Disusun Oleh :
Korporasi bisa melakukan pengembangan pasar dengan cepat, melalui akuisisi perusahaan
yang memiliki distribusi yang telah ada dan bagus, sehingga dengan cepat produk kita bisa
menjadi tersebar dengan cepat. Beberapa korporasi asing melakukan akuisisi terhadap
perbankan nasional, dimana mereka dengan cepat mendapatkan nasabah yang telah ada
dibandingkan dengan membangun sebuah baru, yang harus menginvestasikan pembukaan
cabang, sistem dan karyawan yang baru. Pengembangan produk dengan cepat dilakukan
dibandingkan harus melalui proses penelitian yang berkepanjangan, terutama untuk perusahaan
farmasi. Dengan demikian, terjadinya pencapaian economics of scope dan economics of scale
korporasi.
4) Meningkatkan nilai pemegang saham Melalui merger dan akuisisi, korporasi menjadi
lebih besar, lebih kompetitif, sehingga pertumbuhan menjadi lebih cepat, menghasilkan
keuntungan yang lebih baik dalam return on equity dan return on asset, sehingga memberikan
nilai lebih pada pemegang saham maupun para stakeholders lainnya.
4) Struktur pasar
Regulator akan meninjau setiap merger dan akuisisi yang akan dilakukan, untuk mengukur
implikasinya kepada konsumen. Sebagai contoh GE mengakuisisi Honeywell di tahun 2001-
2002, transaksi tersebut tidak diperbolehkan oleh European Union,karena GE akan memiliki
kemampuan untuk monopoli dan menekan konsumennya, dengan menguasai industri
pembuatan mesin pesawat, interior pesawat dan leasing pesawat.
2) Bank Mandiri
Sebelum akhirnya menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia, bank Mandiri merupakan
sebuah perusahaan merger yang terbentuk dari bank Exim, bank BBD atau bank Bumi Daya,
bank Bapindo dan bank Dagang Negara. Keempat bank tersebut mengalami kesulitan dan krisis
hingga melakukan keputusan untuk melakukan proses merger dan membentuk suatu
konsolidasi.Penggabungan keempat bank tersebut menjadi sebuah bank yang saat ini menjadi
salah satu bank yang terbesar dan terpercaya yaitu bank Mandiri.
6) Bank Danamon
Bank danamon adalah bank yang awalnya bernama bank kopra indonesia yang berdiri pada
tahun 1956. Namun pada tahun 1976 bank ini kemudian berubah nama menjadi bank
Danamon.Bank ini sempat menjadi sebuah bank devisa negara, namun pada akhirnya bank ini
menjadi bank take over. Hingga pada akhirnya bank danamon melakukan merger dengan
beberapa bank take over lainnya yaitu bank pos nusantara, bank risjad salim internasional, bank
tiara, bank jayabank international, bank nusa nasional dan bank duta dan melebur dan
membentuk kembali kejayaan bank Danamon.
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa pada kuartal 1 tahun 2022, PT
Bukalapak.com meraih laba hingga Rp 14,421 Triliun. Capaian ini berbalik dari rugi Rp328
miliar pada kuartal I/2021. Diketahui juga bahwa terdapat kenaikan pendapatan sebesar 87%
menjadi Rp 788 Miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Gambar 2.2 Laporan Pendapatan Mitra BukaLapak
Investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp775 miliar, meningkat sebesar 100%
dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2021. Peningkatan seluruhnya berasal dari investasi
Perseroan pada PT Allo Fresh Indonesia. Kas dan setara kas sebesar Rp20 triliun, menurun
sebesar Rp4,7 triliun atau 19% dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp24,7
triliun. Penurunan terutama disebabkan untuk investasi, pembayaran atas beban operasional
dan hutang jangka pendek.
Pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp 0 pada 31 Maret 2022, menurun sebesar Rp2
triliun atau 100% dibandingkan pada 31 Desember 2021 sebesar Rp2 triliun. Penurunan
disebabkan oleh pelunasan atas fasilitas pinjaman jangka pendek di PT Bank DBS Indonesia
tersebut. Liabilitas atas pembayaran berbasis saham jangka pendek sebesar Rp589 miliar pada
31 Maret 2022, meningkat sebesar Rp580 miliar atau 6.383% dibandingkan pada 31 Desember
2021 sebesar Rp9 miliar.
