Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK”


Dosen Pengampuh : Dr. Jamaluddin Majid, S.E., M.Si

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

WINDA ARINI 90400119017


MAGFIRAH RAMADHANI 90400119021
LILIS SUGANDA 90400119030
SYARIFAH FATIHUL INAYAH 90400119032
INDAH PUTRI YANTI 90400119035

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, Tuhan pencipta dan
pemelihara alam semesta alam. Sholawat dan salam semoga senantiasa Allah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan
para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari semua anggota kelompok yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat
pada waktunya dengan judul makalah “Penganggaran Sektor Publik”.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Layaknya segala sesuatu yang ada di bumi ini, tidaklah ada yang sempurna.
Begitu juga kiranya dengan makalah ini, masih banyak memiliki kekurangan.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 10 April 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Malasalah......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................7
A. Pengertian Penganggaran..............................................................................7
B. Peran Anggaran Sektor Publik......................................................................9
C. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik............................................................13
D. Proses Penyusunan Anggaran.....................................................................16
E. Aspek Perilaku Dan Politik Penganggaran Sektor Publik..........................17
F. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Dalam Penganggaran Sektor Publik
18
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran sektor publik merupakan suatu instrumen perencanaan,
pengendalian dan akuntabilitas publik yang ditandai adanya penentuan visi misi,
tujuan, sasaran, dan target organisasi publik serta adanya penetapan indikator
kinerja sebagai ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Pelayanan publik merupakan suatu proses kinerja
organisasi birokrasi. Sehingga, penganggaran sektor publik merupakan aktivitas
yang meliputi perencanaan, ratifikasi, implementasi dan pertanggungjawaban
dalam organisasi sektor publik untuk meningkatkan kinerja organisasi birokrasi
dan keberhasilannya tergantung pada kerjasama dalam sistem tersebut.
Menurut Pratiwi (2004) penganggaran merupakan proses dimana bermacam-
macam orang atau kelompok kepentingan mengekspresikan keinginankeinginan
berbeda dan membuat keputusan yang berbeda. Untuk mencapai suatu keputusan
dari kepentingan yang berbeda tersebut, mereka menyampaikan argumenargumen
tentang apa yang benar dan adil, sedangkan di pemerintah sendiri terjadi konflik
dalam hal pemilihan kebijakan dalam penganggaran. Mengingat dana yang
tersedia dalam anggaran terbatas harus dibagi secara proporsional, maka harus ada
mekanisme dalam membagi pilihan pembelanjaan didalam membagi inilah sering
terjadi konflik kepentingan untuk dapat menguasai anggaran tersebut. Jika ada
kelompok kepentingan mencoba untuk mendapatkan lebih banyak program atau
proyek yang disukai, maka strategi mereka jelas yaitu “mengatur proses
penganggaran”. Hal tersebut berakibat kelompok kepentingan yang satu lebih
banyak mendapatkan sesuatu namun kelompok yang lain tidak.
Lebih lanjut Pratiwi (2004) menyatakan bahwa tujuan penganggaran itu sama
beragamnya dengan tujuan orang-orang yang terlibat didalam pembuatannya,
anggaran bertujuan untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas yang berbeda,
saling melengkapi satu sama lain, namun anggaran juga bertujuan untuk

4
kesenangan mereka, misalnya anggaran untuk sarana yang dipergunakan mereka,
dengan cara memobilisasi dukungan kelompok lainnya.
Menurut Setyorini, dkk. (2013) konsep penganggaran ini sudah berkembang
pesat dalam sektor swasta (bisnis), namun tidak demikian halnya pada sektor
publik. Penganggaran partisipatif belum mempunyai sistem yang mapan sehingga
penerapannya pun belum optimal. Pada organisasi bisnis, tujuan yang dimaksud
adalah mencari laba (profit oriented), sebaliknya tujuan pada organisasi sektor
publik adalah nonprofit oriented. Dengan demikian rencana kerja di kedua sektor
juga disusun berbeda.
Anggaran identik dengan angka-angka dan sejumlah estimasi
untuk menjalankan sejumlah program dan kegiatan. Anggaran dibentuk
melalui sebuah proses penganggaran. Proses inilah yang menjadi kunci
keberhasilan aktivitas penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Menurut
Aristiowati (2015) anggaran dan penganggaran tak lepas dari peran serta
manusia, karena manusialah yang menyusun dan melaksanakan anggaran
yang telah dibuatnya tersebut. Perilaku manusia akan mempengaruhi
persepsinya, sehingga perbedaan persepsi pasti akan muncul dalam
penganggarandan pelaksanaan anggaran. Diperlukan partisipasi, komitmen,
koordinasi, komunikasi, dan kerjasama dari semua pihak dalam
organisasi untuk mengantisipasi berbagai dampak negatif perbedaan
persepsi, seperti konflik internal dan rasa tidak percaya.

