Anda di halaman 1dari 17

Dosen: Fitrianti Da’a.,S.E.,M.SI,.Ak.

,CA

Mata Kuliah: Akuntansi Sektor Publik

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Disusun Oleh :

Kelompok 6 :

Ketua : Nur Dila Ariyani (19 320 39)

Anggota : Aswar (19 320 34)

Nesti Sentia Dewi (19 320 35)

Silvira (19 320 36)

Hartati (19 320 37)

Puput Ersa Rianti (19 320 38)

PROGRAM STUDI AKUTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWrWb

Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya, penulisan makalah tugas Akuntansi Sektor Publik yang berjudul “Akuntansi
Keuangan Daerah” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Akuntansi Sektor Publik oleh dosen pengampu mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik , yaitu ibu Fitrianti Da’a.,S.E.,M.SI,.Ak.,CA

Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data yang diperoleh artikel-artikel,
serta informasi media sosial yang berhubungan dengan tema di atas, tak lupa juga kami
ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerjasama sehingga
dapat diselesaikannya makalah ini. Saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembaca aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

2
Daftar Isi
Kata pengantar..............................................................................................2

Daftar isi.........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................5

A. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah..........................................................5


B. Transaksi Keuangan Daerah......................................................................6
C. Analisis Transaksi.....................................................................................7
D. Pencatatan .................................................................................................8
E. Posting.......................................................................................................9
F. Laporan Keuangan.....................................................................................10

BAB III PENUTUP.......................................................................................16

Kesimpulan................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi keuangan daerah merupakan suatu proses pengidentifikasian,


pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas
pemerintah daerah – Pemda (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai
informasi dalam ranka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-
pihak eksternal entitas pemda.

Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang dihasilkan


oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD); badan pengawas keuangan; investor, kreditur, dan donatur; analisis
ekonomi dan pemerhati pemda; rakyat; pemda lain; dan pemerintah pusat yang
seluruhnya berada dalam lingkungan akuntansi keuangan daerah.

Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan dan dasar akuntansi


tertentu pada era pra dan pasca reformasi. Selain itu, dasar atau basis akuntansi
merupakan salah satu asumsi dasar yang penting dalam akuntansi. Hal ini disebabkan
karena asumsi ini menentukan kapan pencatatan suatu transaksi dilakukan, yang dikenal
dalam tata buku keuangan daerah selama era pra reformasi keuangan daerah.

Dari definisi menurut American Accounting Association yang mendefinisikan


akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi, maka dapat diketahui bahwa akuntansi terdiri atas
beberapa tahap. Setelah tahap terakhir selesai, maka selanjutnya akan berputar kembali
ke tahap pertama, dan terus seperti itu. dengan kata lain, akuntansi adalah suatu siklus
atau urutan tahap-tahap yang terus berulang. Tahap-tahap yang ada dalam siklus
akuntansi lebih rinci dari keempat tahap yang ada dalam definisi di atas, karena tahap-
tahap dalam definisi akuntansi merupakan garis besar dari tahap-tahap yang ada dalam
siklus akuntansi.

B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengetahui dan memahami :
1. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah
2. Transaksi Keuangan Daerah
3. Analisis Transaksi
4. Pencatatan
5. Posting
6. Laporan Keuangan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah

Siklus Akuntansi Keuangan Daerah Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71


Tahun 2010, bahwa pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus
akuntansi. Yang dimaksud dengan siklus akuntansi adalah tahap-tahap yang ada dalam
siklus akuntansi. Adapun tahapan-tahapan siklus akuntansi yaitu :
 Melaksanakan transaksi
 Mencatat transaksi kedalam bukti transaksi
 Menjurnal
 Memposting
 Membuat neraca percoabaan sebelum jurnal penutup
 Membuat neraca lajur
 Membuat neraca
 Membuat laporan surplus dan deficit
 Membuat jurnal penutup
 Membuat neraca setelah jurnal penutup

Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi yang
telah dijelaskan di atas, perbedaan yang ada adalah pada proses penyusunan laporan
keuangan pemda. Setelah menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, dapat disusun

5
laporan Perhitungan APBD. Namun demikian, untuk lebih mempermudah penyusunan
laporan keuangan yang lain, yaitu laporan perubahan ekuitas dana atau R/K Pemda,
laporan aliran kas dan Neraca, biasanya terlebih dahulu dilakukan proses tutup buku
dengan membuat jurnal penutup. Kemudian, setelah jurnal penutup ini diposting,
barulah disusun ketiga laporan keuangan tersebut.

