,CA
MAKALAH
Disusun Oleh :
Kelompok 6 :
FAKULTAS EKONOMI
BAUBAU 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWrWb
Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya, penulisan makalah tugas Akuntansi Sektor Publik yang berjudul “Akuntansi
Keuangan Daerah” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Akuntansi Sektor Publik oleh dosen pengampu mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik , yaitu ibu Fitrianti Da’a.,S.E.,M.SI,.Ak.,CA
Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data yang diperoleh artikel-artikel,
serta informasi media sosial yang berhubungan dengan tema di atas, tak lupa juga kami
ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerjasama sehingga
dapat diselesaikannya makalah ini. Saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembaca aamiin.
2
Daftar Isi
Kata pengantar..............................................................................................2
Daftar isi.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................5
Kesimpulan................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengetahui dan memahami :
1. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah
2. Transaksi Keuangan Daerah
3. Analisis Transaksi
4. Pencatatan
5. Posting
6. Laporan Keuangan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi yang
telah dijelaskan di atas, perbedaan yang ada adalah pada proses penyusunan laporan
keuangan pemda. Setelah menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, dapat disusun
5
laporan Perhitungan APBD. Namun demikian, untuk lebih mempermudah penyusunan
laporan keuangan yang lain, yaitu laporan perubahan ekuitas dana atau R/K Pemda,
laporan aliran kas dan Neraca, biasanya terlebih dahulu dilakukan proses tutup buku
dengan membuat jurnal penutup. Kemudian, setelah jurnal penutup ini diposting,
barulah disusun ketiga laporan keuangan tersebut.
1) Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum
daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun
anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatn Daerah meliputi :
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Lain- lain Pendapatan Daerah yang Sah.
2) Belanja Daerah
Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang
dapat mengurangi ekuitas dana yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
3) Pembiayaan Daerah
6
Pembiayaan Daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup deficit
atau untuk memanfaatkan surplus. Pembiayaan Daerah meliputi penerimaan
pembiayaan, pengeluaran pembiayaan dan sisa lebih anggaran tahun berkenaan.
4) Asset Daerah
Aset meliputi sumber daya ekonomi yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah
daerah sebagai akibat masa lalu dan dari manfaat ekonomi. Asset dibagi menjadi dua
kelompok yaitu asset lancar dan asset tidak lancar.
5) Kewajiban Daerah
Kewajiban meliputi utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya menimbulkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
C. Analisis Transaksi
Ilustrasi :
Ada transaksi penetapan SKPD untuk Pajak Bumi dan Bangunan. Bukti transaksi
adalah SKPD-PBB. Ditetapkan sebesar Rp300.000,00 untuk periode 20xx. Maka
analisis yang dihasilkan adalah sebagai berikut: dengan adanya penetapan SKPD untuk
7
PBB maka akan berpengaruh pada bertambahnya aset entitas yaitu akun PIUTANG di
sisi debit, dan juga bertambahnya akun PENDAPATAN LO di sisi kredit. Bertambah
nya akun piutang disisi kiri (aset), dan bertambahnya pendapatan di sisi kredit yang
berarti bertambahnya ekuitas, dalam jumlah yang sama di sisi debit dan di sisi kredit,
membuat persamaan akuntansi ini selalu seimbang
D. Pencatatan
1. Single Entry
Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku
tunggal atau tata buku. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan
dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan di catat
pada sisi penerimaan dan transaksi yang berkaitan berkurangnya kas akan dicatat pada
sisi pengeluaran.
Sistem pencatatan single entry ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu sederhana
dan mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki kelemahan, antara lain kurang bagus
untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan), sulit untuk menemukan
kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit di kontrol. Oleh karena itu, dalam
akuntansi terdapat sistem pencatatan yang lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan
tersebut.
8
2. Double Entry
Sistem pencatatan double entry sering juga disebut dengan sistem tata buku
berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat
dua kali. Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam
pencatatan tersebut, sisi debit berada disebelah kiri sedangkan sisi kredit berada
disebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar
akuntansi. Persamaan dasar akuntansi terbentuk sebagai berikut :
Transaksi yang berakibat bertambahnya aktiva akan dicatat pada sisi debit
sedangkan yang berakibat berkurangnya aktiva akan dicatat pada sisi kredit.
E. Posting
Posting merupakan proses memasukkan setiap akun dalam buku jurnal ke dalam
buku besar (Ledger) sesuai dengan akun dan jumlahnya. Buku besar (ledger) merupakan
kumpulan dari semua akun yang terdapat pada suatu perusahaan yang tersusun secara
sistematis dengan diberi nomor kode tertentu dan biasanya tergambar pada bagan akun
(chart of accounts) dari perusahaan tersebut.
1. Memasukkan tanggal, akun, dan nilai moneter dari buku jurnal kedalam buku
besar (ledger) yang sesuai
2. Memasukkan nomor halaman jurnal ke kolom pos reference (PR) dalam ledger)
3. Memasukkan nomor akun dari ledger kedalam kolom post reference pada buku
jurnal
Sebuah jurnal yang sudah di posting akan dapat diketahui dengan adanya nomor
akun pada kolom post reference (PR) buku jurnal tersebut.
KAS
NO11
9
Saldo
Tanggal Keterangan P/R Debet Kredit
Debet Kredit
01/09/99 J.1 10.000 – 10.000 –
05/09/99 J.1 2000 8.000 –
10/09/99 J.1 10.000 – 18.000 –
15/09/99 J.1 200 17.000 –
20/09/99 J.1 500 17.000 –
30/09/99 J.1 1000 16.000 –
30/09/99 J.1 500 – 21.300 –
10
2. Laporan Keuangan yang disusun oleh PPKD selaku entitas akuntansi;
3. Laporan Keuangan Konsolidasi/Gabungan yang mencerminkan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah secara utuh.
Dalam upaya menyelesaikan LRA, langkah yang harus dilakukan adalah dengan
memastikan seluruh jurnal transaksi baik pendapatan maupun belanja telah selesai
diposting seluruhnya. Seluruh jurnal dimaksud di antaranya adalah jurnal biasa, jurnal
koreksi dan jurnal penyesuaian.
Neraca
11
Dalam Neraca, cukup banyak akun yang perlu menjadi perhatian. Akun-akun
tersebut masing-masing memiliki treatment yang berbeda-beda. Berikut adalah contoh-
contoh akun dalam Neraca:
1) Saldo Neraca, Perlu dipastikan bahwa Saldo Awal Tahun N sama dengan Saldo
Akhir Tahun N-1. Sebagia contoh, apabila pemerintah menggunakan SIMDA
Keuangan, perlu dipastikan bahwa Saldo Neraca Tahun 2018 pada Aplikasi
Simda 2019 sama persis dengan Saldo Neraca Tahun 2018 pada Aplikasi Simda
2018.
2) Kas. Akun Kas umumnya terdiri dari Kas Di Bendahara Pengeluaran dan Kas
Di Bendahara Penerimaan. Sesuai dengan ketentuan, saldo kas milik SKPD
diwajibkan 0 (nol), sehingga pada 31 Desember setiap periode tahun anggaran,
12
sisa kas baik tunai maupun kas pada rekening koran harus disetorkan kembali
(STS) ke Kas Daerah.
3) Beban Dibayar Di Muka dan Utang Beban. Beban dibayar di muka adalah
hal-hal yang telah lunas dibayarkan namun belum dapat diambil manfaatnya.
Sementara utang beban adalah hal-hal yang telah dirasakan manfaatnya namun
belum dibayarkan. Contoh beban dibayar di muka adalah kontrak sewa gedung
kantor yang lewat tahun, dan contoh utang beban adalah pembayaran rekening
listrik dan air. Pengukuran beban dibayar di muka (contoh sewa gedung kantor
lewat tahun) adalah dengan proporsional jumlah bulan tahun berikutnya
dibandingkan dengan seluruh bulan dalam kontrak dikalikan dengan nilai
kontrak. Misalnya, kontrak sewa mulai tanggal 1 November Tahun N hingga 31
Oktober Tahun N+1 dengan nilai Rp120.000.000,-. Maka nilai beban dibayar
dimuka sewa gedung tersebut adalah 10/12 x Rp120.000.000,- atau senilai
Rp100.000.000,-.
