Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH ”

Mata Kuliah
MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHAN

Dosen Pengampu :
RUSNAIDI, S.E, M, Si

Disusun oleh :
1. Nurul Husna (2202110075)

2. Teuku Banta (2202110075)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah Manajemen Keuangan

Pemerintahan ini tepat waktu. Makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang

berhubungan dengan Manajemen Pendapatan Daerah.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan memberi arahan kepada

kami.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan

yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.

Terima kasih.

Banda Aceh, 02 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................2
1.5 Metode Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Keuangan dan Fungsinya.................................................................................3


2.2 Definisi Pengendalian Keuangan.....................................................................4
2.3 Aktivitas Keuangan yang Perlu Dikendalikan.................................................7
2.4 Aspek Keperilakuan dari Pengendalian Keuangan yang Komprehensif.........9
2.5 Aspek Keperilakuan atas Pengendalian Keuangan dari Faktor Kontekstual. 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalankan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah dituntut untuk

menjalankan roda pemerintahan yang efektif dan efisien, sehingga mampu

mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam melaksanakan pembangunan.

Pemerintah Daerah juga dituntut untuk meningkatkan pemerataan dan keadilan,

sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh masing-masing

daerah. Dalam pemerintahan daerah, terdapat penerimaan daerah yang menjadi

sumber untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran daerah. Dengan berlakunya

otonomi daerah atau dengan diberlakukannya sistem desentralisasi fiskal,

pemerintah daerah dituntut untuk dapat mengoptimalkan pedapatannya agar dapat

membiayai belanjanya untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya yang

telah membayar pajak kepada pemerintah. Dimana pajak ini merupakan penghasilan

pali utama unutk pemerintahan, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana Siklus Manajemen Pendapatan Daerah?

 Apa Sumber-Sumber Pendapatan Daerah?

 Bagaimana Prinsip Dasar Manajemen Penerimaan Daerah?

 Apa yang Dimaksud dengan Manajemen Pendapatan Asli Daerah?

 Apa yang Dimaksud dengan Manajemen Dana Peimbangan?

iii
1.3 TUJUAN PENULISAN

 Mengetahui Siklus Manajemen Pendapatan Daerah.

 Mengetahui Sumber-Sumber Pendapatan Daerah.

 Memahami Prinsip Dasar Manajemen Penerimaan Daerah.

 Mengetahui dan Memahami Manajemen Pendapatan Asli Daerah.

 Mengetahui dan Memahami Manajamen Dana Perimbangan.

1.4 Manfaat Penulisan

 Dapat memberikan pemahaman lebih mengenai Akuntansi Keperilakuan.

 Dapat dijadikan referensi pembelajaran mata kuliah Manajemen

Keuangan Pemerintahan, khususnya materi Manajemen Pendapatan

Daerah.

1.5 Metode Penulisan

Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka, yaitu metode

yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang

berhubungan dengan alat baik berupa buku maupun informasi dari internet (e-book).

iv
BAB II

PEMBAHASAN

Ada 3 Hal utama yang menopang keberhasilan manajemen keuangan public,

yaitu : manajemen pendapatan, manajemen belanja dan manajemen pembiayaan.

Pengetahuan dan keahlian tentang manajemen pendapatan bagi para manajer public

sangat penting karena besar kecilnya pendapatan akan menentukan tingkat kualitas

pelaksanaan pemerintahan, tingkat kemampuan pemerintah dalam penyediaan

pelayanan public serta keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan.

2.1 Siklus Manajemen Pendapatan Daerah

Tahapan siklus manajemen pendapatan daerah adalah identifikasi sumber,

administrasi, koleksi, pencatatan/ akuntansi dan alokasi pendapatan.