B. Transaksi Keuangan Daerah


Jenis – jenis transaksi dalam akuntansi keuangan daerah dapat dirinci berdasarkan
struktur APBD yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah. Selain itu masih ada jenis transaksi lain yaitu transaksi Non kas pemda, dan
transaksi rekening antar kantor (RAK) yaitu antara PPKD-SKPD.
Disamping itu berdasarkan sifat dan jenis entitas, transaksi masih dapat dibagi
kedalam transaksi SKPD dan transaksi untuk pemda yang ditangani PPKD atau disebut
juga transaksi PPKD.

1) Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum
daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun
anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatn Daerah meliputi :
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Lain- lain Pendapatan Daerah yang Sah.

2) Belanja Daerah
Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang
dapat mengurangi ekuitas dana yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.

3) Pembiayaan Daerah

6
Pembiayaan Daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup deficit
atau untuk memanfaatkan surplus. Pembiayaan Daerah meliputi penerimaan
pembiayaan, pengeluaran pembiayaan dan sisa lebih anggaran tahun berkenaan.

4) Asset Daerah
Aset meliputi sumber daya ekonomi yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah
daerah sebagai akibat masa lalu dan dari manfaat ekonomi. Asset dibagi menjadi dua
kelompok yaitu asset lancar dan asset tidak lancar.

5) Kewajiban Daerah
Kewajiban meliputi utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya menimbulkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.

6) Ekuitas Dana Daerah


Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan
selisih antara asset dan kewajiban pemerintah daerah. Dalam neraca pemerintah daerah,
ekuitas dana disajikan berdasarkan likuiditasnya yang dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu : ekuitas dana lancer, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan.

C. Analisis Transaksi

Yang dimaksud dengan transaksi adalah peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu


entitas yang tercatat. Tujuan dari analisis transaksi adalah pertama untuk
mengidentifikasikan jenis-jenis akun yang terkait, dan kemudian untuk menentukan
apakah dibutuhkan debit atau kredit pada akun tersebut. Dengan melakukan analisis ini
sebelum membuat ayat jurnal akan sangat membantu dalam memahami ayat-ayat jurnal
baik yang sederhana maupun yang rumit. Urutan peristiwa didalam proses pencatatan
dimulai dengan transaksi. Bukti transaksi adalah berupa dokumen-dokumen sumber,
misalnya surat ketetapan pajak/retribusi daerah (SKPD/SKRD), tanda bukti
penerimaan (TBP), dll. Bukti ini akan dianalisis untuk menentukan pengaruh transaksi
pada akun-akun tertentu. Dengan demikian, dalam menganalisis transaksi juga
dilakukan identifikasi dokumen sumber yang akan digunakan sebagai dasar pencatatan
transaksi keuangan ke dalam Jurnal.

Ilustrasi :

Ada transaksi penetapan SKPD untuk Pajak Bumi dan Bangunan. Bukti transaksi
adalah SKPD-PBB. Ditetapkan sebesar Rp300.000,00 untuk periode 20xx. Maka
analisis yang dihasilkan adalah sebagai berikut: dengan adanya penetapan SKPD untuk

7
PBB maka akan berpengaruh pada bertambahnya aset entitas yaitu akun PIUTANG di
sisi debit, dan juga bertambahnya akun PENDAPATAN LO di sisi kredit. Bertambah
nya akun piutang disisi kiri (aset), dan bertambahnya pendapatan di sisi kredit yang
berarti bertambahnya ekuitas, dalam jumlah yang sama di sisi debit dan di sisi kredit,
membuat persamaan akuntansi ini selalu seimbang

D. Pencatatan

Yang dimaksud dengan Pengidentifikasian adalah Pengidentifikasian transaksi


ekonomi, agar dapat membedakan transaksi yang bersifat ekonomi dan yang tidak. Pada
dasarnya , transaksi ekonomi adalah aktivitas yang berhubungan dengan uang. Proses
selanjutnya adalah pengukuran transaksi ekonomi, yaitu dengan menggunakan satuan
uang. Jadi seluruh transaksi dalam akuntansi harus dinyatakan dalam satuan uang.
Proses berikutnya adalah pencatatan transaksi ekonomi, yaitu pengolahan data transaksi
ekonomi tersebut melalui penambahan dan atau pengurangan sumber daya yang ada.
Pelaporan transaksi ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang merupakan
hasil akhir proses akuntansi. Laporan keuangan dalam pemerintah daerah adalah
sebagai berikut :
a.      Laporan Realisasi Anggaran
b.      Laporan Neraca
c.       Laporan Arus Kas
d.      Catatan atas Laporan Keuangan

1.  Single Entry

Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku
tunggal atau tata buku. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan
dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan di catat
pada sisi penerimaan dan transaksi yang berkaitan berkurangnya kas akan dicatat pada
sisi pengeluaran.

