Anda di halaman 1dari 19

RESUME

JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Akuntansi Sektor Publik
dibimbing oleh Bapak Nanang Agus Suyono., S.E., M.Si.

Disusun Oleh :

Tari Fidiyana (2017100015)

Nadya Risky (2017100016)

EZRA Fahreza Saleh (2017100017)

Akuntansi 1 / Semester 6

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH

WONOSOBO

2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya
yang telah melimpahkan rahmat, hidayat, serta inayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Jenis-
jenis Anggaran Sektor Publik” tanpa suatu halangan apapun.

Makalah ini sudah selesai disusun dengan maksimal oleh penulis


dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu penulis menyadari sepenuhya bahwa


makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan,
kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk
menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca agar penulis bisa melakukan perbaikan, sehingga menjadi
makalah yang baik dan benar.

Akhir kata penulis berharap makalah dengan judul “Jenis-jenis Anggaran


Sektor Publik” ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca
sekalian.

Wonosobo, 28 April 2020


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan anggaran sektor publik


B. Anggaran Tradisional
C. Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM
D. Perubahan Pendekatan Anggaran
E. Anggaran Kinerja
F. Zero Based Budgeting (ZBB)
G. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
H. Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakanng
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai
selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan
penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Definisi
anggaran (budget) adalah rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran
yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode
waktu tertentu.
Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik. Pada
sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk
publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik
untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan.
Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran
merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin
kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga diperlukan
karena adanya masalah keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak
terbatas dan terus berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan bahwa
pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang
memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran tradisional atau
anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New
Public Management.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka kami merumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perkembangan Anggaran Sektor Publik ?
2. Apakah pengertian dari Anggaran Tradisional?
3. Bagaimanakah Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan New Public
Management (NPM) ?
4. Bagaimana perubahan pendekatan anggaran ?
5. Apakah Pengertian Anggaran Kinerja dan Pedekatan Zero Bazed Budgeting?
6. Bagaimanakah Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan Planning,
Programming, and Budgeting System (PPBS) ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka kami menyusun
beberapa tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan perkembangan Anggaran Sektor Publik.
2. Untuk menjelaskan Anggaran Tradisional.
3. Untuk menjelaskan manajemen Anggaran Publik dengan pendekatan New Public
Management (NPM).
4. Untuk menjelaskan perubahan pendekatan anggaran.
5. Untuk menjelaskan anggaran kinerja dan pendekatan Zero Bazed Budgeting.
6. Untuk Menjelaskan Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan Planning,
Programming, and Budgeting System (PPBS).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan anggaran sektor publik


Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen
kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi.
Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan
moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan
dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas
penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami
banyak perkembangan. Sistem perencanaan anggaran sektor publik berkembang dan
berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan
perkembangan tuntutan yang muncul  di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa
jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Secara
garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua
pendekatan tersebut adalah (a) Anggaran Tradisional atau Anggaran Konvensional, dan 
(b)Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.
B. Anggaran Tradisional
Sistem anggaran tradisional (Traditional budgeting system) adalah suatu
cara menyusun anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Penyusunannya lebih didasarkan pada kebutuhan untuk belanja atau
pengeluaran.
Dalam sistem ini, perhatian lebih banyak ditekankan pada pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran secara akuntansi yang meliputi pelaksanaan anggaran,
pengawasan anggaran dan penyusunan pembukuannya. Pengelompokan pos-pos
anggaran didasarkan atas obyek-obyek pengeluaran, sedangkan distribusi anggaran
didasarkan atas jatah tiap-tiap departemen/lembaga. Dasar pemikirannya adalah setiap
pengeluaran negara harus didasarkan pada perhitungan dan penelitian yang ketat agar
tidak terjadi pemborosan dan penyimpangan atas dana yang terbatas.
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di negara
berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu: (a) cara
penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan (b) struktur
dan susunan anggaran yang besifat line-item. Sedangkan Ciri yang lain : (a)
Cenderung Sentralistis, (b) Bersifat spesifikasi, (c) Tahunan dan (d) Menggunakan
prinsip Anggaran bruto.

a. Incrementalism
Anggaran bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada
sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk
menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian
yang mendalam. Pendekatan yang semacam ini tidak saja belum menjamin
terpenuhinya kebutuhan rill, namun juga dapat mengakibatkan kesalahan yang
terus berlanjut..
Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya
perhatian terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efktivitas
seringkali tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional.
Anggaran tradisional cenderung menggunakan konsep historic cost of service. Akibat
digunakan konsep iniadalah suatu item. Program atau kegiatan akan muncul lagi
dalam anggaran tahunberikutnya meskipun sebenarnya item tersebut sudah tidak
dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominal rupiah yang
disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlahpenduduk, dan penyesuaian lainnya.
b. Line-item
Struktur anggaran bersifat line-item yang didasarkan atas dasar sifat
(nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Penyusunan anggaran dengan
menggunakan struktur line-item dilandasi alasan adanya orientasi sistem
anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran. Anggaran
tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan pengeluaran, seperti
misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak, atau
pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya,
bukan berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang
dilakukan.
c. Kelemahan Anggaran Tradisional
1. Hubungan yang tidak memadai antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
2. Pendekatan incrementalism  menyebabkansejumlah besar pengeluaran tidak
pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.
3. Lebih berorientasi pada input daripada output. Kinerja dievaluasi dalam
bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan bukan apakah tujuan tercapai.
4. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan konflik,
overlapping, kesenjangan dan persaingan antar departemen.
5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
6. Anggaran tradisional bersifat tahunan.
7. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya
adalah munculnya budget padding atau budgetary slack.
8. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme
pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan
revisi anggaran dan manipulasi anggaran.
9. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan
tindakan.
C. Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM
a. Era New Public Management
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen
sektor publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang
terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik
yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar
perubahan kecil dan sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah
terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru
yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public
Management.
Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam
pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing goverment”. Perspektif baru
pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah :
1. Pemerintah Katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi
pelayan publik.
2. Pemerintah milik masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada
melayani.
3. Pemerintah yang Kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam
pemberian pelayanan publik.
4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan
oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
5. Pemerintah yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan.
6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan,
bukan birokrasi.
7. Pemerintah wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan.
8. Pemerintah antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati.
9. Pemerintah desentralisasi : dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja.
10. Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar : mengadakan perubahan
dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme
administratif (sistem prosedur dan pemaksaan).
b. Perbedaan mendasar antara anggaran tradisional dengan anggaran era new public

ANGGARAN NEW  PUBLIC MANAGEMENT


TRADISIONAL
Sentralistis Desentralisasi & devolved management

Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output, dan outcome


(value for money)
Tidak terkait dengan Utuh dan komprehensif dengan perencanaan
perencanaan jangka jangka panjang
panjang
Line-item dan increment Berdasarkan sasaran dan target kinerja
alism
Batasan departemen yang Lintas departemen (cross department)
kaku (rigid department)

Menggunakan aturan Zero-Base Budgeting, Planning Programming


klasik: Budgeting System
Vote accounting
Prinsip anggaran bruto Sistematik dan rasional
Bersifat tahunan Bottom-up budgeting

D. Pe
Metode Sektor swasta komersial berfokus pada perspektif finansial dan organisasi
layanan publik berfokus pada pelanggan.
Menurut Lohman (2003) Aspek-aspek pokok yang harus dipertimbangkan dalam
pengukuran kinerja organisasi komersial, antara lain :
1.      Sumber daya
·         Biaya (biaya produksi, biaya pemasaran, biaya pelayanan, biaya yang berhubungan
dengan persediaan, biaya distribusi dan sebagainya)
·         Assets (biaya angkut persediaan)
2.      Output
·         Keuangan (penjualan, keuntungan, return on investment)
·         Waktu (waktu respons pelanggan, ketepatan waktu pengiriman)
·         Kualitas (keluhan pelanggan, kerusakan pengiriman)
3.      Fleksibilitas
·         Fleksibilitas volume (kemampuan merespons perubahan permintaan)
·         Fleksibilitas pengiriman (tingkat kecepatan atas pengiriman)
·         Fleksibilitas campuran (kemampuan melayani berbagai jenis permintaan)
E. rubahan Pendekatan Anggaran
Seiring dengan perkembangan zaman, muncul beberapa teknik penganggaran
sektor publik, misalnya adalah teknik anggaran kinerja (performance budgeting), Zero
Based Budgeting (ZBB), dan Planning, Programming, and Budgeting system.
Pendekatan baru dalam sistem anggaran publik tersebut cenderung memiliki
karakteristik umum sebagai berikut :
1. Komprehensif/komparatif
2. Terintegrasi dan lintas departemen
3. Proses pengambilan keputusan yang rasional
4. Berjangka panjang
5. Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
6. Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost)
7. Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input.
8. Adanya pengawasan kerja.
F. Anggaran Kinerja
Anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan konsep value for money
dan pengawasan atas kinerja output. Dominasi pemerintah dapat diawasi dan
dikendalikan melalui internal cost awareness, audit keuangan dan audit kinerja, serta
evaluasi kinerja eksternal.
Sistem anggaran kinerja yaitu sistem yang mencakup penyusunan program
dan tolak ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Mencakup pada penentuan unit kerja yang bertnaggungjawab atas pelaksanaan
program, serta penentuan indikator kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam
mencapai tujuan program yang telah ditetapkan.
G. Zero Based Budgeting (ZBB)
Konsep ZBB dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem
anggaran tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep ZBB dapat
menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari
nol (zero-base).   Pada konsep ZBB penentukan anggaran  didasarkan pada kebutuhan
saat ini:
a. Proses implementasi ZBB
Proses implementasi ZBB terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu :
1. Identifikasi unit-unit keputusan
Setiap pusat Pertanggungjawaban merupakan unit pembuat keputusan yang
salah satu fungsinya menyiapkan anggaran. Suatu unit keputusan merupakan
kumpulan dari unit-unit keputusan level yang lebih kecil.
2. Penentuan paket-paket keputusan Paket keputusan
Merupakan gambaran komprehensif mengenai bagian dari aktivitas organisasi
atau fungsi yang dapat dievaluasi secara individual. paket keputusan dibuat oleh
manajer yang harus menunjukkan detail estimasi biaya dan pendapatan yang
dinyatakan dalam bentuk pencapaian tugas dan perolehan manfaat. Ada dua jenis
paket keputusan, yaitu :
 Paket keputusan mutually-exclusive Adalah paket-paket keputusan yang
memiliki fungsi sama. Apabila dipilihsalah satu paket kegiatan atau program,
maka konsekuensinya adalah menolak semua alternative yang lain.
 Paket keputusan incremental Paket ini merefleksikan tingkat usaha yang
berbeda (dikaitkan dengan biaya) dalam melaksanakan aktivitas tertentu.
Terdapat base package yang menunjukkan tingkat minimal suatu kegiatan, dan
paket lain yang tingkat aktivitasnya lebih tinggi yang akan berpengaruh
terhadap kenaikan level aktivitas dan juga berpengaruh terhadap biaya. Setiap
paket memiliki biaya dan manfaat yang dapat ditabulasikan dengan jelas.
3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan
Tahap ini merupakan jembatan untuk menuju proses alokasi sumber daya di
antara berbagai kegiatan yang beberapa diantaranya sudah ada dan lainnya baru sama
sekali.
b. Keunggulan dari Zero Based Budgeting (ZBB)
1. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber
daya secara efisien
2. ZBB berfokus pada value for money
3. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan
biaya
4. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
5. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan
anggaran
6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong
organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta
tingkat pengeluaran.
c. Kelemahan ZBB
1. Prosesnya memerlukan waktu lama
2. Manfaat jangka pendek
3. Membutuhkan teknologi yang maju
4. Merangking dan mereview merupakan pekerjaan yang melelahkan
5. Membutukan staf yang memiliki keahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi
6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan
harus masuk dalam anggaran.
7. Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperibadian dalam organisasi.
H. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS merupakan teknik penganggaran yang berorientasi pada output dan tujuan,
penekananan utamanya adalah alokasi sumber daya berdasrkan analisis ekonomi.
a. Proses implementasi PPBS
Langkah-langkah implementasi PPBS meliputi:
1. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas.
2. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari
masing-masing program.
4. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil.
5. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui.
PPBS mensyaratkan organisasi menyusun rencana jangk panjang. Kuncinya
adalah bahwa program-program yang disusun harus terkait dengan tujuan organisasi
dan tersebar ke seluruh bagian organisasi. Sistem pelaporan anggaran PPBS harus
mampu melaporkan hasil (manfaat) program bukan sekedarjumlah pengeluaran yang
telah dilakukan.

b. Karakteristik PPBB
1. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan
2. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang
karena PPBS berorientasi pada masa depan
3. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi
4. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program, yang
meliputi:
 Identifikasi tujuan
 Identifikassi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan
 Estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program
 Estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-masing
alternatif program.
c. Kelebihan PPBS
1. Memudahkan dalam pendegelasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke
manajamen menengah
2. Dalam jangka panjang dapat mengurangi bebean kerja
3. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-
consciousnesss/ cost awareness) dalam perencanaan program
4. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan
kerja sama antar departemen.
5. Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapaian
tujuan organisasi
6. PPBS menggunakan teori marginal utility sehingga mendorong alokasi sumber
daya secara optimal.
d. Kelemahan PPBS
a. PPBS membutuhkan sistem informasi yang cangggih, ketersediaan data, adanya
sistem pengukuran, dan staff yang memiliki kapabilitas tinggi.
b. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membuthkan
teknologi yang canggih
c. PPBS bagus secara teori, namun sulit untuk diimplementasikan
d. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan
manusia yang kompleks
e. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Penggunaan
statistik terkadang kurang tajam untuk mengukur beberapa program tertentu saja.
f. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis.
I. Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS
1. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untuk
melakukan aktivitas.
2. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untuk
mengukur output.
3. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan dimasa depan, perubahan
politik, dan ekonomi.
4. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat.
5. Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama ketika
terdapat kepentingan (conflict of interest).
6. Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara
cepat dan tepat.
7. Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk
berubah (resistence to change).
8. Pelaksanan tersebut sering tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan
poitik.
9. Pada akhirnya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak rasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan
moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi pengendalian dan
pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas
penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Terdapat dua pendekatan dalam penyusunan angaran sektor publik, yaitu pendekatan
tradisional dan pendekatan New Public Management. Pendekatan NPM dimaksudkan untuk
mengatasi kelemahan dari sistem tradisional. Anggaran dengan pendekatan NPM terdiri dari
beberapa jenis, yaitu anggaran kinerja, ZBB, dan PPBS. Anggaran dengan pendekatan NPM
sangat menekankan pada konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output.
Perubahan dari sistem anggaran tradisional menuju sistem anggaran dengan
pendekatan NPM merupakan bagian penting dari reformasi anggaran. Reformasi anggaran
sektor publik dilakukan untuk menjadikan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan
publik dan menekankan value for money. Beberapa jenis anggatan dengan pendekatan NPM,
seperti ZBB, PPBS, dan Anggaran Kinerja perlu dikaji lebih mendalam sebelum
diaplikasikan, karena pada masing-masing jenis anggaran tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan. Penerapan sistem anggaran juga perlu mempertimbangkan aspek sosial, kultural,
dan kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk
memperoleh informasi menegenai Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik. Namun kami sadar
bahwa dalam makalah ini .masih jauh dari kta kesempurnaan. Oleh karena itu masukan
sertasaran dari pembaca sangat kami harapkan demi tercapainnya kesempurnaan tersebut
DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/06/jenis-jenis-anggaran-sektor-publik.html

http://menarailmuku.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-anggaran-sektor-publik.html

Anda mungkin juga menyukai