UNIVERSITAS JAMBI
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan yang
diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
yang kami harapankan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Dalam makalah yang berjudul Penganggaran Sektor Publik Lanjutan, kami
membahas beberapa hal tentang teknik, pola, jenis, prinsip, dan contoh penganggaran serta
penganggaran sektor publik di berbagai negara maju dan berkembang.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan. Akhirnya,
kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para pengajar, mahasiswa, dan pembaca
pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi
pada sektor publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan sektor
swasta atau bisnis. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan
bentuk organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang
mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut. besarnya anggaran yang secara langsung
merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Agar fungsi
perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta
pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran
merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin
kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga diperlukan
karena adanya masalah keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak
terbatas dan terus berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan bahwa
pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknik Penganggaran Berdasarkan New Public Management (NPM)
Tiga macam teknik yang digunakan dalam penyusunan anggaran dengan pendekatan
NPM, adalah Zero Based Budgeting (ZBB); Planning, Program and Budgeting system
(PPBS); dan Performance Budgeting (PB) atau Anggaran Kinerja.
Pada Anggaran dengan teknik zero Based Budgeting (ZBB) mensyaratkan ada 3
prinsip yang harus diterapkan: a) anggaran diasumsikan dimulai dari nol (zero based)
sehingga dapat menghilangkan kelemahan incremental dan line item; b) didasarkan pada
kebutuhan anggaran tahun berjalan, bukan pada anggaran tahun lalu; c) item anggaran yang
sudah tidak relevan dan tidak mendukung pencapaian tujuan dihilangkin dari struktur
anggaran tahun berjalan, dan dimungkinkan untuk memunculkan item anggaran baru yang
dalam anggaran tahun lalu tidak ada.
Konsep Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada
pada sistem anggaran tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep Zero
Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran
diasumsikan mulai dari nol (zero based). Penyusunan anggaran yang bersifat incremental
mendasarkan besarnya anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan, yaitu
dengan menyesuaikannya dengan tingkat inflasi atau jumlah penduduk. ZBB tidak
berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun penentuan
anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini. Dengan ZBB seolah-olah proses anggaran
dimulai dari hal yang baru sama sekali. ltem anggaran yang sudah tidak relevan dibutuhkan
dan tidak mendukung pencapaian tujuan organisasi dapat hilang dari struktur anggaran atau
mungkin juga muncul item baru.
5
2) Penentuan paket-paket keputusan
Keunggulan ZBB
1. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya secara
lebih efisien.
2. ZBB berfokus pada value for money
3. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya
4. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
5. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran
6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong organisasi
untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran.
Kelemahan ZBB
1. Prosesnya memakan waktu lama (time consuming), terlalu teoretis dan tidak praktis,
membutuhkan biaya yang besar, serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena
pembuatan paket keputusan.
2. ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek
3. Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju
6
4. Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah pada proses meranking dan mereview paket
keputusan. Me-review ribuan paket keputusan merupakan pekerjaan yang melelahkan dan
membosankan, sehingga dapat mempengaruhi keputusan.
5. Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memiliki keahlian yang
mungkin tidak dimiliki organisasi. ZBB berasumsi bahwa semua staf memiliki kemampuan
untuk mengkalkulasi paket keputusan. Selain itu dalam perankingan muncul pertimbangan
subyektif atau mungkin terdapat tekanan politik sehingga tidak obyektif lagi.
6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk
dalam anggaran
7. lmplementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi
7
Karakteristik PPBS:
1) Berfokus pada tuiuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan
2) Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang karena
PPBS berorientasi pada masa depan
3) Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi
4) Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program, yang meliputi: (a)
identifikasi tujuan, (b) identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai
tujuan, (c) estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program, dan (d) estimasi
manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-masing alternatif Program.
Kelebihan PPBS
1) Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen
menengah.
2 Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja
3) Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-consciousnes/cost
aurareness) dalam perencanaan program
4) Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama
antar departemen
5) Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapaian tujuan
organisasi
6) PPBS menggunakan teori marginatutility, sehingga mendorong alokasi sumber daya secara
optimal
Kelemahan PPBS
1. PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya sistem
pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi
2. lmplementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan teknologi
yang canggih
3. PPBS bagus secara teori, namun sulit untuk diimplementasikan
4. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang
komplek
5. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Penggunaan statistik terkadang
kurang tajam untuk mengukur efektivitas program. Statististik hanya tepat untuk mengukur
beberapa program tertentu saja.
6. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat program atau
kegiatan yang lintas departemen sehingga menyulitkan dalam melakukan alokasi biaya.
Sementara itu sistem akuntansi dibuat berdasarkan departemen bukan program.
8
7) Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk berubah (resistence to
change).
8) Pelaksanaan teknik tersebut sering tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan politik.
Politik berusaha membuat pelaksanaan lebih "technocratic" yang hal tersebut bisa
mempengaruhi proses anggaran.
9) Pada akhirnya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak rasional.
