DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul
“PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA SERTA POLITIK
ANGGARAN” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik tahun ajaran 2023.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis dengan hati terbuka mengharapkan saran-saran
dan kritikan-kritikan yang membangun (konstruktif) demi kesempurnaan tugas akhir
di masa yang akan datang.
Akhir kata Penulis mengharapkan agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang memerlukannya.
HORMAT KAMI
TIM PENULIS
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen
kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal
tersebut tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran secara langsung merefleksikan
arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Sejak pertengahan tahun 1980-an
telah terjadi perubahan manajemen sektor publik yang cukup signifikan dari sistem
manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarki menjadi model
manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik juga telah mengalami
banyak perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah
sesuai dengan dinamika perkembangan tuntutan yang muncul di masyarakat. Anggaran
sektor publik di buat untuk menentukan tingkat kebutuhan masyarakat, seperti air bersih,
kualitas kesehatan, pendidikan , dan sebagainya agar terjamin secara layak. Anggaran juga
merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial ekonomi,
menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Anggaran
diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.
dalam hal ini anggaran publik merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas publik oleh
lembaga-lembaga publik yang ada. Oleh sebab itu, makalah ini akan membahas tentang
Penganggaran Sektor Publik yang ada di Indonesia. Apa saja fungsi anggaran sektor publik,
tujuan, karakteristik, serta bagaimana penyusunannya.
1
ajang perebutan barang aktor, baik pemerintah, parlemen, partai politik, pengusaha,
organisasi masyarakat, maupun rakyat kecil (Waidl, dkk., 2008 : 36)
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagi berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penggaran Sektor Publik
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai
oleh suatu organisasi dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter.
Dalam organisasi sektor publik anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai oleh uang
publik. Anggaran Sektor Publik juga merupakan perencanaan finansial tentang
perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa
mendatang dengan melihat data yang diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan
anggaran. Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan aktivitas yang
penting karena berkaitan dengan proses penentuan alokasi dana untuk setiap program
maupun aktivitas.
1. Aspek Perencanaan
2. Aspek Pengendalian
3. Aspek Akuntabilitas Publik
Secara rinci, anggaran sektor publik berisi tentang besarnya belanja yang harus
dikeluarkan untuk membiayai program dan aktivitas yang direncanakan serta cara
untuk medapatkan dana untuk membiayai program dan aktivitas tersebut.
3
1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan
ekonomi nasional, menjamin kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
2. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan kegiatan masyarakat yang
tidak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.
Anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan suber daya.
3. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung
jawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggara publik merupakan instrumen
pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada.
a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang
diterapkan
b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi
serta alternatif pembiayaannya.
c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun
d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi
4
2. Anngaran sebagai alat pengendalian
Melalui dokumen anggaran yang komprehensif, sebuah bagian atau unit kerja
atau departemen yang merupakan sub-organisasi dapat mengetahui apa yang harus
5
dilakukan dan apa yang akan dilakukan oleh bagian/unit kerja lainnya. Oleh karena,
anggaran dapat digunakan sebagai alat koordinasi dan komunikasi antara dan seluruh
bagian dalam pemerintahan.
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya
agar dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan
tujuan organisasi yang ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran
hendaknya bersifat challenging but attainable atau demanding but achieveable.
Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak
dapat dipenuhi, namun jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
6
2.3 Tujuan dan Karakteristik Sektor Publik
Anggaran bagi sektor public adalah alat untuk mencapai tujuan dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat/rakyat yang tujuannya adalah untuk
meningkatkan pelayanan public dan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan dan
penggaran merupakan proses yang terintegrasi, karena output dari perencanaan adalah
penganggaran. Berdasarka definisi di atas dan tujuan dari anggaran sektor public, maka
anggaran sektor public memiliki karakteristik sebagai berikut:
7
c. Untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap
rakyat, dalam hal ini anngaran berperan sebagai instrument akuntabilitas
publik.
8
Anggaran hendaknya sederhana, dapat di pahami oleh masyarakat, dan tidak
membingungkan.
8) Transparan
Anggaran harus di informasikan kepada masyarakat luas
1. Pendekatan tradisional
9
pengukuran input atau output saja (mahmudi, 2007). Adapun karakteristik umumnya
sebagai berukit:
a. Komprhensip/komparatif
b. Terintegrasi dan lintas departemen
c. Proses pengambilan keputusan yang rasional
d. Bersifat tujuan dan pemeringkatan prioritas
e. Analisis total cost dan benevit (termasuk opportunity cost)
f. Berorientasi pada input, output dan outcome, bukan sekedar input
g. Adanya pengawasan kinerja
3. Zero based budgeting (ZBB)
10
4. Planning, programming, and the budgeting system (PPBS)
11
penerapan anggaran berbasis kinerja baik penghargaan bagi pihak yang telah
menunjukkan peningkatan kinerja atau sebaliknya dapat menciderai keseriusan usaha
reformasi anggaran ini. Anggaran berbasis kinerja (ABK) memerlukan ukuran yang
pasti dalam mengukur efesiensi anggaran yaitu analisis standart belanja (ASB) dan
standart pelayanan minimal (SPM). Realitas yang ada bahwa pemerintah provinsi/
kkabupaten/kota di Indonesia, setelah memasuki ke tahun 9 penerapan ABK, masih
belum atau baru menyusun dan menerapkan ASB dan SPM, sehingga pengukuran
efesiensi anggaran belum dapat dilakukan.
Lewis (1997, hlm. 157-159; dalam Gibran dan Sekwat) menunjukan fakta
bahwa gerakan manajemen sains dan manajemen administrative berpengaruh
12
signifikan dalam membentuk kekuatan politik dan ideology sehingga menuntut
diberlakukannya Budgeting and Accounting Act tahun 1921. Pembaru awal tersebut
mendukung pembatasan cakupan aktivitas pemerintah untuk menyimpan dana.
Kemudian system penganggaran yang dihasilkan Budgeting and Accounting Act tahun
1921 berfocus pada pengendalian. Undang-undang ini menerapkan line-item budget
yang terpusat pada eksekutif dengan membentuk sebuah dinas yang dinamakan dengan
General Accounting Office yang memiliki kemampuan teknis untuk membantu
Kongres (lembaga legislative) dalam pembuatan keputusan anggaran.
Line item budget membagi pengeluaran (belanja) kedalam item-item yang rinci
dari belanja pemerintah dan tampak lebih mengutamakan untuk pengendalian biaya
dan meningkatkan efisiensi sehingga menghasilkan disiplin fiscal. Pendekatan line
item budget tidak menyediakan informasi tentang tujuan program atau pencapaiannya,
sehingga tidak memadai untuk menghubungkan pengeluaran (pemerintah) dengan
kinerja public atau untuk pembuatan pilihan antara alokasi sumberdaya alternative
(Pillege, 1992: 73; dalam Gibran danSekwat).
13
pengeluaran pemerintah, tetapi metode ini masih mendasarkan pada perbaikan
rasionalitas dalam pembuatan keputusan penganggaran (Pillege, 1992: 75; dalam
Gibran dan Sekwat).
14
sistematis. Sebuah system anggaran demikian juga memperoleh dan menyimpan
energy dalam menyokong dirinya sendiri dari kondisi lingkungan yang negative.
15
organisasi dan subsistem kedalam siklus selanjutnya atas kebijakan
penganggaran.
4. Tingkat pemisahan atas subsistem penganggaran dengan menerapkan tingkat
rasionalitas yang berbeda, model ini menyediakan kita dengan sebuah metode
yang menguatkan beberapa masalah metodologi pada teori penganggaran
tradisional.
Empat argumentasi yang disarankan oleh Gibran dan Sekwat di atas diharapkan
mampu memberikan alternative arah pengembangan teori penganggaran di masa
mendatang yang lebih lengkap dan mampu menjawab pertanyaan mengapa pemerintah
melakukan penganggaran dengan cara yang mereka lakukan.
Pendekatan teori system terbuka yang disarankan oleh Gibran dan Sekwat,
memberikan usaha riset di masa mendatang untuk lebih mengkaji teori penganggaran
public tidak hanya dari aspek rasionalitas teknikal saja melainkan dari keterkaitannya
dengan konteks yang lebih luas, misalnya nilai dan norma yang berlaku, perilaku,
makna dan factor social politik masyarakat.
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penganggaran berbasis kinerja merupakan suatu pendekatan sistematis dalam
penyusunan anggaran yang mengaitkan pengeluaran yang dilakukan organisasi sektor
publik dengan kinerja yang dihasilkan dengan menggunakan informasi kinerja yang
dituangkan dalam bentuk indikator kinerja dan penggunaan standar satuan harga. Suatu
pemerintah dapat dikatakan telah menerapkan bentuk sederhana dari penganggaran
berbasis kinerja (performance based budgeting) jika telah mempedomani standar
satuan harga dan telah menetapkan indikator kinerja dalam proses atau mekanisme
penyusunan anggaran.
18
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta :
Penerbit Erlanga
Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi. 2012. Akuntansi sektor publik: Akuntansi
Keuangan Daerah, edisi ke-4. Jakarta:Salemba Empat.
19