Strategi bisnis dapat dikaitkan dengan business life cycle, dimana disini perlu dipahami
bahwa mungkin saja dapat sama atau dapat juga berbeda. Life cycle dibagi menjadi empat tahap
penting, yaitu introduction (awal), Growth (pertumbuhan), Mature (matang) dan Decline
(menurun), adapun karakteristik dari tahapan ini dapat ditunjukkan oleh pertumbuhan masing-
masing tahapan, dimana tahap awal dan tahap pertumbuhan ditandai dengan tingkat
pertumbuhan industri yang mulai bergerak naik dan terus tumbuh cepat, sedangkan tahap
mature (matang), dimana pertumbuhan sudah mulai melambat, pertumbuhan ini akan negatif
jika sudah sampai pada tahap decline. Posisi perusahaan berada dalam tahap life cycle yang
mana, dapat menentukan tingkat kekrusialan dan komplek dalam mengambil keputusan bisnis
yang berhubungan dengan aspek keuangan. Kegagalan dalam menganalisis posisi perusahaan
maka dapat berakibat fatal, tanpa dukungan keuangan yang memadahi, maka bisnis tidak dapat
berjalan lancar, sampai pada kenyataan bahwa perusahaan didirikan untuk memperoleh laba
dalam jangka pendek sehingga mampu membayar gaji karyawan dan pengeluaran lainnya, dan
dalam jangka panjang perusahaan harus mampu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham
dan nilai perusahaan.
Perencanaan keuangan strategis berbeda-beda sesuai dengan tahapan siklus bisnis yang
terdiri dari empat tahap. Pada saat perusahaan memutuskan untuk tumbuh secara agresif, atau
bahkan tumbuh lebih besar dari rata-rata industri , berarti akan ada perusahaan sejenis yang
terpukul karena market sharenya telah terambil, jika keputusan telah diambil untuk
pertumbuhan agresif, maka kegiatan investasi dan pendanaan harsu menyesuaikan degan
strategi bisnis agresif tersebut. Disiplin dalam menjalankan Strategi keuangan menjadi tugas
utama seorang direktur keuangan. Tujuan utama strategi keuangan perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan melalui investasi yang dilakukan serta didukung oleh
pendanaan yang memadahi dan efisien.
Seperti contoh pada PT Bank BRI Tbk yang saat ini sudah dalam posisi mature dalam
business life cycle. Namun pada posisi inilah akan terjadi persaingan yang intens, terlebih lagi
saat ini sudah banyak bermunculan perusahaan rintisan atau startup fintech yang menawarkan
segudang manfaat untuk customernya. Kendala yang dihadapi PT Bank BRI Tbk dalam
menghadapi fintech adalah dari segi adaptasi dan sosialisasi terhadap sebuah perubahan, karena
PT Bank BRI Tbk merupakan bank yang sudah cukup tua dengan jumlah nasabah yang sangat
banyak yangg tersebar diperkotaan hingga pelosok desa. Fintech terhadap perbankan
menjelaskan fenomena dimana sebuah inovasi mengubah pasar atau sektor yang ada dengan
memperkenalkan kesederhanaan, kenyamanan, aksesibilitas, dan keterjangkauan (simplicity,
convenience, accessibility, and affordability) di mana komplikasi (keruwetan) dan biaya tinggi
di posisi status quo. Awalnya, inovasi yang mengganggu terbentuk di (niche market) pasar
terbatas yang tampak tidak menarik atau tidak penting (inconsequential) bagi industri yang
sudah eksis (industry incumbents), namun akhirnya produk atau ide baru sepenuhnya me
redifinisi industry. PT Bank BRI Tbk dalam menghadapi fintech sudah berada pada tahap
stabil, hal ini terjadi karena PT Bank BRI Tbk sudah mampu melakukan kolaborasi atau
kerjasama dengan perusahaan fintech untuk mengembangkan dan melakukan optimalisasi
bisnis dan sumber daya melalui konsep digital banking.