn metode rata-rata aritmatika biasa.
2) Ekpektasi (Expected Return)

Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini lebih
penting dibandingkan return historis (realisasi) karena return ini yang diharapkan
oleh semua investor di masa yang akan datang.

3). HUBUNGAN RISIKO DAN RETURN


a) Bersifat linear atau searah.
b) Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
c) Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka
semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

4). MARKET EFFICIENCY

Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Nilai Intrinsik Sekuritas

Pasar yang efisien menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai pasar yang nilai-
nilai sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intinsiknya

Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Akurasi Ekspektasi Harga

Fama (1970) mendefinisikan efisiensi pasar sebagai berikut : "Suatu pasar sekuritas
dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas "mencerminkan secara penuh"
informasi yang tersedia".

Definisi Efisiensi pasar berdasarkan Distribusi informasi


Beaver (1989) memberikan definisi efisiensi pasar yang didasarkan pada distribusi
informasi sebagai berikut : "Pasar dikatakan efisien terhadap suatu sistem informasi,
hanya jika harga-harga sekuritas bertindak seakan-akan setiap orang mengamati
sistemin formasi tersebut.
9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
.
Setelah menulis materi pada makalah ini akhirnya penulis berkesimpulan bahwa,
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh
organisasi atau perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya
dan menggunakan seefektif-efektifnya,seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Dalam prakteknya, Manajemen keuangan adalah tindakan yang diambil dalam rangka
menjaga kesehatan keuangan organisasi/perusahaan. Untuk itu dalam membangun sistem
manajemen keuangan yang baik perulah kita untuk mengindentifikasi prinsip-prinsip
manajemen keuangan yang baik.

Risk (Risiko) dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau
kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang
tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada
umumnya, terdapat suatu jargon “High Risk Bring about High Return”, artinya jika
ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar
pula. Sedangkan, Return adalah keuntungan yang diperoleh investor dari dana yang
ditanamkan pada suatu investasi berupa laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual
return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan
investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun
makro akan mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk
tetap memperoleh return.

B. SARAN
Kami berharap para pembaca, jika menemukan kesalahan atau kata-kata yang
menyinggung atau salah makna dalam kehidupan pembaca / bertentangan, kami mohon
maaf, karena kami penulis artikel ini hanya ciptaan yang masih banyak kesalahan.

10
Daftar Pustaka

Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology

Financial Distress Conditions (Empirical Study on Manufacturing Companies listed on the


Indonesia Stock Exchange for 2014-2017). International Journal of Business and
Management Invention (IJBMI), 8(6), 27-34.

Gandhy, Fardinal, (2019). Analysis of Financial Ratio to Predict

Harmono.2009. Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara


Tampubulon, Manahan P. 2013. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media

Utilization, Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting


Information System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.

11
MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
Dosen Pengampuh:
Wulan Ayuandani,S.E.,M.M

Disusun Oleh:
1. Lisda Jalmi (C0121546) 5. Frengki Wijaya (C0121034)
2. Nur atika (C0121035 6. Muh Agung (C0121550)
3. Mulianti (C0121037 7. Melinda (C0121548)
4. Oktovina Tl (C0121547) 8. Eni Miharti (C0121036)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “SAHAM” dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Lanjutan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
pengembangan organisasi dan konflik bagi para pembaca dan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wulan Ayuandani,S.E.,M.M
selaku guru Mata Kuliah Kuliah Manajemen Keuangan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Polewali, 04 Maret 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan makalah ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3


A. Pengertian Saham ..................................................................................... 3
B. Jenis-jenis Saham ..................................................................................... 3
C. Konsep-konsep Penilaian Saham ............................................................. 6
D. Jenis-jenis Risk dan Return Dalam Saham .............................................. 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10


A. Kesimpula ................................................................................................. 10
B. Saran ......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saham merupakan instrumen keuangan selain obligasi yang diperjual
belikan di pasar modal. Investasi dalam pasar saham saat ini sudah umum
dan populer dilakukan oleh masyarakat. Surat bukti kepemilikan tersebut
dikeluarkan oleh perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah.
Dengan berinvestasi di pasar saham, investor dapat mengharapkan
keuntungan berupa capital gain maupun dividen. Selain itu, saham juga
dapat digunakan sebagai pilihan untuk berinvestasi dalam jangka
pendekmaupun jangka panjang.
Setiap investor yang ingin memaksimalkan kekayaan akan tertarik
dengan investasi yang memberikan tingkat expected return yang lebih tinggi
dibandingkan dengan peluang investasi lainnya. Dalam kenyataanny hampir
semua investasi mengandung ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu
dengan pasti hasil yang akan diperolehnya, sehingga investor hanya bisa
memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dan seberapa jauh hasil
yang sebenarnya menyimpang dari
yang diharapkan.
Seorang investor maupun perusahaan yang melakukan kegiatan
investasi selalu dihadapkan pada risiko dan return yang terkandung dalam
investasi tersebut. Tujuan investor berinvestasi adalah untuk
memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus
dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sedangkan risiko
merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima
dengan return yang diharapkan.
Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return
ekspektasi yang belum terjadi diharapkan terjadi di masa yang akan datang.
Pada kenyataannya return tidak selalu memenuhi harapan. Hal ini terjadi
karena return selalu berubah-ubah. Dalam keadaan demikian investor harus
jeli terhadap investasinya.

1
Hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup.
Seorang investor juga harus mempertimbangkan risiko pada investasi
tersebut. Risiko dapat menyebabkan penyimpanagan tingkat pengembalian
dalam investasi. Dengan memperhitungkan tingkat risiko suatu investasi,
investor dapat lebih bijak dalam memilih jenis investasi yang paling cocok.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan
antara return aktual dengan return yang diharapkan.
Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena
pertimbangan suatu investasi merupakan kombinasi dari kedua faktor
ini.Dua konsep ini, risiko dan return, bagaikan dua sisi mata uang yang
selalu berdampingan. Secara teori, hubungan ke dua hal penting tersebut
menyatakan bahwa semakin besar risiko suatu investasi, maka semakin
besar pula return yang disyaratkan investor.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini rumusan masalah yang dapat kami paparkan yaitu
sebagai berikut :
1. Apa pengertian saham?
2. Apa saja jenis-jenis saham?
3. Apa saja jenis risk dan return dalam saham?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu sebagai beriku :
1. Untuk mengetahui apa itu saham
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis saham
3. Untuk mengetahui apa saja jenis risk dan return dalam saham

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SAHAM
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas keuntungan dan aktiva
perusahaan. Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bagian dari
kepemilikan perusahaan, jika para investor berinvestasi dengan membeli saham
berarti investor tersebut membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut,
dan investor tersebut berhak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam
bentuk dividen.
Menurut Dermawan Sjahrial, saham adalah surat berharga yang dikeluarkan
oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang disebut
emiten. Saham dinyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga pemilik sebagian
dari sebagian perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli
saham, maka dia juga menjadi pemilik/ pemegang saham perusahaan.

B. JENIS-JENIS SAHAM
Saham merupakan surat berharga yang paling dikenal luas oleh masyarakat.
Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik,
yaitu saham biasa (commom stocks) dan saham preferen (preferred stocks).
Adapun jenis-jenis saham yang dapat ditinjau antara lain sebagai berikut :
1. Jenis saham berdasarkan kepemilikan
a. Saham biasa (common stock)
Saham biasa adalah jenis saham yang mampu melakukan klaim
kepemilikan sesuai keuntungan dan kerugian yang didapatkan
perusahaan. Tetapi pemegang saham mempunyai kewajiban yang
terbatas. Contoh saham biasa yaitu saham waran.

3
Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka pemilik saham biasa
hanya akan memperoleh prioritas paling akhir dalam hal pembagian
keuntungan perusahaan. Tetapi jumlah kerugian maksimum yang
ditanggungnya sesuai besaran dana yang diinvestasikan.
b. Saham preferen (preferred stock)
Saham preferen adalah jenis saham gabungan antara saham biasa dan
obligasi. Secara keseluruhan mirip seperti saham biasa, perbedaannya
hanya pada tingkat suku bunga keuntungan yang diperoleh.
Suku bunga saham preferen bersifat tetap karena mengandung campuran
obligasi. Selain itu, pemilik mempunyai hak tebus yang dapat ditukarkan
dengan saham biasa.
2. Jenis saham berdasarkan cara pengalihannya
Jenis saham berdasarkan cara pengalihannya terbagi menjadi dua antara
lain:
a. Saham atas unjuk (Bearer Stocks)
Saham atas tunjuk adalah saham yang nama kepemilikannya tidak tertulis
dalam lembar kertas agar jenis saham ini mudah dipindahtangankan.
Tujuan saham ini diperuntukkan jual beli sehingga mudah
dipindahtanganka tanpa harus mengurus melalui badan hukum. Bukti
kepemilikan berdasarkan siapa yang memegang saham tersebut.
b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Saham atas nama adalah kepemilikan saham terbukti pada nama yang
tertulis di surat berharga. Sehingga cara pengalihannya harus melalui
prosedur hukum untuk melakukan balik nama saham.
3. Jenis saham berdasarkan kinerja perdagangan
Sementara berdasarkan kinerja perdagangan, saham terbagi menjadi 4 jenis,
diantaranya:
a. Blue Chip Stocks

4
Blue Chip Stocks adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan
bereputasi tinggi. Perusahaan yang mengeluarkan saham blue chip
biasanya sebagai petinggi di industri tersebut dan mempunyai
penghasilan yang stabil serta konsisten dalam membayar bagi hasil.
Akibatnya saham jenis ini banyak diincar oleh investor.
b. Income Stocks
Income Stocks adalah saham unggulan yang selalu membayar dividen
atau laba lebih besar dari rata-rata dividen yang dibayarkan periode
sebelumnya. Sehingga saham jenis ini biasanya memiliki pendapatan
yang selalu meningkat tiap periode.
c. Growth Stocks
Growth Stocks adalah saham dengan pertumbuhan pemasukan
perusahaan selalu tinggi, walaupun perusahaan tersebut tidak selalu dari
perusahaan petinggi di industri tersebut.
Saham Growth Stocks dibagi menjadi dua yaitu Well-Known dan Lesser-
Known. Well-known merupakan saham growth stock yang berasal dari
perusahaan petinggi suatu industri. Sebaliknya, Lesser-Known adalah
saham growth-stock dari perusahaan kurang populer.
d. Speculative Stocks
Speculative Stocks adalah saham dengan keuntungan tinggi namun tidak
dapat memberikan laba secara konsisten. Jenis saham ini cocok bagi
investor dengan profil risiko high risk.
e. Counter Cyclical Stocks
Counter Cyclical Stocks adalah saham memiliki kondisi paling stabil saat
situasi ekonomi bergejolak. Hal ini dikarenakan saham ini tidak akan
terpengaruh dengan kondisi ekonomi dan bisnis. Namun keuntungan
saham ini bergantung pada perusahaan yang mengeluarkan saham.

5
C. KONSEP-KONSEP PENILAIAN SAHAM
1. Pengertian Penilaian Saham
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan
seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi
suatu bisnis atauekuitas pada saat tertentu.
Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah
serangkaianvariabel ekonomi/ variabel perusahaan yang diramalkan
menjadi perkiraantentang harga saham misalnya laba perusahaan dan
deviden yang dibagikan,maksudnya suatu metode untuk mencari nilai-nilai
saham yang menjadi ukurandalam investasi surat berharga.
2. Tujuan Penilaian Saham
Tujuan penilaian saham adalah untuk memberikan gambaran pada
manajemen atas estimasi nilai saham suatu perusahaan yang akan
digunakansebagai rujukan manajemen sebagai pertimbangan kebijakan atas
saham perusahaan bersangkutan.
3. Tiga jenis penilaian saham
Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu:
a. Nilai buku
Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi
kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya
mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva
bersih untuk saham yang dimiliki investor.
b. Nilai pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan
dan penawaransaham di pasar modal atau disebut juga dengan
harga pasar sekunder. Nilai pasartidak lagi dipengaruhi oleh
emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadiharga
inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.
c. Nilai intrinsik

6
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar
suatu saham agarsaham tersebut mencerminkan nilai saham
yang sebenarnya sehingga tidak terlalumahal. Perhitungan nilai
intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semuaaliran kas
di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun
capital gain(Sulistyastuti, 2002).

D. JENIS-JENIS RISK DAN RETURN DALAM SAHAM


1. Jenis-Jenis Risk Dalam Perusahaan
a. Capital Loss:
Kebalikan dari capital gain, capital loss memiliki potensi potensi
kerugian dari harga jual yang lebih rendah dari harga beli.
Investor ingin menjual di harga yang lebih rendah dikarenakan beberapa
sebab misalnya seperti: sudah kehilangan kepercayaan dengan perusahaan
terkait akibat performanya memburuk, atau terpaksa jual murah karena ada
kebutuhan mendesak untuk mencairkan investasinya.
b. Kebangkrutan:
Risiko umum bagi setiap perusahaan adalah ketika mereka tidak
mampu melunasi utangnya hingga dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan.
Jika perusahaan bangkrut, maka investor hanya akan menerima pembagian
dari nilai aset yang tersisa setelah digunakan untuk melunasi berbagai
kewajiban. Biasanya risiko investasi saham jenis ini terjadi ketika kinerja
perusahaan menurun sehingga perusahaan tidak punya pemasukan yang
cukup untuk membayar kewajiban utangnya.
c. Likuiditas Saham:
Saham perusahaan dikatakan likuid jika sahamnya mudah diperjual-
belikan di pasar saham. Sementara itu, beberapa saham dikenal dengan
saham tidur. Maksudnya, volume transaksi sahamnya tidak banyak
diperdagangkan akibat rendahnya minat investor terhadap saham tersebut.

7
Resiko ini mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan untuk investor jangka
panjang, karena ia tidak akan menjual sahamnya dalam waktu cepat.
Namun bagi investor jangka pendek atau yang sering melakukan trading,
likuiditas yang buruk menjadi sebuah permasalahan.
d. Forced Delisting:
Ini adalah situasi ketika saham perusahaan dikeluarkan dari
perdagangan di BEI secara paksa. Hal ini terjadi karena kinerja keuangan
perusahaan yang tidak baik atau perusahaan melanggar peraturan BEI.
e. Suspensi
Ada masa ketika saham perusahaan diberhentikan perdagangannya
karena alasan tertentu. Inilah yang dinamakan risiko Suspensi, yang
biasanya terjadi karena volume transaksi yang tidak wajar ataupun karena
perusahaan melanggar ketentuan laporan keuangan atau peraturan BEI.
Suspensi ada yang sifatnya sementara tapi ada juga yang berkepanjangan.
Suspensi sementara mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan karena
investor bisa bertransaksi lagi nantinya. Namun suspensi yang tidak jelas
kapan berakhirnya, bisa menjadi resiko besar karena investor tidak bisa
menjual sahamnya sedikitpun tanpa batasan waktu yang jelas.
f. Risiko Pasar (Systematic Risk)
Risiko sistematis merupakan risiko yang dapat mempengaruhi
performa keseluruhan pasar, bukan hanya saham atau perusahaan tertentu.
Risiko investasi saham jenis ini sering disebut sebagai resiko yang tidak
dapat dihindari, artinya resiko ini akan menimpa seluruh investor baik
pemula maupun berpengalaman tanpa terkecuali.
Contoh risiko pasar adalah perubahan tingkat suku bunga, kebijakan
pemerintah, dan kondisi sosial politik negara. Resiko tersebut bisa
mempengaruhi pergerakan harga saham secara menyeluruh tanpa batasan
jenis sahamnya.
g. Risiko Unik (Unsystematic Risk):

8
Risiko unik merupakan risiko yang murni dialami oleh suatu
perusahaan saja, seperti risiko pesaing baru, risiko kesalahan manufaktur
atau produksi. Resiko unik ini masih bisa diminimalisir oleh investor.
Biasanya investor berpengalaman akan lebih mahir dalam menangani risiko
unik. Ini karena kemampuan mereka untuk membedakan perusahaan mana
yang kinerjanya baik dan mana yang tidak.

2. Jenis-Jenis Return Dalam Saham


Berdasarkan jenisnya, return saham dibagi menjadi 2 yaitu return saham
realisasi dan return saham ekspektasi. Adapun jenis-jenis return saham adalah
sebagai berikut.
a. Return saham realisasi
Jenis return saham yang pertama adalah realisasi. Return saham
realisasi adalah perhitungan selisih harga saham berdasarkan data riwayat
perusahaan yang telah terjadi. Return saham realisasi menggunakan data
lampau atau historis dalam perhitungannya.
Setelah itu, return saham realisasi dibagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu
return total, relative return, kumulatif return, serta penyesuaian return.
b. Return saham ekspektasi
Return saham ekspektasi adalah imbal hasil yang belum berwujud
karena masih dalam kondisi harapan atau ekspektasi. Return saham
ekspektasi bisa terwujud ataupun tidak. Untuk menghitung return saham
ekspektasi dapat dilihat dari nilai ekspektasian masa depan, return historis,
dan return ekspektasian yang sudah ada.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang
diperdagangkan di bursa efek. Suatu perusahaan dapat menjual hak
kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan perusahaan
hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham
biasa (common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu
perusahaan mungkin saja mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang
disebut dengansaham preferent (preferred stock) atau saham treasuri
(treasure stock).

B. SARAN
Saran Kami selaku penyusun makalah sangat menyadari masih jauh
dari sempurnadantentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Hal ini disebabkankarena terbatasnya kemampuan kami. Oleh
karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Kami juga berharap makalah ini
bermanfaat untuk kami khususnya bagi mahasiswa/i

10
DAFTAR PUSTAKA

https://lifepal.co.id/media/jenis-saham-di-pasaran-untuk-investor-pemula/
https://snips.stockbit.com/investasi/risiko-investasi-saham
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/06/14/return-saham-adalah
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/04/20/jenis-jenis-saham
https://www.academia.edu/35442745/PAPPER_BAB_III_PENILAIAN_SAHAM
https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/investasi-dan-manajemen-
portofolio/makalah-saham-dan-nilai-saham/45949844

11
MAKALAH
(MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN)
JENIS JENIS OBLIGASI DAN PROSES PENILAIANNYA SERTA RESIKO
OBLIGASI
DOSEN MATA KULIAH. WULAN AYUANDANI,S.E.,M.M

KELOMPOK 3
YUNI PERMATA SARI C0121038
YETRI ALVIONITA C0121545
IRAWATI C0121039
MUHAMMAD DINAR C0121041
HUSNAYNI C0121403
M0SES C0121370
DONY LIUNANDA C0121372
WILDA C0121040

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “jenis obligasi dan proses penilaianya
serta resiko obligasi ” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas manajemen keuangan lanjutan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang analisis dan deskripsi jabatan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Wulan Ayuandani,S.E.,M.M selaku dosen
pada mata kuliah manajemen keuangan lanjutan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami natikan demi
kesempurnaan makalah ini
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Majene, 24 februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1


B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................ 1
D. MANFAAT PENULISAN ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

A. JENIS JENIS OBLIGASI DAN PROSES PENILAIAANYA ..................................... 2


B. RESIKO OBLIGASI ..................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 9

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 9
B. SARAN ......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perusahaan membutuhkan dana atau aset untuk operasinya modal biasanya diperoleh melalui
pasar uang dan pasar modal. Dari Pasar saham Indonesia, pada dasarnya pasar modal adalah pasar
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperdagangkan Surat utang, saham,
derivatif dan instrumen lainnya. Investasi diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu investasi pada
sertifikat hak milik (saham) dan investasi pada surat utang (obligasi). Salah satu instrumennya
obligasi diperdagangkan di pasar modal. Bursa Efek Indonesia mendefinisikan obligasi sebagai
obligasi jangka menengah jangka panjang yang dapat dapat dinegosiasikan, yang mencakup janji
untuk membayar oleh penerbit imbalan berupa bunga selama jangka waktu tertentu dan
pelunasan pokok utang jangka waktu tertentu bagi pembeli obligasi. Obligasi yang diterbitkan
oleh penerbit sebagai sertifikat dalam hutang Obligasi adalah surat berharga yang mengandung
janji pelunasan pembayaran tetap dengan jadwal tetap. tautan itu sendiri adalah sertifikat atau
surat berharga yang berisi kontrak antar penanam modal sebagai pemberi pinjaman dan penerbit
sebagai peminjam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan obligasi
2. Apa saja resiko yang terjadi dalam obligasi

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Tujuan dari sebagai kewajiban utang penerbit kepada pemilik dana dan sering diperdagangkan.
Siapa pun yang memiliki uang dapat membelinya langsung dari penerbit atau dari pemilik yang
menjualnya. Bagi penerbit, ini adalah cara mudah dan murah untuk mengumpulkan modal dari
masyarakat.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai wacana dan dasar perbaikan manajemen
keuangan perusahaan sehingga peringkat obligasinya dapat dipertahankan dan ditingkatkan
menjadi peringkat obligasi yang terbaik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. JENIS JENIS OBLIGASI DAN PROSES PENILAIANNYA


Obligasi adalah obligasi jangka menengah dan panjang yang dapat diperdagangkan.
Obligasi berisi janji penerbit surat berharga untuk membayar bunga (kupon) untuk jangka waktu
tertentu dan setelah jangka waktu tertentu untuk membayar kembali jumlah pokok kepada
pembeli pinjaman. Obligasi merupakan salah satu surat berharga pendapatan tetap yang
cenderung menawarkan tingkat pertumbuhan nilai yang relatif stabil serta risiko yang relatif lebih
stabil dibandingkan dengan saham.
Jenis Binding Umum:

 Obligasi Pemerintah, yaitu surat utang negara yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia. Pemerintah menerbitkan obligasi suku bunga tetap (FR-Fixed Rate Series),
obligasi suku bunga mengambang (VR-Variable Rate Series) dan Sukuk Negara/Syariah.
 Obligasi Korporasi, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan Indonesia, dan
BUMN serta perusahaan lainnya. Obligasi korporasi, seperti obligasi pemerintah, dibagi
menjadi obligasi suku bunga tetap, obligasi suku bunga mengambang dan obligasi
syariah. Ada obligasi korporasi dengan atau tanpa peringkat.
 Obligasi swasta yang diterbitkan oleh pemerintah dan dijual kepada individu atau
perorangan melalui outlet pemerintah. Biasanya ada beberapa jenis yaitu ORI atau Sukuk
Ritel.
Pada dasarnya, konsep bond atau obligasi adalah pengakuan hutang atau hutang yang
dikeluarkan oleh pemerintah negara atau korporasi sebagai pihak yang berhutang kepada
pemegang obligasi, disertai dengan janji untuk membayar hutang dan bunganya. sampai dengan
tanggal pembayaran.
Beberapa ahli mengatakan bahwa konsep obligasi adalah jenis sekuritas atau obligasi yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan atau pemerintah kepada pemberi pinjaman atau investor.
Dengan kata lain, penerbit obligasi adalah pihak yang berhutang, sedangkan pemegang saham
adalah pihak yang menerima utang
Umumnya obligasi diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan pinjaman modal dari
pihak luar. Pinjaman ini memiliki durasi yang berbeda, 5-30 tahun. Obligasi juga didefinisikan
sebagai produk pasar modal, bukan produk bank atau lembaga keuangan non bank. Namun, bank
juga dapat berperan sebagai perantara obligasi.
Definisi Kewajiban:
Karakteristik, jenis dan manfaat pemilihan obligasi
Pada dasarnya konsep obligasi atau obligasi adalah surat pengakuan atau surat utang yang
dikeluarkan oleh pemerintah negara atau korporasi sebagai pihak yang berhutang kepada
pemegang obligasi, disertai dengan janji untuk membayar utang dan bunganya. sampai dengan
tanggal pembayaran.

2
Berikut ini adalah pengertian obligasi berdasarkan beberapa ahli:

 Jonathan B. Berk
Jonathan B. Berk menjelaskan bahwa konsep obligasi adalah sekuritas yang dijual oleh
perusahaan atau pemerintah dengan maksud mengumpulkan dana dari investor melalui
bunga yang dibayarkan pada kontrak asli.
 Eduardus Tandelilin
Eduardus Tandelilin menjelaskan bahwa obligasi mengacu pada jaminan yang berjanji
untuk membayar pembayaran tetap pada jadwal yang ditetapkan.
 Frank J. Fabozzi
Frank J. Fabozzi menjelaskan bahwa pengertian obligasi adalah suatu jenis utang atau
surat pengakuan utang dari suatu perusahaan atau pemerintah yang akan dibayar lunas
ketika jatuh tempo. Pendapatan yang bisa diperoleh dari obligasi adalah tingkat bunga
yang akan diberikan oleh para penerbit obligasi.
 Yuliana dkk
Yuliana dkk. berpendapat bahwa pengertian obligasi adalah suatu surat utang yang
dikeluarkan oleh perusahaan, lembaga atau negara sebagai pihak yang berutang, yang
di dalamnya terdapat nominal tertentu dan kesanggupan untuk mampu membayar bunga
secara berkala atas suatu dasar persentase tertentu yang nilainya tetap.
 Keputusan Presiden RI
Berdasarkan Keppres RI No. 775/KMK/001/1982, pengertian dari obligasi adalah suatu
jenis efek berbentuk surat pengakuan utang atas suatu pinjaman uang dari masyarakat
yang didapat dengan wujud tertentu, dengan tenor minimal tiga tahun dan menjanjikan
imbalan bunga yang jumlah beserta pembayarannya sudah ditetapkan terlebih dahulu.
Karakteristik Obligasi Obligasi memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis surat
berharga lainnya, yaitu:

 Nilai Obligasi
Pihak yang berperan dalam mengeluarkan obligasi harus memberikan informasi terkait
jumlah uang yang dibutuhkan, atau sering disebut dengan jumlah emisi obligasi. Besaran
jumlah obligasi yang dikeluarkan ini harus ditentukan oleh aliran arus kas, performa
perusahaan dan besarnya keperluan bisnis.
 Jangka Waktu Obligasi

3
Obligasi memiliki jangka waktu mulai dari 1 tahun – 10 tahun. Tapi, umumnya jatuh
tempo suatu obligasi adalah 5 tahun. Biasanya, para investor lebih memilih obligasi
jangka pendek karena memiliki nilai risiko yang kecil.
 Principal dan Coupon Rate
Principal rate adalah suatu nominal uang yang harus dikeluarkan para penerbit obligasi
pada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Nilai principal rate ini erat kaitannya
dengan redemption value, maturity value, par value or face value.
Disisi lain, coupon rate adalah suatu tingkatan bunga yang wajib dibayarkan oleh para penerbit
obligasi pada pemegang obligasi di setiap tahunnya.

 Jadwal Pembayaran
Pembayaran kupon obligasi harus dilakukan oleh sanga penerbit obligasi secara berkala
sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditetapkan. Seperti per tiga semester, per semester
atau triwulan sekali.
 Jenis-Jenis Obligasi
Obligasi memiliki banyak sekali jenis yang dibedakan menjadi beberapa kategori, yakni
berdasarkan penerbitnya, sistem pembayaran bunganya, dan berdasarkan jenis serta
karakteristiknya.
Selain itu, jenis obligasi juga terbagi berdasarkan tolak ukur yang dimanfaatkan. Namun, secara
umum jenis-jenis obligasi yang harus Anda ketahui adalah sebagai berikut.

 Berdasarkan nilai nominal


Dilihat dari nilai nominalnya, obligasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu: Obligasi
tradisional adalah instrumen utang dengan nilai nominal sangat besar sekitar Rs 1 miliar
per slot. Obligasi swasta adalah obligasi dengan nilai nominal kecil seperti 1 juta rupee.
 Obligasi Berbasis Emiten
Berdasarkan penerbitnya, obligasi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
pinjaman bisnis
Obligasi korporasi adalah obligasi yang diterbitkan oleh korporasi tertentu seperti
pemerintah atau BUMN atau korporasi swasta dengan jangka waktu 1 tahun. Misalnya,
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Code INDF menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun
pada tahun 2014 dengan tingkat bunga tetap selama lima tahun.
 obligasi pemerintah
Obligasi pemerintah adalah jenis obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Jenis obligasi
ini pertama kali diterbitkan di Indonesia pada bulan Agustus 2006. Namun, Obligasi
Pemerintah Indonesia dibagi lagi menjadi empat bagian yaitu Obligasi Negara Ritel
Indonesia atau ORI, Sukuk Ritel, Saving Bond Ritel atau SBR dan Savings Sukuk atau
ST. pinjaman kota
Obligasi daerah adalah jenis obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah kota untuk
membiayai proyek-proyek pembangunan untuk kepentingan umum.
 Berdasarkan pembayaran bunga
Berdasarkan pembayaran bunganya, obligasi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
 Nol Kupon Obligasi
Obligasi kupon nol adalah jenis hutang bebas bunga dan tidak menawarkan kupon
reguler. Investor biasanya mendapat untung dari selisih antara harga diskon penjualan
obligasi dan harga perdagangan asli. Obligasi jenis ini juga memiliki jangka waktu yang

4
berbeda mulai dari 1 tahun hingga 10 tahun. pinjaman kupon Obligasi kupon adalah
sekuritas utang yang secara berkala dapat menawarkan bunga atau kupon kepada investor.
Kupon mewakili nilai nominal tertentu yang disepakati antara penerbit obligasi dan
investor.
 Pinjaman Kupon Tetap atau Kupon Tetap
Obligasi kupon tetap adalah jenis obligasi yang menawarkan tingkat bunga tetap hingga
utang jatuh tempo.
 Obligasi Kupon Variabel atau Variable Coupons
Obligasi jenis ini menawarkan kupon yang nilainya dapat berubah berdasarkan kurs pasar
uang saat ini. Di dalamnya terdapat Kupon Batas Minimum, artinya Kupon pertama yang
ditempatkan pertama kali memiliki nilai Jumlah Kupon Minimum yang berlaku sampai
dengan Tanggal Jatuh Tempo. 4. Obligasi Terkait Pendapatan Obligasi dibagi menjadi
dua bagian berdasarkan imbal hasil, yaitu:
 Obligasi tradisional
Obligasi tradisional adalah instrumen hutang yang diterbitkan oleh pihak tertentu untuk
mendapatkan pinjaman sebagai modal tambahan dengan bunga yang melekat, atau untuk
membayar investor selama jangka waktu tertentu.
 Obligasi Syariah
Obligasi syariah adalah surat utang yang menghasilkan pendapatan berupa sewa yang
nilai perhitungannya diukur menurut prinsip syariah Islam dan tidak melibatkan riba.
Pelunasan ini dibayarkan secara berkala selama periode waktu tertentu.
Keuntungan dan kerugian obligasi
Obligasi, seperti sekuritas lainnya, memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Di bawah ini
adalah penjelasannya:
1. Kewajiban Tambahan Pemegang obligasi menerima bunga atau kupon obligasi
dengan nilai yang lebih tinggi dari bunga deposito bank. Ada juga berbagai jenis
kupon yang bersifat tetap dan ada pula yang variabel. Efek dalam bentuk obligasi
lebih mudah diperdagangkan di pasar sekunder dengan mekanisme BEI atau di luar
BEI. Selain kupon, pemegang obligasi juga mendapatkan keuntungan berupa capital
gain yang dihasilkan dari selisih harga obligasi saat obligasi dipertukarkan. Obligasi
dapat dijadikan jaminan pinjaman bank atau untuk membeli aset lainnya. Berinvestasi
dalam obligasi adalah salah satu investasi yang paling aman karena pembayaran
pokok dan kupon dijamin oleh undang-undang.
2. Kurangnya perjanjiaObligasi tidak selalu aman, karena ada beberapa jenis obligasi
yang menanggung risiko gagal bayar oleh penerbit obligasi, sehingga investor tidak
dapat memperoleh atau kehilangan nilai investasinya. Namun, risiko ini hanya ada
pada obligasi yang tidak dilindungi undang-undang.
Obligasi juga lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi, kondisi politik atau suku bunga.
Selain itu, investor juga menghadapi risiko kerugian yang lebih tinggi jika mereka menjual
obligasi di pasar sekunder sebelum jatuh tempo karena harga jualnya lebih rendah dari harga
belinya.
Penilaian obligasi adalah proses penentuan harga dan nilai pasti dari suatu obligasi.nilai suatu
obligasi dihitung dengan menghitung nilai sekarang (arus kas) dan nilai nominal (nilai nominal)
dari pembayaran bunga obligasi di masa mendatang, yang diketahui pada tanggal

5
jatuh tempo obligasi. Penilaian obligasi memiliki 4 prinsip, keempat prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Harga obligasi berfluktuasi berbanding terbalik dengan perubahan suku bunga
2. Semakin lama jangka waktu pinjaman, semakin sensitif terhadap perubahan suku
bunga.
3. Perubahan harga dan yield to maturity tidak simetris.
4. Semakin rendah kupon obligasi, semakin sensitif harganya terhadap perubahan suku
bunga.

B. RESIKO OBLIGASI
Setiap klien harus beradaptasi dengan risiko yang bersedia mereka ambil saat
berinvestasi. Risiko obligasi biasanya ditentukan oleh istilah. Jatuh tempo adalah tanggal di masa
depan ketika penerbit obligasi membayar pokok yang diinvestasikan atau nominal kepada
investor obligasi. Jangka waktunya bervariasi dari kurang dari 10 tahun hingga lebih dari 30
tahun. Semakin lama jangka waktu pinjaman, semakin besar risikonya. Semakin lama jangka
waktunya, semakin besar kemungkinan perubahan suku bunga akan mempengaruhi obligasi.
Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi harga obligasi di pasar.

Diketahui dengan baik bahwa perubahan suku bunga di masa depan saat ini tidak selalu
dapat diprediksi. Ketika suku bunga naik, harga obligasi turun dan sebaliknya. Hubungan ini
dikenal sebagai risiko suku bunga atau risiko suku bunga. Oleh karena itu, penerbit obligasi
biasanya mengimbangi jangka waktu dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Secara umum,
semakin lama jangka waktunya, semakin tinggi imbal hasil pinjaman karena risikonya lebih
tinggi.

 profil risiko

Secara umum, profil risiko investasi obligasi dapat dibagi menjadi tiga kategori: konservatif,
moderat, dan agresif. Setiap investor memiliki profil risiko yang berbeda-beda, disesuaikan
dengan karakteristik pribadi masing-masing. Investor dengan profil risiko konservatif cenderung
menginvestasikan uangnya pada obligasi dengan jatuh tempo yang relatif singkat (5 tahun atau
kurang). Investor dengan profil risiko yang sesuai biasanya menginvestasikan uangnya pada
obligasi jangka menengah (lebih dari 5-10 tahun). Sementara itu, investor dengan profil risiko
agresif cenderung menginvestasikan uangnya pada obligasi dengan jangka waktu menengah dan
panjang (lebih dari 10 tahun). Sebelum berinvestasi di obligasi, seorang investor harus
mengetahui profil risikonya. Profil risiko ini kurang lebih sebanding dengan

6
mendaki gunung. Semakin tinggi gunungnya, semakin indah pemandangannya. Tentu saja
perjuangan untuk mencapai gunung yang lebih tinggi itu juga tidak sedikit.

Investor pendapatan tetap biasanya mencapai pengembalian yang lebih tinggi


dibandingkan dengan sarana investasi lainnya, seperti deposito. Oleh karena itu, risiko instrumen
obligasi berbeda dengan instrumen deposito. jenis risiko

Selain risiko suku bunga yang disebutkan di atas, investor obligasi juga dihadapkan pada
beberapa risiko lainnya. Berikut beberapa risikonya:

 risiko likuiditas

Risiko ini dapat muncul ketika seorang investor obligasi membutuhkan dana tetapi kesulitan
untuk menjual obligasi tersebut dengan cepat dengan harga yang wajar di pasar sekunder. Dalam
situasi tertentu, obligasi yang dijual investor dapat dijual dengan harga diskon dari hargabeli.

 risiko pasar

Risiko ini dapat muncul ketika harga obligasi berfluktuasi akibat berbagai faktor ekonomi makro,
seperti inflasi. Jika inflasi meningkat, harga obligasi bisa turun. Jika obligasi dijual dengan harga
lebih rendah, investor mengalami kerugian (principal loss). Penurunan harga dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, seperti: Perubahan suku bunga, perubahan kondisi ekonomi atau kondisi
politik yang tidak stabil.

 Resiko awal

Risiko ini dapat timbul jika penerbit obligasi yaitu pemerintah/perusahaan tidak mampu
membayar pokok beserta kuponnya. Dalam keadaan ini, investor dapat kehilangan seluruh atau
sebagian dari modalnya yang diinvestasikan dalam Notes. obligasi pemerintah dijamin oleh
undang-undang negara bagian dan pembayaran modal dan investasi dicadangkan untuk anggaran
negara. Risiko perubahan regulasi Risiko ini dapat timbul jika pemerintah mengubah peraturan
yang mengatur perpajakan obligasi, yang dapat mempengaruhi hasil investasi investor. Saat ini
pajak penghasilan (Pph) atas obligasi adalah 15%. Risiko investasi dan potensi pengembalian
selalu sejalan. Dibandingkan dengan kendaraan investasi berisiko tinggi lainnya seperti saham,
berinvestasi dalam obligasi kurang berisiko. Karena berbagai risiko yang melekat, berinvestasi
pada obligasi merupakan

7
pilihan menarik ketika kita menginginkan sarana investasi dengan pengembalian masa depan yang
dapat diprediksi.

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN

Obligasi merupakan salah satu surat berharga pendapatan tetap yang cenderung
menawarkan tingkat pertumbuhan nilai yang relatif stabil serta risiko yang relatif lebih
stabil dibandingkan dengan saham . Pinjaman ini memiliki syarat dan ketentuan yang
berbeda dari 5 hingga 30 tahun. Obligasi juga didefinisikan sebagai produk pasar modal,
bukan produk bank atau lembaga keuangan non bank

B. SARAN
Kami berharap para pembaca, jika menemukan kesalahan atau kata-kata yang
menyinggung atau salah makna dalam kehidupan pembaca / bertentangan, kami mohon
maaf, karena kami penulis artikel ini hanya ciptaan yang masih banyak kesalahan

9
Daftar Pustaka
.

perusahaan Fintech (2021 mei 24)https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/364

Syawalia R Rafa (2022 agustus 3) https://landx.id/blog/memahami-bond-valuation-adalah-


karakteristik-
dancontohperhitungan/#:~:text=disebut%20bond%20valuation.,Bond%20valuation%
20adalah%20sebuah%20proses%20untuk%20menentukan%20harga%20yang%20pas
ti,nilai%20obligasi%20saat%20jatuh%20tempo.

PT Cipta Piranti Sejahtera (2020 november 13),Tangerang,https://accurate.id/ekonomi-


keuangan/pengertian-obligasi/

10
MAKALAH
Manajemen Keuangan
Dosen : Wulan Ayuandini S.E,M.M.
“ REKSADANA”

Oleh :
Nurzakina Said
Widya Lestari
Ardillah
Alfina
Riska
Marsa
Zifli Mustari
Fauzul Hakim

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Reksadana” dengan tepat waktu.
Makalah Reksadana disusun guna memenuhi tugas dari ibu dosen Wulan Ayuandini S.E, M.M pada
bidang studi manajemen mata kuliah manajemen Keuangan lanjutan di kampus UNIVERSITAS
SULAWESI BARAT. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang apa itu Reksadana.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu dosen Wulan Ayuandini S.E,M.M selaku
dosen mata kuliah manajemen Keungan lanjutan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Majene, 27 Februari 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
A. Latar belakang..................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
A. Defenisi Reksadana............................................................................................................ 2
B. Sejarah Reksadana ............................................................................................................. 3
C. Jenis – jenis Reksadana...................................................................................................... 3
D. Karakteristik Reksadana .................................................................................................... 4
E. Keuntungan berinvestasi di Reksadana ............................................................................. 5
F. Resiko – resiko investasi Reksadana ................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan
suatu negara. Pasar modal di negara maju merupakan salah satu lembaga yang diperhitungkan bagi
perkembangan ekonomi negara tersebut. Oleh sebab itu, negara /pemerintah mempunyai alasan untuk ikut
mengatur jalannya dinamika pasar modal. Pasar modal adalah tempat memperdagangkan berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, misalnya saham (ekuiti/penyertaan),
obligasi (surat utang), reksadana, produk derivatif, maupun instrumen lainnya.
Didalam pasar modal terdapat beberapa cara melakukan investasi, salah satu contohnya adalah
Reksadana. Reksadana (mutual fund) berasal dari kata “reksa” yang berarti jaga atau pelihara dan “dana”
yang berarti uang. Pengertian Reksadana menurut Pasal 1 angka 27 Undang -Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Lembaga yang mengawasi tentang Reksadana di dalam Pasar Modal bukan lagi Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan melainkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sesuai dengan Pasal 55
ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan
sebuah lembaga pengawas jasa keuangan seperti industri perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan
pembiayaan, dana pensiun dan asuransi yang sudah harus terbentuk pada tahun 2010. Secara yuridis,
menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan, dirumuskan bahwa, “Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga
yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
ini”.Dengan adanya pengaturan yang jelas mengenai Reksadana ini, maka akan mendorong meningkatnya
kepercayaan masyarakat (investor) terhadap berbagai produk Reksadana yang ditawarkan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan defenisi reksadana ?


2. Jelaskan sejarah reksadana ?
3. Sebutkan jenis-jenis reksadana ?
4. Jelaskan karakteristik reksadana ?
5. Apa keuntungan berinvestasi direksadana ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi reksadana
2. Untuk mengetahui sejarah reksadana
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis reksadana
4. Untuk mengetahui karakteristik reksadana
5. Untuk mengetahui keuntungan berinvestasi direksadana
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Reksadana
Reksadana adalah alternatif investasi untuk masyarakat pemodal. Khususnya bagi pemodal kecil.
Pemodal yang menginvestasikan dananya melalui reksadana umumnya tidak memiliki banyak waktu dan
keahlian. Mereka tidak memiliki keahlian untuk menghitung risiko dari investasi yang mereka lakukan.
Reksadana dirancang sebagai sarana dalam menghimpun dana dari masyarakat. Hal ini berlaku untuk
masyarakat yang memiliki modal. Akan tetapi, hanya memiliki pengetahuan dan waktu yang terbatas.
Selain itu, reksadana diharapkan juga bisa meningkatkan peran dari pemodal lokal. Supaya mereka dapat
melakukan investasi di pasar modal Indonesia. Umumnya, reksadana dapat diartikan sebagai suatu wadah
yang digunakan untuk menghimpun dana dari para masyarakat pemodal. Untuk selanjutnya melakukan
investasi di dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait oleh pengertian reksadana di atas. Pertama, adanya sebuah dana dari
masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut dapat diinvestasikan di dalam portofolio efek dan ketiga, dana
tersebut dapat dikelola oleh seorang manajer investasi. Oleh karena itu, dana yang ada di dalam reksa
dana adalah dana bersama dari para pemodal. Sedangkan seorang manajer investasi adalah pihak yang
bisa dipercaya dalam mengelola dana tersebut.
Pengertian reksadana juga tercantum di dalam Undang-undang Pasar Modal, No. 8 Tahun 1995 pasal
1 ayat 27. Menurut pasal tersebut, pengertian reksadana adalah sebuah tempat yang dimanfaatkan dalam
mengumpulkan sejumlah uang. Adapun sumber uangnya adalah masyarakat pemodal. Uang tersebut
dapat diinvestasikan ke dalam portofolio efek. Orang yang menginvestasikannya dikenal dengan nama
manajer investasi. Oleh karena itu, pengertian reksadana adalah seperti sebuah keranjang. Keranjang
tersebut dimiliki oleh manajer investasi. Keranjang tersebut nantinya akan diisi oleh bermacam jenis
saham. Keranjang yang di dalamnya bersih saham tersebut tergantung oleh racikan, resep atau
pengolahan dari manajer investasi. Reksadana secara umum dibagi menjadi dua jenis. Pertama, reksadana
terbuka. Kedua, reksadana tertutup. Berikut ini ada penjelasannya:

1. Reksadana terbuka
Pengertian reksadana terbuka adalah jenis investasi dalam reksadana yang dapat dijual kembali.
Penjualan tersebut terjadi tanpa adanya sebuah metode penjualan di bursa efek pada perusahaan
para manajer investasi.
Umumnya, kebanyakan dari reksadana pada saat ini adalah jenis reksadana terbuka. Harga jual
pada umumnya diketahui sama dengan sebuah nilai bersih aktiva.

2. Reksadana tertutup
Pengertian reksadana tertutup adalah jenis reksadana yang tidak dapat dijual kembali pada
perusahaan manajer investasi. Umumnya, unit penyertaan hanya dapat diperjualbelikan pada
bursa efek. Harga jualnya juga akan berbeda dari nilai aktiva.
Adanya keterbatasan dari investor untuk melakukan investasi periode yang panjang membuat aset atau di
dalam reksadana tidak dapat berjumlah besar. Akan tetapi, terdapat empat unsur penting yang wajib
dipahami oleh calon investor. Pertama, reksadana merupakan himpunan dana dari sejumlah atau beberapa
investor. Kedua, dana akan diinvestasikan melalui sebuah instrumen investasi. Ketiga, reksadana akan
dijalankan serta diatur oleh manajer investasi yang profesional dan kredibel. Keempat, reksadana adalah
instrumen investasi dana dari jangka menengah sampai jangka panjang.

B. Sejarah Reksadana
Reksadana pertama di dunia bernama Eendragt Maakt Magt yang berarti persatuan menciptakan
kekuatan yang muncul pada 1744. Reksadana ini diusulkan oleh seorang pedagang Belanda bernama
Adriaan van Ketwich. Sejak saat itu, langkah Adriaan diikuti di beberapa negara seperti di Swiss (1849)
dan Skotlandia (1880). Reksadana zaman itu bersifat closed-end alias hanya bisa dijual ke investor lain,
tidak ke pengelola seperti saat ini.
Pada 1862 di Inggris dan 1867 di Perancis, reksadana berevolusi menjadi Joint Stock Companies
Act. Bentuk reksadana ini membuat investor bisa mendapat keuntungan dari perusahaan pengelola
investasi.Singkat cerita, awal mula munculnya reksadana modern adalah tahun 1907 di Philadelphia
dengan nama Alexander Fund. Berbeda dengan reksadana kuno, jenis ini memungkinkan investor
menjualnya kepada pengelola investasi yang menerbitkan produk dan dapat dijual berkala setiap 6 bulan
sekali.
Pada 21 Maret 1924, di Boston, Massachusetts Investors Trust dibentuk. Mulai saat itu, performa
reksadana ini sangat bagus setelah satu tahun muncul dan membuatnya bertahan hingga sekarang dengan
nama MFS Investment Management. Hingga sekarang reksadana ini terus merangkak hingga menjadi
industri yang mendunia, hingga ke Indonesia. Sementara itu, perjalanan reksadana di Indonesai berawal
dari dibentuknya PT Danareksa yang didirikan pemerintah pada 1976. Reksadana pertama dari Danareksa
dinamakan Sertifikat Danareksa. Akan tetapi, baru pada 1995 dibuat UU No.8 tahun 1995 tentang
peraturan reksadana. Dibarengi dengan terbitnya reksadana tertutup oleh PT BDNI Reksadana yang
menawarkan 600 juta saham. Perusahaan tersebut dapat mengumpulkan dana Rp300 miliar saat itu.
Berawal dari sejarah panjang itulah, kini perusahaan manajemen investasi sebagai pengelola
reksadana banyak bermunculan di Indonesia. Terdapat puluhan perusahaan pengelola aset investasi yang
tersebar di Indonesia saat ini. Dana kelolaan yang dihimpun dari masyarakat telah bernilai triliunan.
Investasi reksadana masih menjadi primadona karena beragamnya pilihan produk investasi yang
ditawarkan. Mulai dari produk dengan risiko investasi rendah seperti reksadana pasar uang hingga yang
berisiko tinggi yakni reksadana saham ada. Keragaman ini yang membuat para masyarakat dapat memilih
reksadana mana yang paling cocok bagi profil risikonya.

C. Jenis-jenis Reksadana
1. Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham memiliki potensi hasil imbal paling tinggi di antara jenis reksa dana lainnya. Dalam
10 tahun terakhir, secara rata-rata industri, reksa dana saham memberikan imbal hasil 18 persen dalam
setahun. Manajer investasi menempatkan dana para investor pada beberapa saham. Mengingat harga
saham berfluktuasi sehingga berisiko tinggi, durasi investasi pada reksa dana saham sebaiknya dilakukan
lebih dari lima tahun. Persiapan dana pensiun 20 tahun lagi, biaya kuliah anak 15 tahun ke depan, dapat
ditempatkan pada reksa dana saham. untuk melawan kebutuhan membayar uang muka rumah 6 bulan
depan, jangan ditempatkan pada reksa dana saham. Ketika terjadi krisis keuangan pada tahun 1998 dan
2008, reksa dana saham memerlukan waktu sekitar dua tahun untuk kembali lagi.
2. Reksa Dana Campuran
Sesuai dengan namanya merupakan reksa dana yang berisi portofolio kombinasi antara saham dan
obligasi. Porsinya berbeda-beda dari satu produk dengan produk lainnya. Reksa dana ini dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka menengah. Risikonya berada di bawah reksa dana saham,
demikian pula hasilnya tidak seimbang. Reksa dana campuran dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan jangka menengah, lebih dari 3 tahun.
3.Reksa Dana Obligasi
Berisi surat utang baik korporasi maupun negara. Risikonya lebih rendah daripada reksa dana saham dan
reksa dana campuran. Untuk keperluan dan rencana keuangan di bawah 3 tahun, reksa dana obligasi
merupakan instrumen yang paling cocok.
4. Pasar Uang
Reksa dana ini berisi dana tunai atau ikatan yang akan jatuh tempo. Imbal hasilnya sedikit di atas
deposito. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang paling aman di antara reksa dana lainnya,
karena risikonya paling rendah. Cocok untuk keperluan investasi jangka pendek, di bawah satu tahun.
Karena imbal hasilnya rendah, perencanaan jangka panjang seperti dana pensiun tidak cocok
menggunakan reksa dana pasar uang karena dana investasi tidak berkembang maksimal.
4.Reksa Dana Terstruktur
Selain reksa dana yang langsung menempatkan investasi pada surat berharga seperti saham dan obligasi,
ada pula reksa dana yang diracik dengan struktur tertentu. Ada tiga jenis reksa dana terstruktur yaitu reksa
dana terproteksi, reksa dana penjaminan dan reksa dana indeks.
5. Reksa Dana Terproteksi (Reksa Dana Terproteksi)
Reksa dana jenis ini memiliki karakter yang mirip dengan deposito yaitu memiliki masa jatuh tempo,
membagikan keuntungan secara berkala, dan biasanya nilai pokok investasi masih tetap utuh pada saat
reksa dana itu jatuh tempo.
Walaupun sama-sama berisi ikatan, ada perbedaan antara reksa dana obligai dengan reksa dana
terproteksi. Manajer investasi melakukan strategi investasi kepemilikan pasif, artinya membeli
pemeliharaan dan memegangnya hingga jatuh tempo. Jika penerbit obligasi tidak gagal membayar dan
membayar obligasinya, para pemegang unit reksa dana terproteksi akan dapat menerima pokok
investasinya.
Strategi ini berbeda dengan strategi aktif yang biasa dilakukan pada pengelolaan reksa dana obligasi.
Pengelolaan aktif berarti manajer investasi melakukan jual beli obligasi secara aktif hingga jatuh tempo
selalu berubah tergantung dari obligasi yang dibelinya. Pada pengelolaan reksa dana obligasi, manajer
investasi akan secara aktif menjual beli obligasi. Sehingga, selain mendapatkan keuntungan dari obligasi
obligasi, juga mendapatkan keuntungan dari selisih jual beli saham. Hal ini membuat harga reksa dana
obligasi berubah-ubah. Reksa dana ini tidak ditawarkan terus menerus, hanya pada periode tertentu saja.
6. Reksa Dana Dengan Penjaminan
Reksa dana dengan penjaminan (Capital Guaranteed Fund) merupakan reksa dana yang memberikan
jaminan nilai investasi awal investor. Garansi atau jaminan diberikan dengan cara perjanjian penjaminan
dari perusahaan asuransi. Hingga kini, belum ada manajer investasi yang mengeluarkan produk reksadana
dengan penjaminan ini. Salah satu kendalanya adalah mekanisme penjaminan dan hasil yang tidak
seimbang pun akan berkurang karena biaya premi asuransi dengan skema penjaminan tersebut.
7. Indeks Reksadana
Indeks Reksa Dana (Index Fund) merupakan reksa dana dengan portofolio investasi yang mengacu pada
indeks tertentu. Indeks tersebut juga dijadikan acuan kinerja reksa dana indeks. Manajer investasi dapat
menggunakan indeks saham atau indeks obligasi untuk menyusun reksa dana jenis ini. Misalnya saja,
manajer investasi memilih indeks LQ 45 yang berisi 45 saham-saham likuid di bursa, maka isi dari reksa
dana indeks tersebut merupakan tiruan dari saham-saham pada LQ 45. Strategi pengelolaan reksa dana
indeks berbeda dengan strategi reksa dana saham. Manajer investasi melakukan strategi pasif, hanya
membeli saham lalu menyimpannya. Diharapkan, imbal hasil reksa dana tidak jauh berbeda dari indeks
acuannya. Sementara strategi reksa dana saham adalah strategi aktif, sering bertransaksi jual beli saham
dan bertujuan mengalahkan indeks.
8. Reksa Dana Sektor Riil
Selain menempatkan dana investasi pada aset kertas, para manajer investasi juga dapat menempatkan
dana investasi pada sektor riil. Oleh karena itu, ada beberapa jenis reksa dana sektor riil seperti Reksa
Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Dana Investasi Real Estat (DIRE) dan Kontrak Investasi Kolektif
Efek Beragun Aset (KIK-EBA).
9. Reksa Dana Penyertaan Terbatas
Selain menempatkan dana investasi pada aset kertas, ada pula reksa dana yang menempatkan dana
investasi pada sektor riil berupa proyek yaitu Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). RPDT
merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari para investor profesional. Manajer
investasi menginvestasikan dana pada portofolio yang terkait langsung dengan proyek-proyek sektor riil
seperti pembangunan infrastruktur. Minimal investasi RPDT ini mencapai miliran, sekitar Rp 5 miliar.
Investor profesional merupakan modal yang memiliki kemampuan membeli unit penyertaan risiko dan
melakukan analisis terhadap RDPT. Berbeda dengan reksa dana umum yang ditawarkan secara luas
kepada masyarakat, RPDT maksimal hanya bisa dimiliki oleh 50 investor saja.
10. Dana Investasi Real Estat
Di luar negeri, produk ini dikenal dengan nama Real Estate Investment Trust (REIT). DIRE merupakan
himpunan dana dari investor yang diinvestasikan pada aset real estate, aset yang terkait dengan real estate
atau kas dan setara kas. Jadi manajer investasi pengelola reksa dana ini dapat membeli properti seperti
gedung, gedung, tanah atau saham dan obligasi perusahaan terbuka yang terkait dengan properti.
Perhitungan nilai bersih aktivasi reksa dana ini dilakukan oleh pihak penilai.
Kontrak Investasi Kolektif Beragun Aset (KIK-EBA)
Dikenal pula dengan nama Asset Back Securities di luar negeri. Reksa dana ini berbasis aset keuangan
seperti misalnya tagihan kredit kepemilikan rumah, tagihan kartu kredit, surat berharga komersial, tagihan
kredit kepemilikan kendaraan pribadi dan lainnya. KIK EBA ini dapat menjadi alternatif pembiayaan bagi
perbankan, sehingga perbankan tidak hanya mengandalkan dana simpanan nasabahnya saja. Ada pula
reksa dana yang bisa diperjualbelikan seperti saham, yaitu Exchange Traded Fund (ETF).

11. Exchange Traded Fund


ETF berbentuk kontrak kolektif dan unit penyertaannya dicatat sekaligus pedagang di bursa. Portofolio
dari reksa dana saham adalah saham-saham emiten yang menjual di bursa. Sementara portofolio ETF
adalah saham-saham yang menjadi anggota pada sebuah indeks. Jadi jika seorang investor membeli ETF
misalnya LQ 45, dia sudah memiliki 45 saham yang termasuk dalam daftar indeks LQ 45 tersebut. Harga
ETF ditampilkan bersamaan dengan jam operasional bursa. Seperti saham, harga ETF juga naik dan
turun.
12. Reksa Dana Konvensional Dan Syariah
Selain terbagi atas kebijakan investasi, reksa dana juga dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
reksa dana konvensional dan reksa dana syariah. Perbedaannya, terletak pada pemilihan instrumen dan
mekanisme investasi. Reksa dana konvensional tidak melanggar kaidah-kaidah syariah. Misalnya saja,
pada reksa dana saham, akan menempatkan dana investor pada saham-saham perbankan.
13. Reksa Dana Syariah
Pada reksa dana syariah, instrumen dan mekanismenya tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah. Antara lain tidak menempatkan dana investasi pada sektor industri yang mengandung riba seperti
sektor perbankan atau industri penghasil minuman keras.

D.Karakteristik Reksadana
Terdapat 10 karakteristik reksadana yang membedakannya dengan jenis instrumen investasi lainnya.
1. Merupakan perusahaan sekuritas atau manajemen aset yang diperjualbelikan oleh seorang agen
penjual reksadana. Baik pada bank atau perusahaan sekuritas lainnya.
2. Tidak terdapat asuransi atau uang tanggungan dalam reksadana.
3. Rentang biaya pembelian 0%- 2% dari nilai reksadana. Angka tersebut diperoleh dari nilai
reksadana.
4. Tidak mengeluarkan biaya administratif.
5. Biaya penjualan reksadana 0%-2% dari nilai reksadana tersebut dalam satu tahun.
6. Alokasi dana setoran tahun pertama sebesar 98% -100%
7. Reksadana menggunakan satu harga saja
8. Penjualan memperlihatkan prospektus dan pengisian profil risiko
9. Investor reksadana sebagian besar terdiri dari institusi dan ritel
10. Investor dalam reksadana dipastikan telah mengetahui dan memahami produk reksadana yang
dibeli
E.Keuntungan Berinvestasi Di Reksadana
Seperti yang sudah kita ketahui, reksa dana adalah salah satu alternatif investasi yang cocok bagi
investor yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi. Secara
umum ada 7 kelebihan berinvestasi di Reksa Dana dibandingkan dengan instrumen lainnya.
1. Diversifikasi
Keuntungan utama berinvestasi dalam reksa dana adalah diversifikasi aset. Sebagai contoh,
seorang investor dapat membeli saham di sektor Keuangan dan kemudian membeli beberapa
saham lain di sektor Agrikultur pada saat yang bersamaan. Hal ini akan membantu investor untuk
mengurangi dampak fluktuasi pasar dan meminimalisir kerugian pada portofolio investasi.
Keuntungan reksa dana lainnya adalah diversifikasi dan alokasi aset secara instan tanpa harus
mengeluarkan biaya yang mahal. Dana utang (debt fund) memungkinkan kamu untuk berinvestasi
dalam instrumen utang seperti, instrumen pasar uang (money market instrument), dan surat
obligasi pemerintah atau korporasi. Kemudian ada juga reksa dana seimbang (balanced fund)
yang menawarkan eksposur ke ekuitas dan instrumen utang.

2. Kemudahan membeli saham


Tidak sedikit investor yang tidak dapat membeli saham dengan uang yang mereka miliki terutama
setelah dikurangi komisi. Namun, dengan reksa dana, investor dapat membeli saham dalam
denominasi yang lebih kecil. Hal ini akan membantu investor melakukan investasi berkala
melalui rencana investasi sistematis bulanan ketika mengambil keuntungan dari kegiatan Rupiah
Cost Averaging (RCA). Maka itu, investor tidak perlu lagi menunggu sampai memiliki banyak
uang untuk memiliki saham suatu perusahaan.

3. Likuiditas
Keuntungan lain dari reksa dana adalah kemampuan untuk masuk dan keluar tanpa kesulitan.
Investor dapat menjual reksa dana mereka dalam waktu singkat tanpa harus memikirkan
perbedaan harga jual dan nilai pasar yang berlaku saat bertransaksi.

4. Biaya yang terjangkau


Reksa dana memanfaatkan kekuatan kolektif untuk menurunkan biaya dan memaksimalkan
profit. Misalnya, ketika Anda membeli satu buah apel, biayanya akan lebih rendah ketika selusin
apel dibeli secara bersamaan. Ini juga terjadi dalam pembelian dan penjualan sekuritas. Dalam
kegiatan jual-beli sekuritas, besar jumlah transaksi akan membantu mengurangi biaya transaksi.

5. Keahlian Profesional
Kegiatan investasi membutuhkan keterampilan finansial. Konsistensi dalam melakukan studi
pasar pada berbagai macam industri dan perusahaan merupakan hal yang integral dalam
berinvestasi. Untuk sukses dalam berinvestasi, Anda membutuhkan seorang profesional untuk
mengelola uang portofolio Anda. Di Indonesia, para manajer investasi telah memperoleh
sertifikat Wakil Manajer Investasi dan/atau sertifikat global yaitu Certified Financial Analyst
(CFA) yang memberikan mereka pengetahuan tentang dunia investasi.
6. Kemudahan Proses
Jika Anda sudah memiliki rekening bank dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Anda dapat
segera mulai berinvestasi. Karena semua dana terintegrasi dengan baik dengan sistem, uang akan
tiba di rekening bank Anda. Ini adalah keuntungan utama berinvestasi di reksa dana. Anda harus
mengisi formulir, melampirkan salinan NPWP dan menandatangani cek untuk mulai berinvestasi.
Anda juga dapat berinvestasi melalui wadah online yang disediakan oleh partner investasi kami.

7. Diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan


Kegiatan investasi reksa dana di Indonesia diatur dengan baik oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK). Hal ini memberikan kenyamanan bagi para investor untuk berinvestasi. Tingginya tingkat
transparansi pada kegiatan reksa dana bertujuan untuk membantu para investor mengambil
keputusan berdasarkan informasi yang akurat dan aktual.
F.Resiko resiko Berinvestasi Di Reksadana
1. Risiko Penurunan Nilai
Harga reksadana tercermin dalam nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP), yang
dihitung dari nilai semua aset dan dikurangi biaya-biaya kemudian dibagi dengan jumlah unit
yang beredar. Harga reksadana dihitung tiap hari bursa dan bisa naik atau turun karena ada risiko
pasar (market risk). Penyebab naik turun harga reksadana adalah perubahan harga aset di
dalamnya. Reksadana saham memiliki risiko tinggi karena saham bisa berfluktuasi dalam jangka
pendek. Adapun reksadana pasar uang memiliki risiko rendah karena isinya deposito dan obligasi
jatuh tempo kurang dari setahun.
2. Risiko Likuiditas
Likuiditas berkaitan dengan pencairan reksadana. Risiko ini muncul ketika manajer investasi
terlambat menyediakan dana untuk membayar pencairan (redemption) yang dilakukan oleh
investor. Namun, menurut peraturan, pembayaran dana dalam hal pencairan harus dilakukan
manajer investasi dalam maksimal tujuh hari kerja (Sabtu, Minggu, dan hari libur tidak dihitung).
3. Risiko Wanprestasi
Risiko ini juga dikenal sebagai risiko kredit atau gagal bayar, yang terjadi jika rekan usaha
manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha termasuk, tetapi tidak terbatas
pada emiten, pialang, bank kustodian dan agen penjual efek reksadana yang ditunjuk oleh
manajer investasi. Contohnya, sebuah produk reksadana memiliki obligasi (surat utang)
perusahaan PT ABCD dan menerima bunga atau kupon secara reguler. Namun, PT ABCD pada
suatu periode tidak bisa membayar kupon dan ada risiko uang pokoknya tidak dibayar. Hal ini
tentu berpengaruh terhadap kinerja reksadana.
4. Risiko Ekonomi dan Politik
Risiko ini muncul terkait dengan kondisi ekonomi dan politik baik di dalam maupun di luar
negeri. Contohnya, ada perubahan peraturan yang dapat menyebabkan terpengaruhnya kinerja
reksadana baik secara langsung atau tidak langsung.
Demikian sejumlah risiko investasi reksadana dan harus ditanggung oleh investor. Setiap jenis
reksadana memiliki tingkat risiko yang berbeda, seiring dengan kemampuannya memberikan
potensi keuntungan. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi juga potensi keuntungan (high risk
high return).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reksadana adalah alternatif investasi untuk masyarakat pemodal. Khususnya bagi pemodal
kecil. Pemodal yang menginvestasikan dananya melalui reksadana umumnya tidak memiliki
banyak waktu dan keahlian. Mereka tidak memiliki keahlian untuk menghitung risiko dari
investasi yang mereka lakukan. Reksadana dirancang sebagai sarana dalam menghimpun dana
dari masyarakat. Hal ini berlaku untuk masyarakat yang memiliki modal. Akan tetapi, hanya
memiliki pengetahuan dan waktu yang terbatas. Selain itu, reksadana diharapkan juga bisa
meningkatkan peran dari pemodal lokal. Supaya mereka dapat melakukan investasi di pasar
modal Indonesia. Umumnya, reksadana dapat diartikan sebagai suatu wadah yang digunakan
untuk menghimpun dana dari para masyarakat pemodal. Untuk selanjutnya melakukan investasi
di dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana secara umum dibagi menjadi dua
jenis. Pertama, reksadana terbuka. Kedua, reksadana tertutup. Berikut ini ada penjelasannya:
1. Reksadana terbuka
Pengertian reksadana terbuka adalah jenis investasi dalam reksadana yang dapat dijual kembali.
Penjualan tersebut terjadi tanpa adanya sebuah metode penjualan di bursa efek pada perusahaan
para manajer investasi.
Umumnya, kebanyakan dari reksadana pada saat ini adalah jenis reksadana terbuka. Harga jual
pada umumnya diketahui sama dengan sebuah nilai bersih aktiva.
2. Reksadana tertutup
Pengertian reksadana tertutup adalah jenis reksadana yang tidak dapat dijual kembali pada
perusahaan manajer investasi. Umumnya, unit penyertaan hanya dapat diperjualbelikan pada
bursa efek. Harga jualnya juga akan berbeda dari nilai aktiva.

