Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK LANJUTAN”

DOSEN PENGAMPU: DR. SRI RAHAYU, S.E.,M.SA.,AK.


DISUSUN OLEH:

NAMA : 1. KHOIRUNISSA (C1C017109)


2. ACHNAF FERALDI HASWANDY (C1C017053)
3. ANGGA SURYA ADMANAGARA (C1C017029)
KELAS : R-009/3 AKUNTANSI
MATA KULIAH : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan yang
diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
yang kami harapankan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Dalam makalah yang berjudul Penganggaran Sektor Publik Lanjutan, kami
membahas beberapa hal tentang teknik, pola, jenis, prinsip, dan contoh penganggaran serta
penganggaran sektor publik di berbagai negara maju dan berkembang.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan. Akhirnya,
kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para pengajar, mahasiswa, dan pembaca
pada umumnya.

Jambi, 8 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teknik Penganggaran Berdasarkan NPM...........................................................................5

2.2 Pola Penganggaran.............................................................................................................9

2.3 Jenis-jenis Anggaran..........................................................................................................10

2.4 Prinsip-prinsip Penganggaran ...........................................................................................11

2.5 Contoh Penganggaran diOrganisasi Sektor Publik............................................................12

2.6 Penganggaran Sektor Publik di berbagai Negara Maju dan Berkembang........................13

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi
pada sektor publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan sektor
swasta atau bisnis. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan
bentuk organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang
mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut. besarnya anggaran yang secara langsung
merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Agar fungsi
perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta
pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.

Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran
merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin
kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga diperlukan
karena adanya masalah keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak
terbatas dan terus berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan bahwa
pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat

1.2Rumusan Masalah

1. Apa saja teknik penganggaran berdasarkan NPM?


2. Bagaimana pola penganggaran?
3. Apa saja jenis jenis anggaran?
4. Apa prinsip-prinsip penganggaran?
5. Bagaimana contoh penganggaran di organisasi sektor publik?
6. Bagaimana penganggaran sektor publik di berbagai negara maju dan
berkembang?

1.3Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui teknik penganggaran berdasarkan NPM.


2. Untuk mengetahui pola penganggaran.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis anggaran.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penganggaran.
5. Untuk mengetahui contoh penganggaran diorganisasi sektor publik.
6. Untuk mengetahui penganggaran sektor publik diberbagai negara maju dan
berkembang.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknik Penganggaran Berdasarkan New Public Management (NPM)
Tiga macam teknik yang digunakan dalam penyusunan anggaran dengan pendekatan
NPM, adalah Zero Based Budgeting (ZBB); Planning, Program and Budgeting system
(PPBS); dan Performance Budgeting (PB) atau Anggaran Kinerja.

1. Zero Based Budgeting (ZBB)

Pada Anggaran dengan teknik zero Based Budgeting (ZBB) mensyaratkan ada 3
prinsip yang harus diterapkan: a) anggaran diasumsikan dimulai dari nol (zero based)
sehingga dapat menghilangkan kelemahan incremental dan line item; b) didasarkan pada
kebutuhan anggaran tahun berjalan, bukan pada anggaran tahun lalu; c) item anggaran yang
sudah tidak relevan dan tidak mendukung pencapaian tujuan dihilangkin dari struktur
anggaran tahun berjalan, dan dimungkinkan untuk memunculkan item anggaran baru yang
dalam anggaran tahun lalu tidak ada.

Konsep Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada
pada sistem anggaran tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep Zero
Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran
diasumsikan mulai dari nol (zero based). Penyusunan anggaran yang bersifat incremental
mendasarkan besarnya anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan, yaitu
dengan menyesuaikannya dengan tingkat inflasi atau jumlah penduduk. ZBB tidak
berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun penentuan
anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini. Dengan ZBB seolah-olah proses anggaran
dimulai dari hal yang baru sama sekali. ltem anggaran yang sudah tidak relevan dibutuhkan
dan tidak mendukung pencapaian tujuan organisasi dapat hilang dari struktur anggaran atau
mungkin juga muncul item baru.

Proses implementasi ZBB terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1) Identifikasi unit-unit keputusan


Struktur organisasi pada dasarnya terdiri dari pusat-pusat pertanggungjawaban
(responsioitity center). Setiap pusat pertanggungjawaban merupakan unit pembuat keputusan
(decision unit) yang salah satu fungsinya adalah untuk menyiapkan anggaran. Zero Based
Budgeting merupakan sistem anggaran yang berbasis pusat pertanggungjawaban sebagai
dasar perencanaan dan pengendalian anggaran. Suatu unit keputusan merupakan kumpulan
dari unit keputusan level yang lebih kecil. Sebagai contoh, pemerintah daerah merupakan
suatu unit keputusan besar yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi dinas-dinas; dinas-dinas
dipecah lagi menjadi subdinas-subdinas; subdinas dipecah lagi menjadi subprogram, dan
sebagainya. Dengan demikian, suatu pemerintah daerah bisa memiliki ribuan unit keputusan.

5
2) Penentuan paket-paket keputusan

Setelah dilakukan identifikasi unit-unit keputusan secara tepat, tahap berikutnya


adalah menyiapkan dokumen yang berisi tujuan unit keputusan dan tindakan yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dokumen tersebut disebut paket-paket keputusan
(decision packages).

Paket keputusan merupakan gambaran komprehensif mengenai bagian dari aktivitas


organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara individual. Paket keputusan dibuat oleh
manajer pusat pertanggungjawaban dan harus menunjukkan secara detail estimasi biaya dan
pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk pencapaian tugas dan perolehan manfaat. Secara
teoretis, paket-paket keputusan dimaksudkan untuk mengidentifikasi berbagai altematif
kegiatan untuk melaksanakan fungsi unit keputusan dan untuk menentukan perbedaan level
usaha pada tiap-tiap alternatif. Terdapat dua jenis paket keputusan, yaitu:

a. Paket keputusan mutually-exclusive.


Paket keputusan yang bersifat mutually-exclusive adalah paket-paket keputusan yang
memiliki fungsi yang sama. Apabila dipilih salah satu paket kegiatan atau program, maka
konsekuensinya adalah menolak semua alternatif yang lain.

b. Paket keputusan incremental


Paket keputusan incremental merefleksikan tingkat usaha yang berbeda (dikaitkan dengan
biaya) dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Terdapat base package yang menunjukkan
tingkat minimal suatu kegiatan, dan paket lain yang tingkat aktivitasnya lebih tinggi yang
akan berpengaruh terhadap kenaikan level aktivitas dan juga akan berpengaruh terhadap
biaya. Setiap paket memiliki biaya dan manfaat yang dapat ditabulasikan dengan jelas.

3) Meranking dan mengevaluasi paket keputusan


Jika paket keputusan telah disiapkan, tahap berikutnya adalah meranking semua paket
berdasarkan manfaatnya terhadap organisasi. Tahap ini merupakan jembatan untuk menuju
proses alokasi sumber daya di antara berbagai kegiatan yang beberapa di antaranya sudah ada
dan lainnya baru sama sekali.

Keunggulan ZBB
1. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya secara
lebih efisien.
2. ZBB berfokus pada value for money
3. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya
4. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
5. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran
6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong organisasi
untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran.

Kelemahan ZBB
1. Prosesnya memakan waktu lama (time consuming), terlalu teoretis dan tidak praktis,
membutuhkan biaya yang besar, serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena
pembuatan paket keputusan.
2. ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek
3. Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju

6
4. Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah pada proses meranking dan mereview paket
keputusan. Me-review ribuan paket keputusan merupakan pekerjaan yang melelahkan dan
membosankan, sehingga dapat mempengaruhi keputusan.

5. Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memiliki keahlian yang
mungkin tidak dimiliki organisasi. ZBB berasumsi bahwa semua staf memiliki kemampuan
untuk mengkalkulasi paket keputusan. Selain itu dalam perankingan muncul pertimbangan
subyektif atau mungkin terdapat tekanan politik sehingga tidak obyektif lagi.
6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk
dalam anggaran
7. lmplementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi

2. Planning, Programming, and Budgetrng Sysfem (PPBS)


Teknik penganggaran PPBS, merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada
sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utama pada alokasi
sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. Pemilihan terhadap berbagai alternatif,
diputuskan berdasar pertimbangan obyektif mana yang akan memberikan manfaat paling
besar dalam pencapaian tujuan secara keseluruhan.
PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang
berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber daya
berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur
organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan program, yaitu
pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. PPBS adalah salah satu model
penganggaran yang ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat
keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik. Hal tersebut disebabkan sumber daya yang
dimiliki pemerintah terbatas jumlahnya, sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas
jumlahnya. Dalam keadaaan tersebut pemerintah dihadapkan pada pilihan alternatif
keputusan yang memberikan manfaat paling besar dalam pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan. PPBS memberikan rerangka untuk membuat pilihan tersebut.

LangkahJangkah implementasi PPBS meliputi :


1) Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas
2) Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan
3) Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari masing-
masing Program.
4) Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil
5) Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui.

PPBS mensyaratkan organisasi menyusun rencana jangka panjang untuk mewujudkan


tujuan organisasi melalui program-program. Kuncinya adalah bahwa program-program yang
disusun harus terkait dengan tujuan organisasi dan tersebar ke seluruh bagian organisasi.
Pemerintah harus dapat mengidentifikasi struktur program dan melakukan analisis program.
Struktur program merupakan rerangka untuk mengidentifikasi keterkaitan antara sumberdaya
yang dimiliki dengan aktivitas yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi,
struktur program merupakan semacam kerangka bangunan dari desain sistem PPBS. Analisis
program terkait dengan kegiatan menganalisis biaya dan manfaat dari masing-masing
program sehingga dapat dilakukan pilihan. Untuk mendukung hal tersebut PPBS
membutuhkan sistem informasi yang canggih agar dapat memonitor kemajuan dalam
pencapaian tujuan organisasi. Sistem pelaporan anggaran PPBS harus mampu melaporkan
hasil (manfaat) program bukan sekedar jumlah pengeluaran yang telah dilakukan.

7
Karakteristik PPBS:
1) Berfokus pada tuiuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan
2) Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang karena
PPBS berorientasi pada masa depan
3) Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi
4) Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program, yang meliputi: (a)
identifikasi tujuan, (b) identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai
tujuan, (c) estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program, dan (d) estimasi
manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-masing alternatif Program.

Kelebihan PPBS
1) Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen
menengah.
2 Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja
3) Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-consciousnes/cost
aurareness) dalam perencanaan program
4) Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama
antar departemen
5) Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapaian tujuan
organisasi
6) PPBS menggunakan teori marginatutility, sehingga mendorong alokasi sumber daya secara
optimal

Kelemahan PPBS
1. PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya sistem
pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi
2. lmplementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan teknologi
yang canggih
3. PPBS bagus secara teori, namun sulit untuk diimplementasikan
4. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang
komplek
5. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Penggunaan statistik terkadang
kurang tajam untuk mengukur efektivitas program. Statististik hanya tepat untuk mengukur
beberapa program tertentu saja.
6. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat program atau
kegiatan yang lintas departemen sehingga menyulitkan dalam melakukan alokasi biaya.
Sementara itu sistem akuntansi dibuat berdasarkan departemen bukan program.

Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS


1) Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untuk melakukan
aktivitas.
2) Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untuk mengukur oufpuf.
3) Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan, perubahan politik, dan
ekonomi
4) Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat.
5) Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama ketika terdapat
pertentangan kepentingan (conflict of interest).
6) Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara cepat dan tepat.

8
7) Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk berubah (resistence to
change).
8) Pelaksanaan teknik tersebut sering tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan politik.
Politik berusaha membuat pelaksanaan lebih "technocratic" yang hal tersebut bisa
mempengaruhi proses anggaran.
9) Pada akhirnya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak rasional.
3. Performance Based Budgeting (Anggaran Berbasis Kinerja)
Penggunaan teknik Anggaran Berbasis Kinerja (ABK), sebagaimana yang sekarang
ini, dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan anggaran tradisional khususnya kelemahan
tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja serta pencapaian
tujuan dan sasaran pelayanan publik.
Anggaran Berbasis Kinerja merupakan sistem perencanaan, penganggaran dan
evaluasi yang menekankan pada keterkaitan antara anggaran dengan hasil yang diinginkan.
Penerapan penganggaran kinerja harus dimulai dengan perencanaan kinerja, baik pada level
nasional (pemerintah) maupun level instansi (kementerian/lembaga), yang berisi komitmen
tentang kinerja yang akan dihasilkan, yang dijabarkan dalam program-program dan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan. Setiap instansi selanjutnya menyusun kebutuhan anggaran
berdasarkan program dan kegiatan yang direncanakan dengan format RKA-KL, yang
selanjutnya dibahas dengan otoritasi anggaran (Departemen Keuangan, Bappenas, dan DPR).
RKA-KL dari keseluruhan kementerian/lembaga menjadi bahan penyusunan RAPBN bagi
pemerintah.
Untuk menyusun anggaran daerah dengan pendekatan kinerja diperlukan tolok ukur
kinerja setiap unit kinerja yang kemudian diterjemahkan melalui berbagai program dan
kegiatan yang dapat ditentukan satuan ukur dan target kinerja serta standar analisis belanja
(SAB).

2.2 Proses Penyusunan Anggaran

Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran, dimana
setiap manajer dalam organisasi diberi peran untuk melaksanakan kegiatan dalam pencapaian
sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Proses penyusunan anggaran itu sendiri melibatkan
banyak pihak mulai dari manajer tingkat bawah sampai manajer tingkat atas (Siegel, 1989).
Proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu
pendekatan top-down, pendekatan bottom-up, dan participative budget (Anthony dan
Govindarajan, 1998).

1. Top-down Approach ( Pendekatan dari atas ke bawah )

Dalam pendekatan ini proses penyusunan anggaran dimulai dari manajer puncak.
Anggaran disusun dan ditetapkan oleh pimpinan dan anggaran harus dilaksanakan bawahan.
Anggaran top-down mempunyai kelemahan, antara lain : kurangnya komitmen bawahan,
seringkali tidak dapat dilaksanakan, dan sulit berhasil mencapai tujuan.

9
2. Bottom-up Approach (Pendekatan dari bawah ke atas)

Dalam pendekatan ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan.


Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya
untuk menyusun anggaran yang akan dicapai di masa mendatang. Metode ini digunakan jika
karyawan sudah memiliki kemampuan menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan
menimbulkan proses yang lama dan berlarut. Meskipun dapat menciptakan komitmen
manajemen bawah, namun anggaran bottom-up mempunyai kelemahan sebagai berikut :
seringkali tidak mempertimbangkan keselarasan tujuan, kurang terkendali, tujuan yang ingin
tercapai terlalu mudah.

3. Parcicipative Budget (Anggaran Partisipasi)

Pendekatan penganggaran yang melibatkan manajer level menengah dalam


pembuatan estimasi anggaran disebut Parcicipative Budget. Anggaran partisipasi adalah
anggaran yang dibuat dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari manajer pada semua
tingkatan. Keberhasilan program anggaran terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan
anggaran itu sendiri. Proses penyusunan anggaran bias dari atas ke bawah, bias juga
sebaliknya, dan ada juga yang menggunakan gabungan dari keduanya. Keberhasilan anggaran
dapat ditentukan dengan mengukur kinerjanya.

2.3 JENIS – JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak
perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai dengan
dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul
di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang
memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah:

1. Anggaran tradisional atau anggaran konvensional


2. Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.
3. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
4. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti
secara menyeluruh efektivitasnya.
5. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan anggaran
tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pilihan
sumberdaya, atau memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah
habis dibelanjakan, bukan apakah tujuan tercapai.
6. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit
dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan konflik, overlapping, kesenjangan, dan
persaingan antar departemen.

10
7. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.
8. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya terlalu
pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-praktik
yang tidak diinginkan (korupsi dan kolusi).
9. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah munculnya
budget padding atau budgetary slack.
10. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme
pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi anggaran
dan ’manipulasi anggaran.’
11. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

 Anggaran Operasional
Anggaran operasional yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerinthan. Pengeluaran yang manfaatnya hanya satu tahun anggaran dan
tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah.

 Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal menunjukkan rencana jagka panjang dan belanjaan atas aktiva tetap
seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran yang manfaatnya
cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah
dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan
pemeliharaannya.

2.4 PRINSIP – PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK :

1. Otorisasi oleh legislatif Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih
dulu sebelumeksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2. Komprehensif Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya adalah menyalahi
prinsipanggaran yang bersifat komprehensif.c.
3. Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam
dana umum (general fund)
4. Nondicretionary Apropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus
termanfaatkan secara ekonomis,efisien, dan efektif.
5. Periodik Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun
multi-tahunan
6. Akurat Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
(hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai pemborosan dan inefisiensi anggaran
sertadapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate
pengeluaran.
7. Jelasanggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak
membingungkan
8. Diketahui publik anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

11
2.5 Contoh penganggaran di organisasi sektor publik
1. Pemerintah pusat
Ada enam sumber ketidakpastian yang berpengaruh besar dalam penentuan volume APBN,
yakni , (1) harga minyak bumi dipasar internasional; (2) kuota produksi minyak mentah yang
ditentukan oleh OPEC; (3) pertumbuhan ekonomi ; (4) inflasi; (5) suku bunga; dan (6) nilai
tukar rupiah terhadap dolar amerika(USD).

Komponen APBN
Secara garis besar, APBN terdiri dari 5 komponen utama yaitu pendapatan negara dan hibah,
belanja negara, keseimbangan primer, surplus/defisit anggaran,dan pembiayaan.

2. Pemerintah daerah
Berdasarka kebijakan umum APBD, strategi dan plafon sementara telah ditetapkan
pemerintah dan DPRD, kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pengguna anggran akan
menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD)tahun
berikutnya dengan pendekatan berdasarkan kinerja yang akan dicapai. Setelah dokumen
rancangn perda mengenai APBD terususun, pemerintah daerah mengajukan rancangan
peraturan daerah tentang APBD tersebut, disertai dengan penjelasan dan dokumen-dokumen
pendukungnya kepada DPRD pada minggu pertama pada bulan oktober.

3. LSM
Beberapa organisasi nirlaba mempunyai lebih dari satu program, dan masing-masing
program harus merencanakan tahapan kinerja terkait dan arus kas yang dibutuhkan. Pada
dasarnya, organisasi LSM berusaha meminimalkan biaya overhead atau biaya administrasi,
yaitu biaya pendukung sumber daya yang menopang organisasi dan program secara
keseluruhan. Hal yang harus diperhatikan dalam penganggaran organisasi LSM :
- Identifikasi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi secara rinci
- Kegiatan yang dilakukan dalam proyek disesuaikan terlebih dahulu dengan tujuan dan
output yang terdapat dalam visi dan misi organisasi.
- Menyiapkan rencana kerja kegiatan yang mengacu pada rencana program
- Aturan umum dalam rencana anggaran,yakni pendapatan dan pengeluaran
- Setelah mengembangkan proyeksi anggaran yang baik, bandingkan keuangan dan strategi
pembayarannya.

4. Yayasan
Anggaran tidak boleh menjadi rahasia internal yayasan yang bersangkutan dan harus
dinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Anggaran
yayasan merupakan akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program
yang dibiayai dengan uang publik. Anggaran yayasan berisi rencana kegiatan yang
dipresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan
moneter.

12
5. Partai politik

Sumber pendanaan yang terdapat dalam partai politik adalag sebagai berikut :

Keuangan partai politik bersumber dari : iuran anggota, sumbangan yang sah menurut hukum,
dan bantua dari anggaran negara.

Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang, barang, fasilitas, peralatan, dan/atau
jasa.

Bantuan dari anggaran negara yang diatur dalam peraturan pemerintah diberikan secara
proposional kepada partai politik yang mendapatkan kursi di lembaga perwakilan rakyat.

Sumbangan dari anggota dan bukan dari anggota yang sah menurut hukum paling banyak
senilai Rp 200.000.000,- dalam waktu 1 tahun.

Sumbangan dari badan atau perusahaan yang sah menurut hukum paling banyak senilai Rp
800.000.000,- dalam waktu 1 tahun.
Salah satu kegunaan anggaran partai politik adalah untuk kampanye, yang merupakan momen
khusus dalam rangkaian pemilu yang disediakan oleh KPU bagi para kontestan pemilu.

2.6 Penganggaran publik diberbagai negara maju dan berkembang


Implementasi pembaaruan di negara-negara industri :

1. Inggris
Terdapat 3 pertalian sistem pembuatan keputusan : sistem komite survei pengeluaran publik
(PESC), analisis program dan review (PAR), dan staf review kebijakan pusat (CPRS).

2. Kanada
Perencanaan pengeluaran terdiri dari 2 tahap : pertama, perencanaan pengeluaran yang terdiri
dari penyiapan 3 anggaran, dengan jumlah yang berbeda pada tingkat “saat ini” dan “
menurun”. Kedua, berhubungan dengan penilaian efisiensi, penentuan pengeluaran input, dan
bagaiman didelegasikan ke bagian administratif.

3. Prancis
Aplikasi PPBS pada organisasi pertahanan dikenal sebagai “planning, programming, and
preparation of the budget” dan menawarkan kerangka kerja yang terkoordinasi untuk
pembuatan keputusan yang tersentralisasi dan pengendalian. Aplikasi pada departemen sipil
yang dikenal sebagai “optimization of public expenditure” yang lebih menekankan pada
aplikasi teknik penilaian investasi. Keduanya , jika dikombinasikan ke dalam akan menjadi “
rationalization of the budget choice (RBC). RBC mempunyai 3 komponen yaitu struktur
program, studi analisis, dan sistem informasi.

4. Swedia
sistem anggaran di swedia mempunyai beberapa unsur yang mengkombinasikan perencanaan,
ramalan jangka menengah, dan pengukuran efisien.

13
5. Negara lainnya
Jepang aktif memberikan pertimbangan untuk megenal variasi PPBS. Austri, denmark,
jerman, selandia baru, dan belanda adalah diantara negara yang memperkenalkan secara luas
berbagai reformasi yang melibatkan pemilihan reklasifikasi anggaran kedalam program,
ramalan jangka menengah, pengenalan terhadap teknik penilaian, pengukuran produktifitas,
dan kinerja pada beberapa bagian.

Implementasi pembaharuan di negara-negara berkembang

Pengenalan sistem PPBS di india, indonesia, malaysia, nepal ,dan srilangka tiak
membawa perubahan dalam memfungsikan perencanaan dan penganggaran yang akan
dilaksanakan dalam basis rangkap dua. Cakupan dari sistem baru juga terbatas. Di malaysia
dan indonesia hal itu hanya terbatas pada anggaran pembangunan, semntara di india,
anggaran kinerja di siapakan sebagai dokumen pendukung.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Suatu anggaran adalah merupakan suatu rencana keuangan periodic yang disusun
bedasarkan program-program yang telah disahkan, bisa juga diartikan anggaran adalah
rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu.

Anggaran dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal,
menggandakan pembatas jumlah dana, merinci jenis sumber dana dan jenis penggunaan dana
yang dicari, merasionalkan sumber dan penggunaan dana, menyempurnakan rencana yang
telah disusun dan menampung, menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan. Manfaat yang di punya pun beragam untuk mencapai tujuan yang sudah
disususn besama, sebagai alat menilai motivasi, kelebihan dan kekurangan serta tanggung
jawab pegawai, dan alat pendidik bagi para manajer. Memang anggaran mempunyai mamfaat
tapi tidak menutup kemungkinan anggaran juga mempunyai kelemahan.

15

Anda mungkin juga menyukai