Anda di halaman 1dari 27

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK DAN JENIS JENIS ANGGARAN

SEKTOR PUBLIK

Oleh:

Kadek Juli Hartawan (1833122111)

I Gusti Bagus Satya Bramasiwi (1833122114)

Kelas F3 Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN 2020
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah
proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Definisi anggaran (budget) adalah
rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber
pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu. Dalam
organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik. Pada sektor swasta,
anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, sebaliknya pada
sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan,
dan diberi masukan.

Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran
merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan,
dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga diperlukan karena adanya masalah
keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus
berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan bahwa pemerintah telah
bertanggung jawab terhadap rakyat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam
perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan
utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran
tradisional atau anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan
pendekatan New Public Management.

Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen


kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal
tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung
mereflesikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat
perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan
dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus
dilaukan dengan cermat dan sistematis. Sehingga kami mahasiswa Warmadewa merangkum
makalah yang kami buat dengan judul “Penganggaran Sektor Publik dan Jenis Jenis Anggaran
Sektor Publik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah arti Konsep Anggaran Sektor Publik?
2. Apa Pengertian Anggaran Sektor Publik?
3. Apa Pentingnya Anggaran Sektor Publik?
4. Fungsi Anggaran Sektor Publik?
5. Apasaja Jenis – jenis Anggaran Sektor Publik?
6. Apasaja Prinsip Anggaran Sector Publik?
7. Bagaimana Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik?
8. Apa saja Prinsip – Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran?
9. Bagaimana perkembangan anggaran sector public?
10. Apa itu pengertian anggaran tradisional?
11. Bagaimana perubahan pendekatan anggaran?
12. Apa itu anggaran kinerja?
13. Bagaimana perkembangan system anggaran?
14. Apa pengertian dari Zero Based Budgeting (ZBB)?
15. Apa itu Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)?
16. Bagaimana penerapan anggaran di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Konsep Anggaran Sektor Publik
2. Mengetahui Pengertian Anggaran Sektor Publik
3. Mengetahui Pentingnya Anggaran Sektor Publik
4. Mengetahui Fungsi Anggaran Sektor Publik
5. Mengetahui Jenis – jenis Anggaran Sektor Publik
6. Mengetahui Prinsip Anggaran Sector Publik
7. Mengetahui Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
8. Mengetahui Prinsip – Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran
9. Mengetahui perkembangan anggaran sector public
10. Mengetahui pengertian anggaran tradisional
11. Mengetahui perubahan pendekatan anggaran
12. Mengetahui anggaran kinerja
13. Mengetahui perkembangan system anggaran
14. Mengetahui pengertian dari Zero Based Budgeting (ZBB)
15. Mengetahui pengertian Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
16. Mengetahui penerapan anggaran di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah
proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran. Dalam organisasi sektor publik,
penganggaran merupakan suatu proses politik.

Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup
untuk publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik
untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Penganggaran sektor publik terkait dengan
proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan
moneter.

Proses penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan strategi dan
perencanaan strategic telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan managerial plan for action
untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi. Aspek-aspek yang harus tercakup dalam
anggaran sektor publik meliputi:

- Aspek perencanaan
- Aspek pengendalian
- Aspek akuntabilitas public
- Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, serta
pelaporan dan akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus (oversight
body).

2.2 PENGERTIAN PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran sector public adalah alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan
social dalam menjamin kesinambungan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Anggaran sector public memuat berbagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Pembentukan
anggaran sector publik kerap kali melibatkan unsur politik dan sejenisnya.

Anggaran sector public adalah anggaran yang dibuat untuk membantu menentukan
tingkat kebutuhan masyarakat seperti air, listrik, kualitas kesehatan, pendidikan dan sebagainya.

Penganggaran sector public adalah proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap
program dan aktivitas dalam satuan moneter yang memuat aspek perencanaan, pengendalian an
akuntabilitas public.

Anggaran public berisi rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana,
anggaran public merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu
organisasi yang meliputi informasi pendapatan, belanja, dan aktifitas. Anggaran berisi estmasi
mengenai apa yang akan dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang. Setiap anggaran
memberikan informasi mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan
datang. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran public merupakan suatu rencana
financial yang menyatakan. Beberapa biaya atas rencana yang dibuat Berapa banyak dan
bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan).

2.3 PENTINGNYA ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Tidak semua aspek kehidupan masyarakat tercakup oleh anggaran sector public.
Terdapat beberapa aspek kehidupan yang tidak tersentuh oleh anggaran sector public, baik skala
nasional maupun local. Anggaran sector public dibuat untuk membantu menentukan tingkat
kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendiidikan dan sebagainya
agar terjamin secara layak. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang
diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang mereka buat. Dalam sebuah negara demokrasi,
pemerntah mewakili kepentingan rakyat uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan
anggaran menunjukkan rencana pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat tersebut.
Anggaran merupakan arahan di masa yang akan datang.

Anggaran sector public penting bagi peperintahan Karena anggaran merupakan arahan
pembangunan social ekonomi, membangun kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
orang banyak. Anggaran banyak diperlukan Karena adanya kebutuhan dan keinginan
masyarakat yang tak terbatas dan teus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.
Anggaran diperlukan Karena adanya masalah keterbatasan sumber daya dan pilihan. Dapat juga
dipergunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.
Dalam hal ini anggaran public merupakan instrument pelaksanaan kuntabilitas public oleh
lembaga public yang ada.

2.4 FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

A. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan

Anggaran merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan orgsnisasi. Anggaran


dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemeintah, beberapa biaya
yang dibutuhkan dan beberapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.

B. Anggaran sebagai alat pengendalian

Memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar


pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada public. Tanpa anggaran,
pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan pengeluaran. Anggaran sector public dapat
digunakan untuk mengendalikan (membetasi kekuasaan) eksekutif. Selain itu anggaran
digunakan untuk memberi informasi dan meyainkan legislative bahwa pemerintah bekerja secara
efektif dan efisien tanpa adanya korupsi.

C. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal

Digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui


anggaran public dapat diketahui arah kebijkan fiscal pemerintah, sehingga dapat dilakukan
prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan
mengkoordinasi kegiatan ekonomi masyarakatb sehingga dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi.

D. Anggaran Sebagai Alat Politik

Memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sector public merupakan dokumen
politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislative atas penggunaan dana
public untuk keentingan tertentu. Anggaran bukan sekedar masalah teknis akan tetapi lebih
merupakan alat politik. Oleh Karena itu pembuatan anggaran public membutuhkan kemampuan
berpolitik. Manajer public harus sadar sepenuhnya bahwa kegagalan dalam melaksanakan
anggaran yang telah disetujui dapat menjatuhkan kepemimpinan atau paling tidak menurunkan
kredibilitas pemerintah.

E. Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi.

Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran
public merupakan koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran public disusun untuk
mendeteksi terjadinya inkonsistensi unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi.

F. Anggaraan sebagai Alat Penilaian Kinerja

Wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislative).
Kinerja para eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan
anggaran. Kinerja manajer public dinilai berdasarkan beberapa yang berhasil ia capai dikaitkan
dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk
pengendalian dan penilaian kinerja.

G. Anggaran sebagai alat komunikasi

Alat untuk memotifasi manajer da staffnyabagar bekerja secara ekonomis, efisien dan
efektif dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Target anggaran
hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu
rendahb sehingga terlalu mudah untuk dicapai.

H. Anggaran sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik

Anggaran public tidak boleh diabaikan oleh cabinet, birokrat, dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai orgnisasi kemasyarakatan harus terlibat
dalam peanggaran public. Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba
mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka. Kelompok lain dari masyarakat
yang kurang teroganisasi akan mempercayakan aspirasinya melalui proses politik yang ada. Jika
tidak ada suara mereka, maka mereka akan mengambil tindakan dngan jalan lain seperti dengan
tindakan massa, melakukan boikot, vvandalism dan sebagainya.

2.5 JENIS – JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan
multi-fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut terutama
tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan
tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik
yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar
fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta
pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.

Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak
perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai dengan
dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul di
masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan
anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan
mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah:

1. Anggaran tradisional atau anggaran konvensional


2. Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.
3. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
4. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti
secara menyeluruh efektivitasnya.
5. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan anggaran
tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pilihan
sumberdaya, atau memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah
habis dibelanjakan, bukan apakah tujuan tercapai.
6. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit
dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan konflik, overlapping, kesenjangan, dan
persaingan antar departemen.
7. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.
8. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya terlalu pendek,
terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-praktik yang tidak
diinginkan (korupsi dan kolusi).
9. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah munculnya budget
padding atau budgetary slack.
10. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme pengendalian
untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi anggaran dan ’manipulasi
anggaran.’
11. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

Anggaran Operasional

Anggaran operasional yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam


menjalankan pemerinthan. Pengeluaran yang manfaatnya hanya satu tahun anggaran dan tidak dapat
menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah.

Anggaran Modal/Investasi

Anggaran modal menunjukkan rencana jagka panjang dan belanjaan atas aktiva tetap seperti
gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran yang manfaatnya cenderung
melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah dan selanjutnya
akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.

2.6 PRINSIP – PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK:

Otorisasi oleh legislatif Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih dulu
sebelumeksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

Komprehensif Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah.


Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya adalah menyalahi prinsipanggaran yang
bersifat komprehensif.c.

Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana
umum (general fund) Nondicretionary Apropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif
harus termanfaatkan secara ekonomis,efisien, dan efektif.

Periodik Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun multi-
tahunan Akurat Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
(hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai pemborosan dan inefisiensi anggaran sertadapat
mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran. Jelas anggaran
hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan Diketahui publik
anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

2.7 PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran pendapatan dan belanja Negara/Daerah yang dipresentasikan setiap tahun oleh
eksekutif, memberi informasi rinci kepada DPR/DPRD dan masyarakat tentang program apa yang
direncanakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat, dan bagaimana program-
program tersebut dibiayai. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan merupakan rangkaian
proses anggaran. Proses penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan, yaitu :

- Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasiantarbagian


dalam lingkungan pemerintahan.
- Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik
melalui proses pemrioritasan.
- Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
- Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR/DPRDdan
masyarakat luas.

Faktor yang dominan dalam proses penganggaran adalah :

- Tujuan dan target yang hendak dicapai


- Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)
- Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target.
- Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan pemerintah
yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam,dan sebagainya.

Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu:

- aspek penganggaran
- aspek akuntansi
- aspek pengendalian
- aspek auditing.

Aspek penganggaran mengantisipasi pendapat dan belanja, aspek akuntansi terkait denga
proses mencatat, mengolah dan melaporkan segala aktivitas peneriman dan pengeluaran atas
dana pada saat anggaran dilaksanakan. Aspek akuntansi lebih bersifat pencatat masa lalu maka
aspek penganggaran lebih bersifat perencanaan masa yang akan datang. Karena aspek
penganggaran dianggap sebagai isu sentral, maka para manajer public perlu mengetahui prinsip-
prinsip pokok yang ada dalam siklus anggaran.

2.8 PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN

Richard Musgrave seperti yang dikutip Coe (1989) mengidentifikasikan tiga pertimbangan
mengapa pemerintah perlu terlibat dalam bisnis pengadaan barang dan jasa bagi masyarakat. Ketiga
pertimbangan tersebut meliputi stabilitas ekonomi, redistribusi pendapatan, dan alokasi sumber
daya. Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnya underfinancing atau
overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran.

2.9 PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen


kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal
tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung
mereflesikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat
perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat
berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan
pengeluaran harus dilaukan dengan cermat dan sistematis.

Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak
perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai dengan
dinamika perembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul
dimasyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang
memiliki perbedaan mendasar, yaitu : (a) Anggaran tradisional atau anggaran konvensional,
dan (b) Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.

2.10 ANGGARAN TRADISIONAL

Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara


berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu: (a) cara
penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan (b) struktur dan
susunan anggaran yang bersifat line-item.

Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah (c)
cenderung sentralistis; (d) bersifat spesifikasi; (e) tahunan; dan (f) menggunakan prinsip
anggaran bruto. Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu
mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan anggaran
tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan.
Oleh karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut, maka satu-satunya tolok ukur
yang dapat digunakan untuk tujuam pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan
anggaran.

Incrementalism

Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggung jawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat icrementalism, yaitu hanya
menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada
sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan
besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam. Pendeatan
semacam ini tidak saja belum menjamin terpenuhinya kebutuhan rill, namun juga dapat
mengakibatkan kesalahan yang terus berlanjut. Hal ini disebabkan karena kita tidak pernah
tahu apakah pengeluaran periode sebelumnya yang dijadikan sebagai tahun dasar
penyusunan anggaran tahun ini telah didasarkan atas kebutuhan yang wajar.

Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian
terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas seringkali tidak
dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional. Dengan tidak adanya
perhatian terhadap konsep value for money, seringkali pada akhir tahun anggara terjadi
kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas
yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan.

Anggaran tradisional yang bersifat “incrementalism” cenderung menerima konsep


harga pokok pelayanan historis (historic cost of service) tanpa memperhatikan pertanyaan
seperti:
1. Apakah pelayanan tertentu yang dibiayai dengan pengeluaran pemerintah masih
dibutuhkan atau masih menjadi prioritas?
2. Apakah pelayanan diberikan secara ekonomis dan efisien?
3. Apakah pelayanan yang diberikan mempengaruhi pola kebutuhan publik?

Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item,
program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meskipun
sebenarnya item tersebut sudah tidak dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh
jumlah nominal rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan
penyesuaian lainnya.

Line-item

Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang
didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pegeluaran. Metode line-item
budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau
pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara rill item
tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Karena sifatnya
yang demikian, penggunaan anggaran tradisional tidak memungkinkan untuk dilakukan
penilaian kinerja secara akurat, karena satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan
adalah semata-mata pada ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan. Penyusunan
anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi alasan adanya orientasi sistem
anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.

Kelemahan Anggaran Tradisional

Dilihat dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki beberapa
kelemahan, antara lain:

1. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
2. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti
secara menyeluruh efektivitasnya.
3. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.
2.11 PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN

Reformasi sector publik yang salah satunya ditandai dengan munculnya era New
Public Management telah mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang lebih
sistematis dalam perencanaan anggaran sektor publik. Seiring dengan perkembangan
tersebut, muncul beberapa teknik penganggaran sektor publik, misalnya adalah teknik
anggaran kinerja (performancc budgeting), Zero Based Budgeting (ZBB), dan Planning,
Programming, and Budgeting System (PPBS).

Pendekatan baru dalam system anggaran public tersebut cenderung memiliki


karakteristik umum sebagai berikut:
- Komprehensif/komparatif
- Terintegrasi dan lintas departemen
- Proses pengambilan keputusan yang rasional
- Berjangka panjang
- Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
- Analisi total cost dan benefit (termasuk opportunity cost)
- Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input
- Adanya pengawasan kinerja.

2.12 ANGGARAN KINERJA

Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat


dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya
tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan
sasaran pelayan publik. Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada
konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga
mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan
yang sitematik dan rasional dalam proses pengambilan keputusan. Untuk
mengimplementasikan hal-hal tersebut anggaran kinerja dilengkapi dengan teknik
penganggaran analitis.

Anggaran kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Oleh karena itu,
anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penilaian kinerja didasarkan pada
pelaksanakan value for money dan efektivitas anggapan. Pendekatan ini cenderung
menolak pandangan anggaran tradisional yang menganggap bahwa tanpa adanya arahan
dan campur tangan, pemerintah akan menyalahgunakan kedudukan mereka dan cenderung
boros (over- spending). Menurut pendekatan anggaran kinerja, dominasi pemerintah akan
dapat diawasi dan dikendalikan melalui penerapan internal cost awareness, audit
keuangan dan audit kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal. Dengan kata lain, pemerintah
dipaksa bertindak berdasarkan cost minded dan harus efisien. Selain didorong untuk
menggunakan dana secara ekonomis, pemerintah juga dituntut untuk mampu mencapai
tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, agar dapat mencapai tujuan tersebut maka
diperlukan adanya program dan tolak ukur sebagai standar. Sistem anggaran kinerja pada
dasarnya merupakan sistem yang mencakup kegiatan penyusunan program dan tolak ukur
kinerja sebagai instrument untuk mencapai tujuan dan sasaran program. Penerapan sistem
anggaran kinerja dalam penyusunan anggaran dimulai dengan perumusan program dan
penyusunan struktur organisasi pemerintah yang sesuai dengan program tersebut. Kegiatan
tersebut mencakup pula penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
program, serta penentuan indicator kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam
mencapai tujuan program yang telah ditetapkan mengakibatkan kesalahan yang terus
berlanjut. Hal ini disebabkan karena kita tidak pernah tahu apakah pengeluaran periode
sebelumnya yang dijadikan sebagai tahun dasar penyusunan anggaran tahun ini telah
didasarkan atas kebutuhan yang wajar.

Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian
terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas seringkali
tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional. Dengan tidak
adanya perhatian terhadap konsep value for money, seringkali pada akhir tahun anggara
terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-
aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan.

Anggaran tradisional yang bersifat “incrementalism” cenderung menerima konsep


harga pokok pelayanan historis (historic cost of service) tanpa memperhatikan pertanyaan
seperti:
- Apakah pelayanan tertentu yang dibiayai dengan pengeluaran pemerintah masih
dibutuhkan atau masih menjadi prioritas?
- Apakah pelayanan diberikan secara ekonomis dan efisien?
- Apakah pelayanan yang diberikan mempengaruhi pola kebutuhan publik?

Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item,
program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meskipun
sebenarnya item tersebut sudah tidak dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh
jumlah nominal rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan
penyesuaian lainnya.

Line-item

Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang
didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pegeluaran. Metode line-item
budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau
pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara rill item
tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Karena sifatnya
yang demikian, penggunaan anggaran tradisional tidak memungkinkan untuk dilakukan
penilaian kinerja secara akurat, karena satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan
adalah semata-mata pada ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan. Penyusunan
anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi alasan adanya orientasi sistem
anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.

Kelemahan Anggaran Tradisional

Dilihat dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki


beberapa kelemahan, antara lain:

- Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
- Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti
secara menyeluruh efektivitasnya.
- Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.
2.13 PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN

Reformasi sector publik yang salah satunya ditandai dengan munculnya era New
Public Management telah mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang lebih
sistematis dalam perencanaan anggaran sektor publik. Seiring dengan perkembangan
tersebut, muncul beberapa teknik penganggaran sektor publik, misalnya adalah teknik
anggaran kinerja (performancc budgeting), Zero Based Budgeting (ZBB), dan Planning,
Programming, and Budgeting System (PPBS).

Pendekatan baru dalam system anggaran public tersebut cenderung memiliki


karakteristik umum sebagai berikut:
- Komprehensif/komparatif
- Terintegrasi dan lintas departemen
- Proses pengambilan keputusan yang rasional
- Berjangka panjang
- Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
- Analisi total cost dan benefit (termasuk opportunity cost)
- Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input
- Adanya pengawasan kinerja.

2.14 PENGERTIAN DARI ZERO BASED BUDGETING (ZBB)


Konsep Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada
pada sistem anggaran tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep
Zero Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item karena
anggaran di asumsikan mulai dari nol (zero-base). Penyusunan anggaran yang bersifat
incremental mendasarkan besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan
anggaran tahun depan, yaitu dapat menyesuaikannya dengan tingkat inflasi atau jumlah
penduduk. ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran
tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini. Dengan ZBB
seolah-olah proses anggaran mulai dari hal yang baru sama sekali. Item anggaran yang
sudah tidak relevan dan tidak mendukung pencapaian tujuan organisasi dapat hilang dari
struktur anggaran, atau mungkin juga muncul item baru. Proses Implementasi ZBB
Proses implementasi ZBB terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Identifikasi unit-unit keputusan
Struktur organisasi pada dasarnya terdiri dari pusat-pusat pertanggungjawaban
(responsibility center). Setiap pusat pertanggungjawaban merupakan unit pembuat
keputusan (decision unit) yang salah satu fungsinya adalah untuk menyiapkan anggaran.
ZBB merupakan sistem anggaran yang berbasis pusat pertanggungjawaban sebagai dasar
perencanaan dari pengendalian anggaran. Suatu unit keputusan merupakan kumpulan dari
unit keputusan level yang lebih kecil. Sebagai contoh, pemerintah daerah merupakan
suatu unit keputusan besar yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi dinas-dinas, dinas-
dinas dipecah lagi menjadi subdinas-subdinas, subdinas dipecah lagi menjadi
subprogram, dan sebagainya. Dengan demikian, suatu pemerintah daerah bias memiliki
ribuan unit keputusan. Setelah dilakukan identifikasi unit-unit keputusan secara tepat,
tahap berikutnya adalah menyiapkan dokumen yang berisi tujuan unit keputusan dan
tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dokumen tersebut
disebut paket-paket keputusan (decision packages).
2. Penentuan paket-paket keputusan
Paket keputusan merupakan gambaran komprehensif mengenai nagian dari aktivitas
organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara individual. Paket keputusan dibuat
oleh manajer pusat pertanggungjawaban dan harus menunjukkan secara detail estimasi
biaya dan pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk pencapaian tugas dan perolehan
manfaat. Secara teoritis, paket-paket keputusan dimaksudkan untuk mengidentifikasi
berbagai alternatife kegiatan untuk melaksanakan fungsi unit keputusan dan untuk
menentukan perbedaan level usaha pada tiap-tiap alternatif. Terdapat dua jenis paket
keputusan, yaitu:
A. Paket keputusan mutually-exclusive.
Paket keputusan yang bersifat mutually-eclusive adalah paket-paket keputusan yang
memiliki fungsi yang sama. Apabila dipilih salah satu paket kegiatan atau program, maka
konsekuensinya adalah menolak semua alternative yang lain.
B. Paket keputusan incremental.
Paket keputusan incremental merefleksikan tingkat usaha yang berbeda (dikaitkan
dengan biaya) da;am melaksanakan aktivitas tertentu. Terdapat base package yang
menunjukkan tingkat minimal suatu kegiatan, dan paket lain yang aktivitasnya lebih
tinggi yang akan berpengaruh terhadap kenaikan level-aktivitas dan juga akan
berpengaruh terhadap biaya. Setiap paket memiliki biaya dan manfaat yang dapat
ditabulasikan dengan jelas.
3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan

Jika paket keputusan telah disiapkan, tahap berikutnya adalah meranking semua paket
berdasarkan manfaatnya terhadap organisasi. Tahap ini merupakan jembatan untuk
menuju proses alokasi sumber daya di antara berbagai kegiatan yang beberapa di
antaranya sudah ada dan lainnya baru sama sekali.
Keunggulan ZBB
1. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya
secara lebih efisien.
2. ZBB berfokus pada value for money
3. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya
4. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
5. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran
6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong
organisasi untuk selalu menguji alternative aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat
pengeluaran.
Kelemahan ZBB
1. Prosesnya memakan waktu lama (time consuming), terlalu teoritis dan tidak praktis,
membutuhkan biaya yang besar, serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena
pembuatan paket keputusan.
2. ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek
3. Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju
4. Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah pada proses meranking dan mereview paket
keputusan. Mereview ribuan paket keputusan merupakan pekerjaan yang melelahkan dan
membosankan, sehingga dapat mempengaruhi keputusan.
5. Untuk melaksanakan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memiliki
keahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi. ZBB berasumsi bahwa semua staf
memiliki kemampuan untuk mengkalkulasi paket keputusan. Selain itu dalam
perankingan muncul pertimbangan subyektif atau mungkin terdapat tekanan politik
sehingga tidak obyektif lagi.
6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan haruS
masuk dalam anggaran
7. Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi.

2.15 PLANNING, PROGRAMMING , AND BUDGETING SYSTEM (PPBS)

PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori system yang
berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber
daya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada
struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan program,
yaitu pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. PPBS adalah salah satu
model penganggaran yang ditunjukan untuk membantu manajemen pemerintahan dalam
membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik. Hal tersebut disebabkan
sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas jumlahnya, sementara tuntutan
masyarakat tidak terbatas jumlahnya. Dalam keadaan tersebut pemerintah dihadapkan
pada pilihan alternative keputusan yang memberikan manfaat paling besar dalam
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. PPBS memberikan rerangka untuk
membuat pilihan tersebut.
Proses Implementasi PPBS
Langkah-langkah implementasi PPBS meliputi:
1. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas
2. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
3. Mengevaluasi berbagai alternative program dengan menghitung cost-benefit dari
masing- masing program
4. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil
5. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui.
PPBS mensyaratkan organisasi menyusun rencana jangka panjang untuk
mewujudkan tujuan organisasi melalui program-program. Kuncinya adalah bahwa
program-program yang disusun harus terkait dengan tujuan organisasi dan tersebar ke
seluruh bagian organisasi. Pemerintah harus dapat mengidentifikasi struktur program dan
melakukan analisis program. Struktur program merupakan rerangka untuk
mengidentifikasi keterkaitan antara sumber daya yang dimiliki dengan aktivitas yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi, struktur program merupakan
semacam kerangka bangunan dari desain system PPBS.
Karakteristik PPBS:

1. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan


2. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datanG
karena PPBS berorientasi pada masa depan
3. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi
4. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternative program, yang
meliputi (a) identifikasi tujuan, (b) identifikasi secara sistematik alternative program
untuk mencapai tujuan, (c) estimasi biaya total dari masing-masing alternative program,
dan (d) estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-masing alternative
program.

Kelebihan PPBS
1. Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke
manajemen menengah
2. Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja
3. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-
consciousness/cost awareness) dalam perencanaan program
4. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja
sama antar departemen
5. Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapaian
tujuan organisasi
6. PPBS menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokasi sumber
daya secara optimal
Kelemahan PPBS
1. PPBS membutuhkan system informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya
system pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi
2. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan
teknologi yang canggih
3. PPBS bagus secara teori, namun sulit untuk diimplementasikan
4. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan
manusia yang kompleks
5. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Penggunaan statistik
terkadang kurang tajam untuk mengukur efektivitas program. Statistik hanya tepat
untuk mengukur beberapa program tertentu saja
6. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini tekait dengan sifat
program atau kegiatan yang lintas departemen sehingga menyulitkan dalam
melakukan alokasi biaya. Sementara itu sitem akuntansi dibuat berdasarkan
departemen bukan program.
Masalah utama penggunaan ZBB atau PPBS
1. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua
alternative untuk melakukan aktivitas
2. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternative, terutama untuk
mengukur output
3. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan, perubahan
politik, dan ekonomi
4. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat
5. Kesulitan dalam menentukan tujuam dan perankingan program terutama ketika
terdapat pertentangan kepentingan (conflict of interest)
6. Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara cepat
dan tepat
7. Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk berubah
(resistence to change)
8. Pelaksanaan teknik tersebut sering tidak sesuai dengan proses pengambilan
keputusan politik. Politik berusaha membuat pelaksanaan lebih “technocratic”
yang hal tersebut bias mempengaruhi proses anggaran
9. Pada akhrinya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak rasional.

2.16 PENERAPAN ANGGRAN DI INDONESIA


Sistem penganggaran yang diterapkan di Indonesia menurut yang diamanatkan
oleh Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara adalah penganggaran
berbasis kinerja. Sistem penganggaran berbasis kinerja berfokus pada hasil yang dicapai
dari penggunaan sumber daya. Dulu dalam pengalokasian anggarannya, Indonesia
menggunakan sistem tradisional dimana berfokus pada bagaimana merinci program
dalam kegiatan dan biayanya sehingga terbentuk alokasi anggaran yang menyeluruh atas
program, tetapi telah berubah menjadi penganggaran berdasarkan kinerja.

Sistem penganggaran di Indonesia yang pusat dikelola melalui adanya APBN


(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. APBN merupakan rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh lembaga legislatif (DPR). Tahun anggaran
meliputi masa satu tahun, yaitu mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 30 Desember.
Berikut adalah hal-hal mengenai penyusunan dan penetapan APBN di Indonesia:
- Ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang
- APBN terdiri dari: anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.
- APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan
kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.
- Apabila anggaran diperkirakan defisit, maka akan ditetapkan sumber-sumber pembiayaan
untuk menutup defisit tersebut dalam UU tentang APBN. Apabila anggaran diperkirakan
surplus, maka Pemerintah Pusat dapat mengajukan rancangan penggunaan surplus
anggaran kepada DPR.
- Pemerinah Pusat mengajukan Rancangan UU tentang APBN, disertai nota keuangan
dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada bulan Agustus tahun sebelumnya.
- Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai Rancangan UU tentang APBN dilakukan
selambat-lambatya 2 bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
- APBN yang disetujui oleh DPR memiliki rincian sampai dengan unit organisasi, fungsi,
program, kegiatan, dan jenis belanja. APBN yang tidak disetujui, maka Pemerintah Pusat
dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran
sebelumnya.
- APBN dalam satu tahun anggaran meliputi antara lain:
- Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
- Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
- Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya (semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui Rekening Kas
Umum Negara)
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi
organisasisektor publik. Anggaran publik penting sebab anggaran membantu
menentukan tingkat kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrumen
kebijakan fiskal pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui
kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan anggaran, pemerintah dapat
mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakan pembangunan sosial
ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dan yang penting lagi, anggaran merupakan sarana untuk menunjukan akuntanbilitas
pemerintah terhadap publik. Anggaran publik terdiri dari anggaran operasional dan
anggaran modal. Anggaran operasional adalah pengeluaran yang dilakukan secara
rutin dan tidak menambah kekayaan serta manfaatnya hanya untuk satu tahun
anggaran. Sedangkan anggaran modal (aset) manfaatnya lebih dari satu tahun
anggaran dan menambah kekayaan.

Penganggaran sector public merupakan proses yang sangat vital bagi


organisasi sector public. Anggaraan public penting sabab anggaran membantu
menentukan tingkat kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrument
kebijakan viskal pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui
kebijakan pengeluaran dan perajakan. Dengan anggaran, pemerintah dapat
mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakkan pembangunan social
ekonomi, menjamin kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dan yang penting lagi, anggaran merupakan sarana untuk menunjukkan akuntabilitas
pemerintah terhadap public.

Anggaran public terdiri dari anggaran operasional dan anggaran modal.


Anggaran modal adalah pengeluaran yang dilakukan secara rutin dan tidak
menambah kekayaan serta manfaat hanya untuk satu tahun anggaran. Sedangkan
anggaran modal (asset) manfaatnya lebih dari satu tahun anggaran dan menambah
kekayaan.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2005. Akuntansi Sektor Publik : Andi Offset, Yokyakarta

Halim & Kusufi 2012

http://bangcerdas.blogspot.co.id/2015/10/makalah-jenisjenis-anggaran-sektor.html

http://warta-ekonomi.blogspot.co.id/2010/10/penganggaran-sektor-publik.html

http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.co.id/2009/06/jenis-jenis-anggaran-sektor-
publik.html

https://riswanarifin.wordpress.com/2012/09/12/penganggaran-sektor-publik/

Anda mungkin juga menyukai