1
2) Pengertian Usaha Patungan ( Joint Venture )
Joint Venture adalah bentuk kerja sama antar beberapa perusahaan yang
berasal dai berbagai negara menjadi satu perusahaan untuk memperoleh kekuatan
ekonomi, sehingga diperoleh keuntungan bersama. Dengan demikian, joint
venture merupakan perusahaan patungan antar badan usaha nasional dan badan
usaha asing yang modalnya sebagian besar milik nasional. Seringkali suatu joint
venture dilakukan apabila perusahaan-perusahaan dengan teknologi yang saling
melengkapi ingin menciptakan barang atau jasa yang akan saling memperkuat
posisi masing-masing perusahaan. Suatu joint venture biasanya dibatasi pada
suatu proyek. Kepemilikan atas investasi dalam joint venture dapat dilakukan
secara bervariasi. Pada umumnya kepemilikan mayoritas ada pada pihak asing,
dan kepemilikan minoritas ada di tangan pihak nasional. Kepemilikan dapat juga
ditentukan seimbang, dapat pula 100% pemilikan dipegang oleh salah satu
partner, sedangkan partner yang lain mempunyai hak opsi untuk mendapatkan
sebagian atau keseluruhan saham.
4
menaikkan harga saham secara emosi (bootstrapping of earning per share) karena
adanya pengumuman akan merger bagi Bank publik.
Berguna sebagai platform pertumbuhan perusahaan.
· Mengurangi pengeluaran-pengeluaran organisasional dengan cara
menghapuskan penggandaan dan mentransfer pengetahuan diantara dan antar
unit-unit bisnisatau alur produk individu.
5
PT Bank CIMB Niaga Tbk atau yang lebih ikenal dengan CIMB Niaga
adalah sebuah bank yang berdiri pada tahun 1955. Saat ini CIMB Niaga
merupakan bank terbesar ke-lima di Indonesia dilihat dari sisi aset, dan diakui
prestasi dan keunggulannya di bidang pelayanan nasabah dan
pengembangan manajemen. Saat ini mayoritas saham Bank CIMB Niaga dimiliki
oleh CIMB Group. Bank CIMB Niaga merupakan bank pembayar (payment bank)
KSEI terbesar dari nilai transaksi, dan dengan pangsa pasar 11%, saat ini CIMB
Niaga adalah bank penyedia kredit pemilikanrumah terbesar ketiga di Indonesia.
CIMB Niaga pertama kali didirikan pada tanggal 26
September 1955sebagai bank swasta nasional dengan nama Bank Niaga. Setelah
terbentuk, membangun nilai nilai inti dan profesionalisme karyawan menjadi
perhatian utama bank. Pada tahun 1969, ketika sektor swasta di Indonesia dilanda
krisis, Bank Niaga mampu bertahan dan berhak memperoleh jaminan dari Bank
Indonesia. Bank Niaga kemudian merevisi rencana usahanya pada tahun 1974,
dan berganti menjadi bank umum agar dapat memenuhi kebutuhan
nasabah. Pada tahun 1976 Bank Niaga meluncurkan Program Kredit
Profesional, yaitu pinjaman bagi para profesional seperti ahli teknik,dokter, dan
sebagainya. Selanjutnya, pada tahun 1981-1982, Bank Niaga menjadi bank
pertama di Indonesia yang menerapkan sistem perbankan jaringan (online) dan
sistem jaringan kantor cabang. Langkah berikut yang ditempuh Bank Niaga
adalah membentuk jaringan unit usaha penukaranvaluta asing resmi di sejumlah
kantor cabang pada tahun 1985 beserta beragam produk baru. Di tahun 1987,
Bank Niaga membedakan dirinya dari pesaingnya di pasar domestik dengan
menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui
mesin ATM di Indonesia.
Pada Juni 1989 merupakan tahun Bank Niaga melakukan penawaran saham
perdana sehingga menjadi perusahaan terbuka. Saham yang ditawarkan laris
dibeli, dan saham yang dipesan mencapai empat kali lipat dibanding jumlah
saham yang diterbitkan (20,9 juta saham). Bank Niaga mulai menyediakan
layanan bagi nasabah kelas menengah-atas pada tahun 1998, guna memperbesar
jumlah nasabah. Pada tahun 1999, Bank Niaga menjadi bank di bawah
pengawasanBadan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), namun bukan akibat
tindak korupsi. Pengambilalihan bank oleh BPPN dilakukan karena dana
pemegang saham untuk rekapitalisasi kurang dari 20%.
Commerce Asset Holdings Berhad (CAHB), yang sekarang dikenal luas
sebagai CIMB Group Holdings Berhad, mengakuisisi saham Bank Niaga pada
tahun 2002. Tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group
sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan
seluruh anak perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi
berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. Dalam rangka memenuhi kebijakan
6
Single Presence Policy (SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia, Khazanah
Nasional Berhad sebagai pemilik saham mayoritas Lippo Bank dan juga saham
pengendali Bank Niaga (melalui CIMB Group), melakukan penggabungan
(merger) kedua bank tersebut secara resmi pada tanggal 1 November 2008 yang
diikuti dengan pengenalan logo kepada masyarakat luas.
Bank CIMB Niaga hadir untuk terus melanjutkan tradisi dan legacy terbaik
dari dua bank besar dan terkemuka di Indonesia, Bank Niaga dan Bank Lippo.
Kedua bank tersebut memiliki pengalaman yang panjang dalam memberikan
layanan prima bagi para nasabahnya di seluruh tanah air, sehingga semakin
memperkuat posisi Bank CIMB Niaga dalam lansekap industri perbankan di tanah
air. Fenomena lahirnya kekuatan baru Bank CIMB Niaga, patut disyukuri bersama
oleh semua pihak, karena hal ini berarti telah lahir sebuah sinergi dari dua
kekuatan bank swasta nasional yang memiliki reputasi yang baik, untuk turut
mendukung perekonomian di Indonesia, mempercepat lahirnya wirausaha baru di
tanah air, serta memperkuat layanan kepada nasabah, dengan lebih baik, lebih
efisien, dan lebih beragam produk dan layanannya.
Secara bisnis dan operasional, Bank CIMB Niaga masih menunggu tahapan
integrasi berikutnya, atau dikenal dengan istilah Single Platform Day 1 (SPD1).
Namun kegiatan bisnis perbankan tetap berjalan seperti biasanya. Karyawan tetap
memberikan layanan terbaik dan para nasabah akan terus memperoleh berbagai
kemudahan dan fasilitas jasa perbankan. Proses merger yang telah berjalan baik
ini, menjadi bukti sekaligus momentum bahwa apa yang telah menjadi komitmen
dan dukungan Pemegang Saham telah dijalankan dengan secara baik dan
konsisten. Dukungan karyawan yang besar untuk turut bergabung dalam bank
hasil merger ini, tentunya semakin memperkuat keyakinan kita bahwa bank ini
akan tumbuh lebih besar lagi di masa mendatang. Melalui Laporan Proses dan
Pencapaian Merger ini, saya yakin bahwa keberhasilan merger Bank CIMB Niaga
saat ini patut dicatat dalam sejarah perbankan nasional di Indonesia. Semoga
prestasi yang telah diraih selama ini dapat menjadi pijakan yang kokoh untuk
meraih sukses di tahap selanjutnya.
7
2. Contoh Perusahaan Joint Venture
Berikut ini adalah contoh kasus perusahaan besar yang memiliki perbedaan
budaya, bidang pemasaran dan wilayah pemasaran yang melakukan joint venture.
Sony Ericsson (joint venture antara Sony dengan Ericsson) .
8
2. Keterbatasan kemampuan untuk memproduksi barang
Ketidakmampuan Ericsson dalam memproduksi ponsel murah seperti punya
Nokia turut memperparah keadaan ini. Berbeda dengan saingannya, yaitu Nokia.
Masalah Nokia tidak terlalu serius karena telah membangun sumber alternatif
produksi chip mereka.
3. Persaingan bisnis yang semakin ketat
Toshiba dan Siemens talah mengumumkan rencana melakukan kerjasama
pada handset 3G untuk jaringan selular pada bulan November 2000. Tentunya hal
ini akan merepotkan Ericsson karena disamping harus bersaing dengan Nokia,
Ericsson juga harus waspada terhadap Toshiba dan Siemens mengenai strategi
mereka setelah melakukan kerjasama. Sementara Ericsson sedang berada dalam
kondisi terburuknya.
4. Kecilnya penjualan yang dialami Sony
Sony yang bermain bisnis di pasar ponsel di seluruh dunia dengan
persentase penjualan kurang dari 1 persen pada tahun 2000, juga mengalami
kerugian pada kawasan ini tetapi memiliki keinginan untuk lebih fokus pada pasar
dunia.
Dan akhirnya pada bulan April 2001, Sony mengkonfirmasikan bahwa ia
berbicara dengan Ericsson untuk kemungkinan kerjasama dalam bisnis handset.
Kemudian pada Agustus 2001, dua perusahaan telah menyelesaikan syarat - syarat
penggabungan yang diumumkan pada bulan April. Sony Ericsson memiliki tenaga
kerja awal 3.500 karyawan.
9
Kekurangan
Tanggung jawab terhadap semua resiko dibagi antar masing-masing partner
(perusahaan-perusahaan yang berlainan)
Resiko rahasia tersebar lebih besar
Resiko tertipu oleh partner usaha lebih besar
Hutang peerusahaan menjadi tanggung jawab bersama, dan seluruh harta jadi
jaminannya
Dalam setiap organisasi, khususnya perusahaan semua memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Begitu juga dengan Joint Venture. Oleh
karena itu, semua tergantung bagaiman kita cara kita menghadapinya.
10
Sony Ericsson merupakan perusahaan patungan yang didirikan pada tanggal
1 Oktober 2001 oleh perusahaan elektronik Jepang Sony Corporation dan
perusahaan telekomunikasi Swedia Ericsson untuk memproduksi ponsel. Alasan
lain untuk usaha ini adalah untuk menggabungkan keahlian elektronik konsumen
Sony Ericsson dengan pengetahuan teknologi di sektor komunikasi.
Ericsson:
Di Amerika Serikat, Ericsson bermitra dengan General Electric di awal
tahun sembilan puluhan, terutama untuk membangun kehadirannya di AS dan
pengenalan merek. Ericsson, yang telah di pasar telepon seluler selama beberapa
dekade telah berjuang maksimal namun tetap memperoleh kerugian besar. Hal ini
terutama disebabkan kebakaran pabrik Philips di New Mexico yang memproduksi
chip untuk ponsel mereka yang menyebabkan tertundanya produksi dan juga
karena ketidakmampuan untuk memproduksi ponsel murah seperti Nokia.
Pada bulan Agustus 2001, kedua perusahaan (Sony dan Ericsson )telah
merampungkan persyaratan merger mengumumkan pada bulan April. Perusahaan
ini memiliki tenaga kerja awal 3.500 karyawan.
Penggabungan kedua perusahaan tersebut tidak berjalan mulus, pangsa
pasar Ericsson benar-benar jatuh dan pada bulan Agustus 2002, Ericsson
mengatakan akan berhenti membuat ponsel dan mengakhiri kemitraan dengan
Sony jika bisnis terus mengecewakan Namun, pada Januari 2003, kedua
perusahaan mengatakan mereka akan menyuntikkan lebih banyak uang ke joint
venture dalam tawaran untuk membendung kerugian.
Strategi Sony Ericsson adalah merilis ponsel model baru yang memiliki
kemampuan seperti foto digital serta kemampuan multimedia lainnya seperti men-
download dan melihat klip video dan kemampuan manajemen informasi pribadi.
Untuk tujuan ini, merilis beberapa model baru yang sudah built-in kamera digital
dan layar warna adalah hal yang baru pada saat itu. Bagaimanapun, usaha
patungan ini terus membuat kerugian lebih besar meskipun penjualan booming.
Target untuk membuat keuntungan dari tahun pertama sampai tahun 2002 ditunda
hingga 2003 untuk paruh kedua tahun 2003. Perusaah ini mengalami kegagalan
dalam misinya untuk menjadi top seller handset multimedia dan berada di tempat
kelima dan berjuang pada tahun 2005.
Konsentrasi Sony Ericsson saat ini dalam memproduksi ponsel meliputi:
musik, kamera, bisnis (web dan email), desain, eco-friendly, dan anggaran telepon
terfokus.
Enam kategori terbesar adalah:
Seri W Walkman adalah merek ponsel musik Sony Ericsson, diluncurkan
pada tahun 2005. Ponsel Sony Ericsson W-seri adalah ponsel musik yang terkenal
karena menjadi ponsel seri pertama musik mobile, membuat pasar baru bagi
musik portabel yang berkembang pada saat itu. Fitur utama yang dapat dilihat
11
dalam semua ponsel Walkman adalah memiliki tombol ‘W’ yang ditekan untuk
membuka media center. Model terbaru, Yendo, merupakan ponsel Walkman
pertama dengan layar sentuh penuh. Walkman merek ponsel juga diproduksi
untuk pasar Jepang, di mana satu ponsel Walkman diluncurkan pada tahun 2009,
Premier (Premier Cube), mampu memutar musik dari CD player langsung ke
telepon melalui konektor.
Sony Ericsson Cyber-shot, diluncurkan pada tahun 2006 dalam model-
model terbaru dari ponsel seri K. Rentang ponsel ini difokuskan pada kualitas
kamera yang disertakan dengan telepon. Cyber-shot telepon selalu menyertakan
flash, beberapa dengan xenon flash, dan juga termasuk kamera auto-focus. Sony
Ericsson menggebrak kampanye pemasaran global untuk ponsel Cyber-shot
dengan peluncuran ‘Don’t Miss a Shot’. Kampanye ini menampilkan pemain tenis
wanita atas Ivanovi? Ana dan Daniela Hantuchova. Pada tanggal 10 Februari
2008, seri telah diperluas dengan pengumuman C702, C902 dan telepon C905.
Model terbaru, S003, yang diluncurkan pada 2010 untuk pasar Jepang saja, adalah
yang kedua dari Cyber-shot seri ponsel bermerek yang dilengkapi dengan kamera
12 Megapixel setelah Satio. Ini menggunakan CMOS ‘Exmor’ sensor,
‘PLASMA’ Dual-LED Flash, ISO 3200, dan tahan air.
Sony Ericsson BRAVIA , diluncurkan 2007 di pasar Jepang saja. Sampai
saat ini, empat BRAVIA ponsel bermerek telah dihasilkan. Sony Ericsson (FOMA
SO903iTV, FOMA SO906i, U1, dan S004 [23]) menggunakan merek BRAVIA.
BRAVIA merek ponsel dapat menunjukkan televisi terestrial 1seg.
Berbagai ponsel dengan UIQ smartphone, diperkenalkan dengan seri P pada
tahun 2003 dengan pengenalan P800. Mereka terkenal karena touchscreens
mereka, QWERTY keypad (pada kebanyakan model), dan penggunaan platform
antarmuka UIQ untuk Symbian OS. Rentang ini sejak diperluas ke seri M dan
ponsel seri G.
Sony Ericsson XPERIA , digembar-gemborkan oleh Sony Ericsson
XPERIA X1 pada bulan Februari 2008 di Mobile World Congress (sebelumnya
3GSM) yang diselenggarakan di Barcelona Spanyol, merupakan merek dagang
pertama yang dipromosikan oleh Sony Ericsson sebagai miliknya dan yang
ditunjuk untuk menyediakan teknologi konvergensi antara basis target pengguna.
Model pertama, X1, membawa sistem operasi Windows Mobile dengan interface
panel Sony Ericsson. Model X10 Xperia memiliki fitur Sistem Operasi Android.
Selain itu, Yahoo News melaporkan bahwa Sony akan sejajar dengan Google
untuk menjalankan Android pada smartphone game yang akan datang.
Sony Ericsson GreenHeart, pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009,
digembar-gemborkan oleh Sony Ericsson J105i Naite dan C901 GreenHeart. Hal
ini difokuskan pada tema ramah lingkungan, tapi masih fitur dengan teknologi
12
mobile terbaru dan kemampuan multimedia. Hal ini terutama menggunakan bahan
yang ramah lingkungan dan fitur-apps.
Rencana kedepan Sony Ericsson tidak lagi menggunakan sistem operasi
mobile Symbian. Kini, vendor ponsel yang sempat redup itu coba kembali
bersinar dengan fokus menggarap ponsel berbasis Google Android. Demkian
pernyataan yang dikemukakan salah satu eksekutif Sony Ericsson, Aldo Liguori.
“Ke depan, kami tidak ada rencana mengembangkan perangkat berbasis Symbian
lagi (dikutip dari Venturebeat). Sampai pada tahun 2010, Sony Ericsson masih
menggunakan OS Symbian untuk jajaran seri Vivaz besutannya. Namun vendor
ini bisa saja mengalihkannya ke Android sewaktu-waktu–sama halnya seperti
Xperia X10.
Kendati demikian, Sony Ericsson akan tetap menjadi anggota Symbian
Foundation–organisasi nirlaba yang membahas kompatibilitas antarmanufaktur
untuk para pengadopsi OS Symbian.
13