Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MERGER & BENTUK LAIN RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN

Dosen Pengampu:

Farida Idayati, S.E.,M.S.A.

Disusun Oleh :

1. Dafa Brilliansyah (1810111060)


2. Rey Netha Ivony Deshans (2010165696)
3. Bella Rizky Oktaviani (2010165697)
4. Yeni Izatul Janah (2010165696)
5. Arrum Syuhadatik Ari Utomo (2010165728)

Kelas: SA4

Program Studi S1 Akuntansi


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Merger dan Bentuk Lain
Restrukturisasi Perusahaan. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Manajemen Keuangan. Selain itu pembuatan makalah ini bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
bisa memberikan inspirasi untuk pembaca.

Surabaya , 12 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................................ 1
1.4 Manfaat Makalah...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Merger.................................................................................................... 3


2.2 Pengertian Restrukturisasi........................................................................................ 4
2.3 Pengertian Akuisisi................................................................................................... 5
2.4 Pengertian Reorganisasi........................................................................................... 6
2.5 Pengertian Likuidasi.................................................................................................10

BAB III PENUTUP............................................................................................................13

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merger dan akuisisi menjadi trend bisnis di tahun 1990-an di Amerika
Serikat, yang dimulai dari tahun 1992. sejak tahun 1992 perusahaan yang
melakukan merger dan akuisisi terus meningkat bahkan jika dibandingkan antara
tahun 1996 dan 1995 peningkatan merger dan akuisisi meningkat hingga 67%
Sorensen (2000). Demikian pula di Indonesia dengan adanya peraturan
perundang-undangan yang mempermudah masuknya investor asing, merger, dan
akuisisi, maka pelaksanaan merger dan akuisisi semakin meningkat. Perubahan yang
signifikan dalam lingkungan bisnis seperti globalisasi, regulasi, kemajuan teknologi
komputer, dan telekomunikasi, serta fragmentasi pasar telah menciptakan
persaingan yang sangat ketat. Respon perusahaan-perusahaan terhadap meningkatnya
persaingan ini sangat beragam. Ada yang memilih untuk memfokuskan resources
pada suatu segmen tertentu yang lebih kecil, ada yang tetap bertahan dengan apa
yang dilakukannya selama ini dan ada pula yang menggabungkan diri menjadi
suatu perusahaan besar dalam industri. Pilihan yang terakhir ini merupakan
bagian upaya restrukturisasi perusahaan agar sinergi, baik melalui pencapaian
economic of scale dan financial economic, pemanfaatan complementary
resources, dan peningkatan reksi pasar. Merger dan akuisisi menjadi strategi yang
dipilih perusahaan untuk merealisasikan sinergi yang menjanjikan itu.
Merger dan akuisisi merupakan strategi penggabungan usaha yang biasa
dilakukan oleh perusahaan sejak lama. Pada dasarnya pengertian antara merger
dan akuisisi berbeda satu sama lainnya. Merger merupakan suatu penggabungan
usaha yang dilakukan dengan cara menggabungkan diri dengan perusahaan lain,
sedangkan akuisisi adalah suatu bentuk penggabungan usaha yang dilakukan dengan
cara mengambil alih perusahaan lain. Merger dan akuisisi memang berbeda tetapi
keduanya mempunyai persamaan dalam konteks penggabungan usaha..

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1) Apa pengertian Merger ?
2) Apa Pengertian Restrukturisasi?
3) Apa Pengertian Akuisisi?
4) Apa Pengertian Reorganisasi?
5) Apa Pengertian Likuidasi

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengertian dari Merger dan Bentuk Lain Restrukturisasi
Perusahaan

1
2) Agar penulis dan pembaca bisa mengerti apa saja Merger dan Bentuk Lain
Restrukturisasi Perusahaan
3) Agar penulis dan pembaca paham dan mengerti tentang apa yang bisa didapat
dari mempelajari Merger dan Bentuk Lain Restrukturisasi Perusahaan

1.4 Manfaat Makalah


Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya kajian mengenai fenomena
merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di pasar
modal khususnya di Bursa Efek Jakarta.
2) Memberi masukan informasi bagi investor sebagai peneliti dalam
melakukan investasi pada perusahaan yang telah melakukan merger dan
akuisisi.
3) Memberikan sumbangan yang konkret bagi mahasiswa jurusan akuntansi
sebagai bahan pijakan dalam melakukan penelitian lanjutan mengenai
peristiwa merger dan akuisisi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Merger


Merger adalah penggabungan dua perusahaan, dan kemudian membentuk
badan hukum atau entitas baru di bawah bendera satu nama perusahaan.
Aksi merger harus mendapat persetujuan pemegang saham terlebih dahulu lewat
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Contoh Merger
Adapun contoh-contoh merger di Indonesia, antara lain:
1) Merger bank syariah BUMN
Merger bank syariah BUMN adalah salah satu merger besar di Tanah Air.
Tiga bank syariah merger per 1 Februari 2021 dan berganti nama PT Bank
Syariah Indonesia Tbk (BRIS).Bank syariah BUMN yang melebur tersebut,
yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah
Mandiri. Hasil merger bank syariah ini akan memiliki aset sebesar Rp 245,7
triliun. Sedangkan modal intinya Rp 20,4 triliun. Dengan jumlah tersebut, BSI
menjadi bank syariah terbesar di Indonesia. Sedangkan disandingkan dengan
bank umum, BSI berada di peringkat 7 bank terbesar di Indonesia dari sisi
aset. Selanjutnya di tahun 2025, targetnya menjadi pemain global. Target
tembus 10 besar bank syariah dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
2) Gojek Tokopedia Merger
Contoh kasus merger lainnya, yaitu merger Gojek Tokopedia. Merger ini
melahirkan GoTo, perusahaan baru hasil ‘perkawinan’ tersebut.
Nilai valuasi GoTo mencapai USD 17 miliar atau sekira Rp 243,1 triliun
(asumsi kurs tengah BI Rp 14.300 per USD). Menjadikannya raksasa
teknologi dengan valuasi terbesar di Asia Tenggara dan startup valuasi
terbesar ke-12 di dunia.
GoTo hasil Gojek Tokopedia merger masuk dalam pipeline IPO 2022 di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Mengincar dana USD 1 miliar atau Rp 14,34 triliun dan
sudah menunjuk dua underwriter, yaitu PT Mandiri Sekuritas dan PT Indo
Premier Sekuritas.
3) Indosat Tri Merger
Merger Indosat Tri menjadi contoh perusahaan yang merger berikutnya. PT
Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia melebur dan mengusung
nama baru Indosat Ooredoo Hutchison sebagai operator seluler.
Ooredoo Hutchison Asia Pte Ltd membeli 1,76 miliar saham Indosat seharga
Rp 6.460 per saham. Nilai transaksi pembelian saham tersebut sekitar Rp
11,37 triliun.

3
Jenis-jenis Merger

Berikut jenis-jenis merger yang perlu kamu ketahui:

No Jenis-jenis Penjelasan
Merger

1 Merger Penggabungan dua atau lebih perusahaan yang terlibat


Konglomerasi dalam kegiatan bisnis yang berbeda

2 Merger Penggabungan dari dua atau lebih perusahaan yang


Kongenerik/Merger beroperasi di pasar atau sektor yang sama dengan cara
Ekstensi Produk berbeda

3 Merger Perluasan Penggabungan perusahaan yang menjual produk sama,


Pasar tetapi pasarnya berbeda

4 Merger Horizontal Penggabungan perusahaan yang beroperasi dalam industri


yang sama. Biasanya merupakan pesaing yang menawarkan
produk atau layanan sejenis

5 Merger Vertikal Penggabungan dua perusahaan yang memiliki tingkat


berbeda dalam rantai pasokan industri yang sama. Biasanya
pemain bisnis utama dengan perusahaan distributor atau
pemasok yang bekerja sama dengannya.

2.2 Pengertian Restrukturisasi

Restrukturisasi adalah istilah manajemen perusahaan untuk tindakan


mereorganisasi struktur hukum, struktur kepemilikan, struktur operasional, atau
struktur lainnya dari sebuah perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat lebih
menguntungkan atau agar lebih sesuai dengan kebutuhan. Atau alasan lain untuk
melakukan restrukturisasi meliputi perubahan kepemilikan atau struktur kepemilikan,
pemisahan, atau untuk merespon krisis atau perubahan besar yang terjadi pada
perusahaan, seperti kebangkrutan, reposisi, atau pembelian. Adapun Pengertian
restrukturisasi digunakan untuk melakukan perbaikan yang tujuan akhirnya adalah
memperbaiki kinerja sebuah usaha yang dijalankan, baik perorangan maupun
perusahaan.

4
Pimpinan yang terlibat dalam proses restrukturisasi kerap mempekerjakan penasehat
keuangan dan hukum untuk membantunya dalam negosiasi dan perincian transaksi.
Restrukturisasi dapat juga dilakukan oleh CEO baru yang memang dipekerjakan
khusus untuk menjalankan keputusan yang sulit dan kontroversial, agar dapat
menyelamatkan atau mereposisi perusahaan. Restrukturisasi biasanya melibatkan
pembiayaan utang, penjualan sebagian saham perusahaan ke investor, dan
mereorganisasi atau mengurangi operasi.

Sifat dasar dari restrukturisasi adalah permainan zero-sum. Restrukturisasi strategis


mengurangi kerugian, sehingga juga mengurangi ketegangan antara kreditur dan
pemegang saham, untuk memfasilitasi penyelesaian terhadap situasi sulit yang
dihadapi perusahaan.

Langkah-langkah:

1. Memastikan perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk beroperasi


selama proses restrukturisasi.
2. Membuat perkiraan modal kerja yang akurat.
3. Menyediakan jalur komunikasi yang terbuka dan jelas dengan kreditur yang
mengendalikan sebagian besar kemampuan perusahaan untuk mendapat
pembiayaan.
4. Memperbarui rencana bisnis rinci dan pertimbangannya

2.3 Pengertian Akuisisi

Dalam dunia bisnis, praktik akuisisi. Akuisisi ini merupakan langkah untuk
menguasai perushaan atau entitas bisnis lain melalui pembelian saham. Berbeda
dengan merger yang prosesnya menggabungkan dua perusahaan menjadi satu, pada
praktik akuisisi, dua perusahaan tetap berdiri sendiri. Hanya saja, kepemilikan yang
berubah dari pemilik lama kepada pemilik baru.

Pengertian akuisisi bisnis adalah mengambil alih kepemilikan suatu perusahaan dari
perusahaan lain. Definisi akuisisi ini memiliki benang merah sesuai definisi akuisisi
oleh sejumlah pakar.

Sebagai contoh Michael A. Hitt menyebut akuisisi adalah mendapatkan perusahaan


lain lewat cara pembelian saham sebuah perusahaan. Begitupun Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) mengartikan akuisisi sebagai cara mengambil alih kepemilikan
sebuah perusahaan yang dilakukan oleh pengakuisisi (acquirer).

Tujuan dilakukannya akuisisi dalam bisnis adalah:

5
1. Meningkatkan Pangsa Pasar.
2. Meningkatkan Keuntungan Perusahaan.
3. Menguatkan Dominasi Pasar.
4. Menguatkan Bisnis Inti.

Klasifikasi Akuisisi dalam bisnis


Ada beragam jenis klasifikasi akuisisi bisnis. Berikut ini ragamnya:
A. Berdasar Objek Akuisisi
 Akuisisi Saham
Akuisisi saham merupakan akuisisi melalui pembelian saham perusahaan.
Dalam hal ini, pembeli hanya memiliki penguasaan secara saham saja.
 Akuisisi Aset
Jenis akuisisi lainnya adalah akuisisi aset. Pada akuisisi ini dilakukan
pembelian aset perusahaan.
B. Berdasar Jenis Usaha
 Akuisisi horizontal.
Akuisisi horizontal adalah melakukan pengambilalihan perusahaan yang
memiliki lini bisnis yang sama. Dengan begitu, tujuan akuisisi ini untuk
meningkatkan penguasaan pangsa pasar.
 Akuisisi Vertikal
Akuisisi vertikal merupakan akuisisi untuk mengambil alih perusahaan yang
memiliki keterkaitan usaha. Sebagai contoh, perusahaan A yang bergerak di
bidang produksi tekstil mengakuisisi perusahaan B yang bergerak di bidang
logistik. Harapannya dengan akuisisi tersebut proses distribusi barang akan
lebih lancar.
 Akuisisi Lain
Akuisisi lainnya adalah yang pengambilalihan yang sama sekali tidak terkait
dengan perusahan. Sebagai contoh, perusahaan sepatu mengakuisisi
perusahaan kelapa sawit. Kedua perusahaan tersebut memiliki lingkup bisnis
yang berbeda. Tujuan akuisisi ini adalah untuk memperkuat portofolio
perusahaan.

2.4 Pengertian Reorganisasi

Pengertian Reorganisasi Perusahaan


Reorganisasi perusahaan adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk agar
kinerjanya tidak semakin menurun karena suatu hal. Sedangkan Dis-organisasi adalah
kebalikannya. Dalam situasi ekonomi dan bisnis yang tidak menggembirakan,
perusahaan seiring terpaksa harus bertahan dengan apa yang telah ada .Atau
memperkecil diri, agar tidak mengalami kesulitan yang makin parah. Reorganisasi
dalam aspek finansial dilakukan untuk memperkecil beban finansial yang tetap
sifatnya.

6
Dengan demikian asumsinya adalah bahwa perusahaan masih mempunyai
kemampuan operasional yang baik.
Ini berarti bahwa kegiatan operasi masih mampu menutup biaya-biaya operasi.
Proses Reorganisasi Perusahaan
Sebelum telah disebutkan bahwa reorganisasi perusahaan bisa dilakukan jika
perusahaan masih mampu membiaya beban operasi variabelnya.
Bila biaya operasi variabel sudah lebih besar dari penghasilan, maka situasi sudah
sangat parah.
Reorganisasi finansial tidak akan cukup untuk menolong perusahaan.
Perusahaan perlu melakukan reorganisasi operasional.
Hal ini berarti bahwa perusahaan perlu:
 mengganti mesin-mesin dengan jenis yang lebih efisien,
 mengurangi tenaga kerja, dan
 memotong berbagai biaya yang mungkin dipotong.
Sayangnya, keputusan-keputusan tersebut akan menimbulan kebutuhan dana yang
cukup besar pada tahap-tahap awal.
Seringkali dana pihak ketiga diperlukan atau perlu tambahan modal sendiri.
Kebutuhan dana yang cukup besar tersebut akan dipergunakan untuk mengganti
mesin lama dengan mesin baru yang lebih efisien.
Selain itu akan dipergunakan untuk biaya pengurangan jumlah tenaga kerja dengan
uang pesangonnya.

Contoh Reorganisasi Perusahaan

Untuk mempermudah dalam memahami reorganisasi, perhatikan contoh reorganisasi


perusahaan berikut ini:
Harga mesin baru adalah Rp 2 miliar.
Untuk pesangon diperlukan dana sebanyak Rp 800 juta.
Mesin lama dijual dan laku seharga Rp 400 juta.
Dengan demikian pada awal periode sudah diperlukan dana sebesar Rp 2,4 miliar.
Apakah pengeluaran ini dapat dibenarkan secara ekonomis?
Untuk menentukan layak atau tidaknya pengeluaran ini, maka tergantung pada
analisis terhadap manfaat di masa yang akan datang.
Bila diharapkan present value [PV] manfaat tersebut lebih besar dari Rp 2,4 miiar,
maka pengeluaran tersebut dapat dibenarkan.
Tentu saja dalam analisis investasi tersebut tidak dapat dilepaskan unsur risiko.
Meskipun analisis terhadap rencana tersebut, misalnya dinilai menguntungkan.
Dalam pelaksanaannya dapat saja terjadi penyimpangan., misalnya:
 muncul kompetitor baru,
 muncul mesin dengan teknologi lebih baik lagi,
 kebijakan pemerintah dalam menentukan upah minimun yang tidak sesuai
dengan perkiraan perusahaan
Bila penyimpangan ternyata mengakibatkan penurunan manfaat.