Sistem pencatatan single entry ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu sederhana
dan mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki kelemahan, antara lain kurang bagus
untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan), sulit untuk menemukan
kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit di kontrol. Oleh karena itu, dalam
akuntansi terdapat sistem pencatatan yang lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan
tersebut.

8
2.  Double Entry
Sistem pencatatan double entry sering juga disebut dengan sistem tata buku
berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat
dua kali. Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam
pencatatan tersebut, sisi debit berada disebelah kiri sedangkan sisi kredit berada
disebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar
akuntansi. Persamaan dasar akuntansi terbentuk sebagai berikut :

AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN

Transaksi yang berakibat bertambahnya aktiva akan dicatat pada sisi debit
sedangkan yang berakibat berkurangnya aktiva akan dicatat pada sisi kredit.

3.      Triple Entry

Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan


menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku
anggaran. Jadi, sementara sistem pencatatan double entry dijalankan, PPK SKPD
maupun bagian keuangan atau SKPKD juga mencatat transaksi tersebut pada buku
anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisa anggaran.

E. Posting
Posting merupakan proses memasukkan setiap akun dalam buku jurnal ke dalam
buku besar (Ledger) sesuai dengan akun dan jumlahnya. Buku besar (ledger) merupakan
kumpulan dari semua akun  yang terdapat pada suatu perusahaan yang tersusun secara
sistematis dengan diberi nomor kode tertentu dan biasanya tergambar pada bagan akun
(chart of accounts) dari perusahaan tersebut.

Proses dalam melakukan posting adalah sebagai berikut:

1. Memasukkan tanggal, akun, dan nilai moneter dari buku jurnal kedalam buku
besar (ledger) yang sesuai
2. Memasukkan nomor halaman jurnal ke kolom pos reference (PR) dalam ledger)
3. Memasukkan nomor akun dari ledger kedalam kolom post reference pada buku
jurnal

Sebuah jurnal yang sudah di posting akan dapat diketahui dengan adanya nomor
akun pada kolom post reference (PR) buku jurnal tersebut.

                                                             KAS                                                               
NO11

9
Saldo
Tanggal Keterangan P/R Debet Kredit
Debet Kredit
01/09/99 J.1 10.000 – 10.000 –
05/09/99 J.1 2000 8.000 –
10/09/99 J.1 10.000 – 18.000 –
15/09/99 J.1 200 17.000 –
20/09/99 J.1 500 17.000 –
30/09/99 J.1 1000 16.000 –
30/09/99 J.1 500 – 21.300 –

F. Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan


kewajiban Pemda untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemda selamat satu periode
pelaporan. Terutama sekali ditujukan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan
belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai
efektivitas dan efisiensi pemerintah daerah dan membantu menentukan ketaatannya
terhadap peraturan perundang-undangan. Sebelum masuk lebih dalam membahas
tentang langkah menyusun laporan keuangan, kita perlu mengetahui terlebih dahulu
karakteristik laporan keuangan.

Laporan Keuangan memiliki karakteristik yang menjadi ukuran-ukuran normatif


dan perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Karakteristik-karakteristik tersebut adalah:

1. Relevan. Informasi dalam Laporan Keuangan dapat mempengaruhi keputusan


pengguna laporan keuangan dengan membantunya dalam mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan dan menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi pengguna laporan di masa lalu.
2. Andal. Laporan Keuangan harus bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap kenyataan secara jujur serta dapat
diverifikasi.
3. Dapat dibandingkan. Laporan Keuangan dapat menjadi lebih berguna bila
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan
keuangan pemerintah daerah lain pada umumnya.
4. Dapat dipahami. Laporan Keuangan harus dapat dipahami oleh pengguna
laporan keuangan, dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna laporan.

Dalam prakteknya, LKPD disusun terdiri dari 3 (tiga) hal, yaitu:

1. Laporan Keuangan yang disusun oleh SKPD selaku entitas pelaporan;

10
2. Laporan Keuangan yang disusun oleh PPKD selaku entitas akuntansi;
3. Laporan Keuangan Konsolidasi/Gabungan yang mencerminkan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah secara utuh.

Mengerucutkan pembahasan pada fungsi SKPD selaku entitas pelaporan, yang


perlu disiapkan oleh SKPD dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) adalah:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) SKPD;


2. Neraca SKPD;
3. Laporan Operasional (LO) SKPD;
4. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) SKPD.

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


Merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh SKPD. Laporan ini menggambarkan
perbandingan antara realisasi dan anggarannya dalam satu periode pelaporan. LRA
bertujuan untuk memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran SKPD secara
tersanding dan menunjukkan tingkat ketercapatian target-target yang telah disepakati
antara legislatif dengan eksekutif sesuai peraturan perundang-undangan.

