Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

OLEH :

KELOMPOK 2

SITI NUR AISYAH JAKFAR (2010020087)


MARIA FENIWANDA ATALATU (2010020065)
MARIA YOHANA GUDHU (2010020070)
MELANY ANGGRENI DIRA TOME (2010020075)
TIARAFYTHA TAHUN (2010020089)
RONALDINO ADRIANUS FOUK (2010020083)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi Keuangan Pemerintah
Daerah” dengan tepat waktu.
Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik karena adanya partisipasi dari rekan
kelompok yang memberikan materi serta pengetahuan kepada penulis. Oleh sebab itu,
penulis mengucapkan limpah terimakasih kepada rekan kelompok yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Taklupa juga kami mengucapkan limpah terimakasih kepada bapak dosen yang
telah memberikan tugas sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang
kami miliki.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyajian pada makalah ini masih ada
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh Karena itu, kritik serta saran yang dapat
membangun sangat dibutuhkan sehingga dapat berguna dan bermanfaat bagi kami
kedepannya.

Kupang, 26 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

1.3 Tujuan.................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

2.1 Konsep Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Pemerintah ..................................... 3

2.2 Konsep Akuntansi ................................................................................................. 6

2.3 Standar Akuntansi Keuangan ............................................................................... 7

2.4 Sistem Akuntansi ................................................................................................... 9

2.5 Sistem Pengakuan Transaksi .............................................................................. 10

2.6 Sistem Pencatatan ................................................................................................ 11

2.7 Anggaran dan Akuntansi Anggaran ................................................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor publik, yang
mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah. Yang disebut
keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Ruang lingkup keuangan negara yang dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat adalah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan yang dikelola langsung oleh Pemerintah
Daerah adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Baik APBN maupun APBD
merupakan inti dari akuntansi keuangan pemerintahan. Oleh karena itu, kedudukan APBN dan
APBD dalam penatausahaan keuangan dan akuntansi pemerintahan sangatlah penting.
APBN dan APBD merupakan rencana kegiatan pemerintah yang dinyatakan dalam satuan
uang dan meliputi rencana pengeluaran dan pemenuhan pengeluaran tersebut. Setelah
dikeluarkannya paket Undang-Undang Keuangan Negara yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No. 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, maka informasi
keuangan negara yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dilengkapi dengan
informasi Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan, selain informasi
mengenai Laporan Realisasi APBN/APBD. Pelaporan keuangan pemerintah selanjutnya harus
mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah seperti yang tertuang dalam PP 24 Tahun 2005.
Selanjutnya dalam PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah diatur
bahwa Pemerintah Daerah harus membuat sistem akuntansi yang diatur dengan Peraturan Kepala
Daerah. Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah adalah sistem akuntansi untuk mencatat,
menggolongkan, menganalisis, mengikhtisarkan dan melaporkan transaksi-transaksi keuangan
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1.2.1 Bagaimana konsep akuntansi keuangan dan akuntansi pemerintahan ?
1.2.2 Bagaimana konsep akuntansi ?
1.2.3 Bagaimana standar akuntansi keuangan ?
1.2.4 Bagaimana sistem akuntansi ?
1.2.5 Bagaimana sistem pengakuan transaksi ?
1.2.6 Bagaimana sistem pencatatan ?
1.2.7 Apa itu anggaran dan akuntansi anggaran ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1.3.1 Untuk mengetahui konsep akuntansi keuangan dan akuntansi pemerintahan
1.3.2 Untuk mengetahui konsep akuntansi
1.3.3 Untuk mengetahui standar akuntansi keuangan
1.3.4 Untuk mengetahui sistem akuntansi
1.3.5 Untuk mengetahui sistem pengakuan transaksi
1.3.6 Untuk mengetahui sistem pencatatan
1.3.7 Untuk mengetahui anggaran dan akuntansi anggaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Pemerintah


