“ PENGENDALIAN KEUANGAN ”
Mata Kuliah
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Dosen Pengampu :
EMMI SURYANI, NST, S.E, M, Si
Disusun oleh :
1. Syawalia Farhani W (2102110082)
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah Akuntansi Keperilakuan ini tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan
Pengendalian Keuangan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan memberi arahan kepada
kami.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.
Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pengambilan setiap keputusan oleh stakeholder, pasti dibutuhkan yang namanya
menganalisis laporan keuangan perusahaan tentu dibutuhkan analis yang memang benar-
benar mumpuni dalam menangani hal tersebut. Bisa dikatakan bahwa, analis yang memang
Singkatnya, bisa dikatakan bahwa ilmu akuntansi itu fleksibel yang maksudnya bisa
dikaitkan dan dikombinasikan dengan bidang ilmu yang lainnya, seperti ilmu analisis, ilmu
sosial dan psikologi. Karena adanya situasi seperti inilah yang menjadikan Akuntansi
Keperilakuan menjadi suatu sistem yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
karena semua bidang ilmu yang dikombinasikan tentunya saling terkait satu sama lain.
Apa saja aspek keperilakuan atas pengendalian keuangan dari faktor kontekstual?
1
1.3 Tujuan Penulisan
Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka, yaitu metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan
dengan alat baik berupa buku maupun informasi dari internet (e-book).
2
BAB II
PENGENDALIAN KEUANGAN
Setiap entitas yang menjalankan usahanya tidak bisa lepas dari aspek keuangan.
Perusahaan membutuhkan uang karena dengan uang perusahaan akan mampu memenuhi
semua kebutuhannya. Kebutuhan perusahaan tentunya beraneka ragam dan berubah mulai
dari membayar gaji, membayar telepon, membayar listrik dan air, membeli bahan baku,
investasi dan lainnya. Tanpa keuangan yang memadai, perusahaan sering mencari dana
pengganti dalam menutup semua kekurangan atas pembiayaan yang sudah ditetapkan.
Adapun fungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber dana yang dibutuhkan
bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dana yang telah diperoleh.
Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu
jawab atas perolehan dan pengamanan dana. Bidang tanggung jawab kontroler meliputi
seorang bendahara biasanya terletak pada pengadaan dan pengelolaan uang tunai. Meskipun
tanggung jawab pembuatan laporan berada di tangan kontroler, bendahara pada umumnya
membuat laporan mengenai posisi arus kas harian dan posisi modal kerja, membuat anggaran
kas dan melaporkan informasi mengenai arus kas dan cadangan uang tunai. Sebagai bagian
dari tugasnya, bendahara menjaga hubungan perusahaan dengan bank komersial dan bank
investasi. Biasanya, bendahara juga bertanggung jawab atas manajemen kredit, asuransi dan
dana pensiun.
Fungsi pokok kontroler adalah mencatat (recording) dan membuat laporan (reporting)
mengenai informasi keuangan perusahaan. Hal ini biasanya mencakup penyusunan anggaran
dana laporan keuangan. Tugas lainnya adalah mengelola penggajian, menyusun perhitungan
3
dan pelaporan pajak, serta melakukan audit internal (Weston dan Copeland, 1997).
a. Pengendalian
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikkan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar
rencana- rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan dapat diselenggarakan.
1. Pengendalian membantu manajer mengetahui apakah tujuan telah tercapai, dan jika tidak,
mengapa?
2. Memberikan informasi dan umpan balik sehingga manajer merasa yakin dalam
pemberdayaan karyawan
tindakan. Pengukuran mencakup penentuan bagaimana mengukur kinerja aktual dan apa yang
diukur. Perbandingan meliputi melihat selisih antara kinerja aktual dengan standarnya (tujuan).
