Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yosefina Dwi Putri

Nim. : 1921101923

Kelas. : A Ekonomi Manajemen

MANAJEMEN KEUANGAN

1. Kasus riil perusahaan yang melakukan merger, konsolidasi, akuisi.


- Merger Kasus : Merger Bank Lippo dan Bank Niaga

Perusahaan yang melakukan Merger adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga.
Pada tahun 2008. Ingat.. sifat dari merger adalah penggabungan antara dua
perusahaan yang mana yang satu mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil
daripada yang lainya. Antara Bank Lippo dan Bank Niaga. Keduanya bergabung untuk
memperkuat posisinya di kancah persaingan global. Mereka Menyetujui untuk
menggabungkan perusahaan dengan kriteria Merger. Dari Merger kali ini
Perusahaan yang relatif lebih kecil ukurannya adalah Bank Lippo. Sehingga bank
Lippo merelakan untuk diganti saham yang beredar dengan saham Bank Niaga.
Dengan demikian dengan harga tertentu yang telah disepakati mereka berdua. Tiap
saham Bank Lippo dihargai dengan harga tertentu sehingga mendapatkan nilai yang
cocok untuk dibeli oleh Bank Niaga Sehingga saham Bank Lippo berganti nama
dengan Saham Bank Niaga. Setelah kesepakatan keduanya. Kedua Bank ini
menyetujui untuk mengubah nama mereka after merger menjadi Bank CIMB Niaga.
Dan inilah hasil yang diharapkan dari Merger kali ini yaitu Leverage (Pengungkit)
kekuatan kedua Bank untuk menjadi satu dengan kekuatan yang baru serta more
creating value bagi CIMB Niaga. Kalau kita ingin mengetahui bagaimana kinerja
mereka after (setelah) Merger, maka kita dapat menggunakan beberapa metode
yang sudah umum di kalangan manajer perusahaan.

. Dinilai dengan Metode Earning perusahaan Setelah Merger. (EPS/ Earning Per
Share)
· Dihitung Market Share nya ini merupakan pekerjaan khusus bagi manajer
pemasaran untuk menghitung perluasan pasar setelah melakukan merger
· Menghitung Kapitalisasi Pasarnya atau Economic Gain nya.

- Konsolidasi Kasus : Merger PT Semen Gresik

Semen Gresik Group alias PT Semen Gresik Tbk baru saja mendirikan pabrik baru
Tuban IV yang beroperasi pada Mei lalu. Selain itu, tahun 2012 ini menandai Semen
Gresik melebarkan sayap menjadi pemain regional. Bagaimana prospek dan target
bisnisnya ke depan? Berikut wawancara jurnalis KONTAN Andri Indradie dengan Dwi
Soetjipto, Direktur Utama PT Semen Gresik Tbk, Selasa (29/5) lalu. Sepanjang
sejarah, ada satu titik penting yang membuat SG (PT Semen Gresik Tbk) Group maju
seperti sekarang. Saya melihat, SG Group berhasil mengajak tiga perusahaan yang
pada September 1995 berkonsolidasi, yaitu SG sendiri, PT Semen Padang, dan PT
Semen Tonasa. Sebab, memang kelemahan kami di masa lalu adalah tidak adanya
sinergi di grup ini. Saat saya ditunjuk sebagai direktur utama pada 2005, saya minta
kepada pemerintah selaku pemegang saham agar good corporate governance (GCG)
di SG Group sebagai sebuah korporasi diterapkan. Lantas, SG sebagai induk grup
diberi kewenangan lebih besar untuk mengoordinasi Semen Padang dan Semen
Tonasa. Saat ini SG sudah bisa mengoordinasikan semuanya.
Sebab, kelemahan selama ini ada dua hal. Pertama, masih kuatnya pemikiran-
pemikiran kelompok di dalam sumber daya manusia (SDM). Jadi, ada kelompok,
misalnya saya orang Padang, saya orang Tonasa, saya orang Semen Gresik, dan
sebagainya. Selain itu, rasa kedaerahan juga masih kuat. Jadi, ada semacam
kelompok-kelompok berdasarkan rasa kedaerahan tersebut. Kedua, masih adanya
pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi semangat kedaerahan dan
kepentingan kelompok tadi, sehingga grup susah bersinergi. Itu kendalanya. Kalau
masing-masing punyabacking-backing-an, punya back up-back up secara politis,
sangat susah mengajak orang-orang itu bersinergi.
Syukurlah, kami sudah bisa membangun sinergi ini. Manakala sinergi terbangun,
seperti sekarang yang juga sudah kelihatan, hasilnya luar biasa. SG sebagai grup
mendapatkan hasil yang mungkin tidak pernah kami bayangkan sebelumnya.
Investor pun barangkali tidak bisa membayangkan.Dalam enam tahun, kami bisa
membuat kapitalisasi pasar, yang saat itu masih Rp 10 triliun, sekarang sudah
menjadi sekitar Rp 80 triliun. Dalam sejarah finansial grup, baru pertama kali ini di
Tuban itu bisa dibangun pabrik baru yang 100% biayanya atau sekitar Rp 3,5 triliun
berasal dari kas internal. Tidak ada sama sekali kami menarik pinjaman.
Angka itu sudah di luar komitmen kami pada pemegang saham untuk menyetor
dividen. Jadi, pembangunan pabrik dari kas internal itu bisa terlaksana walaupun
kami punya dividend pay-out policy sekitar 50% dari laba. Di luar itu, kami juga
masih punya kekuatan kas untuk mencapai target tahun ini.