B. Rumusan Malasalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penganggaran ?
2. Bagaimana peran anggaran sektor publik ?
3. Apa saja jenis-jenis anggaran sektor publik ?
4. Bagaimana proses penyusunan anggaran ?
5. Bagimana aspek perilaku dan politik penganggaran anggaran sektor
publik?
6. Bagaimana SAP dalam penganggaran sektor publik ?

5
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian penganggaran
2. Untuk mengetahui peran anggaran sektor publik
3. Untuk mengetahui jenis-jenis anggaran sektor publik
4. Untuk mengetahui proses penyusunan anggaran
5. Untuk mengetahui aspek perilaku dan politik penganggaran anggaran
sektor publik
6. Untuk mengetahui SAP dalam penganggaran sektor publik

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penganggaran
Penganggaran adalah suatu proses menyusun rencana keuangan yaitu
pendapatan dan pembiayaan, kemudian mengalokasikan. dana ke masing-masing
kegiatan sesuai dengan fungsi dan sasaran yang hendak dicapai. Masing-masing
kegiatan tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam program berdasarkan tugas
dan tanggung jawab dari satuan kerja tertentu. Penganggaran sektor public (Public
Budgeting) menurut Rubenstein (2002) adalah: "A plan for introducing programs
deal with objectives and goals within a period, including an estimate of resources
required, usually compared with past periods and showing future requirements".
(Sebuah rencana untuk memperkenalkan program berurusan dengan tujuan dan
sasaran dalam suatu periode, termasuk perkiraan sumber daya yang dibutuhkan,
biasanya dibandingkan dengan periode masa lalu dan menunjukkan kebutuhan
masa depan).

Salah satu aspek pemerintahan daerah yang harus diatur secara hati-hati
adalah masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah. Anggaran
daerah adalah rencana kerja pemerintah daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam
satu periode tertentu (satu tahun), anggaran daerah atau anggaran pendapatan dan
belanja daerah merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah
daerah. Dalam kaitan ini, proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran
hendaknya difokuskan pada upaya untuk mendukung pelaksanaan aktivitas atau
program yang menjadi prioritas dan preferensi daerah yang bersangkutan. Dengan
desentralisasi fiskal diharapkan alokasi anggaran daerah dapat benar-benar
mencerminkan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat lokal.
(Nurkholis, Khusaini, 2019)

Dalam upaya pemberdayaan pemerintah daerah, maka perspektif perubahan


yang diinginkan dalam pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah adalah
sebagai berikut (Mardiasmo, 2002):

7
1. Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu pada kepentingan publik
(public oriented). Hal ini tidak saja terlihat pada besarnya porsi
pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik, tetapi juga terlihat pada
besarnya partisipasi masyarakat dalam perencanan, pelaksanaan dan
pengawasan keuangan daerah.
2. Kejelasan tentang misi pengelolaan keuangan daerah pada umumnya dan
anggaran daerah pada khususnya.
3. Desentralisasi pengelolaan keuangan dan kejelasan peran para partisipan
yang terkait dalam pengelolaan anggaran, seperti DPRD, KDH, Sekda dan
perangkat daerah lainnya.
4. Kerangka hukum dan administrasi bagi pembiayaan, investasi, dan
pengelolaan uang daerah berdasarkan kaidah mekanisme pasar, value for
money, transparansi dan akuntabilitas
5. Kejelasan tentang kedudukan keuangan DPRD, KDH, dan PNS Daerah,
baik ratio maupun dasar pertimbangannya.
6. Ketentuan tentang bentuk dan struktur anggaran, anggaran kinerja, dan
anggaran multi-tahunan.
7. Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang daerah yang lebih profesional.
8. Prinsip akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan, peran DPRD, dan
akuntan publik dalam pengawasan, pemberian opini dan rating kinerja
anggaran, dan transparansi informasi anggaran kepada publik.
9. Aspek pembinaan dan pengawasan yang meliputi batasan pembinaan,
peran asosiasi, dan peran anggota masyarakat guna pengembangan
profesionalisme aparat pemerintah daerah.
10. Pengembangan sistem informasi keuangan daerah untuk menyediakan
informasi anggaran yang akurat dan pengembangan komitmen pemerintah
daerah terhadap penyebarluasan informasi sehingga memudahkan
pelaporan dan pengendalian, serta mempermudahkan mendapatkan.
informasi.

