Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ PENGENDALIAN KEUANGAN ”

Mata Kuliah
AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Dosen Pengampu :
EMMI SURYANI, NST, S.E, M, Si

Disusun oleh :
1. Syawalia Farhani W (2102110082)

2. Nurul Husna (2202110075)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah Akuntansi Keperilakuan ini tepat

waktu. Makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan

Pengendalian Keuangan.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan memberi arahan kepada

kami.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan

yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.

Terima kasih.

Banda Aceh, 20 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................2
1.5 Metode Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Keuangan dan Fungsinya.................................................................................3


2.2 Definisi Pengendalian Keuangan.....................................................................4
2.3 Aktivitas Keuangan yang Perlu Dikendalikan.................................................7
2.4 Aspek Keperilakuan dari Pengendalian Keuangan yang Komprehensif.........9
2.5 Aspek Keperilakuan atas Pengendalian Keuangan dari Faktor Kontekstual. 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pengambilan setiap keputusan oleh stakeholder, pasti dibutuhkan yang namanya

analisis laporan keuangan yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Dalam

menganalisis laporan keuangan perusahaan tentu dibutuhkan analis yang memang benar-

benar mumpuni dalam menangani hal tersebut. Bisa dikatakan bahwa, analis yang memang

benar-benar menguasai bidangnya haruslah memiliki keperilakuan atau behavior yang

memang sesuai dan tidak bertentangan dengan hal tersebut.

Singkatnya, bisa dikatakan bahwa ilmu akuntansi itu fleksibel yang maksudnya bisa

dikaitkan dan dikombinasikan dengan bidang ilmu yang lainnya, seperti ilmu analisis, ilmu

sosial dan psikologi. Karena adanya situasi seperti inilah yang menjadikan Akuntansi

Keperilakuan menjadi suatu sistem yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan

karena semua bidang ilmu yang dikombinasikan tentunya saling terkait satu sama lain.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana konsep keuangan dan fungsinya?

 Apa definisi pengendalian keuangan?

 Apa saja aktivitas keuangan yang perlu dikendalikan?

 Apa saja aspek keperilakuan dari pengendalian keuangan yang komprehensif?

 Apa saja aspek keperilakuan atas pengendalian keuangan dari faktor kontekstual?

1
1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui bagaimana pengendalian keuangan perusahaan.

 Untuk mengetahui apa saja kaitannya dengan aspek akuntansi keperilakuan.

1.4 Manfaat Penulisan

 Dapat memberikan pemahaman lebih mengenai Akuntansi Keperilakuan.

 Dapat dijadikan referensi pembelajaran mata kuliah Akuntansi Keperilakuan,

khususnya materi Pengendalian Keuangan.

1.5 Metode Penulisan

Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka, yaitu metode yang

dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan

dengan alat baik berupa buku maupun informasi dari internet (e-book).

2
BAB II

PENGENDALIAN KEUANGAN

2.1 Keuangan dan Fungsi Keuangan

Setiap entitas yang menjalankan usahanya tidak bisa lepas dari aspek keuangan.

Perusahaan membutuhkan uang karena dengan uang perusahaan akan mampu memenuhi

semua kebutuhannya. Kebutuhan perusahaan tentunya beraneka ragam dan berubah mulai

dari membayar gaji, membayar telepon, membayar listrik dan air, membeli bahan baku,

investasi dan lainnya. Tanpa keuangan yang memadai, perusahaan sering mencari dana

pengganti dalam menutup semua kekurangan atas pembiayaan yang sudah ditetapkan.

Adapun fungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber dana yang dibutuhkan

bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dana yang telah diperoleh.

Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu

bendahara dan administrasi pembukuan atau akuntansi (kontroler). Bendahara bertanggung

jawab atas perolehan dan pengamanan dana. Bidang tanggung jawab kontroler meliputi

akuntansi (accounting), pelaporan (reporting) dan pengendalian (control). Tanggung jawab

seorang bendahara biasanya terletak pada pengadaan dan pengelolaan uang tunai. Meskipun

tanggung jawab pembuatan laporan berada di tangan kontroler, bendahara pada umumnya

membuat laporan mengenai posisi arus kas harian dan posisi modal kerja, membuat anggaran

kas dan melaporkan informasi mengenai arus kas dan cadangan uang tunai. Sebagai bagian

dari tugasnya, bendahara menjaga hubungan perusahaan dengan bank komersial dan bank

investasi. Biasanya, bendahara juga bertanggung jawab atas manajemen kredit, asuransi dan

dana pensiun.

Fungsi pokok kontroler adalah mencatat (recording) dan membuat laporan (reporting)

mengenai informasi keuangan perusahaan. Hal ini biasanya mencakup penyusunan anggaran

dana laporan keuangan. Tugas lainnya adalah mengelola penggajian, menyusun perhitungan
3
dan pelaporan pajak, serta melakukan audit internal (Weston dan Copeland, 1997).

2.2 Definisi Pengendalian Keuangan

a. Pengendalian

Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikkan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar

rencana- rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan dapat diselenggarakan.

Pengendalian penting karena :

1. Pengendalian membantu manajer mengetahui apakah tujuan telah tercapai, dan jika tidak,

mengapa?

2. Memberikan informasi dan umpan balik sehingga manajer merasa yakin dalam

pemberdayaan karyawan

3. Membantu melindungi perusahaan dan assetnya

Tiga langkah di proses pengendalian adalah pengukuran, perbandingan, dan pengambilan

tindakan. Pengukuran mencakup penentuan bagaimana mengukur kinerja aktual dan apa yang

diukur. Perbandingan meliputi melihat selisih antara kinerja aktual dengan standarnya (tujuan).

Penyimpangan di luar area yang dapat diterima membutuhkan perhatian.

Pengambilan tindakan meliputi tidak berbuat apa-apa, memperbaiki kinerja, atau merevisi

standar. “Tidak berbuat apa-apa” sudah cukup jelas, mengoreksi kinerja melibatkan beberapa

tindakan perbaikan, yaitu langsung atau dasar. Merevisi standar yaitu dengan menaikkan atau

menurunkan standar itu.

b. Keuangan

Keuangan adalah mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi

meningkatkan,mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan

juga menghitung risiko dalam menjalankan projek mereka.

4
c. Pengendalian Keuangan

Menurut Ernawatiningsih (2018) Pengendalian keuangan merupakan salah satu cara dalam

pengelolaan dana yang dimiliki dan dalam pengendaliannya disertai dengan rasa tanggung

jawab, dengan pengendalian keuangan yang baik individu tidak akan terjebak pada

perilaku yang mempunyai keinginan yang tak terbatas.

Jadi, Pengendalian keuangan adalah tahap dimana rencana keuangan diimplementasikan,

yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa

rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai

perubahan dalam lingkungan operasi.

Pengendalian keuangan yang dapat digunakan oleh manajer meliputi rasio keuangan

(misalnya, lukuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas) dan anggaran. Pengendalian informasi

yang dapat digunakan oleh manajer adalah sistem informasi manajemen (MIS), yang

memberikan informasi yang dibutuhkan secara teratur. Pengendalian informasi lainnya adalah

pengendalian komprehensif dan keamanan, seperti enkripsi data, sistem firewall, data cadangan,

dan sebagainya. yang dapat melindungi informasi perusahaan.

Balanced scorecard memberikan cara untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di empat area

berbeda, bukan hanya dari perspektif keuangan. Tolak ukur melakukan pengendalian dengan

mnemukan praktik terbaik diantara pesaing atau nonpesaing dan dari dalam organisasi itu

sendiri.

Umpan Balik Mekanikal vs Respons Perilaku

Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-orang

yang ada di dalam organisasi dan bukan pada mesin. Oleh sebab itu, pengendalian keuangan

dapat dipahami secara baik melalui penekanan pada pentingnya asumsi-asumsi keperilakuan.

Tetapi, tidak semua desain penelitian fokus pada perilaku manusia. Aplikasi mekanikal dari

pengendalian seperti termometer yang mengendalikan temperatur tubuh, lebih menekankan


5
pada sifat mekanikal dibandingkan dengan sifat perilaku.

6
Sasaran perilaku utama dari pengendalian keuangan dapat dijelaskan menggunakan

definisi pengendalian secara umum. Pada umumnya, pengendalian didefinisikan sebagai

suatu inisiatif yang dipilih, yang akan mengubah kemungkinan dari pencapaian hasil yang

diharapkan. Pada pengendalian keuangan hasil yang diinginkan merupakan peristiwa-

peristiwa perilaku dan aplikasi dari masalah-masalah keuangan.

Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep kepercayaan dan kemungkinan. Para

manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia mereka bekerja dan dampak-

dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif yang dipilih. Dalam konteks organisasi

yang benar-benar nyata, adalah penting untuk memahami dengan baik hubungan sebab-akibat

karena penjabaran secara nyata menjadi sulit sebagai akibat dari kompleksitas lingkungan.

Misalnya saja, penyusunan standar yang tinggi pada sistem akuntansi tidak dapat menjamin

bahwa para karyawan akan menjadi lebih produktif. Demikian pula penerapan atas sistem

pertanggungjawaban tidak dapat menjamin bahwa para manajer akan lebih bertanggung

jawab dan efektif dalam mengalokasikan sumber daya yang dikuasai. Dalam memilih

pengendalian keuangan, manajer akan mendasarkan pilihan mereka pada kepercayaan dan

pengalaman-pengalaman masa lalu mereka.

Perluasan Konsep-konsep Tradisional

Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering kali berarti bahwa hasil

dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan

perilaku, menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan akuntan, sehingga

informasi dapat dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir. Informasi akuntansi

adalah bagian dari proses penandaan yang dirancang untuk meningkatkan manfaat dari

organisasi awal dengan cara memengaruhi perilaku anggota-anggotanya. Tujuan

pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah

7
kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang diharapkan. Dengan demikian, informasi

akuntansi dapat dipandang sebagai suatu pertanda dan bukan suatu akhir.

Secara tradisional, fokus sistem pengendalian terletak pada tujuh faktor berikut, yaitu :

1. Mempekerjakan karyawan yang akan melaksanakan tanggung jawabnya dengan

kompeten dan penuh integritas.

2. Menghindari fungsi-fungsi yang tidak harmonis dengan cara memisahkan tugas dan

tanggung jawab.

3. Mendefinisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi sehingga kesesuaian dari

suatu transaksi dilaksanakan dan dapat dievaluasi.

4. Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi telah dicatat

dengan akurat.

5. Memastikan bahwa dokumentasi memadai.

6. Menjaga aktiva dengan mendesain prosedur yang membatasi akses terhadap aktiva

tersebut.

7. Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.

2.3 Aktivitas Keuangan yang Perlu Dikendalikan

2.3.1 Aktivitas Perencanaan

Perencanaan sebagai salah satu fungsi pokok manajemen pasti dilakukan oleh manajer

pada semua tingkatan, meskipun skala atau lingkup rencananya berbeda dengan level

manajerialnya. Meskipun menyusun rencana yang sifat dan lingkupnya berbeda, setiap

manajer harus mengoordinasikan rencananya dengan rencana yang bersifat lebih luas agar

tidak terjadi kontradiksi penetapan tujuan antarunit kerja dan antarbagian yang lebih tinggi.

Memilahkan lingkup rencana tersebut adalah untuk membentuk mata rantai saran dan tujuan

yang menghubungkan antara aktivitas organisasi sehari-hari dengan pencapaian tujuan secara

keseluruhan.

8
Persiapan rencana bisnis merupakan hal penting untuk memastikan kesuksesan bisnis.

Rencana bisnis membantu manajer untuk memusatkan usaha dan mengidentifikasi

kesempatan dan rintangan yang diharapkan.

2.3.2 Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah metode yang digunakan dalam

perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhan perusahaan. Terdapat dua

sumber pendanaan eksternal, yaitu investor ekuitas (pemilik atau pemegang saham) dan

kreditor (pemberi pinjaman).

Pendanaan ekuitas dapat berupa uang tunai atau aset atau jasa yang dikontribusikan

kepada perusahaan sebagai penukar saham. Selain dari investor, perusahaan juga bisa

memperoleh pendanaan dari kreditor. Terdapat dua jenis kreditor, yaitu kreditor utang yang

secara langsung meminjamkan uang kepada perusahaan dan kreditor operasi yang

meminjamkan uang kepada perusahaan sebagai bagian dari operasinya. Pendanaan utang

sering terjadi melalui pinjaman (loan) atau melalui penerbitan efek seperti obligasi.

2.3.3 Aktivitas Investasi

Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada sesuatu dengan

harapan suatu saat mendapat keuntungan finansial. Contoh investasi adalah pembelian berupa

aset keuangan (financial asset) seperti obligasi, saham dan asuransi, pembelian berupa barang

seperti mobil atau properti seperti rumah atau tanah.

Aktivitas investasi (investing activities) mengacu pada perolehan dan pemeliharaan

investasi dengan tujuan menjual produk dan menyediakan jasa dan untuk tujuan

menginvestasikan kelebihan kas. Keputusan investasi melibatkan beberapa faktor, seperti

jenis investasi yang diperlukan (termasuk intensitas teknologi dan tenaga kerja), jumlah yang

dibutuhkan, waktu perolehan, lokasi aset dan perjanjian kontraktual (beli, sewa dan sewa

guna usaha).