- Akuisi Kasus : Merger Bank Lippo dan Bank Niaga

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem


Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever
yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan
menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003,
Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan
Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources
Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia
Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings
Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian
jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada
tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT
KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode yang sama
dengan metode pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan
merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan
tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini
sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam
suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
2. Sumber : http://ditaarswenda.blogspot.co.id/2017/03/beberapa-contoh-kasus-merger-
tau.html
Ckykingdom.blogspot.com

3. ABSTRAK JURNAL TENTANG MERGER

Penulis : Indah Rahmawati


Judul. :Pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur
go public di Indonesia (studi di bursa efek Jakarta)
Th. : K.7403010
Tempat : Fak. KIP
Nama jurnal : Abstrak Perusahaan MERGER
Media atau sarana mencari : Google

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan tingkat kinerja keuangan perusahaan manufaktur go public di Indonesia antara
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Sehubungan dengan masalah tersebut, maka
dalam penelitian ini diajukan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan tingkat kinerja keuangan perusahaan manufaktur go public di Indonesia antara
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Populasi
penelitian ini terdiri dari semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
sampai dengan akhir tahun 2005. Sedangkan sampel yang diambil difokuskan pada
perusahaan manufaktur yang melakukan merger dan akuisisi pada periode 2001-2003.
Teknik pengambilan sampel didasarkan pada sampel yang memenuhi kriteria yang
ditentukan berdasarkan purposive sampling method. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik dokumentasi dan wawancara. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di
Bursa Efek Jakarta. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis rasio keuangan.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan teknik analisis statistik Uji Peringkat
Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Ranks Test). Berdasarkan hasil analisis data dapat
disimpulkan: (1) Kinerja keuangan perusahaan manufaktur go public di Indonesia ditinjau
dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas, tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi. Hal ini diketahui dari nilai
hitung masing-masing rasio keuangan tersebut yang lebih besar dari nilai tabel (th tt) pada
tingkat signifikansi 5% ( = 0,05). (2) Kinerja keuangan perusahaan manufaktur go public di
Indonesia ditinjau dari rasio profitabilitas, terutama untuk rasio Gross Profit Margin,
Operating Profit Margin, dan Net Profit Margin, terdapat perbedaan yang signifikan antara
sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi. Hal ini diketahui dari nilai hitung
masing-masing rasio tersebut yang sama dengan nilai tabel pada tingkat signifikansi 5% (
=0,05). Dengan demikian, secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat
kinerja keuangan perusahaan manufaktur go public antara sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi. Perbedaan yang signifikan hanya terjadi pada rasio profitabilitas, khususnya rasio
Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, dan Net Profit Margin. Perbedaan yang
signifikan tersebut dimungkinkan terjadi karena adanya perbedaan efisiensi operasi
perusahaan, pemanfaatan fasilitas penghematan pajak, atau karena perubahan besarnya
beban bunga utang yang harus dibayar perusahaan akibat dilakukannya merger dan akuisisi.

Anda mungkin juga menyukai