Anda di halaman 1dari 32

MERGER BANK MANDIRI

Oleh :

Kelompok Ganjil
Manajemen Pemasaran C
1. I Putu Santiana (01)
2. Made Yudasmini (03)
3. Khoirul Aji Prasetyo (05)
4. I Wayan Yudis Ambara (07)
5. Kadek Riska Samudra (09)
6. I Gusti Agung Arimbawa (13)
7. Cokorda Istri Handayani (15)
8. I Wayan Shindu Adi Parditya (17)
9. Ni Made Dwi Widya Kencana Wati (19)
10. Ni Luh Kade Ayu Dwi Ariningsih (21)
11. Ni Putu Gita Krisnayanti Nataran (23)
12. Ni Wayan Suardani (25)
13. Cokorda Gede Ariska Mayun Jayantara (27)
14. Ni Kadek Ita Riyanti (29)
15. Ni Putu Ayu Dewi Fivianty (31)
16. I Kadek Kriss Adi Giri Putra (33)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya

sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis juga

mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun

menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis

yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 11 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Merger .............................................................................. 3

2.2 Tipe-tipe merger................................................................................. 4

2.3 Alasan Melakukan Merger ................................................................. 7

2.4 Manfaat Merger ................................................................................. 9

2.5 Syarat-syarat merger menurut PP no. 27 ........................................... 13

2.6 PerencanaanSebelum melakukan merger .......................................... 13

2.7 Evaluasi keberhasilan dan kegagalan merger .................................... 14

2.8 Penyebab kegagalan merger .............................................................. 15

2.9 Kelebihan dan Kekurangan dari Merger ............................................ 16

2.10 Merger pada Bank Mandiri............................................................... 16

2.11 Setelah Dilakukan Merger pada Bank Mandiri ................................ 19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis ekonomi yang melanda di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997

mengakibatkan seluruh potensi-potensi ekonomi mengalami kemandegan

dan diambang kebangkuratan. Salah satu sektor yang sangat mempengaruhi

kegiatan sektor riil yaitu sektor jasa keuangan (perbankan) di Indonesia

terpaksa ditutup atau dibekukan kegiatannya akibat ketidakmampuan bank

tersebut dalam mengelola operasionalnya. Salah satu penyebab dibekukannya

kegiatan operasi perbankan oleh pemerintah adalah pinjaman luar negeri yang

membengkak lebih dari tiga kali lipat akibat nilai tukar rupiah terhadap dollar

naik secara drastis. Disamping itu, penyaluran kredit yang dilakukan oleh

bank yang ditutup atau dibekukan diberikan kepada industri terkait yang

memiliki hubungan kepemilikan dengan bank tersebut. Penyaluran kredit

yang berindikasi KKN tidak hanya dilakukan oleh perbankan swasta, tetapi

bank pemerintah (BUMN) juga ikut melakukannya. Hanya saja, dalam

perjalanannya pemerintah lebih cenderung membekukan kegiatan perbankan

swasta, sedangkan bank pemerintah dilakukan restrukturisasi dengan cara

penggabungan (merger) dan rekapitalisasi melalui penerbitan obligasi

pemerintah untuk menambah modal bank.

Pelaksanaan program rekapitalisasi bank merupakan salah satu komitmen

pemerintah Indonesia sebagaimana tercantum dalam Letter of Intent (LoI)

dengan IMF yang dinamakan dengan reformasi perbankan. Dalam kerangka

1
penggabungan tersebut, akhir Februari 1998, pemerintah telah

mengumumkan rencana restrukturisasi bank pemerintah dengan cara

penggabungan. Adapun bank pemerintah yang akan digabung adalah: Bank

Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor

Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Secara

resmi tanggal 2 Oktober 1998 penggabungan keempat bank pemerintah telah

berganti nama menjadi Bank Mandiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari merger?

2. Apa alasan perusahaan melakukan merger?

3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari merger?

4. Bagaimana merger yang terjadi pada Bank Mandiri?

5. Apa yang terjadisetelah dilakukan merger pada Bank Mandiri?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Merger

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana

perusahaan yang me-merger mengambil atau membeli semua asset dan

liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-

merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger

berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai

atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999,

p.598).

Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan

oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan

melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan

mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah

merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi

(Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).

Seluruh proses merger biasanya dirahasiakan dari masyarakat umum, dan

karyawan pada perusahaan yang terlibat. Karena sebagian besar upaya merger

tidak berhasil, dan kebanyakan dirahasiakan, sulit untuk memperkirakan

berapa banyak potensi merger terjadi pada tahun tertentu.

Merger mungkin dicari karena beberapa alasan, beberapa di antaranya

bermanfaat bagi para pemegang saham, beberapa di antaranya tidak. Salah

satu penggunaan merger, misalnya, adalah untuk menggabungkan perusahaan

3
yang sangat menguntungkan dengan perusahaan yang bangkrut untuk

menggunakan untuk mengimbangi keuntungan,dan untuk sementara bertujuan

memperluas perusahaan secara keseluruhan.

Peningkatan pangsa pasar merupakan salah satu tujuan merger, terutama

antara perusahaan besar. Dengan bergabung dengan pesaing utama,

perusahaan dapat mendominasi pasar dimana perusahaan tersebetu bersaing.

Bentuk penggabungan ini dapat menyebabkan masalah ketika dua perusahaan

mendominasi bergabung, karena dapat memicu litigasi mengenai hukum

monopoli.

2.2 Tipe-Tipe Marger

Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe,

yaitu:

a. Merger Horisontal

Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaanyang

bergerak dalamindustri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-

perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama. Salah satu

tujuan utama merger danakuisisi horisontal adalahuntuk mengurangi persaingan

atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi,

pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi. Efek

dari merger horisontal ini adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada

industri tersebut.Apabila hanya terdapat sedikit pelaku usaha, maka struktur pasar

bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan mengarah pada monopoli. ),

misalnya merger antara dua perusahaan roti, merger perusahaan sepatu, merger

4
perusahaan kapas. Contoh PT “A” yang mengusahakan kapas, bergabung dengan

PT “B” yang mengusahakan pemintalan, bergabung dengan PT “C” yang

mengusahakan kain dan seterusnya. Dengan demikian, tujuan kerjasama disini

adalah menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi, dimana PT

“B” akan mempergunakan produk PT “B” dan seterusnya

b. Merger Vertikal

Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang

bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksiatau operasi. Merger dan akuisisi

tipe ini dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu memasuki

industri hilir atau sebaliknya. Merger danakuisisi vertikal dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya

terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan

dan pengguna.Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkap

mulai dari penyediaan input sampai pemasaran. Untuk menjaminbahwa pasokan

input berjalan dengan lancar maka perusahaantersebut bisa mengakuisisi atau

merger dengan pemasok. Mergerdan akuisisi vertikalini dibagi dalam dua bentuk

yaitu integrasi kebelakang atau ke bawah (backward/downwardintegration)

danintegrasi ke depan atau ke atas (forward/upward integration). Contohnya:

perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban

merger dengan peurusahaan mobil. Contoh: PT. A, PT. B, PT. C bergabung, lalu

PT B yang menjadi induk perusahaan.

5
c. Merger Konglomerat

Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-

masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi

konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang

bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis

semula.Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini dilakukan secara terus

menerus oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi. Sebuah

konglomerasi memiliki bidang bisnis yang sangat beragam dalam industri yang

berbeda.

d. Merger Ekstensi Pasar

Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih

perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan merger

dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi produk

masing-masing perusahaan.Merger dan akusisi ekstensi pasar sering dilakukan

oleh perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka ekspansidan penetrasi

pasar. Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan cepat

tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awaldi negara yang akan dimasuki.

Merger dan akuisisi ekstensi pasar dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ekspor

karena kurang memberikan fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumen

luar negeri.

6
e. Merger Ekstensi Produk

Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh duaatau lebih

perusahaanuntuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah

merger perusahaan akanmenawarkanlebih banyak jenis dan lini produk sehingga

akan menjangkau konsumen yang lebih luas. Merger dan akuisisi ini dilakukan

dengan memanfaatkan kekuatan departemen riset dan pengembangan masing-

masing untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas riset sehingga

lebih produktif dalam inovasi.

2.3 Alasan Melakukan Merger

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui

merger, yaitu:

1) Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran,

pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun

akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu,

jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan

dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

2) Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala

ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena

perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar

daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi

tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam

7
bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat

dihilangkan.

3) Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan

ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan

ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan

perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan

peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan.

Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.

4) Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak

adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi.

Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak

dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat

menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau

teknologi yang ahli.

5) Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke

depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang

memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan

yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus

ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan

setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari

perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya

8
dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan

memaksimisasi kesejahteraan pemilik.

6) Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki

likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham

akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid

dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

7) Melindungi diri dari pengambilalihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran

pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi

perusahaan lain,dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang,

karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi

untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-

716)

2.4 Manfaat Merger

Perusahaan yang melakukan merger atau mengakuisisi perusahaan lain

mempunyai berbagai tujuan yang memberikan manfaat kepada perusahaan

tersebut.

1. adanya merger akan dapat meningkatkan pendapatan

perusahaan. Peningkatan pendapatan perusahaan dikarenakan

perusahaan

melakukan pemasaran yang baik, strategi yang lebih dan terfokus,

serta

9
penguasaan pasar. Pada sisi lain, pendapatan perusahaan menjadi

terdiversifikasi karena perusahaan melakukan penggabungan usaha

2. salah satu alasan utama mengapa perusahaan mau melakukan merger

karena perusahaan akan mengalami efisiensi dalam biaya operasi

dibandingkan dengan dua perusahaan yang terpisah. Salah satu

contoh : penurunan biaya dapat dilakukan dengan melakukan

pemasaranm secara bersama untuk produk berbeda dibandingkan

dengan dua perusahaan terpisah. Operasi perusahaan dapat

diefisienkan, terutama dalam bidang sumber daya manusia yang

menangani kepegawaian. Pembayaran gaji dapat dilakukan dengan

satu divisi yang menggunakan teknologi lebih baik. Pengiklanan

perusahaan dapat dilakukan sekaligus dibandingkan denga dua

perusahaan yang sendiri-sendiri. Biaya iklan lebih murah karena

biaya iklan hanya satu dengan adanya merger. Cara ini efektif dan

sangat menguntungkan perusahaan.

3. Penggabungan dua perusahaan juga memberikan keuntungan

terhadap jaringan perusahaan yang semakin besar bila dibandingkan

dengan sendiri-sendiri. Dalam kasus ini akan timbul biaya produksi

yang mengalami penurunan dan kuantitas produksi akan mengalami

peningkatan sehingga pendapatan perusahaan mengalami

peningkatan. Dengan adanya efisiensi yang dilakukan, maka laba

perusahaan akan meningkat sehingga harga saham akan mengalami

peningkatan.

10
4. kapitalisasi pasar perusahaan mengalami peningkatan bila

perusahaan melakukan merger. Bila perusahaan berdiri sendiri, maka

kapitalisasinya tidak mengalami peningkatan secara cepat

dikarenakan

pertumbuhan laba yang kecil. Tetapi, dengan merger perusahaan,

maka

kapitalisasi saham perusahaan lebih besar dikarenakan adanya

harapan

investor terhadap perusahaan yang akan mengalami peningkatan

pendapatan sesuai dengan tujuan merger tersebut.

5. adanya merger akan memberi peningkatan kualitas sumber daya

manusia di perusahaan merger. Pegawai yang baik akan bekerja dan

mentransfer pengetahuan kepada pegawai yang belum memahami.

Artinya, antarpegawai akan saling memberi pengetahuan untuk

meningkatkan kemajuan perusahaan. Diskusi antarpegawai akan

terjadi karena mereka saling bertukar informasi untuk meningkatkan

pengetahuan yang dimiliki.

6. adanya merger bagi dua perusahaan akan memperbaiki posisi

keuangan perusahaan serta kualitas neraca perusahaan. Semakin

baiknya

posisi dan kualitas neraca perusahaan, membuat perusahaan semakin

mempunyai bargaining di pasar, baik dalam rangka memasarkan

produk

perusahaan maupun mendapatkan bahan baku. Kualitas neraca

11
perusahaan

juga memberikan citra yang baik kepada investor dan akhirnya

meningkatkan nilai saham perusahaan di bursa. Bagi bank yang

mempunyai pinjaman di perusahaan tersebut semakin yakin dananya

akan kembali sehingga perusahaan dapat meningkatkan kreditnya

dengan kualitas neraca tersebut.

7. keuntungan pajak merupakan salah satu tindakan merger. Bila

perusahaan melakukan merger atau akuisisi, maka perusahaan dapat

memperoleh keuntungan pajak dengan adanya kerugian operasi dari

perusahaan yang diakuisisi. Laba bersih yang besar pada perusahaan

yang

mengakuisisi mengakibatkan perusahaan membayar pajak yang

tinggi, tetapi dengan masuknya perusahaan yang rugi mengakibatkan

pajak yang dibayarkan berkurang. Keuntungan pajak juga dapat

diperoleh dengan cara meningkatkan kapasitas utang perusahaan

yang belum terpenuhi. Perusahaan menggunakan seluruh utangnya

sehingga pajak yang dibayarkan mengalami penurunan.

8. adanya merger akan memberi kualitas keputusan yang diambil

menjadi lebih berkualitas. Pengambil keputusan perusahaan merger

akan diperoleh dari pegawai yang berkualitas karena pegawai yang

tinggal diperusahaan merger adalah mereka yang mempunyai

kualitas. Akibatnya, pegawai yang mengambil keputusan akan selalu

mempertimbangkan keputusannya untuk kepentingan perusahaan dan

umum, serta tidak melanggar peraturan yang ada.

12
2.5 Syarat-syarat merger dari perusahaan menurut PP no. 27, tersebut

terdapat dalam Pasal yang berbunyi:

1. penggabungan, peleburan dan pengambilalihan hanya dapat

dilakukan degan memperhatikan: (a). kepentingan perseroan,

pemegang saham minoritas, dan karyawan perseroan yang

bersangkutan; (b). kepentingan masyarakat dan persaingan sehat

dalam melakukan usaha.

2. Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan tidak mengurangi hak

pemegang saham minoritas untuk menjual sahamnya dengan harga

saham yang wajar,

3. Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan rapat umum

pemegang saham mengenai penggabungan, peleburan dan

pengambilalihan hanya dapat menggunakan haknya agar saham yang

dimiliknya dibeli dengan harga yang wajar sesuai.

4. Pelaksanaan hak tidak menghentikan proses pelaksanaan

penggabungan perencanaan sangat penting.

2.6 Sebelum melakukan merger atau penggabungan, perencanaan yang

sangat penting yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah:

1. Pre- Deal

Pada fase ini, masalah karyawan yang strategis dan taktis harus selesai

dianalisa sebelum mengumumkan perjanjian maupun memulai proses due

diligence. Masalah karyawan bukan hanya mengenai biaya dan kebijakan,

13
tapi juga mengenai pemutusan hubungan kerja (masal) yang mungkin

terjadi, pembauran budaya korporat, sosialisasi kepada serikat pekerja dari

tiap perusahaan, serta masalah-masalah manusia lainnya.

2. Doing the Deal

Fase ini memiliki tempo, tekanan dan permintaan waktu yang luar biasa

besar. Sukses dari suatu integrasi dibentuk disini. Sebuah proses yang

komprehensif dan terencana dengan baik, sangat penting untuk mencapai

tujuan integrasi jangka panjang.

3. Post-Deal

Ini adalah fase saat HR dan fungsi-fungsi lainnya menyerahkan tujuan dari

merger itu sendiri. Sebuah rencana komprehensif dan terencana dengan

baik sangat penting untuk menjaga fokus pada pembentukan nilai dan

penyelesaian tugas.

2.7 Evaluasi keberhasilan dan kegagalan merger

Membuat proyeksi keberhasilan merger penting dilaksanakan,

sebelum merger dilakukan secara legal. Tahapan diawali dengan due

diligence (uji tuntas) atas perusahaan yang akan dikonsolidasikan.

Penilaian dilakukan atas sinergi yang akan diperoleh, dilihat dari sinergi

operasional dan sinergi finansial. Sinergi operasional, umumnya dengan

membandingkan sumber daya masing-masing perusahaan, antara lain: Visi

Misi dan tujuan perusahaan, perencanaan strategik, Sumber Daya

Manusia, jaringan, pangsa pasar, Informasi Teknologi yang digunakan,

dan budaya kerja masing-masing perusahaan.

14
Evaluasi finansial, didasarkan atas: analisis laporan keuangan

perusahaan, berupa neraca dan laba rugi, baik yang berupa on atau off

balance sheet, serta fee based income. Metoda yang digunakan bermacam-

macam, salah satunya menitik beratkan pada cash flow, sebagai berikut:

1. Analisis proyeksi arus kas dengan menggunakan diskon faktor sesuai

biaya dana perusahaan (Discounted cash flow approach)

2. Analisis yang didasakan atas ratio harga saham dengan pendapatan

(Price Earning Ratio) dibandingkan dengan nilai P/E dari perusahaan

sejenis

3. Peniaian atas dasar nilai buku,yang beberapa pos dari neraca

disesuaikan dengan perkiraan risiko yang mungkin ada sehingga

mengurangi nilai buku.

2.8 Banyak perusahaan atau Bank yang mengalami kegagalan saat

dilakukan merger, disebabkan, antara lain:

1. Harga yang ditetapkan saat dilakukan merger terlalu tinggi akibat

analisis sebelumnya tidak akurat

2. Sumber pembiayaan merger berasal dari pinjaman berbiaya tinggi

3. Asumsi yang salah dengan mengharapkan booming market, yang

ternyata terjadi sebaliknya

4. Tergesa-gesa, sebelum dilakukan uji tuntas dengan baik

5. Perbedaan kedua perusahaan terlalu besar

6. Budaya kerja tak dapat disatukan

15
7. Krisis manajerial karena ingin mempertahankan semua manajemen

yang ada di kedua perusahaan

2.9 Kelebihan dan Kekurangan dari Merger

1) Kelebihan Merger

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah

dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

2) Kekurangan Merger

Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu

harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing

perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan

waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.64

2.10 Merger pada Bank Mandiri

Bank Mandiri yang kini berada di puncak daftar bank dengan aset terbesar

di Indonesia, merupakan hasil merger empat bank BUMN yang kala itu bisa

dikatakan sebagai bank 'bangkrut'. Keempat bank cikap bakal Mandiri itu

adalah :

1) Bank Dagang Negara (BDN)

Bank Dagang Negara (BDN) merupakan salah satu Bank tertua di

Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai

Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia

(Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi

16
Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank

dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara , sebuah

Bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.

2) Bank Bumi Daya (BBD)

BBD didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari

nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV,

menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964,

Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga

dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan

operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank umum negara digabungkan

ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara

Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.

3) Bank Ekspor Impor (Bank Exim)

Sejarah Bank Ekspor Impor berawal dari perusahaan Belanda

N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842

mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870.

Pemerintah menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, selanjutnya

pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia

menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara

Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank

Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi

BankExim, bank pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor impor.

4) Bapindo

17
Bapindo berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank

Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah

mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya

perkebunan, industri, pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai Bank

milik negara pada tahun 1960, BIN kemudian digabung dengan Bank

Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu

pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah, jangka

panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.

Peleburan keempat bank pelat merah ini tak lepas dari hantaman krisis

moneter (krismon) 1997-1998 yang merontokkan perbankan nasional.

Pemerintah turun tangan melakukan sejumlah langkah pembenahan. Bank-

bank yang kinerjanya sudah begitu parah, tarpaksa dilikuidasi. Pemerintah

juga melakukan program restrukturisasi perbankan, salah satunya dengan

melakukan merger empat bank BUMN yang kinerjanya kala itu sudah babak

belur.

Di tengah gejolak krisis moneter yang makin menjadi, pada Februari 1998,

pemerintah mengumumkan melebur empat bank BUMN, yakni Bank Exim,

Bapindo, BDN dan BBD menjadi satu bank baru bernama Bank Mandiri.

Rencana merger keempat bank sakit ini menuai banyak protes. Namun

rencana merger ini tetap berjalan lantaran penutupan keempat bank tersebut

bakal menimbulkan kerugian yang lebih besar. Too big to fail. Misalnya, total

liabilitas alias kewajiban keempat bank tersebut mendekati Rp 200 triliun.

Penutupan juga bisa menimbulkan gejolak lain, mengingat total pegawai

keempat BUMN itu mencapai 26.000 orang.

18
Tanggal 2 Oktober 1998, keempat bank BUMN resmi dilebur menjadi

Bank Mandiri. Namun penggabungan seluruh laporan keuangan keempat

bank baru dilakukan Juli 1999.

2.11 Setelah Dilakukan Merger pada Bank Mandiri

Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi

secara menyeluruh. Pada saat itu, Bank Mandiri menutup 194 kantor

cabang yang saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari

jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri

diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan

promosi lainnya. Selain itu, Bank Mandiri berhasil

mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi

menggantikan core banking system legacy yang terpisah.

Semenjak didirikan, kinerja Bank Mandiri terus meningkat terlihat dari

laba yang terus meningkat dari Rp 1,18 Triliun di tahun 2000 hingga

mencapai Rp 5,3 Triliun di tahun 2004. Selain itu, Bank Mandiri juga

mencatat prestasi penting dengan melakukan penawaran saham perdana

pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4 Milliar lembar

saham.

Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengalami permasalahan yang

mengakibatkan menurunnya kinerja bank. Salah satunya adalah dengan

meningkatnya kredit bermasalah, tercermin dari rasio Non Performing

Loan (NPL) net konsolidasi yang meningkat dari 1,60% di tahun 2004

menjadi 15,34% di tahun 2005. Hal ini secara langsung berdampak pada

19
penurunan laba Bank Mandiri secara signifikan dari sebelumnya sebesar

Rp 5,3 Triliun di tahun 2004, menjadi Rp 603 Miliar di tahun 2005 atau

mengalami penurunan sebesar sekitar 80%. Dari sisi kepercayaan investor

di bursa, harga saham Bank Mandiri juga mengalami penurunan dari Rp

2.050 pada Januari 2005 hingga ke level Rp 1.110 pada November 2005.

1) Transformasi Tahap Pertama

Tahun 2005 menjadi titik balik bagi Bank Mandiri, dimana Bank

Mandiri memutuskan untuk menjadi Bank yang unggul di regional atau

menjad iRegional Champion. Bank Mandiri mencanangkan program

Transformasi yang dilaksanakan melalui 4 (empat) strategi utama, yaitu :

a. Implementasi budaya, melalui restrukturisasi organisasi berbasis

kinerja, penataan ulang sistem penilaian berbasis kinerja,

pengembangan leadership dan talent, serta penyesuaian sumber daya

manusia dengan kebutuhan strategis.

b. Pengendalian Non Performing Loan secara agresif, dimana Bank

Mandiri fokus pada penanganan kredit macet dan memperkuat risk

management system.

c. Meningkatkan pertumbuhan bisnis yang melebihi rata-rata

pertumbuhan pasar melalui strategi dan value

preposition yang distinctive untuk masing-masing segmen.

d. Pengembangan dan pengelolaan program aliansi antar Direktorat atau

Business Unit dalam rangka optimalisasi layanan kepada nasabah, serta

untuk lebih menggali potensi bisnis nasabah-nasabah eksisting

maupunvalue chain dari nasabah-nasabah dimaksud.

20
e. Untuk dapat meraih aspirasinya menjadi Regional Champion Bank,

Bank Mandiri melakukan transformasi secara bertahap melalui 3 (tiga)

fase:

1. Fase pertama "Back on Track" (2006 - 2007), yakni fokus untuk

membenahi dan membangun dasar-dasar pertumbuhan Bank Mandiri

di masa datang.

2. Fase kedua "Outperform the Market" (2008 - 2009), yakni fokus

pada pertumbuhan bisnis Bank Mandiri agar dapat tumbuh

signifikan di seluruh segmen dan memiliki profitabilitas diatas rata-

rata pasar.

3. Fase ketiga "Shaping the End Game" (2010), yakni fase dimana

Bank Mandiri dapat memiliki peranan aktif dalam proses konsolidasi

sektor Perbankan Indonesia.

Proses transformasi yang telah dijalankan Bank Mandiri sejak tahun

2005 hingga tahun 2010 secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja

Bank Mandiri, tercermin dari peningkatan berbagai parameter finansial.

Kredit bermasalah turun signifikan, tercermin dari rasio NPL net

konsolidasi yang turun dari sebesar 15,34% di tahun 2005 menjadi 0,62%

di tahun 2010. Selain itu laba bersih Bank Mandiri juga tumbuh sangat

signifikan dari Rp 0,6 Triliun di tahun 2005 menjadi Rp 9,2 Triliun di

tahun 2010.

Sejalan dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri juga melakukan

transformasi budaya dengan merumuskan kembali nilai-nilai budaya untuk

menjadi pedoman pegawai dalam berperilaku. Bank Mandiri menetapkan

21
5 (lima) nilai budaya perusahaan yang disebut "TIPCE" yaitu: kepercayaan

(Trust), Integritas (Integrity), profesionalisme (Professionalism), fokus

pada pelanggan (Customer focus), dan kesempurnaan (Excellence).

Bank Mandiri juga berhasil mencatat sejarah dalam peningkatan

kualitas layanan. Selama empat tahun berturut-turut pada tahun 2007,

2008, 2009 dan 2010, Bank Mandiri berhasil menempati posisi sebagai

service leader perbankan nasional berdasarkan survey Marketing Research

Indonesia (MRI) dengan menempati urutan pertama pelayanan prima.

Selain itu, Bank Mandiri juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak

dalam hal penerapanGood Corporate Governance.

Kinerja Bank Mandiri yang terus meningkat ini direspon positif oleh

investor yang tercermin dari meningkatnya harga saham Bank Mandiri

secara signifikan dari posisi terendah Rp 1.110 per lembar saham pada

tanggal 16 November 2005 menjadi Rp 6.500 per lembar saham pada akhir

tahun 2010. Dalam kurun waktu kurang lebih 5 tahun, nilai kapitalisasi

pasar Bank Mandiri meningkat sekitar 6 kali lipat dari sebelumnya hanya

sebesar Rp 21,8 Triliun menjadi Rp 136,5 Triliun.

2) Transformasi Lanjutan

Dalam tahap pelaksanaan transformasi lanjutan tahun 2010-2014 Bank

Mandiri telah melakukan revitalisasi visinya untuk "Menjadi Lembaga

Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif". Dengan

visi tersebut Bank Mandiri mencanangkan untuk

22
mencapai milestone keuangan di tahun 2014, yaitu nilai kapitalisasi pasar

mencapai di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa pasar pendapatan

mendekati 16%, ROA mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%,

namun tetap menjaga kualitas asset yang direfleksikan dari rasio NPL

gross di bawah 4%. Pada tahun 2014, Bank Mandiri ditargetkan mampu

mencapai nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia serta masuk dalam

jajaran Top 5 Bank di ASEAN. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri

mentargetkan untuk dapat masuk dalam jajaran Top 3 di ASEAN dalam

hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional.

Untuk mewujudkan visi tersebut, transformasi bisnis di Bank Mandiri

tahun 2010 - 2014 akan difokuskan pada 3 (tiga) area bisnis yaitu:

a. Wholesale transaction: Bank Mandiri akan memperkuat leadership-nya

dengan menawarkan solusi transaksi keuangan yang komprehensif dan

membangun hubungan yang holistik melayani institusi corporate &

commercial di Indonesia.

b. Retail deposit & payment: Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk

menjadi bank pilihan nasabah di bidang retail deposit dengan

menyediakan pengalaman perbankan yang unik dan unggul bagi para

nasabahnya.

c. Retail financing: Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk meraih posisi

nomor 1 atau 2 dalam segmen pembiayaan ritel, terutama untuk

memenangkan persaingan di bisnis kredit perumahan, personal loan,

dan kartu kredit serta menjadi salah satu pemain utama di micro

banking.

23
Ketiga area fokus tersebut didukung dengan penguatan organisasi dan

peningkatan infrastruktur (cabang, IT, operation, risk management) untuk

memberikan solusi layanan terpadu. Disamping itu, Bank Mandiri

memiliki dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, teknologi

yang selaluupdate, penerapan manajemen risiko dalam menjalankan bisnis

secaraprudent dan penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang

telah teruji.

Bank Mandiri pada kuartal III tahun 2011 mempekerjakan 27.305

karyawan dengan 1.526 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia

dan 7 kantor cabang/perwakilan/anak perusahaan di luar negeri. Layanan

distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan jaringan Electronic Data

Capture sebanyak 70.616 unit, serta electronic channels yang meliputi

Mandiri Mobile, Internet Banking, SMS Banking dan Call Center 14000.

Bank Mandiri juga didukung 6 pilar bisnis anak perusahaan yang bergerak

di bidang perbankan syariah, pasar modal, pembiayaan, asuransi jiwa,

asuransi umum, serta bank fokus di segmen mikro

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah masa krisis moneter yang di jalani oleh Indonesia serta dampak

yang dihadapi oleh Bank Mandiri, muncul strategi alternatif yaitu kebijakan

merger sebagai kebijakan dalam mempertahankan bank – bank yang akan

kolapas serta memperbaiki kinerja Bank Mandiri agar dapat bekerja dan

beroperasi secara efisien.

Merger merupakan strategi yang rumit, karena bukan hanya berkaitan

dengan masalah bisnis, tetapi juga terkait dengan masalah hukum dan undang

– undang yang mengatur.

Keuntungan utama merger adalah sederhana dan tidak ada boiaya yang

besar seperti bentuk akuisis lainnya. Alasannya bahwa perusahaan secara

sederhana setuju untuk menggabungkan seluruh operasionalnya.

Penyusun juga merasa bahwa keputusan pemerintah saat itu untuk

menggabungkan ke empat bank tersebut adalah suatu pilihan tepat di tengah

krisis yang terjadi. Meskipun di penuhi dengan hambatan-hambatan yang

datang silih berganti, akhirnya Bank Mandiri mampu menunjukkan

kualitasnya sebagai Bank yang kompeten dan potensial.

Berkatpenggabunganusaha (merger) ini, tercatat pada Maret 2005, Bank

Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan

enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar

2.500 ATM dan sembilan anak perusahaan yaitu:

25
Nama Anak Persentase
No Jenis Usaha Kedudukan
Perusahaan Kepemilikan

Bank Mandiri Europe

1 Limited London Perbankan London 100%

(BMEL)

Jasa
Mandiri International Kuala
2 Pengiriman 100%
Remittance (MIR) Lumpur
Uang

Perbankan
3 Bank Syariah Mandiri Jakarta 99,99%
Syariah

4 Mandiri Sekuritas Sekuritas Jakarta 95,69%

Bank Sinar Harapan


5 Perbankan Denpasar 81,46%
Bali (BSHB)

Mandiri Tunas Pembiayaan


6 Jakarta 51,00%
Finance Otomatis

AXA Mandiri Asuransi


7 Jakarta 51,00%
Financial Services Jiwa

99,9%
Manajer
8 Mandiri Investasi Jakarta (Mandiri
Investasi
Sekuritas)

Mandiri AXA General Asuransi


9 Jakarta 60,00%
Insurance Umum

Hal ini tentunya dapat menunjukkan pada kita bahwa merger mampu

menjadi solusi terbaik di tengah krisis seperti yang terjadi pada tahun 1998.

26
Selain itu nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen

merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan sektor

usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak dibidang usaha yang sangat beragam.

Sebagai bagian dari upaya penerapan prudential banking & best-practices risk

management, Bank Mandiri telah melakukan berbagai perubahan. Salah

satunya, persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan four-eye

principle, dimana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan

business unit.

Sebagai bagian diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri juga

berhasil mencetak kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) dan nasabah ritel. Pada akhir 1999, porsi kredit kepada

nasabah corporatemasih sebesar 87% dari total kredit, sementara pada 31

Desember 2009, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai

42,22% dan porsi kredit kepada nasabah consumer sebesar 13,92%,

sedangkan porsi kredit kepada nasabah corporate mencakup 43,86% dari total

kredit.

Sesudah menyelesaikan program transformasi semenjak 2005 sampai

dengan tahun 2009, Bank Mandiri sedang bersiap melaksanakan transformasi

tahap berikutnya dengan merevitalisasi visi dan misi untuk menjadi Lembaga

Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif.

DAFTAR PUSTAKA

27
https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Mandiri

https://www.bankmandiri.co.id/

http://citramincyza.blogspot.com/2012/04/tugas-akl-1-merger-bank-mandiri.html

https://www.academia.edu/35800455/Study_Kasus_Merger_Bank_Mandiri

28

Anda mungkin juga menyukai