B. Saran
Kritik dalam makalah ini yang bersifat membangun sangat kami perlukan guna
penyempurnaan dalam tugas berikutnya dan dijadikan suatu evaluasi dalam setiap
langkah sehingga kami terus termotivasi ke arah. yang Alhamdulillah kami panjatkan
sebagai implementasi rasa syukur kami atas selesainya makalah Manajemen Keungan
yang mencakup tentang reksadana. Namun, Dengan selesainya bukan berarti telah
sempurna , karena kami sebagai manusia, sadar bahwa dalam diri kami tersimpan
berbagai sifat kekurangan dan ketidak sempurnaan yang tentunya sangat mempengaruhi
terhadap kinerja kami. karena itu, saran serta kritik yang bersifat lebih baik dan semoga
makalah kami ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

http://karyagen-jar.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana

http://just-for-duty.blogspot.com/2012/04/1.html

http://www.bisnisinvestasisaham.com/investasi-reksadana/pengertian-reksadana
MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
KONSEP-KONSEP DAN PERHITUNGAN BIAYA MODAL
Dosen Mata Kuliah: Wulan Ayuandiani, S.E., M.M.

Disusun Oleh: Kelompok V


Maskiah Nabila (C0121046)
Rasti (C0121047)
Wahyu (C0121048)
Ela Fitri (C0121049)
Nur Aulia (C0121050)
Rini (C0121051)
Indah (C0121052)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep-Konsep dan Perhitungan
Biaya Modal” tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep-konsep dan perhitungan biaya modal bagi
para pembaca.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Wulan Ayuandiani, S.E., M.M. selaku dosen pada
Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Selanjutnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Majene, 24 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..……………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...……ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………...………….1

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….………………1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….1
C. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………….…………..2
D. MANFAAT PENULISAN……………………………………………..…………………2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….………3

A. DEFINISI DAN KONSEP BIAYA MODAL…………………………………………….3


B. MANFAAT, JENIS, DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA MODAL..…4
C. PERHITUNGAN BIAYA MODAL………………………………………………………5

BAB III PENUTUP…………...…………………………………………………………………16

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………….….16
B. SARAN………………………………………………………………………….……….16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..………..17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) dan dana yang digunakan dalam
investasi merupakan biaya modal. Pada saat tingkat pendapatan atas bisnis tertentu
melakukan diversifikasi investasi dengan tingkat risiko berimbang maka opportunity cost
dapat digunakan sebagai modal untuk membiayai aktivitas operasi sebuah entitas.
Biaya modal dihitung dengan menggunakan rata-rata tertimbang atas biaya utang
perusahaan serta klasifikasi modal (cost of capital). Cost of Capital digunakan untuk
menentukan tingkat pengembalian yang diperlukan sebagai upaya investor untuk
membiayai proyek penganggaran modal. Biaya modal dinilai secara internal oleh
perusahaan dalam menentukan apakah pengeluaran sumber daya layak untuk mengejar
proyek modal.
Investor menilai biaya modal sebagai upaya manajemen risiko yang terkait dengan
menginvestasikan uang ke dalam proyek modal. Biaya modal merupakan biaya
perusahaan yang dimana pemerolehan berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa,
dan laba ditahan untuk mandanai suatu investasi atau operasional perusahaan. Biaya
modal digunakan untuk mengetahui besaran biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh dana yang diperlukan. Sifat akun ini sebagai biaya, sehingga biaya modal
disebut juga sebagai batas minimum tingkat hasil yang harus dicapai perusahaan agar
tidak dinyatakan rugi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biaya modal?
2. Bagaimana konsep biaya modal?
3. Apa manfaat biaya modal?
4. Apa saja jenis-jenis biaya modal?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi biaya modal?
6. Bagaimana menghitung besar biaya modal?

1
7. Bagaimana keterkaitan antara Marginal Cost of Capital Schedules (MCC) dan
Investment Opportunity Schedule (IOS)?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan biaya modal.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep biaya modal.
3. Untuk mengetahui apa manfaat biaya modal.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis biaya modal.
5. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi biaya modal.
6. Untuk mengetahui bagaimana menghitung besar biaya modal.
7. Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara Marginal Cost of Capital Schedules
(MCC) dan Investment Opportunity Schedule (IOS).
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah menambah wawasan pembaca mengenai konsep-
konsep dan perhitungan biaya modal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Konsep Biaya Modal (Cost Of Capital)


Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan
modal, baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk membiayai investasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan
untuk mengetahui berapa besarnya biaya rill yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh dana yang diperlukan. Konsep biaya modal erat kaitannya dengan kosep
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Dari sisi investor (pemilik
modal), tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan yang
diminta. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana merupakan biaya yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal.
Adapun definisi biaya modal menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
1. James C. Van Horne
Menurut James C. Van Horne biaya modal adalah tingkat pengembalian yang diminta
atas berbagai jenis pendanaan dan biaya modal keseluruhan adalah rata-rata
tertimbang tiap tingkat pengembalian yang diminta (biaya).
2. Handono Mardiyanto
Menurut Handono Mardiyanto, biaya modal adalah tingkat imbal hasil minimum
yang harus diterima oleh investor sehingga investor brsedia menandai suatu proyek
pada tingkat resiko tertentu.
3. Sutrisno
Menurut Sutrisno, biaya modal adalah semua biaya yang secara rill dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana yang digunakan untuk investasi
perusahaan.

3
B. Manfaat, Jenis, dan Faktor yang Mempengaruhi Biaya Modal
1. Manfaat Biaya Modal
Biaya modal merupakan dana yang digunakan dalam melaksanakan suatu investasi
dan/atau memenuhi kebutuhan operasional perusahaan dalam satu periode. Besarnya
biaya modal bertujuan agar perusahaan mengetahui dan memperkirakan besar biaya
yang akan dikeluarkan sebagai biaya guna memperoleh dana yang dibutuhkan.
Adapun manfaat dari biaya modal yaitu:
a. Untuk mengetahui besaran biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pendanaan
investasi serta biaya operasional perusahaan.
b. Membuat target dalam upaya maksimalisasi nilai perusahaan yang telah
dikeluarkan perusahaan.
c. Penunjang pembuatan keputusan penting, seperti leasing atau modal kerja yang
dilakukan oleh suatu perusahaan.
d. Membantu investor menilai pilihan mereka.
e. Menjadi dasar pengambilan keputusan penganggaran modal karena bisnis harus
memutuskan apakah suatu proyek bermanfaat sebelum memulai.
f. Sangat penting bagi bisnis untuk merancang struktur modal yang ideal dari
perusahaan mereka.
g. Digunakan untuk mengevaluasi kinerja proyek tertentu dibandingkan dengan
biaya modal cost.
2. Jenis-Jenis Biaya Modal
a. Biaya Modal Secara Individual
Biaya modal secara individual terdiri dari:
1) Biaya utang jangka pendek.
2) Biaya utang jangka panjang.
3) Biaya saham preferen.
4) Biaya saham biasa.
b. Biaya Modal Secara Keseluruhan
Biaya modal secara keseluruhan yang berasal dari beberapa sumber modal
dihitung dengan cara biaya modal rata-rata tertimbang dari seluruh modal yang
digunakan atau WACC (Weight Average Cost of Capital).

4
3. Faktor-Faktor Biaya Modal
Biaya modal yang dikelola oleh sebuah perusahaan atau entitas dipengaruhi oleh hal-
hal berikut.
a. Keadaan umum perekonomian yang menentukan tingkat hasil tanpa adanya
risiko.
b. Daya jual saham dari suatu perusahaan yang akan menghasilkan biaya modal
perusahaan menjadi rendah.
c. Keputusan terkait operasi dan pembiayaan yang dilakukan oleh manajemen.
d. Diperlukan pembiayaan yang cukup besar agar biaya modal dari perusahaan
mengalami peningkatan.
C. Perhitungan Biaya Modal
1. Biaya Modal Individual
a. Biaya Modal Utang Jangka Pendek
Biaya modal utang jangka pendek adalah biaya modal dengan perode
pengembalian utang kurang dari 1 tahun. Contohnya utang dagang, utang wesel,
utang jangka pendek bank.
Biya modal utang jangka pendek dirumuskan dengan:

Kt = Kb (1-t)

Keterangan:
Kt = Biaya utang jangka pendek setelah pajak.
Kb = Biaya utang jangka pendek sebelum pajak, sebesar tingkat bunga utang.
t = Tingkat pajak.

Contoh
Perusahaan membeli bahan baku secara kredit. Bunga kredit 12%, tingkat pajak
penghasilan 35%, maka biaya utang setelah pajak sebesar….

5
Penyelesaian
Kt = Kb (1-t)
= 0,12 (1-0,35)
= 0,078
=7,8%
b. Biaya Modal Utang Jangka Panjang
Biaya modal utang jangka panjang adalah biaya modal dengan jangka waktu lebih
dari 1 tahun, umumnya adalah obligasi (surat utang). Untuk perhitungan biaya
modal utang jangka panjang dapat dihitung menggunakan perhitungan tingkat
pendapatan investasi dalam obligasi.
Biaya modal utang jangka panjang dirumuskan dengan:

Kd =

Keterangan:
I = Bunga utang jangka panjang 1 tahun dalam rupiah.
N = Nilai nominal obligasi.
Nb = Nilai bersih penjualan obligasi.
n = Umur obligasi.