Pengambilan tindakan meliputi tidak berbuat apa-apa, memperbaiki kinerja, atau merevisi
standar. “Tidak berbuat apa-apa” sudah cukup jelas, mengoreksi kinerja melibatkan beberapa
tindakan perbaikan, yaitu langsung atau dasar. Merevisi standar yaitu dengan menaikkan atau
b. Keuangan
meningkatkan,mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan
4
c. Pengendalian Keuangan
yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa
rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai
Pengendalian keuangan yang dapat digunakan oleh manajer meliputi rasio keuangan
yang dapat digunakan oleh manajer adalah sistem informasi manajemen (MIS), yang
memberikan informasi yang dibutuhkan secara teratur. Pengendalian informasi lainnya adalah
pengendalian komprehensif dan keamanan, seperti enkripsi data, sistem firewall, data cadangan,
Balanced scorecard memberikan cara untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di empat area
berbeda, bukan hanya dari perspektif keuangan. Tolak ukur melakukan pengendalian dengan
mnemukan praktik terbaik diantara pesaing atau nonpesaing dan dari dalam organisasi itu
sendiri.
Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-orang
yang ada di dalam organisasi dan bukan pada mesin. Oleh sebab itu, pengendalian keuangan
dapat dipahami secara baik melalui penekanan pada pentingnya asumsi-asumsi keperilakuan.
Tetapi, tidak semua desain penelitian fokus pada perilaku manusia. Aplikasi mekanikal dari
6
Sasaran perilaku utama dari pengendalian keuangan dapat dijelaskan menggunakan
suatu inisiatif yang dipilih, yang akan mengubah kemungkinan dari pencapaian hasil yang
Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep kepercayaan dan kemungkinan. Para
manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia mereka bekerja dan dampak-
dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif yang dipilih. Dalam konteks organisasi
yang benar-benar nyata, adalah penting untuk memahami dengan baik hubungan sebab-akibat
karena penjabaran secara nyata menjadi sulit sebagai akibat dari kompleksitas lingkungan.
Misalnya saja, penyusunan standar yang tinggi pada sistem akuntansi tidak dapat menjamin
bahwa para karyawan akan menjadi lebih produktif. Demikian pula penerapan atas sistem
pertanggungjawaban tidak dapat menjamin bahwa para manajer akan lebih bertanggung
jawab dan efektif dalam mengalokasikan sumber daya yang dikuasai. Dalam memilih
pengendalian keuangan, manajer akan mendasarkan pilihan mereka pada kepercayaan dan
Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering kali berarti bahwa hasil
dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan
informasi dapat dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir. Informasi akuntansi
adalah bagian dari proses penandaan yang dirancang untuk meningkatkan manfaat dari
pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah
7
kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang diharapkan. Dengan demikian, informasi
akuntansi dapat dipandang sebagai suatu pertanda dan bukan suatu akhir.
Secara tradisional, fokus sistem pengendalian terletak pada tujuh faktor berikut, yaitu :
2. Menghindari fungsi-fungsi yang tidak harmonis dengan cara memisahkan tugas dan
tanggung jawab.
3. Mendefinisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi sehingga kesesuaian dari
4. Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi telah dicatat
dengan akurat.
6. Menjaga aktiva dengan mendesain prosedur yang membatasi akses terhadap aktiva
tersebut.
Perencanaan sebagai salah satu fungsi pokok manajemen pasti dilakukan oleh manajer
pada semua tingkatan, meskipun skala atau lingkup rencananya berbeda dengan level
manajerialnya. Meskipun menyusun rencana yang sifat dan lingkupnya berbeda, setiap
manajer harus mengoordinasikan rencananya dengan rencana yang bersifat lebih luas agar
tidak terjadi kontradiksi penetapan tujuan antarunit kerja dan antarbagian yang lebih tinggi.
Memilahkan lingkup rencana tersebut adalah untuk membentuk mata rantai saran dan tujuan
yang menghubungkan antara aktivitas organisasi sehari-hari dengan pencapaian tujuan secara
keseluruhan.