9
2.3.4 Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi (operating activities) mencerminkan pelaksanaan rencana bisnis yang

terdapat dalam aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Aktivitas operasi melibatkan lima

komponen, yaitu penelitian dan pengembangan (litbang), pembelian, produksi, pemasaran

dan administrasi. Aktivitas operasi perusahaan merupakan sumber utama laba perusahaan.

Laba mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam membeli dari pasar input dan menjual

dalam pasar output.

2.4 Aspek Keperilakuan dari Pengendalian Keuangan yang Komprehensif

Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu konfigurasi yang

saling melengkapi, yaitu subsistem formal yang mendukung proses administratif. Untuk

dapat diformalkan, suatu subsistem pengendalian seharusnya terstruktur dan berkelanjutan,

serta didesain dengan suatu proses yang tepat untuk mencapai tujuan yang spesifik.

2.4.1 Perencanaan

Perencanaan dalam organisasi adalah esensial, karena dalam kenyataannya perencanaan

memegang peranan lebih dibandingkan fungsi manajemen lainnya. Fungsi pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan perencanaan. Proses

perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan tujuan. Usaha

perencanaan formal lebih dari sekadar mengisi lembaran dokumen perencanaan. Aspek

terpenting proses penetapan tujuan adalah dasar dari organisasi dan komunikasi. Jika struktur

organisasi kurang memadai, maka hal ini akan menjadi permasalahan utama dari proses

perencanaan.

Masalah pokok dari perencanaan sebagaimana disebutkan di atas, dapat menjadi kunci

pengendalian yang efektif. Pengendalian juga dapat menjadi pokok perencanaan yang efektif.

Perencanaan yang terlalu teknik atau terlalu logis dapat menimbulkan kerusakan pada

pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang utuh pada

10
implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana. Pada kondisi ini, pengendalian

membutuhkan sesuatu untuk dapat beroperasi sebagai suatu rangkaian pembatasan bagi

fungsi perencanaan. Fenomena ini umumnya terjadi pada lingkungan organisasi berteknologi

tinggi karena secara klinis hal tersebut diyakini akan memungkinkann terbentuknya proteksi

bagi organisasi terhadap ancaman yang dapat menggagalkan peran pengendalian.

2.4.2 Operasi

Operasi sering kali didefinisikan sebagai proses transformasi. Ada dua jenis proses dalam

kegiatan operasi, yaitu proses inti (core process) dan proses pendukung (support process).

Proses inti merupakan serangkaian kegiatan yang menyampaikan nilai pada pelanggan.

Sementara itu proses pendukung memberikan sumber daya dan input yang penting ke dalam

proses inti yang penting bagi pengelolaan kegiatan perusahaan atau organisasi.

Pengendalian operasi merupakan suatu proses perantara dan proses perbaikan terhadap

aktivitas operasi selama proses implementasi terhadap rencana manajemen. Contoh

pengendalian operasi seperti pengorganisasian subsistem meliputi aplikasi pembelian dan

persediaan, perhitungan biaya standar dan subsistem rumah tangga, seperti administrasi

penggajian dan manajemen kredit. Pada berbagai organisasi, pengendalian operasi

merupakan tanggung jawab manajer pemilik, yaitu mereka yang ahli dalam mengendalikan

pengoperasian lewat sesuatu yang tidak formal dan berfokus pada manusia. Organisasi yang

lebih kompleks dan lebih besar dituntut untuk lebih memformalkan pengendalian operasi

guna menjamin standar yang efektif dan meningkatkan efisiensi operasi.

2.4.3 Umpan Balik

Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari

komunikasi nonverbal. Komunikasi tersebut dihasilkan secara rutin dan statistik yang

ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan memengaruhi

11
distribusi kompensasi, pemberian sanksi dan perubahan atas proses perencanaan serta operasi

sebagai akibat dari umpan balik.

Dalam aplikasi manajemen, keberadaan faktor manusia dan kompleksitas dari motivasi

manusia mendukung pernyataan bahwa hubungan antara umpan balik dan motivasi manusia

mendukung pernyataan bahwa hubungan antara umpan balik dan tindakan berikutnya masih

diwarnai dengan ketidakpastian dan kerumitan. Perencanaan, operasi dan aktivitas umpan

balik telah diidentifikasi sebagai tiga aspek proses administratif yang sangat didukung oleh

rancangan pengendalian terpadu. Ketika setiap dimensi ini dibahas, dimensi tersebut bukan

merupakan aktivitas yang terkait. Saling keterkaitan antar subsistem pengendalian juga

memegang peranan yang penting atas hasil yang kurang memuaskan. Logikanya,

perencanaan lebih dahulu ada dibandingkan dengan operasi dan ukuran umpan balik yang

berasal dari rencana operasi serta tujuan yang ditetapkan. Demikian pula, jika ukuran umpan

balik diasumsikan bersifat netra dan relatif longgar, maka bisa diharapkan bahwa umpan

balik dipandang sebagai tindakan pengumpulan ukuran umpan balik itu sendiri dan tidak

akan berpengaruh secara signifikan terhadap tahapan perencanaan dan operasi. Sebagai

konsekuensinya, ukuran umpan balik lebih menekankan pada operasi bukannya pada hal-hal

yang bersifat evaluasi terhadap operasi itu sendiri.