3. Performance Based Budgeting (Anggaran Berbasis Kinerja)
Penggunaan teknik Anggaran Berbasis Kinerja (ABK), sebagaimana yang sekarang
ini, dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan anggaran tradisional khususnya kelemahan
tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja serta pencapaian
tujuan dan sasaran pelayanan publik.
Anggaran Berbasis Kinerja merupakan sistem perencanaan, penganggaran dan
evaluasi yang menekankan pada keterkaitan antara anggaran dengan hasil yang diinginkan.
Penerapan penganggaran kinerja harus dimulai dengan perencanaan kinerja, baik pada level
nasional (pemerintah) maupun level instansi (kementerian/lembaga), yang berisi komitmen
tentang kinerja yang akan dihasilkan, yang dijabarkan dalam program-program dan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan. Setiap instansi selanjutnya menyusun kebutuhan anggaran
berdasarkan program dan kegiatan yang direncanakan dengan format RKA-KL, yang
selanjutnya dibahas dengan otoritasi anggaran (Departemen Keuangan, Bappenas, dan DPR).
RKA-KL dari keseluruhan kementerian/lembaga menjadi bahan penyusunan RAPBN bagi
pemerintah.
Untuk menyusun anggaran daerah dengan pendekatan kinerja diperlukan tolok ukur
kinerja setiap unit kinerja yang kemudian diterjemahkan melalui berbagai program dan
kegiatan yang dapat ditentukan satuan ukur dan target kinerja serta standar analisis belanja
(SAB).
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran, dimana
setiap manajer dalam organisasi diberi peran untuk melaksanakan kegiatan dalam pencapaian
sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Proses penyusunan anggaran itu sendiri melibatkan
banyak pihak mulai dari manajer tingkat bawah sampai manajer tingkat atas (Siegel, 1989).
Proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu
pendekatan top-down, pendekatan bottom-up, dan participative budget (Anthony dan
Govindarajan, 1998).
Dalam pendekatan ini proses penyusunan anggaran dimulai dari manajer puncak.
Anggaran disusun dan ditetapkan oleh pimpinan dan anggaran harus dilaksanakan bawahan.
Anggaran top-down mempunyai kelemahan, antara lain : kurangnya komitmen bawahan,
seringkali tidak dapat dilaksanakan, dan sulit berhasil mencapai tujuan.
9
2. Bottom-up Approach (Pendekatan dari bawah ke atas)
10
7. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.
8. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya terlalu
pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-praktik
yang tidak diinginkan (korupsi dan kolusi).
9. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah munculnya
budget padding atau budgetary slack.
10. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme
pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi anggaran
dan ’manipulasi anggaran.’
11. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.
Anggaran Operasional
Anggaran operasional yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerinthan. Pengeluaran yang manfaatnya hanya satu tahun anggaran dan
tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah.
Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal menunjukkan rencana jagka panjang dan belanjaan atas aktiva tetap
seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran yang manfaatnya
cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah
dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan
pemeliharaannya.
1. Otorisasi oleh legislatif Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih
dulu sebelumeksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2. Komprehensif Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya adalah menyalahi
prinsipanggaran yang bersifat komprehensif.c.
3. Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam
dana umum (general fund)
4. Nondicretionary Apropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus
termanfaatkan secara ekonomis,efisien, dan efektif.
5. Periodik Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun
multi-tahunan
6. Akurat Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
(hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai pemborosan dan inefisiensi anggaran
sertadapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate
pengeluaran.
7. Jelasanggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak
membingungkan
8. Diketahui publik anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
11
2.5 Contoh penganggaran di organisasi sektor publik
1. Pemerintah pusat
Ada enam sumber ketidakpastian yang berpengaruh besar dalam penentuan volume APBN,
yakni , (1) harga minyak bumi dipasar internasional; (2) kuota produksi minyak mentah yang
ditentukan oleh OPEC; (3) pertumbuhan ekonomi ; (4) inflasi; (5) suku bunga; dan (6) nilai
tukar rupiah terhadap dolar amerika(USD).
Komponen APBN
Secara garis besar, APBN terdiri dari 5 komponen utama yaitu pendapatan negara dan hibah,
belanja negara, keseimbangan primer, surplus/defisit anggaran,dan pembiayaan.
2. Pemerintah daerah
Berdasarka kebijakan umum APBD, strategi dan plafon sementara telah ditetapkan
pemerintah dan DPRD, kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pengguna anggran akan
menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD)tahun
berikutnya dengan pendekatan berdasarkan kinerja yang akan dicapai. Setelah dokumen
rancangn perda mengenai APBD terususun, pemerintah daerah mengajukan rancangan
peraturan daerah tentang APBD tersebut, disertai dengan penjelasan dan dokumen-dokumen
pendukungnya kepada DPRD pada minggu pertama pada bulan oktober.
3. LSM
Beberapa organisasi nirlaba mempunyai lebih dari satu program, dan masing-masing
program harus merencanakan tahapan kinerja terkait dan arus kas yang dibutuhkan. Pada
dasarnya, organisasi LSM berusaha meminimalkan biaya overhead atau biaya administrasi,
yaitu biaya pendukung sumber daya yang menopang organisasi dan program secara
keseluruhan. Hal yang harus diperhatikan dalam penganggaran organisasi LSM :
- Identifikasi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi secara rinci
- Kegiatan yang dilakukan dalam proyek disesuaikan terlebih dahulu dengan tujuan dan
output yang terdapat dalam visi dan misi organisasi.
- Menyiapkan rencana kerja kegiatan yang mengacu pada rencana program
- Aturan umum dalam rencana anggaran,yakni pendapatan dan pengeluaran
- Setelah mengembangkan proyeksi anggaran yang baik, bandingkan keuangan dan strategi
pembayarannya.
4. Yayasan
Anggaran tidak boleh menjadi rahasia internal yayasan yang bersangkutan dan harus
dinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Anggaran
yayasan merupakan akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program
yang dibiayai dengan uang publik. Anggaran yayasan berisi rencana kegiatan yang
dipresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan
moneter.
12
5. Partai politik
Sumber pendanaan yang terdapat dalam partai politik adalag sebagai berikut :
Keuangan partai politik bersumber dari : iuran anggota, sumbangan yang sah menurut hukum,
dan bantua dari anggaran negara.
Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang, barang, fasilitas, peralatan, dan/atau
jasa.
Bantuan dari anggaran negara yang diatur dalam peraturan pemerintah diberikan secara
proposional kepada partai politik yang mendapatkan kursi di lembaga perwakilan rakyat.
Sumbangan dari anggota dan bukan dari anggota yang sah menurut hukum paling banyak
senilai Rp 200.000.000,- dalam waktu 1 tahun.
Sumbangan dari badan atau perusahaan yang sah menurut hukum paling banyak senilai Rp
800.000.000,- dalam waktu 1 tahun.
Salah satu kegunaan anggaran partai politik adalah untuk kampanye, yang merupakan momen
khusus dalam rangkaian pemilu yang disediakan oleh KPU bagi para kontestan pemilu.
1. Inggris
Terdapat 3 pertalian sistem pembuatan keputusan : sistem komite survei pengeluaran publik
(PESC), analisis program dan review (PAR), dan staf review kebijakan pusat (CPRS).
2. Kanada
Perencanaan pengeluaran terdiri dari 2 tahap : pertama, perencanaan pengeluaran yang terdiri
dari penyiapan 3 anggaran, dengan jumlah yang berbeda pada tingkat “saat ini” dan “
menurun”. Kedua, berhubungan dengan penilaian efisiensi, penentuan pengeluaran input, dan
bagaiman didelegasikan ke bagian administratif.
3. Prancis
Aplikasi PPBS pada organisasi pertahanan dikenal sebagai “planning, programming, and
preparation of the budget” dan menawarkan kerangka kerja yang terkoordinasi untuk
pembuatan keputusan yang tersentralisasi dan pengendalian. Aplikasi pada departemen sipil
yang dikenal sebagai “optimization of public expenditure” yang lebih menekankan pada
aplikasi teknik penilaian investasi. Keduanya , jika dikombinasikan ke dalam akan menjadi “
rationalization of the budget choice (RBC). RBC mempunyai 3 komponen yaitu struktur
program, studi analisis, dan sistem informasi.
4. Swedia
sistem anggaran di swedia mempunyai beberapa unsur yang mengkombinasikan perencanaan,
ramalan jangka menengah, dan pengukuran efisien.
13
5. Negara lainnya
Jepang aktif memberikan pertimbangan untuk megenal variasi PPBS. Austri, denmark,
jerman, selandia baru, dan belanda adalah diantara negara yang memperkenalkan secara luas
berbagai reformasi yang melibatkan pemilihan reklasifikasi anggaran kedalam program,
ramalan jangka menengah, pengenalan terhadap teknik penilaian, pengukuran produktifitas,
dan kinerja pada beberapa bagian.
Pengenalan sistem PPBS di india, indonesia, malaysia, nepal ,dan srilangka tiak
membawa perubahan dalam memfungsikan perencanaan dan penganggaran yang akan
dilaksanakan dalam basis rangkap dua. Cakupan dari sistem baru juga terbatas. Di malaysia
dan indonesia hal itu hanya terbatas pada anggaran pembangunan, semntara di india,
anggaran kinerja di siapakan sebagai dokumen pendukung.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu anggaran adalah merupakan suatu rencana keuangan periodic yang disusun
bedasarkan program-program yang telah disahkan, bisa juga diartikan anggaran adalah
rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu.
Anggaran dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal,
menggandakan pembatas jumlah dana, merinci jenis sumber dana dan jenis penggunaan dana
yang dicari, merasionalkan sumber dan penggunaan dana, menyempurnakan rencana yang
telah disusun dan menampung, menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan. Manfaat yang di punya pun beragam untuk mencapai tujuan yang sudah
disususn besama, sebagai alat menilai motivasi, kelebihan dan kekurangan serta tanggung
jawab pegawai, dan alat pendidik bagi para manajer. Memang anggaran mempunyai mamfaat
tapi tidak menutup kemungkinan anggaran juga mempunyai kelemahan.
15