BAB 3
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Perbedaan antara penganggaran sektor publik dan sektor swasta mencakup beberapa aspek penting antara
lain:
Sektor Publik:
1. Penganggaran sektor publik merupakan tahapan yang rumit dan memiliki nuansa politik yang
tinggi.
2. Anggaran pada sektor publik harus diinformasikan kepada masyarakat sebagai bentuk
transparansi.
3. Anggaran sektor publik berfungsi sebagai instrumen akuntabilitas pengelolaan dana publik dan
pelaksanaan program yang dibiayai dengan uang publik.
Sektor Swasta:
1. Penganggaran sektor swasta relatif tidak terlalu bernuansa politis.
2. Anggaran pada sektor swasta merupakan rahasia perusahaan dan tertutup untuk umum .
Anggaran merupakan pernyataan mengenai keterbatasan dan alokasi sumber daya keuangan yang akan
digunakan oleh pemerintah dalam memberikan bantuan dan pelayanan guna meningkatkan
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
Anggaran merupakan hasil kompromi antara pandangan-pandangan alternatif mengenai ukuran dan
komposisi kegiatan yang diinginkan pemerintah.
Di Indonesia, berdasarkan pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, anggaran diartikan sebagai rencana tahunan keuangan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
1. Merumuskan tujuan dan sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang
dilaksanakan.
2. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi,
serta merencanakan alternatif sumber pendanaan.
3. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun, dan,
4. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana rinci atas pendapatan dan pengeluaran
pemerintah sehingga pengeluaran dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu:
1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan.
2. Menghitung selisih anggaran
3. Menemukan penyebab varians yang dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol.
4. Merevisi standar biaya atau target anggaran pada tahun berikutnya.
Di sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif mengenai penggunaan dana publik untuk tujuan tertentu.
Anggaran bukan sekedar masalah teknis tetapi lebih merupakan alat politik, oleh karena itu pembuatan
anggaran publik memerlukan keterampilan politik, pembentukan koalisi, keterampilan negosiasi, dan
pemahaman prinsip-prinsip pengelolaan keuangan publik oleh para manajer publik.
Manajer publik harus menyadari sepenuhnya bahwa kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang
telah disetujui dapat menurunkan kepemimpinan mereka, atau setidaknya menurunkan kredibilitas
pemerintah.
Untuk memotivasi karyawan, anggaran harus menantang tetapi dapat dicapai atau
menuntut tetapi dapat dicapai.
Artinya, target anggaran tidak boleh terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi,
tetapi juga tidak boleh terlalu rendah agar mudah dicapai.
Anggaran Publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, perguruan tinggi dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus dilibatkan dalam
proses penganggaran publik.
Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk
kepentingan mereka.
Sementara kelompok yang kurang terorganisir akan mempercayakan aspirasinya melalui proses politik
yang ada.
Kelompok pengangguran, tunawisma, dan kelompok tidak terorganisir lainnya akan dengan mudah
dan tidak berdaya mengikuti tindakan pemerintah.
1. Perencanaan Strategis
2. Memenuhi Kebutuhan Publik
3. Efisiensi dan Efektivitas Penggunaan Sumber Daya
4. Ketertiban Keuangan Publik
5. Akuntabilitas Publik
6. Pengendalian dan Evaluasi Kinerja
1. Anggaran Operasional,
2. Anggaran Modal
Variabel Penerimaan:
1. Pendapatan (Pajak dan Bukan Pajak)
2. Pinjaman Bersih
3. Penerimaan dan Pinjaman Kas Bersih
Variabel Pengeluaran
1. Pengeluaran Saat Ini
2. Perolehan Aset Keuangan dan Aset Riil Selain Kas
3. Pengeluaran Kas, Perolehan Aset Kas dan Non Tunai, serta Perubahan Saldo Kas
terdapat dua pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik
yang mempunyai perbedaan mendasar, yaitu;
(1) anggaran tradisional atau anggaran konvensional dan
(2) pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan manajemen publik
baru.