2.5 Aspek Keperilakuan atas Pengendalian Keuangan dari Faktor Kontekstual

2.5.1 Ukuran

Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan hambatan. Ukuran dipandang sebagai

peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi

pengendalian. Ukuran dapat menjadi hambatan jika pertumbuhan ekonomi menyebabkan

terjadinya eliminasi terhadap strategi pengendalian. Ketika ukuran menjadi sesuatu yang

penting dalam melakukan pembatasan konteks, ukuran juga banyak dikaitkan dengan

variabel lainnya. Kondisi ini membuat ukuran tidak dapat memisahkan diri menjadi satu

12
variabel. Misalnya, stuktur stabilitas lingkungan dari proses dapat dikaitkan dengan ukuran.

Ketika pendekatan ukuran menjadi faktor penting dalam menentukan perbedaan konteks,

terdapat banyak variabel lainnya yang juga berhubungan dengan masalah ukuran. Hal ini

membuatnya menjadi tidak mungkin untuk mengisolasi setiap faktor tunggal, seperti ukuran,

sebagai sesuatu yang dominan.

2.5.2 Stabilitas Lingkungan

Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dengan desain

pengendalian dalam lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dalam lingkungan eksogen

dapat dinilai dari kekuatan gerakan yang secara eksternal menghasilkan produk yang

memerlukan suatu tanggapan. Derajat stabilitas lingkungan dapat ditingkatkan dengan

memilih alat yang tepat terhadap perubahan lingkungan, seperti pengenalan sejumlah produk

baru, tindakan pesaing yang melakukan metode produksi yang lebih baik atau efisien, atau

inisiatif pihak pengambil keputusan yang memengaruhi unit kerja.

2.5.3 Motif Keuntungan

Keberadaan dari motif keuntungan tentunya bukan penghalang untuk menggunakan

ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas bahwa sistem

pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran keuntungan sering kali tidak dapat

diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (non profit). Ukuran laba adalah penting

dan meskipun sulit dijadikan sebagai indikator keberhasilan. Manfaat terbesar yang berkaitan

dengan indikator berbasis laba adalah bahwa indikator tersebut secara statistik akan tampak

jelas. Ketika motif laba tidak muncul, indikator lain dari organisasi dan keberhasilan individu

seharusnya didasarkan pada hal-hal tersebut di atas. Dalam penentuan ini, pilihan atas ukuran

dan alternatif telah terbukti menjadi suatu sumber yang konstan bagi tujuan manajer dan

konsultan. Tidak dapat disangkal bahwa tantangan ini memerlukan perhatian masyarakat

terhadap pencarian solusi dari permasalahan umum dan kebutuhan sosial.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seorang manajer keuangan sudah seharusnya mampu melakukan pengendalian terhadap

keuangan perusahaan. Selain itu, manajer keuangan juga harus mampu memahami bahwa

dalam pengendalian keuangan harus menerapkan aspek-aspek keperilakuan yang

berhubungan dengan pelaksanaan tanggung jawab terhadap keuangan dan fungsinya. Karena

hal tersebut merupakan kegiatan atau aktivitas yang sangat krusial berhubungan dengan

pelaksanaan tujuan perusahaan kedepannya. Selain itu, manajer keuangan juga harus

menerapkan suatu sistem yang komprehensif atas pengendalian terhadap keuangan dalam hal

perencanaan, operasi dan kegiatan umpan balik organisasi sehingga mampu responsif

terhadap lingkup organisasional.

3.2 Saran

Dalam implementasi akuntansi keperilakuan ini diharapkan nantinya bisa menjadi acuan

bagi para karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja dan kemampuan diri sendiri (self

ability) agar mampu menghasilkan keputusan yang optimal bagi organisasi atau perusahaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2017. Akuntansi Keperilakuan; Akuntansi Multiparadigma Edisi 3.


Jakarta: Salemba Empat
Ikhsan, Arfan. Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai