Disusun Oleh :
NAMA: MARISA OKTAVIA
NIM: 63200203
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berkaitan
dengan “Standar Akuntansi Pemerintahan” ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan, yang akan digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Seminar Akuntansi.
Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan untuk masa yang akan datang.
Penyusun
(Marisa oktavia)
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................
i
Daftar Isi............................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
2
C. Tujuan ..............................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Simpulan...........................................................................................................
3
18
B. Saran.................................................................................................................
18
Daftar Pustaka...................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi dikelompokan dalam beberapa konsentrasi keilmuan,
Kusnadi, dkk (1999) mengelompokan akuntansi menjadi 11 bidang, yaitu :
Akuntansi Keuangan, Pemeriksaan, Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen,
Akuntansi Perpajakan, Sistem Akuntansi, Akuntansi Anggaran, Akuntansi
Internasional, Akuntansi Non Profit, Akuntansi Sosial, Instruksi Akuntansi.
Berapapun banyaknya pembagian konsentrasi akuntansi, sebenarnya
hanya bermuara pada 2 kelompok akuntansi, yaitu akuntansi komersial dan
akuntansi pemerintahan. Sebagian orang mengelompokkannya sebagai
akuntansi sektor publik, tetapi untuk konsistensi bahasa dalam artikel ini
penulis hanya akan menyebutnya dengan istilah akuntansi pemerintahan.
Gagasan perlunya standar akuntansi pemerintahan sebenarnya sudah
lama ada, namun baru pada sebatas wacana. Seiring dengan berkembangnya
4
akuntansi di sektor komersil yang dipelopori dengan dikeluarkannya Standar
Akuntansi Keuangan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (1994), kebutuhan
standar akuntansi pemerintahan kembali menguat. Oleh karena itu Badan
Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN), Departemen Keuangan mulai
mengembangkan standar akuntansi.
Setelah mengalami proses yang panjang, Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang telah lama dinantikan oleh berbagai pihak telah
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13
Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP), yang kemudian
PP ini diganti dengan PP No. 71 tahun 2010. Dengan ditetapkannya PP SAP
maka untuk pertama kali Indonesia memiliki standar akuntansi pemerintahan.
Menandai Dimulainya Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan, Wakil
Presiden RI meluncurkan Standar Akuntansi Pemerintahan di Istana Wakil
Presiden pada tanggal 6 Juli 2005. Acara ditandai dengan penyerahan Standar
Akuntansi Pemerintahan Kepada Ketua BPK, Menteri Keuangan, Menteri
Dalam Negeri, Gubernur DKI Jakarta, Bupati Toli-Toli dan Walikota Pangkal
Pinang. Dalam sambutannya Wakil presiden menyatakan keharusan
implementasi SAP bagi pemerintah pusat dan daerah.
Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah sebagai pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini
terbit maka akan diikuti dengan aturan-aturan pelaksanaannya baik berupa
Peraturan Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat maupun Peraturan
Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah. Ada yang berbeda antara PP
71 tahun 2010 ini dengan PP-PP lain.
Dalam PP 71 tahun 2010 terdapat 2 buah lampiran. Lampiran I
merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual yang akan
dilaksanakan selambat-lambatnya mulai tahun 2014, sedangkan Lampiran II
merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Kas Menuju Akrual yang
hanya berlaku hingga tahun 2014.
Lampiran I berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera
diterapkan oleh setiap entitas (strategi pentahapan pemberlakuan akan
ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri),
5
Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap
untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual. Dengan kata lain, Lampiran II
merupakan lampiran yang memuat kembali seluruh aturan yang ada pada PP
24 tahun 2005 tanpa perubahan sedikit pun. Berdasarkan hal-hal tersebut
diatas, tulisan ini mencoba membahas beberapa aspek yang berhubungan
dengan akuntansi pemerintahan.
B. Rumusan Masalah
Apa perbedaan antara Standar Akuntansi Pemerintahan dengan
Standar Akuntansi Keuangan?
Apa saja isu krusial dalam Standar Akuntansi Pemerintahan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
Mengetahui perbedaan antara Standar Akuntansi Pemerintahan
dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Mengetahui isu krusial dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.
BAB II
PEMBAHASAN
6
lembaga yang tidak bertujuan mencari laba”. Akuntansi Sektor Publik juga
dapat didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang
diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN,
BUMD, LSM dan yayasan sosial.
Ciri-ciri umum entitas yang menjalankan akuntansi pemerintahan
adalah :
a. Non-Profit Motive
b. Sumber Pendanaan dari pajak, retribusi, utang, obligasi pemerintah,
laba BUMN/BUMD, penjualan aset negara dsb.
c. Pertanggungjawaban keuangan dan operasional kepada masyarakat
(publik) dan parlemen (DPR/DPRD).
d. Struktur Organisasi bersifat birokratis, kaku, dan hierarkis.
e. Karakteristik anggaran terbuka untuk publik.
Berdasarkan pengertian di atas Akuntansi Pemerintahan adalah
akuntansi yang digunakan dalam suatu organisasi pemerintahan / lembaga
yang tidak bertujuan untuk mencari laba, dan merupakan suatu bagian dari
disiplin ilmu akuntansi yang utuh.
Pemerintah sebagai entitas yang menjalankan akuntansi publik
memiliki tujuan menjalankan pemerintahan dengan baik dan supaya tujuan
negaranya menjadi terwujud. Tujuan akuntansi pemerintahan memang bukan
mutlak mencari laba, namun bukan berarti diharamkan mencari laba. Atas
nama terselenggaranya kehidupan bernegara lebih baik, laba dapat juga
diambil, tentu dengan mementingkan pelayanan kepada masyarakat terlebih
dahulu.
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan
perlakuan akuntansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas
dan kompleks dibandingkan sektor swasta atau bisnis. Keluasan wilayah
publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk organisasi yang
berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang mempengaruhi
lembaga-lembaga publik tersebut.
7
Secara kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badan-badan
pemerintahan (Pemerintah Pusat dan Daerah serta unit kerja pemerintah),
perusahaan milik negara dan daerah (BUMN dan BUMD), yayasan,
universitas, organisasi politik dan organisasi massa, serta Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).
8
71 tahun 2010 ini dengan PP-PP lain. Dalam PP 71 tahun 2010 terdapat 2
buah lampiran.
(LRA) o (LRA)
9
Laporan Keuangan (Financial Reports): Neraca, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan
Lampiran II
Laporan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Dengan perbedaan jenis Laporan Keuangan yang akan dihasilkan,
otomatis penjelasan pada setiap Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP) yang terkait dengan masing-masing Laporan Keuangan akan
mengalami perubahan.
Perbedaan daftar isi pada Lampiran I dan Lampiran II adalah sebagai
berikut:
Lampiran I
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
- PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
- PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis
Kas;
- PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
- PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
- PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
- PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
- PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
- PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam
Pengerjaan;
- PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
- PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan,
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Operasi yang Tidak Dilanjutkan;
- PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian.
- PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.
Lampiran II
- Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
10
- PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
- PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
- PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
- PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
- PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
- PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
- PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
- PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam
Pengerjaan;
- PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
- PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan
Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa;
- PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
Kedua daftar isi hampir serupa karena memang kebijakan yang
diambil oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah saat mengembangkan
Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual ini adalah dengan beranjak
dari PP 24 tahun 2005 yang kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian
terhadap PP 24 tahun 2005 itu sendiri. Dengan strategi ini diharapkan
pembaca PP 71 tahun 2010 nantinya tidak mengalami kebingungan atas
perubahan-perubahan tersebut karena lebih mudah memahami perubahannya
dibandingkan jika langsung beranjak dari penyesuaian atas International
Public Sector of Accounting Standards (IPSAS) yang diacu oleh KSAP.
11
C. Akuntansi Perusahaan vs Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi Perusahaan dengan Akuntansi Pemerintahan berbeda
disebabkan karena perbedaan sifat dan karakteristik. Perbedaan karakteristik
perusahaan dengan entitas pemerintahan (diolah dari berbagai sumber, e.g.
Mardiasmo (2002) dan Bastian (2001)) seperti yang ditunjukkan pada tabel di
bawah ini
Keterangan Pemerintahan Perusahaan
Tujuan entitas Non-Laba Laba/orientasi profit
Pajak , retribusi , utang , Laba ditahan ,
penerbitan obligasi penjualan asset, utang
Sumber pendanaan pemerintah, laba bank , penerbitan
BUMN/BUMD, saham, penerbitan
penjualan asset negara obligasi
Masyarakat ( public )
Para pemegang saham
Pertanggungjawaban dan parlemen (
dan kreditor
DPR/DPRD )
Sruktur organisasi Birokratis Fleksibel
Karakteristik anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
Stakeholder Lingkup luas Lingkup sempit
12
6) Laporan keuangan yang dihasilkan merupakan informasi yang sangat
bergunan bagi proses pengambilan keputusan.
7) Memerlukan informasi yang akurat.
Jadi, meskipun memiliki perbedaan, pada dasarnya fungsi akuntansi
dalam bidang apapun adalah sama yaitu menyajikan informasi bagi berbagai
pihak tentang kejadian-kejadian ekonomi sebagai dasar pengambilan
keputusan.
Namun selain fungsi umum, akuntansi pemerintahan memiliki fungsi
khusus, yaitu :
1) Menghitung layanan yang dicapai oleh pemerintah.
2) Membantu mengamankan dan mengawasi semua hak dan kewajiban
pemerintah khususnya dari segi ukuran finansial.
3) Memberikan informasi yang sangat berguna kepada para pihak yang
berkepentingan.
4) Mengukur efektifitas dan efisiensi kinerja eksekutif di dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Pendapat lain dikemukakan oleh BPKP bahwa fungsi dari akuntansi
pemerintahan adalah :
1) Pertanggungjawaban
Akuntansi pemerintahan memberikan informasi keuangan yang
lengkap, cermat dalam bentuk dan waktu yang tepat, yang berguna
bagi pihak yang bertanggungjawab yang berkaitan dengan unit-unit
pemerintahan.
2) Manajerial
Akuntansi pemerintahan menyediakan informasi keuangan yang
diperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan serta penilaian kinerja pemerintah.
3) Pengawasan
Akuntansi pemerintahan memungkinkan terselenggaranya
pemeriksaan efektif dan efisien oleh aparat pengawasan fungsional.
13
Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
fungsi akuntansi pemerintahan adalah untuk memberikan jaminan kepada
masyarakat bahwa pemerintahan berjalan dalam koridor yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
14
5) Sistem akuntansi harus terus dikembangkan.
Dengan adanya perubahan lingkungan dan sifat transaksi, sistem
Akuntansi Pemerintah harus terus disesuaikan dan dikembangkan
sehingga tercapai efisiensi, efektivitas dan relevansi.
6) Perkiraan-perkiraan yang harus dikembangkan secara efektif.
Sistem Akuntansi Pemerintah harus mengembangkan perkiraan-
perkiraan secara efektif sehubungan dengan sifat dan
perubahanlingkungan sehingga dapat mengungkapkan hasil ekonomi
dankeuangan dari pelaksanaan suatu program.
7) Sistem harus dapat melayani kebutuhan dasar informasi keuangan
guna pengembangan rencana dan program.
Sistem Akuntansi Pemerintah harus dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan para pengguna informasi keuangan yaitu, pemerintah,
rakyat (lembaga legeslatif), lembaga donor, Bank Dunia, dan lain
sebagainya.
8) Pengadaan suatu perkiraan
Perkiraan-perkiran yang dibuat harus memungkinkan analisis
ekonomi atas data keuangan dan mereklasifikasi transaksi-transaksi
pemerintah baik pusat maupun daerah dalam rangka pengembangan
perkiraan-perkiraan nasional.
15
b) Konsultasi topik kepada komite pengarah
c) Pembentukan kelompok kerja (Pokja) dalam KSAP.
d) Riset terbatas oleh kelompok kerja.
e) Penulisan draf SAP oleh kelompok kerja.
f) Pembahasan draf oleh komite kerja.
g) Pengambilan keputusan draf untuk dipublikasikan.
h) Peluncuran draf publikasian SAP (exposure draft).
i) Dengar pendapat terbatas (limited hearing) dan dengar pendapat
publik (public hearings).
j) Pembahasan tanggapan dan masukan terhadap draf publikasian.
k) permintaan pertimbangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK)
l) pembahasan tanggapan BPK
m) Finalisasi standar.
n) pemberlakuan standar
o) sosialisai awal standar
Sebelum dan setelah dilakukan publik hearing, standar dibahas
bersama dengan Tim Penelaah Standar Akuntansi Pemerintahan BPK. Setelah
dilakukan pembahasan berdasarkan masukan – masukan KSAP melakukan
finalisasi standar kemudian KSAP meminta pertimbangan kepada BPK
melalui Menteri Keuangan. Namun draf SAP ini belum diterima oleh BPK
karena komite belum ditetapkan dengan Keppres. Sehubungan dengan hal
tersebut, melalui Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2004 dibentuk Komite
Standar Akuntasi Pemerintahan. Komite ini segera bekerja untuk kembali
menyempurnakan draf SAP yang pernah diajukan kepada BPK agar pada
awal tahun 2005 dapat segera ditetapkan.
Draf SAP pun diajukan kembali kepada BPK pada bulan November
2004 dan mendapatkan pertimbangan dari BPK pada bulan Januari 2005.
BPK meminta langsung kepada Presiden RI untuk segera menetapkan Standar
Akuntasi Pemerintahan dengan Peraturan Pemerintah (PP). Proses penetapan
PP SAP pun berjalan dengan Koordinasi antara Sekretariat Negara,
Departemen Keuangan, dan Departemen Hukum dan HAM, serta pihak
16
terkait lainnya hingga penandatanganan peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan oleh Presiden tanggal
13 Juni 2005.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntasi Pemerintahan terdiri dari:
1. PSAP 01: Penyajian Laporan Keuangan.
2. PSAP 02: Laporan Realisasi Anggaran.
3. PSAP 03: Laporan Arus Kas.
4. PSAP 04: Catatan Atas Laporan Keuangan.
5. PSAP 05: Akuntasi Persediaan.
6. PSAP 06: Akuntasi Investasi.
7. PSAP 07: Akuntansi Aset Tetap.
8. PSAP 08: Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan.
9. PSAP 09: Akuntansi Kewajiban.
10. PSAP 10: Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,
dan Peristiwa Luar Biasa.
11. PSAP 11: Laporan Keuangan Konsolidasian.\
Neraca
(LRA)
Neraca
17
Laporan Arus kas
18
belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas
dana berbasis akrual. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis
Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual
secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri.
19
Akrual
20
PSAP Lampiran Lampiran
Akuntansi Kewajiban
09 I.10 II.10
Perubahan PSAP
21
sistem keuangan negara yang di dalamnya juga termasuk perbaikan atas
akuntansi pemerintahan. Yang menjadi ujian sekarang adalah
bagaimana penerapan dari perubahan akuntantansi pemerintahan dalam
pencatatan dan pelaporan oleh Departemen/Lembaga di pemerintah
pusat dan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk pemerintah daerah. Sistem
akuntansi pemerintah pusat mengacu kepada pedoman yang disusun
oleh Menteri Keuangan.
Sistem akuntansi pemerintah daerah ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dengan mengacu kepada peraturan daerah
tentang pengelolaan keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintah
pusat dan daerah disusun dengan mengacu kepada Standar Akuntansi
Pemerintahan. Karena pengaturan yang jelas dalam perundang-
undangan, nampaknya penerapan akuntansi pemerintahan akan
memperoleh dukungan yang kuat dari para pimpinan
Departemen/Lembaga di pusat dan Gubernur/Bupati/Walikota di
daerah.
2) Tersedianya SDM yang kompeten
Laporan keuangan diwajibkan untuk disusun secara tertib dan
disampaikan masing-masing oleh pemerintah pusat dan daerah kepada
BPK selambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Selanjutnya, selambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran
berakhir, laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK tadi
diserahkan oleh Presiden kepada DPR dan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota kepada DPRD.
Penyiapan dan penyusunan laporan keuangan tersebut memerlukan
SDM yang menguasai akuntansi pemerintahan. Pada saat ini kebutuhan
tersebut sangat terasa, apalagi untuk masa awal penerapan akuntansi
pemerintahan. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah perlu secara
serius menyusun perencanaan SDM di bidang akuntansi pemerintahan.
Termasuk di dalamnya memberikan sistem insentif dan remunerasi
yang memadai untuk mencegah timbulnya praktik KKN oleh SDM
yang terkait dengan akuntansi pemerintahan. Di samping itu, peran dari
22
perguruan tinggi tidak kalah pentingnya untuk memenuhi kebutuhan
akan SDM yang kompeten di bidang akuntansi pemerintahan.
3) Resistensi terhadap perubahan
Sebagai layaknya untuk setiap perubahan, bisa jadi ada pihak
internal yang sudah terbiasa dengan sistem yang lama dan enggan untuk
mengikuti perubahan. Untuk itu, perlu disusun berbagai kebijakan dan
dilakukan berbagai sosialisasi sehingga penerapan akuntansi
pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
4) Lingkungan/masyarakat
Apresiasi dari masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung
keberhasilan dari penerapan akuntansi pemerintahan. Masyarakat perlu
didorong untuk mampu memahami laporan keuangan pemerintah
sehingga dapat mengetahui dan memahami penggunaan atas
penerimaan pajak yang yang diperoleh dari masyarakat maupun
pengalokasian sumber daya yang ada. Dengan dukungan yang positif
dari masyarakat akan mendorong pemerintah untuk lebih transparan dan
akuntabel dalam menjalankan pemerintahan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan ditetapkannya PP 71 Tahun 2010 tentang SAP ini maka PP 24
Tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku lagi. Namun meski sudah dinyatakan
berlaku secara substansial PP 24 Tahun 2005 masih dilaksanakan dalam
rangka proses transisi penyusunan laporan keuangan berbasis Kas Menuju
Akrual kepada penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Sesuai
dengan PP Nomor 71 Tahun 2010, penerapan SAP Berbasis Akrual dapat
dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah dapat menerapkan SAP Berbasis
Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran
2010.
Oleh karena hal tersebut kita dapat mengetahui bahwa PP Nomor 71
Tahun 2010 mengatur SAP Berbasis Akrual, dan PP Nomor 71 Tahun
23
2010 juga mengatur SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yang saat ini masih
digunakan oleh seluruh entitas.
Dan kita juga dapat melihat perbedaan PP 71 tahun 2010 dengan PP 24
tahun 2005. Berikut ini merupakan keunggulan yang dimiliki oleh PP 71
tahun 2010 sehingga sekarang menjadi ditetapkan dan menggantikan PP
24 tahun 2005 (dinyatakan sudah tidak berlaku lagi), yaitu:
1. Ruang Lingkup dan Basis Akuntansi
Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan
basis akrual. Pernyataan Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan
dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan laporan keuangan konsolidasian, tidak
termasuk perusahaan negara/daerah.
2. Komponen – komponen dalam Laporan Keuangan
Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan
terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan
laporan finansial, sehingga seluruh komponen menjadi
sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Operasional
5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam
Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan. Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan yang independen dan ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan
Pemeriksa Keuangan.
24
Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku
penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan
pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam
Lampiran III. Penyusunan PSAP dilandasi oleh Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan, yang merupakan konsep dasar penyusunan dan pengembangan
Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna
laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
B.Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan yaitu :
1. Bagi peneliti
2. Bagi pemerintahan
25
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/
Akuntansi_Sektor_Publik#Sejarah_Akuntansi_Sektor_Publik (diakses
pada tanggal 22 April 2016 pukul 11.24 wita)
http://ordeck.wordpress.com/2010/09/01/akuntansi-perusahaan-vs-
pemerintahan-modul-diklat-sap_mkw/ (diakses pada tanggal 22 April
2016 pukul 13.15 wita)
http://books.google.co.id/books?
id=HKarXQgrf_oC&pg=PA134&lpg=PA134&dq=pengertian+akuntansi+
pemerintah&source=bl&ots=FHgUUEMxA6&sig=Y6zxEstoDwTLn-
lFtaZqhScJS3A&hl=en&sa=X&ei=3VJkUJT2I8-
zrAeM3oDgCw&ved=0CDIQ6AEwAg#v=onepage&q&f=false (diakses
pada tanggal 22 April 2016 pukul 13.54 wita)
http://bagjana.wordpress.com/2008/12/30/akuntansi-pemerintahan-di-
indonesia/ (diakses pada tanggal 22 April 2016 pukul 14.02 wita)
26