KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berkaitan dengan “Standar Akuntansi
Pemerintahan” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan, yang akan digunakan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Seminar Akuntansi.
Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya.
Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan untuk masa yang akan datang.
Makassar, 22 April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
1.3 Simpulan......................................................................................................... 12
Daftar Pustaka....................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagai
pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini terbit maka akan diikuti dengan aturan-
aturan pelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat maupun
Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah. Ada yang berbeda antara PP 71 tahun
2010 ini dengan PP-PP lain.
Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan
SAP Berbasis Akrual. Dengan kata lain, Lampiran II merupakan lampiran yang memuat kembali
seluruh aturan yang ada pada PP 24 tahun 2005 tanpa perubahan sedikit pun. Berdasarkan hal-hal
tersebut diatas, tulisan ini mencoba membahas beberapa aspek yang berhubungan dengan
akuntansi pemerintahan.
1.2 Rumusan Masalah
· Apa perbedaan antara Standar Akuntansi Pemerintahan dengan Standar Akuntansi Keuangan?
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun yang
lalu. Kemunculannya lebih dipengaruhi pada interaksi yang terjadi pada masyarakat dan
kekuatan sosial di dalam masyarakat. Kekuatan sosial masyarakat, yang umumnya berbentuk
pemerintahan – organisasi sektor publik ini, dapat diklasifikasikan dalam:
a. Non-Profit Motive
b. Sumber Pendanaan dari pajak, retribusi, utang, obligasi pemerintah, laba BUMN/BUMD, penjualan
aset negara dsb.
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi
pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan sektor swasta atau
bisnis. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk organisasi yang
berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga
publik tersebut.
Dalam UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16, dapat
dilihat bahwa definisi pendapatan dan belanja negara/daerah berbasis akrual karena disana
disebutkan bahwa : Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih dan Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Namun kita diperkenankan untuk
transisi karena saat itu praktik yang ada adalah dengan menggunakan basis kas, dimana pendapatan
dan belanja diakui saat uang masuk/keluar ke/dari kas umum negara/daerah.
Dispensasi ini tercantum dalam Pasal 36 ayat 1 UU 17 Tahun 2003 yang intinya ketentuan
mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun, artinya sampai dengan tahun 2008. Untuk masa transisi
itulah PP 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah terbit, dimana kita memakai basis
Kas Menuju Akrual (Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis kas, Neraca berdasarkan basis
Akrual). Dalam pelaksanaan PP 24 Tahun 2005 tersebut hingga Laporan Keuangan Pemerintah tahun
2008 selesai diaudit di tahun 2009, ternyata opini yang didapat pemerintah saat itu masih
menyedihkan. Untuk itulah, Pemerintah akhirnya berkonsultasi dengan Pimpinan DPR, dan
disepakati bahwa basis akrual akan dilaksanakan secara penuh mulai tahun 2014.
Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagai
pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini terbit maka akan diikuti dengan aturan-
aturan pelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat maupun
Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah. Ada yang berbeda antara PP 71 tahun
2010 ini dengan PP-PP lain. Dalam PP 71 tahun 2010 terdapat 2 buah lampiran.
PP No 24 Tahun 2005 PP No 71 Tahun 2010
(Basis Kas Menuju Akrual) (Basis Akrual)
Neraca (LRA)
Neraca
Perbedaan mendasar dari sisi jenis laporan keuangan antara Lampiran I dan Lampiran II
adalah sebagai berikut:
Lampiran I
· Laporan Anggaran (Budgetary Reports): Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih
· Laporan Keuangan (Financial Reports): Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan
Lampiran II
· Laporan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan.
Dengan perbedaan jenis Laporan Keuangan yang akan dihasilkan, otomatis penjelasan pada
setiap Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang terkait dengan masing-masing
Laporan Keuangan akan mengalami perubahan.
Perbedaan daftar isi pada Lampiran I dan Lampiran II adalah sebagai berikut:
Lampiran I
Lampiran II
- PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar
Biasa;
Kedua daftar isi hampir serupa karena memang kebijakan yang diambil oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintah saat mengembangkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual ini
adalah dengan beranjak dari PP 24 tahun 2005 yang kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian
terhadap PP 24 tahun 2005 itu sendiri. Dengan strategi ini diharapkan pembaca PP 71 tahun 2010
nantinya tidak mengalami kebingungan atas perubahan-perubahan tersebut karena lebih mudah
memahami perubahannya dibandingkan jika langsung beranjak dari penyesuaian atas International
Public Sector of Accounting Standards (IPSAS) yang diacu oleh KSAP.
3) Merupakan bagian terpadu dari sistem ekonomi yang sama dan juga menggunakan sumber daya
yang langka untuk mencapai tujuan.
4) Menggunakan dan mengkonversi sumber daya yang langka yang akan diolah untuk menghasilkan
barang dan jasa dalam bentuk yang lebih berguna.
6) Laporan keuangan yang dihasilkan merupakan informasi yang sangat bergunan bagi proses
pengambilan keputusan.
Jadi, meskipun memiliki perbedaan, pada dasarnya fungsi akuntansi dalam bidang apapun
adalah sama yaitu menyajikan informasi bagi berbagai pihak tentang kejadian-kejadian ekonomi
sebagai dasar pengambilan keputusan.
2) Membantu mengamankan dan mengawasi semua hak dan kewajiban pemerintah khususnya dari
segi ukuran finansial.
3) Memberikan informasi yang sangat berguna kepada para pihak yang berkepentingan.
4) Mengukur efektifitas dan efisiensi kinerja eksekutif di dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Pendapat lain dikemukakan oleh BPKP bahwa fungsi dari akuntansi pemerintahan adalah :
1) Pertanggungjawaban
Akuntansi pemerintahan memberikan informasi keuangan yang lengkap, cermat dalam bentuk dan
waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak yang bertanggungjawab yang berkaitan dengan unit-unit
pemerintahan.
2) Manajerial
Akuntansi pemerintahan menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan serta penilaian kinerja pemerintah.
3) Pengawasan
Akuntansi pemerintahan memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan efektif dan efisien oleh
aparat pengawasan fungsional.
Akuntansi pemerintahan tidak hanya berisi tentang penjelasan yang diberikan pemerintah
nasional tetapi diberikan juga oleh PBB ( Perserikatan Bangsa-Bangsa ) (A Manual Government
Accounting) yang dapat diringkas sebagai berikut (dalam Bachtiar Arif dkk, 2002:9):
Dengan adanya perubahan lingkungan dan sifat transaksi, sistem Akuntansi Pemerintah harus terus
disesuaikan dan dikembangkan sehingga tercapai efisiensi, efektivitas dan relevansi.
7) Sistem harus dapat melayani kebutuhan dasar informasi keuangan guna pengembangan rencana
dan program.
Perkiraan-perkiran yang dibuat harus memungkinkan analisis ekonomi atas data keuangan dan
mereklasifikasi transaksi-transaksi pemerintah baik pusat maupun daerah dalam rangka
pengembangan perkiraan-perkiraan nasional.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan ditetapkannya PP 71 Tahun 2010 tentang SAP ini maka PP 24 Tahun 2005 dinyatakan
tidak berlaku lagi. Namun meski sudah dinyatakan berlaku secara substansial PP 24 Tahun 2005
masih dilaksanakan dalam rangka proses transisi penyusunan laporan keuangan berbasis Kas
Menuju Akrual kepada penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Sesuai dengan PP Nomor 71
Tahun 2010, penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah dapat
menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran
2010.
Oleh karena hal tersebut kita dapat mengetahui bahwa PP Nomor 71 Tahun 2010 mengatur
SAP Berbasis Akrual, dan PP Nomor 71 Tahun 2010 juga mengatur SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
yang saat ini masih digunakan oleh seluruh entitas.
Dan kita juga dapat melihat perbedaan PP 71 tahun 2010 dengan PP 24 tahun 2005. Berikut
ini merupakan keunggulan yang dimiliki oleh PP 71 tahun 2010 sehingga sekarang menjadi
ditetapkan dan menggantikan PP 24 tahun 2005 (dinyatakan sudah tidak berlaku lagi), yaitu:
Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan basis akrual. Pernyataan
Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan konsolidasian, tidak termasuk
perusahaan negara/daerah.
Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan terdiri dari laporan
pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga seluruh komponen
menjadi sebagai berikut:
3. Neraca
4. Laporan Operasional
http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_Sektor_Publik#Sejarah_Akuntansi_Sektor_Publik (diakses pada
tanggal 1 April 2016 pukul 11.24 wita)
http://ordeck.wordpress.com/2010/09/01/akuntansi-perusahaan-vs-pemerintahan-modul-diklat-sap_mkw/
(diakses pada tanggal 1 April 2016 pukul 13.15 wita)
http://books.google.co.id/books?
id=HKarXQgrf_oC&pg=PA134&lpg=PA134&dq=pengertian+akuntansi+pemerintah&source=bl&ots=F
HgUUEMxA6&sig=Y6zxEstoDwTLn-lFtaZqhScJS3A&hl=en&sa=X&ei=3VJkUJT2I8-
zrAeM3oDgCw&ved=0CDIQ6AEwAg#v=onepage&q&f=false (diakses pada tanggal 1 April 2016
pukul 13.54 wita)
Posting Komentar
‹
›
Beranda
Mengenai Saya
Unknown
Diberdayakan oleh Blogger.