Secara sederhana kegiatan mencatat transaksi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan
dapat disebut akuntansi. Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang berusaha memberikan
informasi mengenai kegiatan yang berkaitan dengan transaksi keuangan. Akuntansi telah banyak
dipelajari dan telah banyak dibahas dalam buku-buku bacaan yang ada. Data yang ada dalam
akuntansi keuangan digunakan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak- pihak yang
berkepentingan. Akuntansi keuangan sektor privat memberikan informasi keuangan kepada
manajemen, para pemilik modal, dan para investor atau kreditur.
Ada berbagai definisi akuntansi. Dua di antaranya memberikan definisi sebagai berikut:
 Menurut Accounting Principles Board (1970).
"Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya menyediakan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar
berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik dalam membuat pilihan-pilihan yang
nalar di antara pelbagai alternatif arah tindakan."
 Menurut American Accounting Association (1996).
"Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi/entitas yang dijadikan
sebagai informasi dalam rangka pengambilan ekonomi oleh pihak-pihak yang
memerlukan. Pengertian ini juga dapat melingkupi penganalisisan atas laporan yang
dihasilkan oleh akuntansi tersebut."
Dari dua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi merupakan suatu
kegiatan yang tujuan akhirnya adalah untuk memberikan informasi kepada para pengambil
keputusan dalam suatu entitas atau organisasi. Tujuan dari suatu entitas ada yang berusaha
mencari laba dan ada juga yang bersifat nirlaba. Salah satu entitas yang bersifat nirlaba adalah
organisasi pemerintah. Jadi, akuntansi pemerintah adalah akuntansi yang digunakan oleh suatu
organisasi pemerintah baik itu pemerintah pusat amaupun pemerintah daerah.

3
Kegiatan yang dilakukan dalam akuntansi meliputi kegiatan :
a. Identifikasi suatu transaksi.
b. Pengukuran suatu transaksi.
c. Pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi.
d. Pelaporan transaksi-transaksi tadi.
e. Analisis terhadap laporan-laporan tadi.

Perkembangan pada sektor pemerintahan dewasa ini menuntut dilaksanakannya


pemberian informasi dan pengungkapan atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah
daerah kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pemerintah baik pusat maupun daerah
harus menjadi subyek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik yaitu: hak
untuk tahu, hak untuk diberi informasi, dan hak untuk didengar aspirasinya. Akuntansi
pemerintahan memiliki peran yang sangat vital dalam rangka memberikan informasi dan
pengungkapan atas aktivitas kinerja finansial pemerintah derah untuk memfasilitasi
terciptanya transparansi dan akuntabilitas publik. Govermental Accounting Standar Board
(GASB) menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar dari pelaporan keuangan di
pemerintahan, di mana laporan keuangan pemerintah harus dapat memberikan informasi
untuk membantu pemakai dalam membuat keputusan ekonomi, sosial, dan politik
(Mardiasmo, 2000:7).
Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal tentunya akan berpengaruh
terhadap perkembangan akuntansi pemerintah di Indonesia. Akuntansi pemerintah di daerah
tentunya akan mengikuti perubahan yang terjadi dengan penyesuaian terhadap kondisi
kelembagaan, sumber daya, sosial, dan politik yang terjadi. Government Finance Officers
Association dalam bukunya "Governmental Accounting Auditing and Financial Reporting"
(dalam Sugianto, 1995:2) mengemukakan bahwa untuk dapat memahami model
pemerintahan dengan tepat diperlukan tiga hal sebagai berikut:
a. Struktur Pemerintahan. Struktur pemerintahan pada umumnya diperlukan untuk
melindungi dan melayani kebutuhan warga negaranya. Para pemerintahan yang
demokratis struktur pemerintahan biasanya berdasarkan sistem checks and balances
yang dilakukan dengan pemisahan fungsi pemerintahan antara, eksekutif, legislatif,
dan yudikatif. Ketiga kelompok itu bisa memiliki kesimpulan yang berbeda mengenai
bagaimana warga negara dilayani dan dilindungi dengan sebaik-baiknya. Kesuksesan
dan kegagalan diukur dari mutu pelayanan dan efisiensi dalam penggunaan dananya.