2.1.1 Identifikasi Sumber Pendapatan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa pendataan sumber-

sumber pendapatan termasuk menghitung potensi pendapatan. Identifikasi

pendapatan pemerintah meliputi :

 Pendataan objek pajak, subjek pajak, dan wajib pajak;

 Pendataan objek retribusi, subjek retribusi, dan wajib retribusi;

 Pendataan sumber penerimaan bukan pajak;

 Pendataan lain-lain pendapatan yang sah;

 Pendataan potensi pendapatan untuk masing-masing jenis pendapatan.

v
2.1.2 Administrasi Pendapatan

Administrasi pendapatan sangat penting dalam siklus manajemen pendapatan

karena pada ahap ini akan menjadi dasar untuk tahapan koleksi pendapatan.

Kegiatan yang akan dilakukan meliputi :

 Penetapan wajib pajak dan retribusi;

 Penentuan jumlah pajak dan retribusi;

 Penetapan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah dan Nomor Pokok

Wajib Retribusi;

 Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan

Retribusi.

2.1.3 Koleksi Pendapatan

Koleksi pendapatan meliputi penarikan, pemungutan, penagihan dan

pengumpulan pendapatan baik yang berasal dari wajib pajak daerah dan

retribusi daerah, dana perimbangan dari pemerintah pusat ataupun sumber

lainnya. Khusus untuk pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dapat

digunakan beberapa sistem, diantaranya :

 Self assessment system : ialah sistem pemungutan pajak daerah

yang dihitung, dilaporkan dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak

daerah. Dengan sistem ini wajib pajak mengisi Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan membayarkan pajak

terutangnya ke Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD)/ unit kerja

yang ditetapkan pemerintah daerah.

 Official assessment system : ialah sistem pemungutan pajak yang nilai

pajaknya ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini ditetapkan oleh

vi
gubernur/bupati/walikota melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak

Daerah dan Surat Ketetapan retribusi yang menunjukan jumlah

pajak/retribusi daerah terutang.

 Joint collection : ialah sistem pemunguan pajak daerah yang

dipungut oleh pemungut pajak yang ditunjuk pemerintah daerah.

2.1.4 Pencatatan (Akuntansi) Pendapatan

Setiap penerimaan pendapatan harus segera disetor ke rekening kas umum

daerah pada hari itu juga/ paling lambat sehari setelah diterimanya pendapatan

tersebut. Untuk menampung seluruh sumber pendapatan perlu dibuat satu rekening

tunggal (treasury single account), dalam hal ini rekening kas umum daerah.

Tujuan pembuatan satu pintu untuk pemasukan pendapatan adalah untuk

memudahkan pengendalian dan pengawasan pendapatan. Penerimaan pendapatan

tersebut dibukukan dalam buku akuntansi, berupa jurnal kas, buku pembantu, buku

besar penerimaan per rincian objek pendapatan. Kemudian buku catatan akuntansi

tersebut akan diringkas dan dilaporkan dalam laporan keuangan pemerintah

daerah, yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

2.1.5 Alokasi Pendapatan

Alokasi Pendapatan merupakan tahapan terakhir dari siklus manajemen

pendapatan ini, yaitu pengambilan keputusan untuk menggunakan dana yang

ada untuk membiayai pengeluaran daerah yang dilakukan. Pengeluaran daerah

meliputi pengeluaran belanja, yaitu, belanja operasi dan belanja modal, maupun

untuk pembiayaan pengeluaran yang meliputi pembentukan dana cadangan,

penyertaan modal daerah, pembayaran utang dan pemberian pinjaman daerah.

vi
i
2.2 Mengenali Sumber-sumber Pendapatan Daerah

Sumber pendapatan pemerintah daerah relative terprediksi dan lebih stabil

sebab pendapat tersebut diatur oleh undang- undang dan peraturan daerah yang

bersifat mengikat dan dapat dipaksakan. Pemerintah daerah dengan payung hukum

peraturan perundangan berhak memungut pajak daerah dan retribusi daerah.

Pemerintah dapat memaksa wajib pajak untuk membayar pajak dan memberikan

sanksi apabila tidak patuh pajak. Dengan demikian pendapatan di pemerintah

daerah relative stabil.

Sumber pendapatan daerah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

2.2.1 Sumber Pendapatan Daerah menurut Ketentuan Perundangan

Meskipun pemerintah daerah telah diberi otonomi secara luas dan

desentralisasi fiscal, namun pelaksanaan otonomi tersebut harus tetap berada

dalam koridor hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam hal sumber

penerimaan yang menjadi hak pemerintah daerah, Undang-undang No. 32 Tahun

2004 tentang Pemerintah Daerah, dan Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah menetapkan

sumber-sumber penerimaan daerah, sbb:

1. PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

a. Pajak Daerah

b. Reribusi Daerah

c. Bagian Laba Pengelolaan Aset Daerah yang

dipisahkan d. Lain-lain PAD yang sah

2. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT

a. Bagi Hasil Pajak

b. Bagi Hasil Sumber Daya Alam

vi
ii
c. Dana Alokasi Umum

d. Dana Alokasi Khusus

e. Dana Otonami Khusus

f. Dana Penyesuaian

3. TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

a. Bagi Hasil Pajak

b. Bagi Hasil Sumber Daya Alam

c. Bagi Hasil Lainnya

4. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

2.2.2 Sumber pendapatan di masa datang yang masih potensial/ tersembunyi

Pemerintah juga perlu menciptakan sumber-sumber pendapatan baru, sumber

pendapatan baru ini biasa diperoleh misalnya melalui inovasi program ekonomi

daerah, program kemitraan pemerintah daerah dengan pihak swasta dan sebagainya.

2.3 Prinsip Dasar Manajemen Penerimaan Daerah

Pada dasarnya terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan

pemerintah daerah dalam membangun sistem manajemen penerimaan daerah, yaitu :

2.3.1 Perluasan Basis Penerimaan

Perluasan Basis Penerimaan yaitu memperluas sumber

penerimaan. Untuk memperluas basis penerimaan, maka pemerintah daerah dapat

melakukannya dengan cara berikut.

 Mengidentifikasi pembayar pajak/ retribusi dan menjaring wajib

pajak/ retribusi baru;

 Mengevalusi tarif pajak/ retribusi;

 Meningkatkan basis data objek pajak/ retribusi;

 Melakukan penilaian kembali (appraisal) atas objek pajak/ retribusi.

ix
2.3.2 Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan

Kebocoran pendapatan biasa disebabkan karena penghindaran pajak (tax

avoidance), Penggelapan pajak (tax evasion), pungutan liar/ korupsi petugas. Untuk

mengurangi kebocoran pendapatan ada beberapa langkah yang dapat dilakukan,

diantaranya :

 Melakukan audit, baik rutin maupun incidental;

 Memperbaiki sistem akuntansi penerimaan daerah;

 Memberikan penghargaan yang memadai bagi masyarakat yang taat

pajak dan hukuman (sanksi) yang berat bagi yang tidak

mematuhinya;

 Meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam

pemungutan pendapatan.

2.3.3 Peningkatan Efisiensi Administrasi Pajak

Administrasi pajak sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja

penerimaan daerah. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah daerah

untuk meningkatkan efisiensi adminitrasi pajak, yaitu :

 Memperbaiki prosedur administrasi pajak sehingga lebih mudah dan

sederhana.

 Mengurangi biaya pemungutan pendapatan.

 Menjalin kerjasama dengan berbagi pihak, seperti bank, kantor pos,

koperasi dan pihak ketiga lainnya untuk memberikan kemudahan

dan kenyamanan dalam membayar pajak.

x
2.3.4 Transparasi dan Akuntabilitas

Dengan adanya transparasi dan akuntabilitas maka pengawasan dan

pengendalian manajemen pendapatan daerah akan semakin baik. Selain itu,

kebocoran pendapatan juga dapat lebih ditekan. Untuk melaksanakan prisip

transparasi dan akuntabilitas ini memang membutuhkan beberapa persyaratan.

Diantaranya :

 Adanya dukungan Teknologi (TI) untuk membangun Sistem

Informasi Manajemen Pendapatan Daerah.

 Adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai.

 Tidak adanya korupsi sistematik di lingkungan entitas

pengelola pendapatan daerah.

2.4 Manajemen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Peningkatan kemandirian daerah sangat erat kaitannya dengan kemampuan

daerah dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD). Semakin tinggi

kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD, maka semakin besar pula diskresi

daerah untuk menggunakan PAD tersebut sesuai dengan aspirasi, kebutuhan dan

prioritas pembangunan daerah. Walaupun pelakanaan otonomi daerah sudah

dilaksanan sejak 1 Januari 2001, namun hingga tahun 2009 baru sedikit pemerintah

daerah yang mengalami penigkatan kemandirian keuangan daerah secara

signifikan. Memang berdasarkan data yang dikeluarkan Departemen Keuangan,

secara umum penerimaan PAD pada era otonomi daerah mengalami penigkatan

yang cukup signifikan dibandingkan dengan era sebelumnya. Penting bagi

pemerintah daerah untuk menaruh perhatian yang lebih besar terhadap manajemen

Pendapatan Asli Daerah. Manajemen PAD tidak berarti eksploitsai PAD,

tetapi bagaimana pemerintah daerah mampu mengoptimalkan penerimaan PAD

sesuai dengan potensi yang dimiliki. Bahkan lebih dari itu bagaimana pemerintah
xi
daerah mampu meningkatkan potensi PAD di masa datang.

2.5 Manajemen Pajak Daerah

Pajak daerah memberikan kontribusi terbesar pada penerimaan

Pendapatan Asli Daerah. Kontribusi pajak daerah pada total penerimaan daerah juga

terus mengalami peningkatan. Pemerintah daerah juga masih akan menerima bagi

hasil PPh Wajib Pribadi, PBB dan BPHTB yang jumlahnya cukup besar bagi

daerah. Peraturan perundangan mengenai pajak daerah mengalami beberapa kali

perubahan. Peraturan perundangan di bidang pajak daerah antara lain UU No. 11

Drt Thn 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah, UU No. 18 Tahun 1997

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, UU No. 34 Tahun 2000 tentang

Perubahan atas UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Kemudian pada Tahun 2009 pemerintah pusat mengeluarkan UU No. 28 Tahun

2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah menggantikan UU No. 34 Tahun 2000.

xi
i
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Siklus manajemen pendapatan daerah terdiri dari :
 Identifikasi sumber-sumber pendapatan daerah
 Administrasi Pendapatan daerah
 Koleksi/ pemungutan pendapatan daerah
 Pencatatan akuntansi pendapatan daerah
 Alokasi pendapatan daerah
2. Prinsip dasar dalam membangun sistem manajemen penerimaan daerah yang
baik
 Perluasan basis penerimaan
 Pengendalian atas kebocoran pendapatan
 Peningkatan efisiensi administrasi pendapatan
 Peningkatan transparasi dan akuntabilitas manajemen pendapatan daerah.
3. Untuk memperluas basis penerimaan, pemerintah daerah perlu melakukan
identifikasi pembayar pajak/retribusi dan menjaring wajib pajak/ retribusi
baru, mengevaluasi tariff pajak/retribusi, meningkatkan basis data objek
pajak/ retribusi dan meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat
dalam pemungutan pendapatan.
4. Untuk mengurangi kebocoran pendapatan, pemerintah daerah perlu
melakukan audit pendapatan, memperbaiki sistem akuntansi penerimaan
daerah, membangun sistem penghargaan (reward) dan hukuman (punishment)
yang memadai dan meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat
dalam pemungutan pendapatan.
5. Untuk mengoptimalisasi penerimaan daerah, selain melakukan optimalisasi
PAD, pemerintah daerah perlu mengoptimalkan penerimaan dari dana
perimbangan, khususnya dana bagi hasil.

xi
ii
3.2 Saran

Dalam implementasi manajemen keuangan pemerintahan ini diharapkan nantinya

bisa menjadi acuan bagi para karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja dan

kemampuan diri sendiri (self ability) agar mampu menghasilkan keputusan yang optimal

bagi organisasi atau perusahaan.

xi
v
Daftar Pustaka

http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2007/03~PMK.07~2007Per.HTM
Mahmudi (2009) “Manajemen Keuangan Daerah” Buku Seri Membudayakan
Akuntabilitas Publik, Yogyakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai