Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi yang hendak dicapai
selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan
penganggaran (budgeting) merupakan aktivitas mengalokasikan sumber daya keuangan
yang terbatas untuk pembiayaan belanja organisasi yang cenderung tidak terbatas.
Anggaran sektor publik adalah rencana kegiatan dan keuangan periodik (biasanya
dalam periode tahunan) yang berisi program, kegiatan dan jumlah dana yang diperoleh
(penerimaan/pendapatan) dan dibutuhkan (pengeluaran/belanja) dalam rangka mencapai
tujuan organisasi (Haryanto dkk., 2007: 67-68).
Mardiasmo (2009:12) anggaran sektor publik adalah instrumen akuntabilitas atas
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang
publik. Anggaran menjadi penghubung antara sumber daya keuangan dengan perilaku
manusia dalam rangka pencapaian tujuan keuangan. Pada sektor swasta, anggaran
merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik. Namun, sebaliknya
sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,
didiskusikan dan diberi masukan. Pemerintah daerah perlu memiliki komitmen bahwa
anggaran daerah adalah perwujudan amanat rakyat kepada pihak eksekutif dan legislatif
dalam rangka mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai strategi yang telah
ditetapkan.
Tahap penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan
tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah
disusun. Anggaran merupakan managerial plan for action untuk memfasilitasi
tercapainya tujuan organisasi.
Oleh karena itu, pada pembahasan makalah ini akan dibahas lebih lanjut terkait
penganggaran sektor publik mulai dari konsep, prinsip-prinsip anggaran sektor publik,
proses penyusunan anggaran sektor publik, dan sebagainya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Penganggaran (budgeting) merupakan aktivitas mengalokasikan sumber daya
keuangan yang terbatas untuk pembiayaan belanja organisasi yang cenderung tidak
terbatas. Anggaran sektor publik adalah rencana kegiatan dan keuangan periodik
(biasanya dalam periode tahunan) yang berisi program, kegiatan dan jumlah dana yang
diperoleh (penerimaan/pendapatan) dan dibutuhkan (pengeluaran/belanja) dalam rangka
mencapai tujuan organisasi (Haryanto dkk., 2007: 67-68).
Menurut Nordiawan (2006:48) anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh
organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocation resources to unlimited
demands). Sedangkan menurut Mardiasmo (2009:12) anggaran sektor publik adalah
instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program
yang dibiayai dengan uang publik.
Anggaran menjadi penghubung antara sumber daya keuangan dengan perilaku
manusia dalam rangka pencapaian tujuan keuangan. Pada sektor swasta, anggaran
merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik. Namun, sebaliknya
sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,
didiskusikan dan diberi masukan. Pemerintah daerah perlu memiliki komitmen bahwa
anggaran daerah adalah perwujudan amanat rakyat kepada pihak eksekutif dan legislatif
dalam rangka mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai strategi yang telah
ditetapkan.

2.2 PENTINGNYA ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen pemerintah,
pemerintah provinsi atau pemerintah daerah. Anggaran sektor publik penting karena
beberapa alasan, yaitu :
a. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan
ekonomi nasional, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
b. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan kegiatan masyarakat yang tidak
terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas. Anggaran
diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya.

2.3 FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005, anggaran memiliki fungsi sebagai
berikut:
a. Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik
b. Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara
belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan
c. Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum
d. Anggaran menjadi landasan penilaian kinerja pemerintah

2
e. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai
pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada publik.
Sedangkan Mardiasmo (2009:63) menguraikan fungsi utama anggaran sektor publik
sebagai berikut:
1. Alat Perencanaan (planning tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang
akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang
diperoleh dan belanja pemerintah tersebut.
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
a. merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan;
b. merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi
serta merencanakan alternatif sumber pembiayaannya;
c. mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun;
d. menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
2. Alat Pengendalian (control tool)
Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara
proses perencanaan dan proses pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran
memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar
pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa
anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan pengeluaran. Bahkan
tidak berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati, dan
manajer publik lainnya dapat dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor publik
dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif.
Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya
overspending, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam peng-
alokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Anggaran
merupakan alat untuk memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional
program atau kegiatan pemerintah.
Sebagai alat pengendalian manajerial, anggaran sektor publik digunakan untuk
meyakinkan bahwa pemerintah mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi
kewajibannya. Selain itu, anggaran digunakan untuk memberi informasi dan
meyakinkan legislatif bahwa pemerintah bekerja secara efisien. tanpa ada korupsi dan
pemborosan.
3. Alat Kebijakan Fiskal (fiscal tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut
dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-
prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong,
memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Alat Politik (political tool)
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan
keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan

3
political tool sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas
penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu pembuatan
anggaran publik membutuhkan political will, coalition building, keahlian
bernegosiasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para
manajer publik. Manajer publik harus sadar sepenuhnya bahwa kegagalan dalam
melaksanakan anggaran yang telah disetujui dapat menjatuhkan kepemimpinannya,
atau paling tidak menurunkan kredibilitas pemerintah.
5. Alat Koordinasi dan Komunikasi (coordination and communication tool)
Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.
Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya
inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Di samping itu,
anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam
lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi
untuk dilaksanakan.
6. Alat Penilaian Kinerja (performance measurement tool)
Anggaran merupakan wujud komitmen dan budget holder (eksekutif) kepada
pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian
target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai
berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah
ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian
kinerja.
7. Alat Motivasi (motivasion tool)
Anggaran sebagai instrumen untuk memotivasi manajemen agar bekerja secara
ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Agar dapat memotivasi, anggaran hendaknya bersifat challenging but
attainable atau demanding but achieveable. Maksudnya adalah target anggaran
hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan
terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
8. Alat Menciptakan Ruang Publik (public sphere)
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus
terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir
akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka.
Kelompok lain dari masyarakat yang kurang terorganisasi akan mempercayakan
aspirasinya melalui proses politik yang ada. Pengangguran, tuna wisma dan kelompok
lain yang tak terorganisasi akan dengan mudah dan tidak berdaya mengikuti tindakan
pemerintah. Jika tidak ada alat untuk menyampaikan suara mereka, maka mereka
akan mengambil tindakan dengan jalan lain seperti dengan tindakan massa,
melakukan boikot, vandalisme, dan sebagainya
2.4 JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Anggaran operasional (operation/recurrent budget)
Anggaran Operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari
dalam menjalankan pemerintahan. Misalnya adalah belanja rutin (recurrent

4
expenditure) yaitu pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran
dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi pemerintah. Secara umum
pengeluaran yang masuk kategori anggaran operasional antara lain Belanja
Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan.
2. Anggaran modal (capital/investment budget)
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas
aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pada
dasarnya pemerintah tidak mempunyai uang yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya
adalah milik publik.

2.5 PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Menurut Haryanto dkk. (2007: 68), ada beberapa prinsip dasar anggaran sektor publik,
yaitu:
a. Otorisasi oleh Legislatif
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu
sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
b. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip
anggaran yang bersifat komprehensif.
c. Keutuhan Anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum
(general fund).
d. Nondiscretionary Appropriation
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara
ekonomis, efisien, dan efektif
e. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun
multi tahunan.
f. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
(hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan
inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan
dan overestimate pengeluaran.
g. Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak
membingungkan
h. Diketahui Publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

2.6 PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Siklus penyusunan anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:
a. Tahap persiapan anggaran (preparation)

5
Tahap persiapan anggaran ini dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran
pendapat yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui
taksiran pengeluaran, terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran pendapatan secara
lebih akurat. Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah
terdapatnya faktor “uncertainty” (tingkat ketidakpastian) yang cukup tinggi. Oleh
sebab itu, manajer keuangan publik harus memahami betul dalam menentukan
besarnya suatu mata anggaran.
b. Tahap ratifikasi (approval/ratification)
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan
cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki tetapi juga harus
mempunyai political skill, salesmanship dan coalition building yang memadai.
Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap
ini.
c. Tahap implementasi (implementation)
Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen sangat di
perlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran. Manajer keuangan publik dalam
hal ini bertanggung jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan
andal untuk perencanaan dan pengendalian anggaran yang telah disepakati, dan
bahkan dapat diandalkan untuk tahap penyusunan anggaran periode berikutnya.
d. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting & evaluation).
Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran.
Tahap persiapan, ratifikasi dan implementasi anggaran terkait dengan aspek
operasional anggaran. Sedangkan, tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan
aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi
dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget
reporting and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.

2.7 PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN


a. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran
APBD harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran,
hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang
dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk
mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan
masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat.
Masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun
pelaksanaan anggaran tersebut.
b. Disiplin Anggaran
Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional
yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang
dianggarkan pada setiap pos/pasal merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya
penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan
yang belum/tidak tersedia anggarannya dalam APBD/ APBD-Perubahan.
c. Keadilan Anggaran
Pemerintah daerah wajib mengalokasikan penggunaan anggarannya secara adil
agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam

6
pemberian pelayanan karena pendapatan daerah pada hakikatnya diperoleh melalui
peran serta masyarakat.
d. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
Penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan asas efisiensi, tepat
guna, tepat waktu pelaksanaan, dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan.
Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat
menghasilkan peningkatan dan kesejahteraan maksimal untuk kepentingan
masyarakat.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Menurut Nordiawan (2006:48) anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh
organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke
dalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocation resources
to unlimited demands).
2. Anggaran sektor publik penting karena adanya masalah keterbatasan sumber daya
bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan ekonomi nasional, menjamin
kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
3. Anggaran sektor publik memiliki fungsi sebagai: alat perencanaan (planning tool);
alat pengendalian (control tool); alat kebijakan fiskal (fiscal tool); alat politik
(political tool); alat koordinasi dan komunikasi (coordination and communication
tool); alat penilaian kinerja (performance measurement tool); alat motivasi
(motivasion tool); dan alat menciptakan ruang publik (public sphere).
4. Anggaran sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu anggaran operasional
(operation/recurrent budget) dan anggaran modal (capital/investment budget)
5. Prinsip dasar anggaran sektor publik, yaitu: otorisasi oleh legislatif ; komprehensif;
keutuhan anggaran; nondiscretionary appropriation; periodik; akurat; jelas; dan
diketahui publik.
6. Proses penyusunan anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas: tahap persiapan
anggaran (preparation); tahap ratifikasi (approval/ratification); tahap implementasi
(implementation); dan tahap pelaporan dan evaluasi (reporting & evaluation).
7. Prinsip pokok dalam proses anggaran terdiri atas: transparansi dan akuntabilitas
anggaran; disiplin anggaran; keadilan anggaran; efisiensi dan efektivitas anggaran.

8
DAFTAR ISI

Majid, Jamaluddin. 2019. Akuntansi Sektor Publik. Gowa : Pusaka Almaida. Tersedia dari
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/17090/1/akuntansii.pdf
Penganggaran Sektor Publik. 31 Oktober 2016. spi.uin-alauddin.ac.id. https://spi.uin-
alauddin.ac.id/index.php/2016/10/31/penganggaran-sektor-publik/
SISTEM PENGANGGARAN PEMERINTAH. 2013. saifulrahman.lecture.ub.ac.id.
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/Sistem-Penganggaran-
Penerintah.pdf
Yuesti, Anik dkk. 2020. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Bali: CV Noah Aletheia.
Tersedia dari https://www.journals.segce.com/index.php/KARTI/article/view/137/137

Anda mungkin juga menyukai