Dalam upaya menyelesaikan LRA, langkah yang harus dilakukan adalah dengan
memastikan seluruh jurnal transaksi baik pendapatan maupun belanja telah selesai
diposting seluruhnya. Seluruh jurnal dimaksud di antaranya adalah jurnal biasa, jurnal
koreksi dan jurnal penyesuaian.

 Neraca

Merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan SKPD mengenai aset,


kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.

11
Dalam Neraca, cukup banyak akun yang perlu menjadi perhatian. Akun-akun
tersebut masing-masing memiliki treatment yang berbeda-beda. Berikut adalah contoh-
contoh akun dalam Neraca:

1) Saldo Neraca, Perlu dipastikan bahwa Saldo Awal Tahun N sama dengan Saldo
Akhir Tahun N-1. Sebagia contoh, apabila pemerintah menggunakan SIMDA
Keuangan, perlu dipastikan bahwa Saldo Neraca Tahun 2018 pada Aplikasi
Simda 2019 sama persis dengan Saldo Neraca Tahun 2018 pada Aplikasi Simda
2018.

2) Kas. Akun Kas umumnya terdiri dari Kas Di Bendahara Pengeluaran dan Kas
Di Bendahara Penerimaan. Sesuai dengan ketentuan, saldo kas milik SKPD
diwajibkan 0 (nol), sehingga pada 31 Desember setiap periode tahun anggaran,

12
sisa kas baik tunai maupun kas pada rekening koran harus disetorkan kembali
(STS) ke Kas Daerah.

3) Beban Dibayar Di Muka dan Utang Beban. Beban dibayar di muka adalah
hal-hal yang telah lunas dibayarkan namun belum dapat diambil manfaatnya.
Sementara utang beban adalah hal-hal yang telah dirasakan manfaatnya namun
belum dibayarkan. Contoh beban dibayar di muka adalah kontrak sewa gedung
kantor yang lewat tahun, dan contoh utang beban adalah pembayaran rekening
listrik dan air. Pengukuran beban dibayar di muka (contoh sewa gedung kantor
lewat tahun) adalah dengan proporsional jumlah bulan tahun berikutnya
dibandingkan dengan seluruh bulan dalam kontrak dikalikan dengan nilai
kontrak. Misalnya, kontrak sewa mulai tanggal 1 November Tahun N hingga 31
Oktober Tahun N+1 dengan nilai Rp120.000.000,-. Maka nilai beban dibayar
dimuka sewa gedung tersebut adalah 10/12 x Rp120.000.000,- atau senilai
Rp100.000.000,-.

4) Aset Tetap. Dalam mempersiapkan Akun Aset Tetap, perlu kerja sama yang
baik antara Keuangan dan Pengurus Barang Pengguna. Karena dalam akun
tersebut perlu langkah khusus yakni Rekonsiliasi antara Realisasi Belanja
(Keuangan) dan Keberadaan Fisik Barang / Biaya-Biaya Penunjang. Salah satu
contoh masalah dalam Aset Tetap, Peralatan dan Mesin misalnya, sehingga
membutuhkan rekonsiliasi (mencocokkan antara data keuangan dan data
pengurus barang) adalah nilai kapitalisasi yang menambah nilai aset.
Berdasarkan Buletin Teknis tentang Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual,
Peralatan dan Mesin dinilai dengan biaya perolehan atau nilai wajar pada saat
aset tetap tersebut diperoleh. Biaya perolehan peralatan dan mesin
menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh
peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Dari sisi Keuangan, penambah
nilai Aset Tetap hanyalah Rekening Belanja Modal, sementara unsur penunjang
biasa hanya dianggarkan melalui barang dan jasa. Sehingga terdapat selisih
antara Nilai Aset Berdasarkan Data Keuangan, dan Nilai Aset Berdasarkan Data
Pengurus Barang.

5) Persediaan. Akun Persediaan juga membutuhkan Rekonsiliasi antara Data


Keuangan dan Data Pengurus Barang. Dalam konteks persediaan, salah satu hal
yang menjadi krusial untuk dilakukan rekonsiliasi adalah kondisi sisa persediaan
barang pada akhir periode. Akuntansi Pemerintahan mengenal 2 (dua)
pendekatan dalam membukukan Persediaan. Yaitu Pendekatan Beban dan
Pendekatan Belanja. Pendekatan Beban artinya setiap Belanja Persediaan yang
dikeluarkan akan otomatis dianggap menjadi beban (telah dipakai). Pendekatan
Belanja artinya setiap Belanja Persediaan yang dikeluarkan akan dianggap
sebagai stok barang. Namun dalam kedua pendekatan tersebut, seluruhnya

13
membutuhkan data sisa barang pada akhir tahun. Data yang dibutuhkan adalah
dalam bentuk Berita Acara Stok Opname, Laporan Saldo Persediaan, Laporan
Mutasi Barang dan kelengkapan lain. Sisa barang di akhir tahun akan dijurnal
sehingga muncul sebagai penambah nilai aset lancar pada Neraca.

6) Akumulasi Penyusutan. Salah satu isu baru dalam akuntansi basis akrual
adalah adanya penyusutan dan akumulasi penyusutan. Penyusutan dan
akumulasi penyusutan ada untuk menunjukkan pengurangan nilai ekonomis
suatu aset tetap setelah digunakan sehari-hari. Akumulasi penyusutan akan
menjadi pengurang nilai buku atas nilai aset tetap dalam Neraca. Sumber data
penyusutan dan akumulasi penyusutan juga bersumber dari Pengurus Barang.

 Laporan Operasional (LO)

Merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang


menambah ekuitas dan penggunaannya dikelola oleh pemerintah daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.

 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Adalah penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas

14
(LPE), dan Neraca. CaLK juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang
dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjutkan
untuk diungkap di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan untuk menghasilkan Laporan
Keuangan secara wajar. Dalam langkah-langkah menyusun laporan keuangan,
penyusunan CaLK tentu tidak dapat dipandang sebelah mata, mengingat CaLK berisi
penjelasan-penjelasan pada pos-pos laporan keuangan. 

 Prosedur Analitis (PA) atas Laporan Keuangan

Sejatinya, sebelum finalisasi Laporan Keuangan dan Penyusunan CaLK, perlu


adanya Prosedur Analitis atas setiap Akun dalam Laporan Keuangan. Prosedur Analitis
dimaksudkan untuk menguji kebenaran hubungan antar laporan, karena masing-masing
akun dan laporan memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Untuk pembahasan
ini akan Saya bahas dalam artikel yang lain.

15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Siklus akuntansi adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui untuk merubah
input dalam bentuk dokumen transaksi keuangan sehingga menghasilkan ouput berupa
laporan keuangan.Siklus akuntansi dimulai dengan tahap menganalisis transaksi.
Tahapan kedua adalah menjurnal transaksi.Tahap ketiga, transaksi yang telah dicatat
dalam Jurnal kemudian diklasifikasikan ke dalam Buku Besar per akun atau kode
rekening. Tahap keempat menyusun Neraca Saldo.Tahap kelima menjurnal dan
memposting jurnal penyesuaian untuk transaksi pembayaran dimuka/pendapatan
diterima dimuka (prepayment) atau transaksi yang masih harus dibayar/yang masih
harus diterima (accrual). Tahap keenam menyusun Neraca Saldo Disesuaikan. Tahap
ketujuh menyusun laporan keuangan. Tahap kedelapan menjurnal dan dan memposting
ayat jurnal penutup. Tahap kesembilan menyusun neraca saldo setelah penutupan.

Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan berpasangan (double


entry). Artinya, setiap transaksi ekonomi dicatat dua kali dan disebut juga dengan proses
menjurnal. Dalam menjurnal,pencatat harus menjaga persamaan dasar akuntansi, di
mana kedua sisi persamaan tersebut harus selalu seimbang. Karena masing-masing
elemen laporan keuangan (rekening) tersebut dapat bertambah dan berkurang, maka
masing-masing rekening memiliki dua sisi, yakni sisi debit dan kredit. Apabila aktiva
dan belanja bertambah, maka kedua rekening tersebut masuk ke dalam kolom debit,
sedangkan apabila utang, ekuitas dana dan pendapatan  bertambah, maka ketiga
kelompok rekening tersebut masuk dalam kolom kredit.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://studylibid.com/doc/4326710/siklus-akuntansi-pemerintah-daerah-dan-b

http://wahyoenoegroho.blogspot.com/2013/04/akuntansi-keuangan-daerah.html

https://www.slideshare.net/MrSWibowo/sistem-akuntansi-pemerintah-daerah

https://danisuluhpermadi.web.id/2019/10/11/langkah-langkah-menyusun-laporan keuangan-
skpd-basis-akrual/

https://datakata.wordpress.com/2014/04/01/akuntansi-keuangan-daerah/

http://dahtaoe.blogspot.com/2016/10/akuntansi-keuangan-pemerintah-daerah.html

17

Anda mungkin juga menyukai