8
Persiapan rencana bisnis merupakan hal penting untuk memastikan kesuksesan bisnis.
perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhan perusahaan. Terdapat dua
sumber pendanaan eksternal, yaitu investor ekuitas (pemilik atau pemegang saham) dan
Pendanaan ekuitas dapat berupa uang tunai atau aset atau jasa yang dikontribusikan
kepada perusahaan sebagai penukar saham. Selain dari investor, perusahaan juga bisa
memperoleh pendanaan dari kreditor. Terdapat dua jenis kreditor, yaitu kreditor utang yang
secara langsung meminjamkan uang kepada perusahaan dan kreditor operasi yang
meminjamkan uang kepada perusahaan sebagai bagian dari operasinya. Pendanaan utang
sering terjadi melalui pinjaman (loan) atau melalui penerbitan efek seperti obligasi.
Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada sesuatu dengan
harapan suatu saat mendapat keuntungan finansial. Contoh investasi adalah pembelian berupa
aset keuangan (financial asset) seperti obligasi, saham dan asuransi, pembelian berupa barang
investasi dengan tujuan menjual produk dan menyediakan jasa dan untuk tujuan
jenis investasi yang diperlukan (termasuk intensitas teknologi dan tenaga kerja), jumlah yang
dibutuhkan, waktu perolehan, lokasi aset dan perjanjian kontraktual (beli, sewa dan sewa
guna usaha).
9
2.3.4 Aktivitas Operasi
terdapat dalam aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Aktivitas operasi melibatkan lima
dan administrasi. Aktivitas operasi perusahaan merupakan sumber utama laba perusahaan.
Laba mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam membeli dari pasar input dan menjual
saling melengkapi, yaitu subsistem formal yang mendukung proses administratif. Untuk
serta didesain dengan suatu proses yang tepat untuk mencapai tujuan yang spesifik.
2.4.1 Perencanaan
perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan tujuan. Usaha
perencanaan formal lebih dari sekadar mengisi lembaran dokumen perencanaan. Aspek
terpenting proses penetapan tujuan adalah dasar dari organisasi dan komunikasi. Jika struktur
organisasi kurang memadai, maka hal ini akan menjadi permasalahan utama dari proses
perencanaan.
Masalah pokok dari perencanaan sebagaimana disebutkan di atas, dapat menjadi kunci
pengendalian yang efektif. Pengendalian juga dapat menjadi pokok perencanaan yang efektif.
Perencanaan yang terlalu teknik atau terlalu logis dapat menimbulkan kerusakan pada
pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang utuh pada
10
implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana. Pada kondisi ini, pengendalian
membutuhkan sesuatu untuk dapat beroperasi sebagai suatu rangkaian pembatasan bagi
fungsi perencanaan. Fenomena ini umumnya terjadi pada lingkungan organisasi berteknologi
tinggi karena secara klinis hal tersebut diyakini akan memungkinkann terbentuknya proteksi
2.4.2 Operasi
Operasi sering kali didefinisikan sebagai proses transformasi. Ada dua jenis proses dalam
kegiatan operasi, yaitu proses inti (core process) dan proses pendukung (support process).
Proses inti merupakan serangkaian kegiatan yang menyampaikan nilai pada pelanggan.
Sementara itu proses pendukung memberikan sumber daya dan input yang penting ke dalam
proses inti yang penting bagi pengelolaan kegiatan perusahaan atau organisasi.
Pengendalian operasi merupakan suatu proses perantara dan proses perbaikan terhadap
persediaan, perhitungan biaya standar dan subsistem rumah tangga, seperti administrasi
merupakan tanggung jawab manajer pemilik, yaitu mereka yang ahli dalam mengendalikan
pengoperasian lewat sesuatu yang tidak formal dan berfokus pada manusia. Organisasi yang
lebih kompleks dan lebih besar dituntut untuk lebih memformalkan pengendalian operasi
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari
komunikasi nonverbal. Komunikasi tersebut dihasilkan secara rutin dan statistik yang
ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan memengaruhi
11
distribusi kompensasi, pemberian sanksi dan perubahan atas proses perencanaan serta operasi
Dalam aplikasi manajemen, keberadaan faktor manusia dan kompleksitas dari motivasi
manusia mendukung pernyataan bahwa hubungan antara umpan balik dan motivasi manusia
mendukung pernyataan bahwa hubungan antara umpan balik dan tindakan berikutnya masih
diwarnai dengan ketidakpastian dan kerumitan. Perencanaan, operasi dan aktivitas umpan
balik telah diidentifikasi sebagai tiga aspek proses administratif yang sangat didukung oleh
rancangan pengendalian terpadu. Ketika setiap dimensi ini dibahas, dimensi tersebut bukan
merupakan aktivitas yang terkait. Saling keterkaitan antar subsistem pengendalian juga
memegang peranan yang penting atas hasil yang kurang memuaskan. Logikanya,
perencanaan lebih dahulu ada dibandingkan dengan operasi dan ukuran umpan balik yang
berasal dari rencana operasi serta tujuan yang ditetapkan. Demikian pula, jika ukuran umpan
balik diasumsikan bersifat netra dan relatif longgar, maka bisa diharapkan bahwa umpan
balik dipandang sebagai tindakan pengumpulan ukuran umpan balik itu sendiri dan tidak
akan berpengaruh secara signifikan terhadap tahapan perencanaan dan operasi. Sebagai
konsekuensinya, ukuran umpan balik lebih menekankan pada operasi bukannya pada hal-hal
2.5.1 Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan hambatan. Ukuran dipandang sebagai
peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi
terjadinya eliminasi terhadap strategi pengendalian. Ketika ukuran menjadi sesuatu yang
penting dalam melakukan pembatasan konteks, ukuran juga banyak dikaitkan dengan
variabel lainnya. Kondisi ini membuat ukuran tidak dapat memisahkan diri menjadi satu
12
variabel. Misalnya, stuktur stabilitas lingkungan dari proses dapat dikaitkan dengan ukuran.
Ketika pendekatan ukuran menjadi faktor penting dalam menentukan perbedaan konteks,
terdapat banyak variabel lainnya yang juga berhubungan dengan masalah ukuran. Hal ini
membuatnya menjadi tidak mungkin untuk mengisolasi setiap faktor tunggal, seperti ukuran,
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dengan desain
pengendalian dalam lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dalam lingkungan eksogen
dapat dinilai dari kekuatan gerakan yang secara eksternal menghasilkan produk yang
memilih alat yang tepat terhadap perubahan lingkungan, seperti pengenalan sejumlah produk
baru, tindakan pesaing yang melakukan metode produksi yang lebih baik atau efisien, atau
ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas bahwa sistem
pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran keuntungan sering kali tidak dapat
diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (non profit). Ukuran laba adalah penting
dan meskipun sulit dijadikan sebagai indikator keberhasilan. Manfaat terbesar yang berkaitan
dengan indikator berbasis laba adalah bahwa indikator tersebut secara statistik akan tampak
jelas. Ketika motif laba tidak muncul, indikator lain dari organisasi dan keberhasilan individu
seharusnya didasarkan pada hal-hal tersebut di atas. Dalam penentuan ini, pilihan atas ukuran
dan alternatif telah terbukti menjadi suatu sumber yang konstan bagi tujuan manajer dan
konsultan. Tidak dapat disangkal bahwa tantangan ini memerlukan perhatian masyarakat
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
keuangan perusahaan. Selain itu, manajer keuangan juga harus mampu memahami bahwa
berhubungan dengan pelaksanaan tanggung jawab terhadap keuangan dan fungsinya. Karena
hal tersebut merupakan kegiatan atau aktivitas yang sangat krusial berhubungan dengan
pelaksanaan tujuan perusahaan kedepannya. Selain itu, manajer keuangan juga harus
menerapkan suatu sistem yang komprehensif atas pengendalian terhadap keuangan dalam hal
perencanaan, operasi dan kegiatan umpan balik organisasi sehingga mampu responsif
3.2 Saran
Dalam implementasi akuntansi keperilakuan ini diharapkan nantinya bisa menjadi acuan
bagi para karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja dan kemampuan diri sendiri (self
ability) agar mampu menghasilkan keputusan yang optimal bagi organisasi atau perusahaan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16
17