7
Maka investasi yang dimaksudkan untuk memperbaiki situasi dapat berubah bahkan
memperburuk situasi.
Dengan demikian masalah sebenarnya adalah:
1. Jika kita tidak melakukan tindakan apa-apa, ampir dapat dipastikan kondisi
perusahaan akan makin memburuk.
2. Jika kita mencoba memperbaiki efisiensi, ada kemungkinan bahwa situasi
perusahaan akan tertolong, meskipun tidak tertutup kemungkinan bahwa
perusahaan justeru akan makin memburuk kondisinya.
Sedangkan perusahaan melakukan reorganisasi finansial bila dinilai bahwa prospek
perusahaan masih baik, sehingga dapat tertolong.

Metode Reorganisasi Perusahaan


Untuk menyelamatkan perusahaan diperlukan pengorbanan semua pihak, antara lain:
 pemilik,
 kreditur,
 karyawan,
 supplier, dan
 pemerintah, meskipun pemiliklah yang bertanggung jawab terakhir.

Kreditur mungkin terpaksa kehilangan sebagian tagihannya, bisa jadi harus merubah
kreditnya menjadi penyertaan. Pemilik modal sendiri mungkin harus kehilangan
kepemilikannya atas perusahaan tersebut. Secara keseluruhan para kreditur mungkin
harus bersedia menerima jumlah yang lebih sedikit daripada tagihan semula.
Cara semacam ini dipilih bila dinilai lebih baik dari pada lewat proses likuidasi.
Jika dalam restrukturisasi perusahaan kita mengenal 3 pilar restrukturisasi kredit.
Maka dalam melakukan reorganisasi finansial, kita juga mengenal 2 (tiga) langkah
yang perlu ditempuh, yaitu:
1) Menaksir nilai perusahaan
2) Menentukan struktur pendanaan yang dipandang cukup aman
3) Menentukan nilai sekuritas-sekuritas yang baru.
Langkah yang pertama merupakan langkah yang paling sulit, tapi paling PENTING.
Sulit karena memerlukan estimasi dan judgement.
Penting karena akan menentukan nilai sekuritas-sekuritas yang baru.

Perhatikan contoh reorganisasi perusahaan berikut ini:


Misalnya, ditaksir laba setelah pajak setelah reorganisasi finansial pada tahun depan
adalah Rp 150 juta.
Dari setiap rupiah laba yang diinvestasikan diharapkan dapat memberikan return on
equity (ROE) sebesar 20%.
Perusahaan memutuskan hanya akan membagi 20% sebagai dividen.
Bila dipergunakan model pertumbuhan konstan, maka pertumbuhan per tahun
diperkirakan:
= (0,8 x 20%)

8
= 16%
Bila ditaksir biaya modal sendiri adalah 18%, maka taksiran nilai perusahaan bila
tidak menggunakan hutang adalah:
= Rp 30 juta/(0,18 – 0,16)
= Rp 1,5 miliar
Nilai ini yang dipergunakan sebagai pegangan untuk menentukan nilai sekuritas-
sekuritas yang baru.

Misalkan struktur modal sebelum reorganisasi finansial adalah sebagai berikut:

Setelah reorganisasi, nilai ini akan berubah menjadi hanya Rp 1,5 miliar.
Bila setelah reorganisasi perusahaan akan bekerja dengan menggunakan modal sendiri
sepenuhnya maka struktur modal yang baru adalah

Dengan demikian maka pemilik obligasi mengubah obligasinya menjadi penyertaan


modal, sedangkan pemilik perusahan lama, mengurangi kepemilikannya.
Pemilik yang lama memilih alternatif ini, artinya mereka sekarang hanya memiliki
sepertiga dari perusahaan.
Bila mereka berpikir bahwa alternatif likuidasi mungkin akan membuat mereka
kehilangan perusahaan seluruhnya.

Dalam reorganisasi finansial sering dibarengi dengan konslidasi adalah membuat


perusahaan lebih ramping secara operasional.
Reorganisasi dan konsolidasi dilakukan dengan cara:
1) Melakukan penghematan biaya. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu
ditunda atau dibatalkan.
2) Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan.
3) Divisi (unit bisnis) yang tidak mengntungkan dihilangkan atau digabung
4) Menunda rencana ekspansi sampai situasi dinilai telah menguntungkan.
5) Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang (kalau dapat dikurangi
dari hasil penjualan aktiva yang tidak diperlukan) dan menjaga likuiditas.
Dalam jangka pendek mungkin profitabilitas dikorbankan (profitabilitas
terpaksa negatif).

2.5 Pengertian Likuidasi


9
Pengertian menurut para ahli, likuidasi adalah proses akhir saat persekutuan tidak lagi
melakukan bisnis (source: Principles of Accounting – James M Reeve)
Likuidasi ditempuh bila kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan tidak lagi
menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau merubah kredit menjadi penyertaan,
tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan. Dalam keadaan seperti ini, para kreditur
lebih menyukai untuk meminta perusahaan di-likuidir. Kadang-kadang sebelum para
kreditur memutuskan untuk meminta perusahaan dilikuidasi, mereka bersedia
menyelesaikan sukarela. Dalam hal ini mereka sepakat untuk menunda tagihan mereka,
baik atas bunga maupun pokok pinjaman.
Cara ini hanya akan ditempuh jika para kreditur berpendapat bahwa perusahaan
memang masih akan mampu memenuhi kewajiban finansial di masa yang akan datang.

Bila perusahaan dinilai tidak punya prospek lagi, para kreditur juga bersedia menempuh
cara composition dalam penyelesaian kewajiban finansial perusahaan.
Contoh likuidasi perusahaan cara composition:
Cara composition berarti bahwa setiap tagihan sebesar Rp 100 hanya akan dilunasi
sebesar kurang dari Rp 100, misalnya Rp 75.
Cara ini dipilih para kreditur bila proses likuidasi diperkirakan akan memakan waktu
yang lama dan biaya yang sangat besar.
Dalam keadaan seperti itu, penyelesaian dengan cara composition dinilai lebih
menguntungkan.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam peristiwa likuidasi akan memakan
waktu yang lama, dan aktiva terpaksa dijual dengan harga murah (distress price).
Di samping itu, perusahan harus melunasi kewajiban tertentu terlebih dulu.
Yaitu kewajiban terhadap para karyawan (gaji yang belum dibayarkan) dan pemerintah
(pajak yang belum dibayar).
Dengan demikian dapat terjadi bahwa akhirnya kreditur akan menerima jumlah yang
relatif sangat kecil, hasil penjualan aktiva perusahaan

Proses Likuidasi
Untuk menghindari kesalahan dalam proses likuidasi persekutuan, likuidasi umumnya
dilakukan dengan prioritas sebagai berikut:
1) Prioritas #1:
Kewajiban terhadap para karyawan (hutang upah dan gaji) dipenuhi terlebih
dahulu.
2) Prioritas #2:
Kemudian kewajiban terhadap pemerintah (hutang pajak) dipenuhi.
3) Prioritas #3:
Setelah itu, aktiva-aktiva yang diagunkan dijual dan dipakai untuk melunasi
hutang yang dijamin dengan agunan tersebut.
Bila hasil penjualan aktiva ini mencukupi, maka sisanya dapat dipergunakan
untuk melunasi kreditur umum.
Sebaliknya, bila tidak mencukupi, kekurangannya menjadi kreditur umum.

10
Perhatikan contoh likuidasi persekutuan:
Misalnya, hutang yang dijamin dengan aktiva tertenti sebesar Rp 3 miliar. Hasil
penjualan aktiva tersebut hanya menghasilkan uang sebesar Rp 2 miliar. Dengan
demikian sisa hutang sebesar Rp 1 miliar statusnya menjadi kreditur umum.
Bila jumlah kreditur umum lainnya (artinya kreditur yang tidak dijamin dengan agunan
apapun) adalah Rp 4 miliar, maka jumlah kreditur umum sekarang adalah Rp 5 miliar.

Misalnya, hasil penjualan aktiva-aktiva lainnya hanya berhasil menghasilkan uang


sebanyak Rp 3 miliar.
Dengan demikian maka setiap kreditur umum akan menerima 60% dari nilai kredit
yang mereka berikan kepada perusahaan.
Jika para kreditur umum tidak dapat terbayar sepenuhnya, maka para pemilik modal
sendiri tidak akan menerima satu rupiah pun.

Anilisis Proses Likuidasi


Umumnya kesulitan keuangan perusahaan tidaklah datang dalam waktu tiba-tiba,
melainkan merupakan cerminan dan serangkaian keputusan yang tidak benar.
Kondisi perusahaan yang memburuk nampak dari perkembangan indikator keuangan
dari waktu ke waktu.
Rasio keuangan dalam bentuk debt to equity ratio (DER) akan cenderung makin
meningkat untuk perusahaan yang akan bangkrut, bila dibandingkan dengan perusahaan
yang survive.
Rasio rentabilitas modal sendiri akan makin buruk bahkan negatif untuk perusahaan
yang akan bangkrut.

Bila tahun 0 adalah tahun terjadinya kebangkrutan tahun 1 menunjukkan setahun


sebelum terjadinya kebangkrutan.
Tahun 2 menunjukkan dua tahun sebelum kebangkrutan, dan seterusnya. Maka
penggambaran rasio-rasio keuangan tersebut, untuk perusahaan yang bangkrut dan
survive akan nampak sebagai berikut:
Perbandingan satu indikator (rasio keuangan) antara perusahaan yang bangkrut dan
yang survive disebut sebagai univariate model.
Pemikirannya adalah bahwa mestinya mestinya terdapat perilaku yang berbeda antara
perusahaan yang bangkrut dan yang survive.
Perhatikan Grafik antisipasi kebangkrutan dan likuidasi persekutuan berikut ini:

11
Grafik antisipasi kebangkrutan dan likuidasi persekutuan
Gambar tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya kemungkinan kebangkrutan dapat
diprediksi dengan mengamati memburuknya rasio keuangan dari tahun ke tahun.
Dengan demikian maka pemanfaatan rasio keuangan menjadi lebih luas, tidak hanya
sekedar untuk menilai kesehatan perusahaan.
Tapi juga dapat untuk memperkirakan kemungkinan kebangkrutan suatu perusahaan.
Altman menggabungkan berbagai rasio keuangan tersebut ke dalam suatu model untuk
memprediksi apakah suatu perusahaan akan bangkrut ataukah tidak.
Model yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik diskriminasi.
Karena model tersebut menggunakan beberapa rasio keuangan sekaligus, maka model
tersebut disebut sebagai multivariable model.

Berikut ini saya sajikan video tentang likuidasi persekutuan. Semoga bisa menambah
wawasan dan pemahaman kita, selamat menyaksikan.

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Restrukturisasi merupakan tindakan atau kegiatan untuk merubah struktur
perusahaan dengan tujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja
perusahaan. Restrukturisasi dilakukan setiap saat, bukan hanya bila perusahaan
mengalami kemunduran saja tapi juga pada saat perusahaan mengalami kemajuan.
Apabila perusahaan mengalami kemajuan, maka perusahaan akan melakukan
12
perluasan usaha. Sedangkan bila perusahaan mengalami kemunduran, maka
perusahaan akan melakukan penyempitan usaha. Perluasan usaha dilakukan dengan
cara merger dan akuisisi. Merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau
lebih, dan nama perusahaan tersebut merupakan salah satu nama perusahaan dari
perusahaan yang bergabung. Sedangkan akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover )
sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan
yang dibeli tetap ada. Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik
melalui merger maupun akuisisi, yaitu pertumbuhan atau diversifikasi, sinergi,
meningkatkan dana, menambah ketrampilan manajemen atau teknologi, pertimbangan
pajak, meningkatkan likuiditas pemilik, dan melindungi diri dari pengambil-alihan.
Penyempitan usaha dilakukan dengan cara reorganisasi dan likuidasi. Reorganisasi
adalah suatu upaya untuk menjaga perusahaan tetap hidup dengan mengubah struktur
modalnya (pemodelan ulang struktur modal). Sedangkan likuidasi yaitu proses
penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena perusahaan persekutuan sudah tidak
memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya
dan operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.cermati.com/artikel/merger-dan-akuisisi-pengertian-jenis-dan-
contohnya
2. https://amp.kompas.com/money/read/2021/03/24/090756126/apa-itu-
restrukturisasi-dan-restrukturisasi-kredit
3. https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-akuisisi-dalam-bisnis/
4. https://manajemenkeuangan.net/likuidasi-adalah/#02_Reorganisasi_Perusahaan
5. https://manajemenkeuangan.net/likuidasi-adalah/#02_Reorganisasi_Perusahaan

13
14

Anda mungkin juga menyukai