Merger Horizontal: Penggabungan dua perusahaan atau lebih yang bergerak dalam bidang
bisnis yang sejenis, memiliki kesamaan pangsa pasar, produk/jasa dan bahkan pengelolaan
manajemen: Bank Niaga + Bank Lippo: CIMB Niaga.
Merger Vertikal: Gabungan beberapa perusahaan dengan pembagian tugas yang berbeda.
Salah satu perusahaan berlaku sebagai pemasok terhadap perusahaan lainnya, perusahaan
lainnya bertanggung jawab untuk proses produksi atau tugas lainnya. Penyatuan ini
memungkinkan untuk bisnis saling membantu pada bidang yang dikuasainya.
Merger Kon-generik: Kombinasi dari kedua jenis merger di atas. Terdapat persamaan
namun ada juga perbedaannya. Kesamaan terletak pada sifat produksi dan yang berbeda
adalah penggunaan merek atau nama yang digunakan untuk produk akhir. Intinya relasi di
antara keduanya bukan hubungan pemasok-produsen.
Merger Konglomerat: Jenis usaha atau bisnis yang tidak menjalani usaha dalam bidang
yang sama. Penggabungan perusahaan antara beberapa usaha, yang tidak ada kaitan
langsung. Merger akan membuat satu perusahaan besar dengan beragam bidang usaha.
Tujuan Merger
1. Positif:
• Lebih terjangkau dan lebih mudah dari pada perusahaan lain mengambil alih
perusahaan kita.
2. Negatif:
• Penanganan para investor dan pemegang saham dari kedua belah pihak.
Konsolidasi
Pengertian:
• Evaluasi tidak hanya dilihat dari sisi produktivitasnya saja, tetapi juga secara
manajemen dan faktor-faktor lainnya.
Ciri-ciri konsolidasi:
1. Bubarnya perusahaan lama: Bank Mandiri: Bank Exim Bank, Bapindo, BDN (Bank
Dagang Negara), dan BBD (Bank Bumi Daya).
Perbedaan:
1. Konsolidasi: A + B = C; Bank Bumi Daya (BBD) + Bank Dagang Negara (BDN) + Bank
Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) + Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) =
Bank Mandiri, PT. Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) + PT. Smart Telecom (Cerdas) =
SmartFren, PT. Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) + PT. Reasuransi
Nasional Indonesia (Nas Re) + PT. Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re)= Indonesian
Professional Reasurer (IPR).