Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“ Penganggaran Sektor Publik “

NAMA KELOMPOK :

Rey Netha Ivony Deshans 2010165568

Annisa Rachma 2010165591

Prasetiyo 2010165601

Genistra Nanda Saichi 2010165603

Rachma Mei Safitri 2010165709

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

S1 AKUNTANSI

2022
Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat
perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi secara
efektif dan efisien. Tahap penganggaran merupakan tahap yang penting dalam proses
pengendalian manajemen,baik di lingkungan organisasi sector privat atau bisnis maupun sector
public.

Anggaran adalah pedoman kerja dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi di masa yang
akan datang, serta merupakan komponen sentral akuntansi manajemen dalam sektor publik
untuk kegiatan planning, coordinating, organizing dan controlling. Anggaran mencerminkan
kegiatan organisasi yang penekanannya pada jangka pendek Anggaran merupakan suatu alat
yang esensial untuk dapat menghubungkan antara proses perencanaan dan proses
pengendalian dalam suatu organisasi. Karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh
suatu organisasi, tidaklah cukup bagi organisasi tersebut jika hanya membuat atau merumuskan
tujuan, tetapi juga harus menyusun perencanaan untuk mencapainya. Keterbatasan sumber
daya yang dimiliki memaksa mereka untuk merencanakan dan melakukan pengendalian.

Anggaran berisi pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
waktu tertentu, yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Pada organisasi sektor publik, proses
penganggaran merupakan tahapan yang cukup rumit dan tidak bisa lepas dari kepentingan
politik. Proses penganggaran dimulai ketika perumusan strategi dan perencanaan strategik
telah dibuat. Dalam konteks organisasi pemerintah, perumusan strategi dan perencanaan
strategik dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan dan kebijakan umum
anggaran, dan pada level satuan kerja dituangkan dalam rencana strategis dan rencana kerja.
Kedudukan anggaran dalam organisasi sektor publik merupakan managerial plan for action
untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi.

Mardiasmo (2005: 61) menegaskan bahwa penganggaran sektor publik harus diawasi mulai
tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap pelaporan. Proses penganggaran akan lebih efektif
jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus (oversight body) yang bertugas mengontrol proses
perencanaan dan pengendalian anggaran. Di Indonesia, yang bertugas mengontrol proses
perencanaan dan pengendalian anggaran adalah DPR dan DPRD, yang memegang hak dan
fungsi anggaran dalam proses penyusunan APBN/APBD.

Pengertian dan Fungsi Anggaran Sektor Publik

Anggaran dapat diinterprestasikan sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan


pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu periode mendatang. Proses penyusunan
anggaran sektor publik umumnya disesuaikan dengan peraturan lembaga yang lebih tinggi.
Govermental Accounting Standards Boards (GABS) mendefinisikan anggaran sebagai rencana
operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber
pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu. Sedangkan
PP Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan mendefinisikan anggaran
sebagai pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan,
belanja, transfer dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut
klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Anggaran sektor publik berisi rencana
kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja
dalam satuan moneter, yang merupakan dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari
suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas
(Mardiasmo, 2005: 62). Lebih lanjut dijelaskan bahwa anggaran publik merupakan suatu
rencana finansial yang menyatakan: (1) berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat
(pengeluaran/belanja), dan (2) berapa banyak dan bagaimana caranya memeroleh uang untuk
mendanai rencana tersebut (pendapatan).

Beberapa alasan pentingnya anggaran sektor publik dikemukaan Mardiasmo (2005: 63) antara
lain:

1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial


ekonomi, menjamin kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

2. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tidak
terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas. Anggaran
diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya (scarcity of resources), pilihan
(choice), dan trade offs.

3. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab


terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas
publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada.

Beberapa fungsi utama anggaran sektor publik, yaitu:

(1) sebagai alat perencanaan,


(2) alat pengendalian,
(3) alat kebijakan fiskal,
(4) alat politik,
(5) alat koordinasi dan komunikasi,
(6) alat penilaian kinerja, alat motivasi, dan alat menciptakan ruang publik (Mardiasmo, 2005:
63).

1. Alat perencanaan

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja
pemerintah tersebut. Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:

a. merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan,

b. merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta
merencanakan alternatif sumber pembiayaannya,

c. mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun,

d. menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

2. Alat pengendalian

Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan
kepada publik. Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi
kekuasaan) eksekutif. Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari
adanya overspending, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam
pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Pengendalian
anggaran publik dapat dilakukan melalui empat cara yaitu:

a. membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan,

b. menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances),

c. menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat dikendalikan
(uncontrollable) atas suatu varians,

d. merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

3. Alat kebijakan fiskal

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui arah
kebijakan fiskal peme- rintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi.

4. Alat politik (political tool)

Pada sektor publik anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif
dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
Pembuatan anggaran publik membutuhkan political skill, coalition building, keahlian
bernegosiasi dan pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer
publik.

5. Alat koordinasi dan komunikasi

Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik
juga berfungsi sebagai alat komunikasi an-tar unit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran
harus dikomuni- kasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.

6. Alat penilaian kinerja

Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran
dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian
dan penilaian kinerja.

7. Alat motivasi

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya agar bekerja
secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai anggaran hendaknya bersifat challenging but
attainanble atau demanding but achieveable. Maksudnya target anggaran hendaknya jangan
terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu
mudah untuk dicapai.
8. Alat menciptakan ruang publik

Masyarakat LSM, Perguruan tinggi dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat
dalam proses penganggaran publik.

Jenis Anggaran Sektor Publik

1. Anggaran Operasional (Operational Budget) Anggaran operasional digunakan untuk


merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan kegiatan operasional
pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan dalam anggaran
operasional adalah belanja operasional (operational expenditure) yaitu pengeluaran
yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset
atau kekayaan bagi pemerintah.
2. Anggaran Modal (Capital Budget) Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang
dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot dan
sebagainya. Belanja modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi
satu tahun anggaran, serta akan menambah asset atau kekayaan pemerintah dan
selanjutnya akan menambah anggaran operasional untuk biaya operasional dan
pemeliharaannya.

Teknik Penganggaran Berdasarkan Pendekatan Konvensional/Tradisional

Terdapat dua ciri utama dalam penganggaran tradisional, yaitu: cara penyusunan
anggaran yang didasarkan atas pendekatan incremental, dan struktur dan usunan anggarannya
bersifat line-item (Mardiasmo, 2005: 76).

Incrementalism adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan


revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode yang
akan datang. Anggaran tradisional yang bersifat incrementalism dapat menambahkan atau
mengurangi angka-angka pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya, Perhatian
hanya difokuskan pada berapa perubahan marginal yang harus dibuat dari tahun ke tahun
(Bastian, 2010: 196; Mardiasmo, 2005: 76; Jones dan Pendlebury, 2000: 60).

Line item budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan dari mana
dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos
pengeluaran). Dalam line item budgeting tidak ada kemungkinan untuk menghilangkan item-
item yang tidak relevan. Informasi yang disajikan gagal mengidentifikasi jumlah alokasi dana
untuk setiap jasa, dan gagal mengidentifikasi perencanaan aktivitas (Bastian, 2010: 194;
Mardiasmo, 2005: 77; Jones dan Pendlebury, 2000: 64).

Beberapa kelemahan penganggaran tradisional penyusunan anggaran yang didasarkan


atas pendekatan incremental, dan struktur dan usunan anggaran yang bersifat line-item adalah
sebagai berikut:

1. Tidak menyediakan dasar informasi yang memadai bagi pembuat keputusan.

2. Terlalu berorientasi pada pengendalian dan kurang memerhatikan proses perencanaan dan
evaluasi.

3. Memberikan perhatian lebih pada jangka pendek dibandingkan jangka panjang.


4. Mendorong pengeluaran dari pada penghematan.

Sedangkan keunggulannya adalah sebagai berikut:

1. Sederhana, mudah dipersiapkan serta dimengerti oleh orang yang berkepentingan.

2. Cocok dengan akuntansi pertanggungjawaban (responbility acounting).

3. Hampir semua pengeluaran memiliki sifat yang tidak terhindarkan.

4. Mudah dibandingkan dengan data tahun sebelumnya.

5. Mengamankan komitmen di antara partisipan sehingga dapat mengurangi konflik.

Teknik Penganggaran Berdasarkan Pendekatan New Public Management (NPM)

Seiring dengan perubahan sistem manajemen pemerintahan pada era New Public Management
(NPM) yang berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja,
menawarkan beberapa teknik penganggaran sektor publik: teknik Penganggaran Kinerja
(Performance Budgeting), Zero Based Budgeting (ZBB), dan Planning, Programming, and
Budgeting System (PPBS).

1. Penganggaran Kinerja (Performance Budgeting) Performance budgeting pada dasarnya


adalah sistem penyusunan dan pengelolaan anggaran yang berorientasi pada
pencapaian hasil atau kinerja. Sistem anggaran kinerja merupakan penyempurnaan dari
anggaran tradisional. Bastian (2010: 202) mendefinisikan Performance budgeting
sebagai sistem penganggaran yang beorientasi pada output organisasi dan berkaitan
erat dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi. Beberapa kelemahan
Penganggaran Kinerja (Performance Budgeting) adalah sebagai berikut :
a. Hanya sedikit staf anggaran atau akuntansi yang memiliki kemam- puan memadai
untuk mengidentifikasi unit pengukuran dan melaksanakan analisis biaya.
b. Kadangkala, aktivitas langsung diukur biayanya tanpa adanya pertimbangan yang
memadai mengenai perlu atau tidaknya aktivitas tersebut direncanakan.

Sedangkan keunggulannya adalah sebagai berikut:

a. Anggaran disusun berdasarkan aktivitas, dengan permintaan yang didukung oleh


estimasi biaya dan pencapaian yang diukur secara kuantitatif.

b. Penekanannya pada kebutuhan untuk mengukur output dan juga input.

2. Zero Based Budgeting (ZBB)


Zero Based Budgeting merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan
kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan dimasa lalu (Bastian, 2010: 200). Konsep
Zero Based Budgeting tidak terpaku pada anggaran tahun sebelumnya. Setiap kegiatan
akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti anggaran disusun dengan menentukan
kebutuhan anggaran yang didasarkan pada kebutuhan sekarang. Mardiasmo (2005: 84)
menjelaskan Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk memperbaiki kurangnya kontrol
manajemen pada Incremental Budgeting, dan menjawab tuntutan masyarakat yang
berhubungan dengan alokasi yang paling efektif atas sumber-sumber publik yang
terbatas. Prosedur penganggaran diorientasikan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Oleh karena itu penentuan tujuan menurut ZBB dapat dilakukan dalam tahap identifikasi
keputusan, membangun paket keputusan dan mereview peringkat paket keputusan.
Ada dua jenis paket keputusan, yaitu:
a. Paket keputusan mutually exclusive, paket keputusan yang dimaksudkan untuk
mengindetifikasikan beberapa alternatif keputusan yang memiliki fungsi yang sama.
Apabila dipilih salah satu paket kegiatan atau program maka konsekuensinya adalah
menolak semua alternatif yang sama.
b. Paket Keputusan Incremental, paket keputusan yang mengidentifikasikan jenis
kegiatan, serta dampak dari fungsi kegiatan.

Beberapa kelemahan Zero Based Budgeting adalah sebagai berikut:

a. Memerlukan banyak sumber daya seperti dokumen-dokumen, menyita waktu dari staf dan
juga merepotkan.

b. Sulit mendapatkan data yang diperlukan untuk menghitung biaya dari aktivitas alternatif
untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan keunggulannya adalah sebagai berikut:

a. Dapat membuat adanya review secara tahunan dari semua program, aktivitas, dan
pengeluaran.

b. Dapat membuat adanya review secara tahunan dari semua program, aktivitas, dan
pengeluaran.

c. Meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat oleh eksekutif atau legislatif di pemerintahan.

d. Mendorong pencarian cara baru untuk menyediakan jasa dalam mencapai tujuan organisasi.

3. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)

Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS) adalah suatu proses perencanaan,
pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan
yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan didalamnya terkandung identifikasi tujuan
organisasi atas permasalahan yang mungkin timbul. Artinya PPBS adalah sistem anggaran
yang menfokuskan pada output dan tujuan. Programme Budgeting memungkinkan adanya
perencanaan dan pengendalian manajerial yang lebih baik, karena sumber daya dapat
dialokasikan secara lebih tepat kepada aktivitas-aktivitas tertentu yang benar-benar
membutuhkan. Pencapaian aktual (actual achievement) dalam Programme Budgeting dapat
dimonitor secara lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai