NIM : 1901112276
UNIVERSITAS RIAU
2020/2021
Kata Pengantar
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan makalah ini di masa mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar .......................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penegakan perpajakan. Perbaikan dalam pengelolaan perpajakan itu
sendiri diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak.
Administrasi perpajakan diharapkan mampu meningkatkan tingkat
kepatuhan Wajib Pajak. Kepatuhan Wajib Pajak (tax complience) dapat
diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri,
kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan (SPT),
kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran tunggakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berdasarkan kewajiban perpajakan atau fungsi kegiatan berperahu dan
antisipasi undang-undang perpajakan. Pedoman atau peraturan perpajakan.
Safri Nurmantu (2003) menjelaskan bahwa administrasi perpajakan harus
mempunyai prosedur yang meliputi pendaftaran wajib pajak, penetapan
pajak dan tahapan pemungutan pajak.
4
sebagai sumber utama perpajakan nasional, hampir semua negara di dunia
memungut pajak atas warganya (Pandiangan, 2008: 65).
Perpajakan merupakan perwujudan dari kewajiban negara yang
menekankan bahwa beban rakyat harus diatur dengan undang-undang,
seperti pajak, retribusi, dan lain-lain. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
antara lain muncul dalam bentuk pajak daerah dan pendapatan daerah
yang merupakan salah satu sumber dana penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan daerah dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan
keadilan masyarakat. Bisa otonom, yaitu bisa mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah
iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dan tidak mendapatkan
prestasi-prestasi kembali yang secara langsung dapat ditunjuk.
5
kepentingan dan keperluan seluruh masyarakat. Beberapa fungsi pajak
antara lain:
1) Fungsi Finansial
Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk mendapatkan
uang sebanyak-banyaknya yang digunakan untuk pengeluaran
pemerintah dan pembangunan negara.
2) Fungsi Mengatur
Bertujuan untuk memberikan kepastian hukum. Terutama dalam
menyusun undang-undang pajak perlu diusahakan agar ketentuan yang
dirumuskan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda antara
Fiskus dan Wajib Pajak.
3) Fungsi Alat Penjaga Stabilitas
Bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga agar
defisit perdagangan tidak semakin melebar, pemerintah dapat
menetapkan kebijakan pengenaan PPnBM
4) Fungsi Sarana Redistribusi Pendapatan
Dalam melaksanakan pembangunan negara seperti pembangunan
infrastruktur seperti jalan raya dan jembatan, dibutuhkan dana yang
dapat dipenuhi melalui pajak yang hanya dibebankan kepada mereka
yang mampu membayar pajak.
6
2) Menurut Sifat
Menurut sifatnya pajak dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu:
a) Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib
pajak.
b) Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
3) Menurut Lembaga Pemungut
Menurut lembaga pemungutnya pajak dikelompokan menjadi 2 (dua)
yaitu:
a) Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
b) Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintaah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak
daerah terbagi lagi menjadi 2 (dua) yaitu pajak propinsi dan pajak
kabupaten.
7
10) Pertahanan dan keamanan
11) Penanggulangan bencana
12) Transportasi massal
13) Subsidi listrik
8
2.8 Hambatan dalam Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:8), hambatan terhadap pemungutan pajak
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Perlawanan pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebabkan
antara lain:
a) Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.
b) Sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat.
c) Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan
baik.
2) Perlawanan aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara
langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari
pajak. Bentuknya antara lain:
1) Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak
melanggar undang-undang.
2) Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara
melanggar undang- undang (menggelapkan pajak).
9
DAFTAR PUSTAKA
Wirmie Eka Putra, K. S. (2016). Modul Ajar Pengantar Perpajakan. Jambi: Salim
Media Indonesia.
10