4) Aset Tetap. Dalam mempersiapkan Akun Aset Tetap, perlu kerja sama yang
baik antara Keuangan dan Pengurus Barang Pengguna. Karena dalam akun
tersebut perlu langkah khusus yakni Rekonsiliasi antara Realisasi Belanja
(Keuangan) dan Keberadaan Fisik Barang / Biaya-Biaya Penunjang. Salah satu
contoh masalah dalam Aset Tetap, Peralatan dan Mesin misalnya, sehingga
membutuhkan rekonsiliasi (mencocokkan antara data keuangan dan data
pengurus barang) adalah nilai kapitalisasi yang menambah nilai aset.
Berdasarkan Buletin Teknis tentang Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual,
Peralatan dan Mesin dinilai dengan biaya perolehan atau nilai wajar pada saat
aset tetap tersebut diperoleh. Biaya perolehan peralatan dan mesin
menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh
peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Dari sisi Keuangan, penambah
nilai Aset Tetap hanyalah Rekening Belanja Modal, sementara unsur penunjang
biasa hanya dianggarkan melalui barang dan jasa. Sehingga terdapat selisih
antara Nilai Aset Berdasarkan Data Keuangan, dan Nilai Aset Berdasarkan Data
Pengurus Barang.
13
membutuhkan data sisa barang pada akhir tahun. Data yang dibutuhkan adalah
dalam bentuk Berita Acara Stok Opname, Laporan Saldo Persediaan, Laporan
Mutasi Barang dan kelengkapan lain. Sisa barang di akhir tahun akan dijurnal
sehingga muncul sebagai penambah nilai aset lancar pada Neraca.
6) Akumulasi Penyusutan. Salah satu isu baru dalam akuntansi basis akrual
adalah adanya penyusutan dan akumulasi penyusutan. Penyusutan dan
akumulasi penyusutan ada untuk menunjukkan pengurangan nilai ekonomis
suatu aset tetap setelah digunakan sehari-hari. Akumulasi penyusutan akan
menjadi pengurang nilai buku atas nilai aset tetap dalam Neraca. Sumber data
penyusutan dan akumulasi penyusutan juga bersumber dari Pengurus Barang.
Adalah penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas
14
(LPE), dan Neraca. CaLK juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang
dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjutkan
untuk diungkap di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan untuk menghasilkan Laporan
Keuangan secara wajar. Dalam langkah-langkah menyusun laporan keuangan,
penyusunan CaLK tentu tidak dapat dipandang sebelah mata, mengingat CaLK berisi
penjelasan-penjelasan pada pos-pos laporan keuangan.
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Siklus akuntansi adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui untuk merubah
input dalam bentuk dokumen transaksi keuangan sehingga menghasilkan ouput berupa
laporan keuangan.Siklus akuntansi dimulai dengan tahap menganalisis transaksi.
Tahapan kedua adalah menjurnal transaksi.Tahap ketiga, transaksi yang telah dicatat
dalam Jurnal kemudian diklasifikasikan ke dalam Buku Besar per akun atau kode
rekening. Tahap keempat menyusun Neraca Saldo.Tahap kelima menjurnal dan
memposting jurnal penyesuaian untuk transaksi pembayaran dimuka/pendapatan
diterima dimuka (prepayment) atau transaksi yang masih harus dibayar/yang masih
harus diterima (accrual). Tahap keenam menyusun Neraca Saldo Disesuaikan. Tahap
ketujuh menyusun laporan keuangan. Tahap kedelapan menjurnal dan dan memposting
ayat jurnal penutup. Tahap kesembilan menyusun neraca saldo setelah penutupan.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://studylibid.com/doc/4326710/siklus-akuntansi-pemerintah-daerah-dan-b
http://wahyoenoegroho.blogspot.com/2013/04/akuntansi-keuangan-daerah.html
https://www.slideshare.net/MrSWibowo/sistem-akuntansi-pemerintah-daerah
https://danisuluhpermadi.web.id/2019/10/11/langkah-langkah-menyusun-laporan keuangan-
skpd-basis-akrual/
https://datakata.wordpress.com/2014/04/01/akuntansi-keuangan-daerah/
http://dahtaoe.blogspot.com/2016/10/akuntansi-keuangan-pemerintah-daerah.html
17