8
B. Peran Anggaran Sektor Publik
Anggaran merupakan rencana jangka pendek organisasi yang dinyatakan
dalam bentuk keuangan. Peran anggaran sektor publik dapat dilihat dari aspek
makro dan mikro. Aspek makro yang dimaksud adalah peran anggaran dalam
tatanan makro ekonomi, sosial, dan politik suatu negara. Sedangkan aspek mikro
adalah peran anggaran dalam suatu organisasi yang dilihat dari sudut pandang
manajerial organisasi (Mahmudi, 2013).

1. Peran Anggaran dari Aspek Makro


Anggaran sektor publik dari sudut pandang makro berfungsi sebagai alat
untuk mengalokasikan sumber daya publik, melakukan distribusi ekonomi,
dan menciptakan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik. Peran anggaran dalam
organisasi sektor publik antara lain:
a) Anggaran Sebagai Alat Alokasi
Anggaran sektor publik berfungsi sebagai alat alokasi yaitu untuk
mengalokasikan anggaran ke dalam urusan, fungsi, organisasi, dan
program kerja.
 Alokasi berdasarkan urusan: alokasi anggaran berdasarkan urusan
menetapkan berapa anggaran yang diperuntukkan untuk belanja
pelaksanaan urusan wajib dan jumlah anggaran untuk urusan pilihan.
Urusan wajib merupakan bidang-bidang yang menjadi kewajiban
pemerintah untuk melaksanakannya (pendidikan, kesehatan, pekerjaan
umum, tenaga kerja, dll), sedangkan urusan pilihan. merupakan
bidang-bidang tertentu yang menjadi pilihan untuk dikembangkan
(pertanian, kehutanan, pariwisata, dll).
 Alokasi berdasarkan fungsi: alokasi berdasarkan fungsi meliputi
pelayanan umum, ketertiban dan ketentraman, ekonomi, lingkungan
hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan
budaya, perlindungan sosial, agama, dan pertahanan. pendidikan,
 Alokasi berdasarkan organisasi: anggaran dapat dialokasikan
berdasarkan organisasi sesuai dengan struktur organisasi yang ada.

9
Pada pemerintah pusat APBN dialokasi ke unit organisasi pemerintah
yang terdiri atas kementrian dan lembaga negara. Sedangkan pada
pemerintah daerah APBD dialokasikan ke unit organisasi pemerintah
daerah berupa satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
 Alokasi berdasarkan program: alokasi anggaran untuk program kerja
bisa berupa plafon anggaran untuk setiap program kerja dan rincian
anggaran biaya program yang terdiri atas belanja pegawai, belanja
barang dan jasa serta belanja modal untuk pelaksanaan program.
b) Anggaran Sebagai Alat Distribusi
Anggaran sektor publik juga berfungsi sebagai alat distibusi, yaitu
untuk mendistribusikan pendapatan atau sumber daya publik agar terjadi
pemerataan dan keadilan ekonomi. Melalui anggaran sektor publik
ketimpangan ekonomi antar daerah dan antara masyarakat miskin dengan
yang kaya dapat dikurangi. Mekanisme distribusi ekonomi melalui
anggaran sektor publik dilakukan dalam bentuk pemberian subsidi kepada
masyarakat, pemberian dana transfer atau perimbangan, dan melalui
program-program masyarakat. Pemberian subsidi dimaksudkan untuk
mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah, pemerintah memberikan
dana perimbangan sebagai bentuk subsidi silang dari daerah kaya ke
daerah yang miskin sumber daya ekonominya.
c) Anggaran Sebagai Alat Stabilitasi
Anggaran sektor publik berfungsi sebagai alat stabilitasi, yaitu untuk
menciptakan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik. Melalui kebijakan
fiskal, pemerintah dapat melakukan stabilisasi ekonomi berupa
pengendalian inflasi, stabilisasi nilai tukar Rupiah, serta mendorong
pertumbuhan ekonomi. Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk
menciptakan stabilitas sosial melalui pemberian anggaran untuk bantuan
sosial, bantuan keuangan, dan dana bencana dapat mengurangi terjadinya
konflik dan friksi sosial. Anggaran juga dapat digunakan untuk
menciptakan stabilitas politik untuk menghindari konflik politik di
masyarakat. Melalui model anggaran partisipatif dapat menciptakan ruang

10
publik untuk berpatisipasi dalam proses penganggaran sehingga aspirasi
dan kepentingan mereka terakomodasi dalam anggaran.

2. Peran Anggaran dari Aspek Mikro


Peran anggaran dari aspek mikro terkait dengan fungsi anggaran dalam
sistem perencanaan dan pengendalian manajemen organisasi. Peran anggaran
dalam organisasi sektor publik antara lain:
a) Anggaran Sebagai Alat Perencanaan
Anggaran sebagai alat perencanaan berisi estimasi pendapatan yang
akan diterima dan pengeluaran yang akan dilakukan selama periode
anggaran. Anggaran juga bensi rencana program dan kegiatan yang akan
dilakukan organisasi beserta kebutuhan dan. yang diperlukan dan target
kinerja yang hendak dicapai. Anggaran berfungsi untuk menyelaraskan
perencanaan jangka. panjang yang bersifat kualitatif, strategik, dan non-
keuangan dengan perencanaan jangka pendek yang lebih bersifat
kuantitatif, taktis-operasional, dan keuangan. Kelemahan dalam
perencanaan anggaran dapat menimbulkan masalah tahap pelaksanaan
yang selanjutnya dapat mengakibatkan kegagalan organisasi mencapai
visi, misi, tujuan, sasaran, dan target yang ditetapkan.

b) Anggaran Sebagai Alat Pengendalian


Anggaran dapat berfungi sebagai alat pengendalian manajemen, agar
orang-orang dalam organisasi yang bertanggungjawab atas implementasi
strategi, program, kegiatan, dan anggaran bekerja sesuai dengan yang
direncanakan dalam anggaran dan tidak menyimpang dari anggaran.
Anggaran dapat digunakan untuk memantau tingkat capaian kinerja
organisasi dengan target yang ditetapkan selama periode tertentu. Sebagai
alat pengendalian, anggaran digunakan untuk menghindari terjadinya
pemborosan anggaran, kebocoran dan korupsi anggaran, serta alokasi yang
salah sasaran. Dalam organisasi sektor publik, anggaran dapat digunakan
untuk mengendalikan perilaku para pejabat publik dari tindakan yang
menyimpang dan menyalahgunakan anggaran negara.

11
c) Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi
Anggaran dapat berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinasikan
berbagai bagian organisasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban anggaran. Koordinasi anggaran antar berbagai bagian
dalam organisasi dimaksudkan untuk:
 Menyinkronkan program kerja dan anggaran unit kerja satu dengan
lainnya sehingga dapat dihilangkan duplikasi program dan anggaran.
Mensikronkan program kerja dan anggaran unit-unit kerja dengan visi,
misi, tujuan, kebijakan, sasaran, target, dan strategi organisasi yang
dituangkan dalam perencanaan jangka panjang, menengah, dan jangka
pendek yang sudah ditetapkan.
 Menyinkronkan program kerja dan anggaran unit kerja dengan
dokumen perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka
pendek unit kerja bersangkutan.
Anggaran juga berfungsi sebagai alat komunikasi dalam organisasi
antara atasan dan bawahan dan antar unit kerja. Komunikasi anggaran juga
dilakukan antara eksekutif dengan legislatif sebagai pelaksanaan fungsi
budget, legislasi, dan pengawasan.

d) Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kerja Organisasi atau manajer dinilai


kinerjanya berdasarkan realisasi dengan target anggaran.
Kinerja pendapatan dinilai baik apabila realisasinya lebih besar
daripada anggarannya, karena anggaran pendapatan merupakan batas
minimal atas pendapatan yang harus diperoleh. Sebaliknya kinerja belanja
dinilai baik apabila realisasinya tidak melampaui target anggarannya,
sebab anggaran belanja merupakan batas maksimal belanja yang boleh
dilakukan. Selain kinerja pendapatan dan belanja, kinerja anggaran juga
dapat dinilai dari realisasi surplus/ defisit, pembiayaan, serta sisa
anggaran.
Penilaian kinerja anggaran umumnya menggunakan analisis selisih
(varians) anggaran. Analisis varians dilakukan dengan cara mengevaluasi

12
selisih yang terjadi antara anggaran dengan realisasi. Selisih anggaran
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu selisih menguntungkan (favorable)
dan tidak menguntungkan (unfavorable).

e) Anggaran Sebagai Alat Motivasi


Anggaran bisa berfungsi sebagai alat motivasi jika pencapaian target
anggaran diikuti dengan adanya insentif, bonus, dan kompensasi yang
berbentuk keuangan atau penghargaan sosial dan psikologis yang bersifat
nonkeuangan atas prestasi yang telah dicapai. Anggaran yang terlalu tinggi
targetnya dan dinilai tidak mungkin dicapai dapat menyebabkan
pesimisme pengguna anggaran sehingga menurunkan motivasi. Sedangkan
anggaran yang terlalu mudah untuk dicapai juga dapat melemahkan
motivasi karena tidak ada tantangan yang berarti.

C. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik


Anggaran sektor publik mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama
setelah adanya gerakan reformasi sektor publik di berbagai negara. Berikut adalah
beberapa jenis anggaran sektor publik:
1. Line Item Budget
Line item budget termasuk kategori sistem penganggaran yang cukup tua
sehingga disebut bagian dari sistem anggaran tradisional. Line item budget
merupakan sistem anggaran yang menyajikan belanja berdasarkan input atau
sumber daya yang digunakan. Kelemahan line item budget adalah kurang
dapat menginformasikan tentang efisiensi anggaran karena tidak dilakukan
pengkaita antara input dengan output. Line item budget lebih berfokus pada
pembuatan keputusan tentang input, tetapi tidak mengukur efisiensi dan
efektivitas program. Dengan sistem line item budget, kinerja anggaran diukur
berdasarkan tingkat serapan anggaran. Kemampuan menghabiskan atau
menyerap anggaran menjadi salah satu indikator penting. untuk mengukur
keberhasilan organisasi. Sebagai akibatnya dalam praktik sering terjadi
perilaku birokrat yang selalu berusaha untuk menghabiskan anggaran tanpa
melihat hasil dan kualitas.

13
Kelebihan line item budget di antaranya adalah sederhana dan mudah
mengadministrasikannya serta cukup baik untuk pengendalian input,
membantu perencanaan serta penetapan prioritas. Meskipun line item budget
dikategorikan sebagai anggaran tradisional, line item budget tidak bisa
dihilangkan sama sekali dan dalam beberapa bentuk dikombinasikan dengan
sistem anggaran modern.

2. Incremental Budget
Selain bersifat line item budget, anggaran tradisional juga bersifat
incremental budget. Incremental budget merupakan sistem penganggaran yang
hanya menambah atau mengurangi jumlah anggaran dengan menggunakan
data anggaran tahun lalu sebagai dasar perencanaan tahun sekarang. Kelebihan
sistem incremental budget adalah cocok untuk penganggaran kegiatan yang
sifatnya rutin dan selalu dilakukan, sistem incremental budget juga mudah
dilakukan karena tidak harus merumuskan dari awal tentang pos-pos anggaran
apa saja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan suatu program. Kelemahan
sistem incremental budget ini antara lain karena menggunakan anggaran tahun
lalu sebagai dasar penganggaran, maka seringkali terjadi duplikasi anggaran.
Selain itu, dasar kenaikan dan penurunan pos anggaran terkadang tidak
melalui analisis yang memadai sesuai dengan kebutuhan anggaran yang
rasional.

3. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)


Salah satu aspek reformasi manajemen keuangan dan akuntansi sektor
publik adalah adanya upaya mereformasi anggaran dari sistem anggaran
tradisional menjadi anggaran modern yang berorientasi pada pendekatan new
public management. Anggaran modern sektor publik tersebut antara lain
PPBS, ZBB, dan BFR. Planinng, programming, budgeting system (PPBS)
merupakan sistem penganggaran yang penyusunan anggarannya berdasarkan
progam. Setiap unit kerja memiliki visi, misi, tujuan, dan strategi organisasi
yang dituangkan dalam renstra unit kerja. PPBS menjabarkan program kerja
dalam bentuk anggaran yang diperlukan untuk masing-masing program.

14
Pengalokasian anggaran pada PPBS dilakukan berdasarkan dfungsi dan
program. Dalam sistem PPBS terdapat dua bagian struktur utama program dan
analisis program. Struktur program berisi rerangka konseptual yang
mengaitkan sumber daya, program dan kegiatan dengan tujuan. Program
analisis terkait dengan analisis biaya dan manfaat untuk masing-masing
program serta alokasi anggarannya, PPBS meliputi tiga level manajemen,
yaitu:
 Manajemen kebijakan: berisi identifikasi kebutuhan, analisis pilihan
altematif program, pemilihan program, dan alokasi anggaran.
 Manajemen sumber daya: berisi penetapan sistem pendukung utama
berupa perbaikan struktur anggaran dan praktik manajemen keuangan.
 Manajemen program: berisi implementasi kebijakan, strategi, program,
dan kegiatan; akuntansi, pelaporan, dan evaluasi.

4. Zero Based Budget (ZBB)


Zero based budgeting merupakan sistem penganggaran yang berbasis nol
atau mulai dari nol. ZBB tidak menjadikan setiap anggaran merupakan
anggaran yang baru sehingga dimulai dari nol.. Kelebihan ZBB antara lain
anggaran didasarkan kebutuhan riil bukan sekedar mengulang dan meneruskan
program lama sehingga hal ini dapat mengurangi terjadinya duplikasi dan
pemborosan anggaran.

Kelemahan ZBB cukup rumit penyusunannya dan sulit dalam.


implementasinya. Program kerja dan kegiatan yang tidak selalu baru harus
dimulai dari nol. Cukup banyak program dan kegiatan yang. merupakan
kelanjutan dari periode anggaran sebelumnya karena merupakan program
jangka menengah. Dalam penyusunan anggaran dengan pendekatan ZBB,
terdapat tiga langkah dasar yaitu:
 Identifikasi unit keputusan Membuat paket-paket keputusan
 Mereview dan meranking paket keputusan

15
5. Perfomance Budget
Perfomance budget atau anggaran berbasis kinerja merupakan sistem
penganggaran yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara
anggaran (input) dengan keluaran (output) dan hasil (outcome) yang
diharapkan dari kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian
keluaran dan hasil tersebut. Penyusunan anggaran berbasis kinerja dilakukan
dengan mengaitkan setiap anggaran program dan kegiatan dengan target
kinerja, capaian kinerja, standar satuan harga, analisis standar belanja, dan
standar pelayanan minimal.

D. Proses Penyusunan Anggaran


Proses penyusunan anggaran pada dasarnya meliputi tahap-tahap berikut:
1. Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran dapat dilakukan melalui pendekatan top down
budget planning, bottom up, atau kombinasi antara top down dan bottom up
budget. Dalam perencanaan anggaran dengan pendekatan top down, rencana
anggaran telah ditetapkan oleh organisasi atasan sedangkan unit organisasi di
bawahnya tinggal melaksanakan. Sementara itu perencanaan anggaran dengan
pendekatan bottom up atau disebut juga anggaran partisipasi, unit kerja
mengajukan usulan anggaran sedangkan manajemen atasannya mengevaluasi
dan menyetujui usulan anggaran unit. Perencanaan anggaran sektor publik di
Indonesia khususnya untuk penyusunan RAPBN dan RAPBD dilakukan
dengan pendekatan anggaran partisipasi yaitu melibatkan unit kerja organisasi
dan masyarakat dalam proses perencanaan anggaran. Unsur top down dalam
proses perencanaan anggaran masih ada namun tidak dominan terutama hal ini
dilakukan dalam penentuan prioritas dan plafon anggaran serta penetapan
kebijakan anggaran yang ditetapkan dari atas.

2. Pengesahan (Ratifikasi)
Setelah rencana anggaran selesai disusun oleh eksekutif, tahap selanjutnya
adalah pembahasan dan pengesahan oleh dewan legislatif sebagai pelaksanaan
hak budget. Pembahasan di dewan meliputi dua tahapan, yaitu pembahasan di

16
tingkat komisi atau badan anggaran dan pembahasan di tingkat sidang
paripurna dewan. Tahap pengesahan anggaran oleh dewan legislatif
merupakan tahap yang sangat penting, sebab tanpa mendapat persetujuan
dewan, anggaran yang diusulkan eksekutif tidak dapat dilaksanakan. Dalam
hal rencana anggaran tidak disetujui dewan, maka pemerintah harus
menggunakan anggaran tahun lalu sebagai dasar pelaksanaan anggaran.

3. Pelaksanaan
Anggaran dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dewan.
Pada tahap pelaksanaan, pengguna anggaran mengajukan permintaan
pencairan anggaran berdasarkan rencana penarikan dana yang telah
dituangkan dalam Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk unit
kerja di pemerintah pusat dan dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja
perangkat daerah (DPA-SKPD) untuk pemerintah daerah. Pada tahap
pelaksanaan anggaran terdapat dua aktivitas utama, yaitu penatausahaan
anggaran dan pencatatan akuntansi.

4. Pelaporan Dan Pertanggungjawaban


Tahap terakhir dalam siklus anggaran adalah pelaporan dan
pertanggungjawaban. Realisasi atas pelaksanaan anggaran dilaporkan dalam
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Organisasi (LO). Laporan
pelaksanaan anggaran merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban
presiden dan kepala daerah yang harus disampaikan kepada dewan legislatif
dan masyarakat.

E. Aspek Perilaku Dan Politik Penganggaran Sektor Publik


1. Aspek Perilaku Dalam Penganggaran Sektor Publik
Anggaran dapat mempengaruhi perilaku pimpinan dan pegawai yang
berperan sebagai pelaksana anggaran. Aspek perilaku dalam anggaran dapat
mempengaruhi kinerja anggaran. Beberapa aspek perilaku dalam
penganggaran sektor publik antara lain:

17
 Partisipasi anggaran
 Keterlibatan manajer senior
 Senjangan anggaran

2. Aspek Politik Dalam Penganggaran Sektor Publik


Penganggaran sektor publik merupakan suatu proses politik, bukan
semata-mata permasalahan teknis akuntansi, keuangan, dan manajerial saja.
Anggaran sektor publik merefleksikan pilihan tentang apa yang akan
dilakukan pemerintah dan apa yang tidak dilakukan. Anggara merefleksikan
prioritas program dan kegiatan yang harus didahulukan dilakukan dan
dianggaran dengan program yang bisa ditunda atau dikesampingkan.
Anggaran harus mendapat persetujuan dewan legislatif sedangkan dewan
legislatif merupakan lembaga politik. Anggaran harus melalui proses politik
baik di legislatif maupun di tingkat eksekutif sendiri. Semua hal-hal tersebut
menunjukkan bahwa anggaran sektor publik merupakan instrumen politik.
Terdapat beberapa area atau tahapan dalam siklus anggaran yang melibatkan
terjadinya proses politik anggaran, antara lain pada saat:
 Penentuan kebijakan anggaran -Penentuan prioritas program dan plafon
anggaran
 Penentuan alokasi anggaran
 Pembahasan anggaran
 Perubahan anggaran
 Pertanggungjawaban anggaran

F. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Dalam Penganggaran Sektor


Publik
PP 71/2010: Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai pengganti PP Nomor 24
Tahun 2005. merupakan penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual murni.
Namun, masih mengakomodir pilihan menerapkan basis kas menuju akrual (yang
diatur di dalam PP 24/ 2005 selama masa transisi) pelaksanaan akrual murni