5
b. Sifat dari sumber daya. Di sektor swasta terdapat hubungan langsung antara barang
dan jasa yang diberikan dengan harga yang harus di bayar pembeli. Di sektor
pemerintahan hal tersebut tidak ada, sangat sulit mengidentifikasi hubungan
pertukaran antara pajak yang dibayar dengan jasa yang diterima. Sebagian individu
tidak akan menerima sejumlah barang atau jasa yang sama dengan jumlah pajak yang
dibayarnya. Pembayar pajak bersifat "pemberi sumber yang tidak sukarela" dan bila
diberi pilihan, akan memilih untuk tidak membayar pajak.
c. Proses politik. Politik memberi peranan penting dalam negara demokrasi, rakyat atau
warga negara melalui wakil-wakilnya dapat mempengaruhi pemerintah. Rakyat dapat
menekan pemerintah agar memberikan sejumlah jasa yang maksimum kepada rakyat
dengan jumlah pembayaran pajak minimum. Pemerintah harus menginvestasikan
sejumlah sumber daya ke dalam aktiva yang tidak secara langsung menghasilkan
pendapatanseperti taman, jalan, dan bangunan umum lainnya.
Hal-hal tersebut di atas merupakan hal yang perlu untuk dipertimbangkan dalam
penyusunan sistem dan bentuk akuntansi pemerintahan daerah.
2.2 Konsep Akuntansi
Konsep akuntansi merupakan suatu pernyataan yang berterima umum yang mendasari
kegiatan akuntansi. Konsep akuntansi dapat pula disebut postulat akuntansi. Postulat
akuntansi merupakan pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma,
berterima umum berdasarkan kesesuaian dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan
lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi beroperasi (Belkaoui,
2000:171).
Ada beberapa konsep akuntansi yang relevan untuk diketahui yang kemudian
dihubungkan dengan kegiatan pada sektor pemerintahan.
a. Konsep entitas
Konsep ini menyatakan bahwa suatu unit bisnis atau organisasi yang berdiri sendiri
merupakan entitas usaha di mana data ekonomi dan keuangan perlu disiapkan.
Akuntansi mengukur kegiatan keuangan dari suatu entitas yang terpisah dan berbeda
dari pemilik entitas. Jadi konsep entitas menegaskan bahwa suatu organisasi adalah
organisasi itu sendiri. Dalam konsep pemerintahan maka organisasi Pemerintah
Daerah "A" itu sendiri. Sehingga proses akuntansi yang dilakukan adalah proses
akuntansi Pemerintah Daerah tersebut sebagi pemerintah daerah. Lebih lanjut dalam
Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia membagi entitas menjadi dua bagian yaitu entitas kendalian dan

6
entitas pengendali. Pemerintah daerah merupakan entitas kendalian. Sedangkan
pemerintah pusat merupakan entitas pengendali dan dapat disebut entitas Pemerintah
Republik Indonesia sebagai pengendali entitas-entitas pemerintah daerah di
bawahnya.
b. Konsep kelangsungan usaha/kontinuitas.
Konsep ini menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi dan tidak
diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang, atau akan terus beroperasi untuk
periode yang tidak tertentu. Keadaan ini menuntut dilaksanakannya kegiatan
pencatatan akuntansi yang baik bagi sebuah pemerintah daerah untuk mengetahui
transaksi-transaksi yang telah dilakukan dan sampai sejauh mana perubahan karena
dilakukannya transaksi tadi telah memberi perubahan dalam kelangsungan suatu
entitas pemerintah daerah.
c. Konsep periode akuntansi.
Karena suatu entitas dinyatakan akan terus berlanjut dalam masa yang terus menerus,
maka perlu diadakan informasi keuangan tentang posisi keuangan dan kinerja entitas
untuk menilai transaksi-transaksi dalam suatu kurun waktu tertentu dalam rangka
pengambilan keputusan jangka pendek. Konsep ini menyatakan bahwa laporan
keuangan harus dibuat dan dilaporkan secara periodik untuk menggambarkan kondisi
entitas pada waktu tertentu.
d. Konsep penandingan.
Konsep ini menyatakan bahwa pelaporan pendapatan dan beban harus dilakukan pada
periode yang sama. Artinya biaya-biaya yang merupakan beban pada periode tertentu
harus dipertemukan dengan pendapatanpendapatan yang terjadi pada periode yang
bersangkutan itu pula. Pada sektor privat konsep ini digunakan untuk menandingkan
biaya dengan pendapatan pada periode tertentu.
e. Konsep unit pengukuran
Konsep ini menyatakan bahwa syarat pencatatan suatu transaksi harus dapat diukur
dengan satuan uang.
2.3 Standar Akuntansi Keuangan
Dari paparan di atas diketahui pentingnya akuntansi dalam rangka mengukur, mencatat,
dan melaporkan transaksi-transaksi finansial dan kinerja keuangan pada pemerintah daerah,
dan juga konsep-konsep yang relevan yang mendasari akuntansi pemerintahan. Bentuk dari
akuntansi pemerintahan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan
informasi, perubahan sumber daya, arah kebijakan, dan struktur kelembagaan. Kemudian,

7
agar terdapat keseragaman untuk menghindarkan implikasi yang negatif berupa rendahnya
reliabilitas informasi keuangan yang akan menyulitkan dalam rangka pengauditan laporan
keuangan maka sangat diperlukan satu standar akuntansi dalam akuntansi sektor
pemerintahan.
Bentuk laporan keuangan yang diinginkan dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah
sebagaimana dinyatakan dalam PP 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah adalah laporan perhitungan APBD, nota perhitungan
APBD, laporan arus kas, dan neraca daerah. Standar Akuntansi Keuangan Daerah atau
Pemerintah diperlukan agar terdapat keseragaman dalam rangka penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah. Standar akuntansi keuangan merupakan aturan umum yang
dibuat untuk menghindari perbedaan dalam perlakuan transaksi keuangan, yang nantinya
akan menyebabkan kesalahan penggambaran hasil karena perlakuan yang berbeda dari satu
transaksi yang sama. Standar sangat diperlukan dalam kegiatan audit atau pemeriksaan atas
kelayakan dan kewajaran transaksi finansial dari kinerja keuangan daerah.
Saat ini standar akuntansi keuangan sektor publik telah disiapkan untuk dipergunakan
dalam proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Diantaranya adalah Standar
Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) yang diusulkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia melalui Kompartemen Akuntan Sektor Publik, dan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Pemerintah yang diusulkan oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Standar akuntansi keuangan yang nantinya digunakan di Indonesia diharapkan dapat
mencakup semua aspek keuangan di sektor publik sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
otonomi dan desentralisasi fiskal di daerah saat ini.
Standar harus memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam
laporan posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna
informasi. Beberapa hal yang harus ada dalam sebuah standar akuntansi, antara lain:
 Standar harus memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang
memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian
dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan
kewajarannya.
 Standar harus memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang perlu disajikan yang
berkaitan dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang
perpajakan, regulasi, perencanaan serta diregulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi
ekonomi serta tujuan sosial lainnya.