Contoh
PT.KLM mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal Rp.25.000/lembar. Umur
obligasi 15 tahun. Hasil penjualan obligasi bersih yang diterima perusahaan
Rp.22.000. Bunga/kupon obligasi per tahun 4% dan tingkat pajak 30%. Berapa
besar biaya modal obligasi?

Penyelesaian
Dik:
Bunga dalam 1 tahun =Rp.25.000x4%
=Rp.1.000

6
Kd =

=5,1% (biaya modal sebelum pajak)

Biaya modal setelah pajak:


Ki =Kd (1-t)
=0,051 (1-0,3)
=0,0357
=3,57%

c. Biaya Modal Saham Preferensi


Biaya modal saham preferensi merupakan biaya rill yang harus dibayar jika
perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Tingkat
keuntungan yang diperoleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung
emiten.
Biaya modal saham preferen dirumuskan dengan:

Kp=

Keterangan:
Kp = Biaya saham preferen.
Dp = Deviden saham preferen.
Po = Harga saham preferen saat penjualan.

Contoh
PT.ABC menjual saham preferen dengan nilai nominal Rp.12.000. Harga jual
saham preferen Rp.15.000. Deviden per tahun Rp.2.000. Biaya penerbitan saham
tiap lembar Rp.180. Biaya saham preferen sebesar….

7
Penyelesaian

Kp=

= 13,49%

d. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan


Perusahaan dalam mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba,
atau secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru.
Menghitung biaya ekuitas dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan
Model Diskonto Deviden dan pendekatan CAPM.
1) Pendekatan Model Diskonto Deviden
Dalam pendekatan model diskonto deviden, biaya ekuitas merupakan
tingkat diskonto yang menyeimbangkan nilai sekarang dari keseluruhan
deviden per lembar saham yang diharapkan di masa depan.
Pendekatan model diskonto deviden dirumuskan dengan:

Ke =

Keterangan:
Ke = Biaya ekuitas.
D1 = Deviden yang diharapkan.
Po = Harga pasar saham.
g = Pertumbuhan deviden.

Contoh
Jika deviden PT.X diharapkan tumbuh 14% per tahun, sedangkan deviden
yang diharapkan pada tahun pertama Rp.200 dan harga pasar saham
sekarang Rp.2.500, maka biaya ekuitasnya adalah….

8
Penyelesaian

Ke =

=0,22
=22%

2) Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)


CAPM merupakan pendekatan dengan model penetapan biaya modal
dengan menganalisis hubungan antara tingkat return saham I (Ri) yang
diharapkan dengan return pasar (Rm).
Pendekatan CAPM dirumuskan dengan:

Ri = Rf+βi(Rm-Rf)

Keterangan:
Ri = Tingkat return saham yang diharapkan.
Rf = Tingkat return bebas risiko.
Rm = Return portofolio pasar yang diharapkan.
βi = Koefisien beta saham i.

Contoh
Sebuah perusahaan melakukan investasi pada saham ABC dengan
mengharapkan tingkat keuntungan sebesar 15% dan tingkat keuntungan
bebas risiko 10%. Dari data selama 10 tahun diketahui bahwa nilai beta
adalah 1.25. hitunglah return saham ABC (biaya modal ekuitas)!

9
Penyelesaian

Ri = Rf+βi(Rm-Rf)
= 0,10 +1,25(0,15-0,10)
=16,25%

2. Biaya Modal Secara Keseluruhan


Biaya Modal Keseluruhan atau WACC (Weighted Average Cost of Capital) adalah
biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh
perusahaan. Karena biaya modal masing-masing sumber yang berbeda-beda, maka
untuk menetapkan biaya modal perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbang
(WACC).

Contoh
PT. Ve membutuhkan modal yang digunakan untuk pendanaan investasinya sebesar
Rp.2 Milyar, yang terdiri dari:
a. Utang obligasi, jumlah pendanaan Rp.500.000.000, nilai nominal
Rp.500.000/lembar. Tingkat bunga yang ditawarkan 20%/tahun, dengan jangka
waktu 5 tahun. Harga jual obligasi 462.500/lembar dan tingkat pajak 30%.
b. Saham preferen, pendanaan Rp.400.000.000. Harga jual saham Rp.31.250/lembar
saham. Tingkat dividen Rp.4.500/lembar.
c. Saham biasa, jumlah pendanaan dari modal saham 1,1 Milyar. Harga jual saham
Rp.22.500 dengan deviden 3,125/lembar. Tingkat pertumbuhan 5%.

Atas informasi diatas diminta:

1. Besar biaya modal individual masing-masing.


2. Biaya modal keseluruhan (WACC).

Penyelesaian

1. Biaya modal individual

10
a. Obligasi
I = 500.000x20%
=100.000 (bunga dalam 1 tahun)

Kd=

=22,34% (sebelum pajak)

Setelah Pajak:

Ki =Kd (1-t)
=22,34% (1-0,30)
= 15,64%

b. Saham Preferen

Kp =

= 14,4%

c. Saham Biasa

Ke =

= +5%

=18,89%

11
2. Biaya Modal Keseluruhan

Sumber Jumlah Dana Proporsi Biaya Modal WACC


Pendanaan
Obligasi 500.000.000 25% 15,64% 3,91%
Saham 100.000.000 20% 14,4% 2,88%
Preferen
Saham Biasa 1.100.000.000 55% 18,89% 10.39%
Total 2.000.000.000 17,18%

3. Marginal Cost of Capital (MCC)


Marginal Cost of Capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal
baru. Pada umumnya, marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya penggunaan modal.
Pada umumnya, perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal
baru menerbitkan saham biasa baru. Dengan demikian, diperlukan suatu titik dimana
kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru. Titik
dimana marginal cost of capital naik serimg disebut Break Point.

Break Point =

a. Konsep Marginal Cost of Capital (MCC)


Katakanlah, perusahaan telah menentukan struktur modal optimalnya yang terdiri
dari 30% utang, 10% saham preferen, dan 60% saham biasa. Agar struktur modal
optimalnya tetap dapat dipertahankan, maka setiap tambahan dana baru yang
diperoleh sebesar Rp.1.000 (marginal) harus tetap terdiri dari Rp.300 utang,
Rp.100 saham preferenn, dan Rp.600 saham biasa. Jika komponen cost of
capitalnya tetap, maka WACCnya seharusnya tetap sama.
Besarnya biaya modal rata-rata tertimbang tidak akan bisa tetap dipertahankan,
jika kebutuhan dana perusahaan dalam satu periode tertentu semakin besar.

12
Penyebabnya adalah komponen cost of capital juga akan mengalami peningkatan
sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran.

Contoh
Diketahui:
New investment = Rp.100.000.000
Saham preferen:
wp = 10%
Kp = 10%
Utang :
wd = 30%
Kd = 6%
Laba ditahan :
wr = 60%
Kr = 15%
WACC = 0,3 (6%) + 0,1 (10%) + 0,6 (15%)
= 11,8%

Jika laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dana modal sendiri,
maka perusahaan berencana akan menerbitkan saham baru (right issue) dengan
tingkat cost of equity = 16%.
Dengan menerbitkan saham baru, maka WACC akan berubah menjadi:
WACC = 0,3 (6%) + 0,1 (10%) + 0,6 (16%)
= 12,4%

Dengan demikian, akan terjadi peningkatan WACC dari 11,8% menjadi 12,4%.
Pertanyaannya, berapa jumlah dana baru yang dapat diperoleh perusahaan
sebelum melebihi laba ditahan yang dimiliki perusahaan dan memaksa
perusahaan menerbitkan saham biasa baru?

13
Anggaplah perusahaan tersebut memperoleh laba sebensar Rp.20.000.000, dan
perusahaan menetapkan kebijakan DPR sebesar 40% (Rp.8.000.000), dan rasio
laba ditahan sebesar 60% (Rp.12.000.000).
Berapa banyak jumlah dana baru yang dapat diperoleh sebelum jumlah laba
ditahan terlampaui dan memaksa perusahaan menerbitkan saham biasa baru
(break point) dengan komponen cost of capital yang terdiri dari utang, saham
istimewa, dan laba ditahan sebesar Rp.12.000.000?

Dimisalkan:
Jumlah dana baru : Rp.X
Laba ditahan : 0,6 (Rp.X) = Rp.12.000.000
Maka :

Break Point (X) =

= Rp. 20.000.000

Komponen biaya modalnya menjadi:


Utang baru : 30% x Rp.20.000.000 = Rp.6.000.000
Saham preferen : 10% x Rp.20.000.000 = Rp.2.000.000
Laba ditahan : 60% x Rp.20.000.000 = Rp.12.000.000

14
Kesimpulannya, jika tambahan kebutuhan dana perusahaan lebih besar dari
Rp.20.000.000, maka 60% nya haruus berupa modal sendiri yang diperoleh dari
penerbitan saham baru dengan biaya modal sebesar 16%, dengan konsekuensi
bahwa WACCnya akan meningkat menjadi 12,4%.

b. Kaitan Antara Marginal Cost of Capital Schedules (MCC) dan Investment


Opportunity Schedule (IOS)
IOS adalah grafik yang menunjukkan kesempatan investasi yang dapat diambil
perusahaan, dan diurutkan dari expected return tertinggi sampai terendah.
Anggaran biaya modal perusahaan yang paling optimal dapat ditetapkan dari titik
expect return dimana grafik IOS bertemu dengan MCC yang ditetapkan
perusahaan sebelumnya.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan
modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk membiayai investasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan
untuk mengetahui berapa besarnya biaya rill yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh dana yang diperlukan. Konsep biaya modal erat kaitannya dengan kosep
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Dari sisi investor (pemilik
modal), tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan yang
diminta. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana merupakan biaya yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal.
Biaya modal terdiri dari biaya modal individual dan biaya modal secara keseluruhan.
Biaya modal keseluruhan terbagi menjadi biaya utang jangka pendek, biaya utang jangka
panjang, biaya saham preferen, dan biaya saham biasa. Sementara itu, biaya modal secara
keseluruhan dihitung dengan menggunakan Weight Average Cost of Capital (WACC).

B. Saran
Definisi dan perhitungan biaya modal harus betul-betul dipahami karena biaya modal
merupakan dana yang digunakan dalam melaksanakan suatu investasi dan/atau
memenuhi kebutuhab operasional perusahaan dalam satu periode. Besarnya biaya modal
bertujuan agar perusahaan mengetahui dan memperkirakan besar biaya yang akan
dikeluarkan sebagai biaya guna memperoleh dana yang dibutuhkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Agus Zainul. 2018. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Zahir Publishing.

Harahap, Tuti Khairani, dkk. 2022. Manajemen Keuangan. Jawa Tengah: Tahta Media Group.

17

Anda mungkin juga menyukai