18
paling tidak harus diterapkan paling lambat empat (4) tahun setelah peraturan ini
diterbitkan yaitu per 1 Januari 2015.
Dalam PP 71 ada enam (6) jenis laporan keuangan:
1. Laporan Realisasi Anggaran; Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(SAL);
2. Neraca;
3. Laporan Arus Kas;
4. Laporan Operasional;
5. Laporan Perubahan Ekuitas;
6. Catatan atas Laporan Keuanggan.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anggaran sektor publik merupakan suatu instrumen perencanaan, pengendalian
dan akuntabilitas publik yang ditandai adanya penentuan visi misi, tujuan,
sasaran, dan target organisasi publik serta adanya penetapan indikator kinerja
sebagai ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu tujuan
yang telah ditetapkan.

Penganggaran adalah suatu proses menyusun rencana keuangan yaitu pendapatan


dan pembiayaan, kemudian mengalokasikan. dana ke masing-masing kegiatan
sesuai dengan fungsi dan sasaran yang hendak dicapai. Anggaran merupakan
rencana jangka pendek organisasi yang dinyatakan dalam bentuk keuangan.
Anggaran sektor publik dari sudut pandang makro berfungsi sebagai alat untuk
mengalokasikan sumber daya publik, melakukan distribusi ekonomi, dan
menciptakan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik. Peran anggaran dalam
organisasi sektor publik antara lain:. Anggaran sektor publik berfungsi sebagai
alat alokasi yaitu untuk mengalokasikan anggaran ke dalam urusan, fungsi,
organisasi, dan program kerja.

Anggaran sektor publik juga berfungsi sebagai alat distibusi, yaitu untuk
mendistribusikan pendapatan atau sumber daya publik agar terjadi pemerataan dan
keadilan ekonomi. Melalui anggaran sektor publik ketimpangan ekonomi antar
daerah dan antara masyarakat miskin dengan yang kaya dapat dikurangi.
Anggaran sektor publik berfungsi sebagai alat stabilitasi, yaitu untuk menciptakan
stabilitas ekonomi, sosial, dan politik. Peran anggaran dari aspek mikro terkait
dengan fungsi anggaran dalam sistem perencanaan dan pengendalian manajemen
organisasi.

Anggaran dapat berfungi sebagai alat pengendalian manajemen, agar orang-orang


dalam organisasi yang bertanggungjawab atas implementasi strategi, program,
kegiatan, dan anggaran bekerja sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran
dan tidak menyimpang dari anggaran. Anggaran dapat digunakan untuk

20
memantau tingkat capaian kinerja organisasi dengan target yang ditetapkan
selama periode tertentu.

Dalam PP 71 ada enam (6) jenis laporan keuangan yang wajib untuk disajikan
sesuai dengan SAP Berbasis Akrual, yaitu Laporan Realisasi Anggaran; Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL); Neraca; Laporan Arus Kas; Laporan
Operasional; Laporan Perubahan Ekuitas; Catatan atas Laporan Keuanggan.

B. saran
Dalam makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang jauh dari kata
sempurna. Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di
atas dan semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat bagi kita
semua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aristiowati, I. (2015). Evaluasi Penganggaran dan Pelaksanaan Anggaran


Organisasi Sektor Publik (Studi Pada Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia). Accounting and Business Information Systems Journal, 2(2).

Bandi. 2016. SAP: Anggaran Sektor Publik (AnSP).


https://bandi.staff.fe.uns.ac.id/. Diakses pada tanggal 10 April 2022

Mahmudi. 2013. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Ull Press

Mardiasmo. 2018. Akuntansi sektor publik. Yogyakarta: Penerbit Andi

Nurkholis, Khusaini. 2019. Penganggaran sektor publik. Malang: Penerbit UB


Press

Pratiwi, R. N. (2012). Politisasi anggaran sektor publik. Interaktif: Jurnal Ilmu-


Ilmu Sosial, 1(2).

Rubeinsten. 2002. Penganggaran sektor publik. Malang: Penerbit UB Press

Setyorini, N., Hasthoro, H. A., & Wicaksono, A. (2013). Partisipasi Anggaran


Pada Organisasi Sektor Publik. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 4(2), 137-148.

22

Anda mungkin juga menyukai