8
 Standar harus menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.
2.4 Sistem Akuntansi
Fungsi dari kegiatan akuntansi baik di sektor privat maupun sektor pemerintahan atau
publik adalah memberikan informasi tentang transaksi dan kinerja keuangan baik kepada
pihak internal maupun eksternal entitas. Untuk dapat menyediakan informasi secara tepat dan
akurat dibutuhkan suatu sistem yang dapat digunakan dalam rangka penyediaan informasi
tadi. Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan,
mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi mengenai keuangan dan
kinerja entitas.
Tingkat kerumitan sistem yang dibuat akan sangat tergantung dari sifat, ukuran, dan
informasi yang dibutuhkan oleh pihak internal maupun eksternal suatu entitas. Sistem
akuntansi akan terus berkembang melalui suatu proses yang sejalan dengan pertumbuhan
suatu entitas.
Pada entitas pemerintahan sistem yang digunakan kita kenal dengan sistem UUDP (Uang
Untuk Dipertanggungjawabkan), dan kemudian untuk alasan kepraktisan digunakan pula
sistem UYHD (Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan), dan sekarang dengan sistem
akuntansi kinerja untuk mendukung pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dalam rangka menuju good governance. Perubahan dari suatu sistem ke sistem lain dapat
dilakukan berdasarkan kemudahan pelaksanaan, kemudahan pengawasan, perubahan struktur
organisasi, perubahan kebutuhan informasi, sampai dengan alasan politis. Untuk perubahan
dengan alasan yang terakhir ini tentunya hanya baik dilakukan apabila dapat menjamin
pengendalian internal yang kuat dan berjalannya sistem secara lebih baik.
Tahap-tahap proses pembuatan atau pembentukan suatu sistem meliputi:
 Tahap analisis.
Tahap ini merupakan kegiatan pengidentifikasian kebutuhan para pihak yang
menggunakan informasi mengenai pemerintah daerah, dan menentukan. bagaimana
menyediakan informasi tersebut.
 Tahap perancangan sistem.
Pada tahap ini sistem dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pemakai. Pada pemerintah daerah perancangan ini meliputi perancangan dokumen
yang akan digunakan, perancangan alur dokumen, perancangan prosedur,

9
perancangan otorisasi, perancangan pencatatan, perancangan proses, dan perancangan
laporan.
 Tahap implementasi.
Pada tahap ini sistem yang telah direncanakan di atas digunakan atau dijalankan.
Dalam pelaksanaannya sistem yang telah dibuat akan diawasi dan dievaluasi
pelaksanaannya apakah telah dipatuhi, apakah sistem yang ada telah memenuhi
pengendalian internal yang baik, dan apakah sistem yang ada telah dapat meberikan
informasi yang dibutuhkan oleh pemakai. Apabila diperlukan maka sistem yang ada
akan dirubah kembali secara dinamis menyesuaikan perkembangan yang ada.

Dalam sistem akuntansi dikenal istilah sistem pengendalian internal. Sistem


pengendalian internal diterapkan oleh manajemen internal yang digunakan untuk
mengarahkan operasi dan mencegah penyalahgunaan sistem dari yang telah ditentukan.
Tujuan pengendalian internal adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa aktiva
dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan penyelenggaraan pelayanan publik,
pelaksanaan sistem untuk memberikan informasi yang akurat, dan dipatuhinya peraturan dan
ketentuan oleh karyawan.
2.5 Sistem Pengakuan Transaksi
Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam perancangan sistem akuntansi adalah
menentukan basis akuntansi. Basis akuntansi atau dasar akuntansi berhubungan dengan saat
atau kapan mengakui (mencatat) biaya atau belanja sebagai beban dan saat atau kapan suatu
pendapatan diakui sebagai penerimaan. Secara garis besar ada dua jenis dasar akuntansi yaitu
dasar kas dan dasar akrual. Apabila suatu transaksi pada pemerintah daerah ditentukan untuk
diakui pada saat kas diterima atau dibayarkan maka disebut dasar kas, akan tetapi apabila
suatu transaksi ditentukan untuk diakui pada saat periode terjadinya dan bukan pada saat kas
atau setara kas dibayar atau diterima maka dasar ini disebut dasar kas.
Kelebihan dasar pengakuan transaksi dengan dasar kas adalah adanya kepastian bahwa
pendapatan hanya akan benar-benar menjadi penerimaan apabila jumlah kas atau setara kas
yang merupakan bukti adanya pendapatan diterima, dan bahwa biaya hanya akan diakui
apabila telah benar-benar dilakukan dengan dibayarkannya kas atau setara kas. Dan dengan
metode ini biaya penyusutan yang merupakan salah satu beban operasi dapat ditiadakan.
Kelemahan metode dasar kas adalah pada saat proses matching (mempertemukan) antara
pendapatan dan biaya. Dengan metode dasar kas pembebanan suatu biaya atau pun
pengakuan suatu pendapatan pada suatu periode tidak mencerminkan keadaan sebenarnya

10
yang harus dibebankan pada periode tersebut dimana jumlah beban dalam satu periode
tertentu tidak menggambarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
pada periode yang bersangkutan, sehingga laporan rugi laba (apabila transaksi itu berkaitan
dengan pos pengeluaran dan ayat pendapatan) dan neraca (apabila transaksi itu berkaitan
dengan pos Neraca) bisa menjadi terlalu rendah atau bisa juga terlalu tinggi sehingga tidak
menggambarkan surplus dan defisit yang sebenarnya.
Kegunaan dasar akrual dalam akuntansi pemerintahan pada dasarnya adalah untuk
menentukan biaya pelayanan dan pendapatan yang diterima dari pelayanan, yaitu untuk
mengetahui besarnya biaya uang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan bagi publik serta
menentukan harga pelayanan yang dibebankan kepada publik. Penerapan dasar akrual
memberikan hasil yang lebih baik dan memberikan keuntungan sebagai berikut:
 Memberikan ketelitian dalam penyajian laporan keuangan pemerintah daerah dan
memungkinkan untuk melakukan penilaian secara lengkap terhadap kinerja
pemerintah daerah.
 Memberikan keakuratan dalam melaporkan nilai aset, kewajiban, maupun
pembiayaan pemerintah.
 Memungkinkan dilakukan cut off (pemisahan suatu periode dengan periode yang lain)
secara lebih sempurna dan menginformasikan nilai-nilai ekonomis yang terkandung
dalam suatu periode tertentu.
 Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah dalam
rangka akuntabilitas publik.
2.6 Sistem Pencatatan
Sistem ini mengatur bagaimana suatu transaksi akan dicatat. Ada dua sistem pencatatan
yaitu sistem single entry dan sistem double entry. Sistem single entry mencatat transaksi
hanya pada satu sisi atau satu kali pencatatan sebagaimana yang telah dilaksanakan selama
ini pada entitas pemerintah daerah. Suatu penerimaan hanya dicatat mengenai sumber dan
besarnya penerimaan yang bersangkutan, dan suatu biaya hanya dicatat untuk apa dan berapa
biaya yang dikeluarkan. Sedangkan sistem double entry mencatat transaksi pada dua sisi atau
dua kali pencatatan, suatu penerimaan tidak hanya dicatat sumber dan besarnya penerimaan
saja akan tetapi dicatat juga dalam bentuk apa dan berapa besarnya penerimaan tersebut.
Demikian pula pengeluaran tidak hanya dicatat untuk apa dan berapa besarnya biaya tersebut
dikeluarkan akan tetapi juga dalam bentuk apa biaya tersebut.

11
Seiring dengan tuntutan reformasi di bidang keuangan yang menuntut akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan, sistem single entry sudah tidak bisa diterapkan lagi karena tidak
bisa memberikan informasi yang komprehensif dan mencerminkan kinerja yang
sesungguhnya sehingga tidak dapat menghasilkan laporan keuangan yang auditable dan
traceable.
2.7 Anggaran dan Akuntansi Anggaran
1. Anggaran Pemerintah Daerah
Anggaran pemerintah daerah adalah rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam
bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.
Anggaran merupakan dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu
organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas, dan
estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi di masa yang akan datang.
Anggaran juga menggambarkan mengenai rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh
organisasi pemerintah daerah berdasarkan mandat yang diberikan oleh para stakeholder
pemerintah daerah. Dan sistem penyelenggaraan pemerintah di Indonesia anggaran yang
disusun oleh pemerintah daerah dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).
Seiring dengan perkembangannya anggaran telah berubah mengikuti perkembangan
manajemen. Perkembangan perubahan anggaran terjadi pada metode pendekatan yang
digunakan yaitu dari pendekatan tradisional kepada pendekatan new public management.
Ciri utama pendekatan anggaran tradisional adalah cara penyusunan anggaran yang
berdasarkan incrementalism, dan susunan anggaran yang bersifat line item. Penyusunan
anggaran yang bersifat incrementalism dilakukan dengan hanya menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran struktur anggaran yang bersifat line
item yaitu didasarkan atas sifat dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line item tidak
memungkinkan untuk menghilangkan item-item pengeluaran atau penerimaan yang telah
ada dalam struktur anggaran walaupun sebenarnya item tersebut tidak relevan lagi untuk
digunakan pada periode sekarang.
New public management (NPM) berfokus pada manajemen sektor pemerintahan yang
berorientasi kepada kinerja dan bukan kepada kebijakan. Teknik penganggaran yang
digunakan dalam penyusunan anggaran NPM adalah anggaran kinerja (performance
budgeting), anggaran berbasis nol (zero based bud geting), dan sistem penganggaran,
perencanaan, pemrograman (planning, programming, and budgeting system).
Sebagaimana yang dinyatakan dalam PP 105 tentang Pengelolaan dan

12
Pertanggungjawaban Kepala Daerah dinyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah disusun berdasarkan pendekatan kinerja. Anggaran kinerja adalah
pendekatan penyusunan anggaran yang menekankan pada pencapaian tujuan dan sasaran
kinerja, yang artinya anggaran digunakan sebagai alat pencapaian tujuan dengan
penilaian kinerja yang didasarkan pada konsep value for money. Jadi dengan
pendekatan ini pemerintah didorong untuk menggunakan dana secara ekonomis dan
dituntut untuk mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi utama anggaran bagi pemerintah daerah meliputi sebagai: alat perencanaan,
alat pengendalian, alat kebijakan fiskal, alat politik, alat koordinasi dan komunikasi, alat
penilaian kinerja, alat motivasi, dan alat menciptakan ruang publik.
2. Akuntansi Anggaran
Ada beberapa teknik akuntansi keuangan yang kemudian diadopsi oleh akuntansi
pemerintah. Teknik-teknik ini meliputi:
 Akuntansi anggaran.
 Akuntansi komitmen.
 Akuntansi dana.
 Akuntansi kas.
 Akuntansi akrual.
Anggaran merupakan rencana kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk satuanmoneter,
sedang akuntansi merupakan suatu kegiatan yang berusaha memberikan informasi
mengenai kegiatan yang berkaitan dengan transaksi keuangan. Pada tahap pelaksanaan
anggaran, akuntansi mencatat transaksi pelaksanaan anggaran tersebut. Akuntansi
anggaran mencatat dan menyajikan akun/perkiraan operasi dalam format yang sama dan
sejajar dengan anggaran. Teknik ini menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah
aktual dan dicatat secara berpasangan. Jumlah yang dianggarkan dikredit terhadap
akun/perkiraan yang sesuai, kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan maka
akun/perkiraan tersebut didebit kembali sehingga saldo yang ada menunjukkan jumlah
anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik ini dapat membandingkan secara sistematik
dan kontinyu mengenai jumlah anggaran dengan realisasi anggaran.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor publik,
yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah.
Yang disebut keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi dan Pengendalian Pengelolaan Keuangan Daerah (Edisi
Revisi). Yogyakarta: UPP STIM YKPN
https://www.bandungkab.go.id/uploads/Bab_2_Gambaran_Umum_Manual_Sisdur_Akuntans
i.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai