+Share
Perusahaan diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus1957 oleh Presiden RI
pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun, dan sampai akhir
tahun 2012 kapasitas tumbuh sebesar 113% menjadi 28,5 juta ton/tahun.
Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
EfekSurabaya (kini menjadi Bursa Efek Indonesia) serta merupakan BUMN pertama
yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi
pemegang saham pada saat itu: NegaraRI 73% dan masyarakat 27%.
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings
Ltd. kepadaBlue Valley Holdings PTE Ltd. sehingga komposisi kepemilikan saham
berubah menjadi Negara RI 51,0% Blue Valley Holdings PTE Ltd. 24,9%, dan
masyarakat 24,0%. Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTELtd, menjual
seluruh sahamnya melalui private placement, sehingga komposisi pemegang saham
Perseroan berubah menjadi Pemerintah 51,0% dan publik 48,9%.
Tanggal 18 Desember 2012 adalah momentum bersejarah ketika Perseroan
melakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70 persen saham Thang Long
Cement, perusahaan semen terkemuka Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 2,3
juta ton/tahun. Akuisisi Thang Long Cement Company ini sekaligus menjadikan
Perseroan sebagai BUMN pertama yang berstatus multi national corporation.
Sekaligus mengukuhkan posisi Perseroan sebagai perusahaan semen terbesar di Asia
Tenggara dengan kapasitas sampai tahun 2012 sebesar 28,5 juta ton per tahun
Nilai kapitalis per 31 Desember 2012 Rp94 triliun, kapasitas produksi (installed)
sebesar 28,5 ton per tahun.
“holding” terhadap anak usaha (yakni perusahaan semen dan anak perusahaan yang
akan datang) menjadi sangat jelas, yakni:
1. Pemisahan jelas antara peran HoldCo vs OpCo dengan pemisahan yang jelas
mengenai peran dan tanggung jawab di bawah entitas hukum yang terpisah.
Memungkinkan HoldCo untuk beroperasi sebagai HoldCo “murni” untuk mengelola
semua anak perusahaan OpCo.
2. Dalam jangka pendek: Potensi manfaat sinergi yang lebih tinggi akan dapat
dihasilkan dari hubungan yanglebih baik dan meningkatnya kerjasama antar OpCo.
3. Dalam jangka panjang:
a. Mendukung pertumbuhan masa depan Perseroan dalam penerapan strategi
ekspansi regional dan internasional melalui akuisisi perusahaan semen lain.
b. Maksimalisasi pengetahuan dan kemampuan grup dalam berbagai bidang
operasional, mencakup: pemasaran, pengadaan, Litbang, untuk mendorong
perbaikan operasional dan optimalisasi kinerja melalui penerapan best
practices pada masing-masing bidang tersebut.
Semen Indonesia, Nama yang Menyatukan Seluruh Potensi Group
Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) Perseroan, resmi mengganti nama dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk,
menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut, sekaligus
merupakan langkah awal dari upaya merealisasikan terbentuknya Strategic Holding
Group yang ditargetkan dan diyakini mampu mensinergikan seluruh kegiatan
operasional
JANGKAUAN DISTRIBUSI
• Perluasan pasar.
BAHAN BAKU
Area-area tambang Perseroan memiliki cadangan bahan baku dengan kualitas terbaik
dan dalam jumlah besar, sehingga menjamin kelangsungan produksi semen di seluruh
pabrik Perseroan dalam jangka panjang.
BRAND IMAGE
Perseroan memiliki empat merk yang lekat di hati konsumen, yaitu Semen Gresik,
Semen Padang, Semen Tonasa dan Thang Long Cement. Perseroan menguasai
pangsa pasar domestik terbesar yang mencapai sekitar 42 %, menunjukkan
keunggulan reputasi yang mencerminkan kekuatan corporatedan brand
image Perseroan.
FUNDAMENTAL KEUANGAN
MISI
KOMITE
Untuk memenuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku di pasar modal dan
akta perubahan Anggaran Dasar perusahaan, maka Dewan Komisaris telah
membentuk beberapa komite, antara lain :
1. KOMITE AUDIT
Anggota : Syafrizal
GRUP PERUSAHAAN
+Share
Anak perusahaan memainkan peranan yang sangat penting sebagai strategic partner,
maupun sebagai pendukung community development. Anak perusahaan diharapkan
mampu mendukung bisnis inti Semen Indonesia selaku holding company dan
memberikan kontribusi sebesar-besarnya untuk mencapai keunggulan kompetitif dan
perkembangan perusahaan secara terus menerus. Keberadaan anak usaha diharapkan
dapat memberi sinergi yang bermanfaat untuk mendukung pencapaian tujuan
perusahaan.
Semen Indonesia memiliki beberapa anak perusahaan afiliasi dan lembaga penunjang
meliputi:
b. Semen Gresik
c. Semen Tonasa
4. PT Swadaya Graha
5. PT Varia Usaha
6. PT Eternit Gresik
Afiliasi
b. PT Waru Abadi
g. PT Swabina Gatra
h. PT Konsulta Semen Gresik
Lembaga Penunjang
TUJUAN
Sejalan dengan visi dan misi perusahaan, Perseroan berkomitmen untuk menjadikan
GCG sebagai budaya dalam mengelola perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Perseroan menetapkan misi GCG sebagai berikut:
Mewujudkan tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang
didasarkan pada prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi
serta kewajaran dan kesetaraan.
Mewujudkan pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ
perusahaan, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi.
Mewujudkan seluruh organ perusahaan dalam pengambilan keputusan senantiasa
dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Perseroan menerapkan prinsip tata kelola yang baik untuk menjamin tercapainya hasil
yang optimal dalam penerapan GCG, meliputi:
Komitmen Manajemen atas kepatuhan terhadap GCG terdiri dari beberapa kebijakan
dan ketentuan terkait, diantaranya dengan penetapan tugas dan tanggung jawab dari
setiap fungsi yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan
pengendalian internal perusahaan, menentukan tingkat yang tepat atas pengelolaan
pengendalian internal perusahaan, pencapaian target, merancang kebijakan prosedur
dan pengendalian pengungkapan, dokumentasi, pelaporan, dan menyediakan
pernyataan tertulis mengenai hasil efektivitas ICoFR dan hasil self assesment yang
dilakukan secara periodik.
PEDOMAN
+Share
Pedoman GCG
Pada tahun 2012, Perseroan telah menyempurnakan Board Manual, Pedoman Sistem
Pelaporan Pelanggaran dan Pedoman IT Governance sebagai salah satu implementasi
dari pelaksanaan Pedoman GCG dan telah diberlakukan melalui surat keputusan
Direksi.
Pedoman dan kebijakan tersebut secara jelas mengatur segala aspek pengelolaan
perusahaan, termasuk di antaranya memberikan definisi visi, misi dan nilai-nilai
Perseroan; menjelaskan kebijakan penyusunan strategi, penyusunan organisasi,
kesekretariatan korporasi, manajemen risiko, sistem pengendalian intern dan
pengawasan, standar etika, keuangan, akuntansi, pengelolaan SDM, dan sebagainya.
Dengan kelengkapan kompetensi pemrakarsa praktik GCG dan kelengkapan soft
structure penunjangnya, maka Perseroan meyakini tata kelola perusahaan
sebagaimana tergambar dalam struktur dibawah dapat berjalan dengan baik.
Pedoman tersebut memberikan petunjuk praktis dan pedoman perilaku bagi seluruh
organ perusahaan, pegawai perusahaan, entitas anak dan afiliasi serta Pemangku
Kepentingan (stakeholders) lainnya yang harus dipatuh dalam berinteraksi dengan
semua pihak, dan harus dijadikan landasan dalam proses pengambilan keputusan,
serta sebagai sarana untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dalam
mendukung terlaksananya kegiatan perusahaan dengan baik dan benar, dalam batas-
batas norma dan etika berusaha sesuai dengan Pedoman GCG. Selain hal tersebut,
Pedoman Kode Etik ini sebagai sarana untuk terciptanya hubungan yang harmonis,
sinergis, dan saling menguntungkan antara pemangku kepentingan (stakeholders)
dengan perusahaan.
Pedoman Kode Etik Perseroan telah dilakukan penyusunan ulang atas butir-butir
ketentuan dalam Pedoman Kode Etik Perusahaan yang telah ada, menyesuaikan
kembali aturan di dalamnya dengan Pedoman GCG dan praktik-praktik lazim terkini.
Langkah tersebut diikuti dengan sosialisasi dan pemberlakuan Pedoman Kode Etik
Perseroan.
Pedoman Kode Etik Perusahaan ini digunakan sebagai landasan untuk membentuk
dan mengatur tingkah laku yang konsisten berdasarkan prinsip-prinsip berkesadaran
etis (ethical sensibility), berpikir etis (ethical reasoning), dan berperilaku etis (ethical
conduct) sebagai bagian upaya menumbuhkan integritas yang tinggi. Pada akhirnya,
integritas tinggi yang menyertai penerapan tata kelola yang baik akan menjamin
perwujudan visi, misi, falsafah, nilai-nilai, dan budaya perusahaan.
Board Manual merupakan sistem yang menjamin pengelolaan yang baik dalam
penentuan dan pencapaian tujuan perseroan sehingga dapat bersaing secara efisien,
efektif dan sehat serta selalu dapat meraih dan mempertahankan posisi terdepan
dalam iklim persaingan yang semakin ketat.
Dalam hal suatu kebijakan yang diambil oleh Direksi merupakan sesuatu yang
substansinya menyangkut citra Perusahaan, risiko atau konsekuensi material maka
kebijakan tersebut harus mendapat persetujuan Rapat Direksi;
Dalam hal kebijakan di atas dilakukan oleh Direktur Perusahaan sesuai dengan
sektor/bidang tugasnya, maka Direktur yang bersangkutan bertanggung jawab atas
kebijakan tersebut sampai dengan kebijakan tersebut dapat disetujui Rapat Direksi;
Dalam hal kebijakan yang diambil oleh Direksi mempunyai substansi yang sama dan
dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu kebutuhan Perusahaan
sehari-hari maka Direktur yang bersangkutan perlu mengusulkan kepada Direksi
untuk menjadikan kebijakan yang dilakukannya sebagai suatu peraturan yang
mengikat;
Dalam mengambil kebijakan atau keputusan atas suatu permasalahan yang timbul,
setiap Direktur wajib mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
- Itikad baik;
- Pertimbangan rasional dan informasi yang cukup;
- Investigasi memadai terhadap permasalahan yang ada serta berbagai
kemungkinan pemecahannya beserta dampak positif dan negatifnya bagi
Perusahaan;
- Dibuat berdasarkan pertimbangan semata-mata untuk kepentingan Perusahaan;
- Koordinasi dengan Direktur lainnya khususnya untuk suatu kebijakan yang akan
berdampak langsung maupun tidak langsung kepada tugas dan kewenangan serta
kebijakan Direktur lainnya.
Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendirisendiri setiap waktu dalam jam
kerja kantor Perusahaan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain
yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perusahaan dan berhak memeriksa
semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan
keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang
telah dijalankan oleh Direksi;
Dewan Komisaris harus mendapatkan akses informasi Perusahaan secara tepat waktu
dan lengkap;
Direksi dan setiap Direktur wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang
ditanyakan oleh Dewan Komisaris;
Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa informasi mengenai
Perusahaan diberikan kepada Dewan Komisaris secara tepat waktu dan lengkap dan
bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan laporan yang diperlukan oleh
Dewan Komisaris secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Dewan Komisaris mempunyai wewenang meminta Direksi dan/atau pejabat lain
dibawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan
Komisaris;
Dewan Komisaris mempunyai wewenang menghadiri Rapat Direksi dan
memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan.
STRUKTUR
+Share
Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran
Memberikan wadah dan panduan bagi pelapor untuk menyampaikan dugaan adanya
penyimpangan atau pelanggaran terhadap kebijakan dan ketentuan Perusahaan serta
peraturan perundang-undangan.
Membangun sistem penanganan pengaduan yang tanggap, transparan, aman dan
bertanggung jawab.
Merupakan bagian dari pengendalian internal.
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah dan memerangi praktik yang
bertentangan dengan praktik Good Governance adalah melalui mekanisme pelaporan
pelanggaran (whistle blowing system).
Dengan adanya pedoman sistem pelaporan pelanggaran tersebut, diharapkan dapat
menciptakan iklim kondusif dan mendorong pelaporan pelanggaran yang dapat
menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial yang dapat merusak citra
Perseroan; mengurangi kerugian yang terjadi akibat pelanggaran melalui deteksi dini;
dan mencegah kemungkinan terjadinya masalah akibat terjadinya suatu pelanggaran
termasuk dapat meningkatkan reputasi perseroan.
Pengelolaan
Perlindungan Pelapor
Perseroan senantiasa berkomitmen untuk melindungi pelapor pelanggaran (whistle
blower protection) yang beritikad baik dan perseroan akan patuh terhadap segala
peraturan perundangan yang terkait serta best practices yang berlaku dalam
penyelenggaraan sistem pelaporan pelanggaran.
Karyawan yang menjadi pelapor yang beritikad baik akan dilindungi dari tindakan
pemecatan, penurunan jabatan atau pangkat’ pelecehan atau diskriminasi dalam
segala bentuk dan catatan yang merugikan dalam file data pribadinya. Penyampaian
laporan secara anonim tetap akan diterima oleh petugas yang diberi kewenangan
untuk menerima laporan tersebut, tetapi harus disadari bahwa terdapat kesulitan untuk
melakukan klarifikasi, namun laporan tersebut tetap akan ditindaklanjuti sesuai
dengan prosedur yang ada. Komunikasi dengan Pelapor akan dilakukan melalui
Sekretariat. Dalam komunikasi ini pelapor akan memperoleh informasi mengenai
penanganan kasus yang dilaporkannya.
ROADMAP
Tujuan dan sasaran awal roadmap penerapan GCG Perseroan adalah menumbuhkan
komitmen manajemen dalam menerapkan GCG dan senantiasa diikuti langkah
penyempurnaan dan konsistensi penerapannya. Penyempurnaan soft structure
bertujuan melengkapi kebijakan pendukung, selain meningkatkan tanggung jawab
dalam menjaga segenap kepentingan stakeholders. Sedangkan infrastructure GCG
dilengkapi dengan melakukan penyempurnaan organisasi yang diperlukan.
Melengkapi seluruh soft structure disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan
praktik terbaik penerapan GCG dan melakukan kajian bagi penyempurnaan yang
sudah ada demi meningkatkan kualitas penerapan GCG.
Perseroan akan melakukan monitoring, pelaporan secara reguler dan review atas
penerapan GCG serta memfasilitasi assessment oleh Pihak Independen terhadap
implementasi GCG di Perseroan untuk mendapatkan feedback penerapan GCG.
IMPLEMENTASI
Perseroan memastikan bahwa prinsip-prinsip dasar GCG diterapkan pada setiap aspek
bisnis dan di semua jajaran. Prinsip dasar tata kelola perusahaan meliputi keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas (responsibility),
independensi (independency) serta kewajaran dan kesetaraan (fairness).
Sejalan dengan program transformasi korporasi dan inovasi yang terus berkembang,
Perseroan senantiasa melengkapi berbagai pranata organisasi dan membangun
mekanisme pengelolaan bisnis yang andal. Hal ini diwujudkan melalui penerapan
praktik-praktik tata kelola perusahaan yang baik (GCG) pada seluruh tingkatan dan
jenjang organisasi secara konsisten sehingga akan memastikan terciptanya
keseimbangan bisnis secara paripurna dan menyeluruh (360 derajat) bagi seluruh
stakeholder dan seluruh kepentingan, baik ekonomi maupun sosial, individu dengan
kelompok, internal juga eksternal , jangka pendek dan jangka panjang serta
kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemangku kepentingan
(stakeholders) akan menuju pada titik keseimbangan.
Beberapa program yang dilaksanakan pada tahun 2012 sebagai bukti komitmen
manajemen Perseroan dalam penerapan GCG di antaranya adalah :
Board Manual merupakan sistem yang menjamin pengelolaan yang baik dalam
penentuan dan pencapaian tujuan perseroan sehingga dapat bersaing secara efisien,
efektif dan sehat serta selalu dapat meraih dan mempertahankan posisi terdepan
dalam iklim persaingan yang semakin ketat. Sebagai pedoman kerja, Board Manual
mengatur tentang penetapan kebijakan perseroan oleh Direksi yaitu:
Dalam hal suatu kebijakan yang diambil oleh Direksi merupakan sesuatu yang
substansinya menyangkut citra Perusahaan, risiko atau konsekuensi material maka
kebijakan tersebut harus mendapat persetujuan Rapat Direksi;
Dalam hal kebijakan di atas dilakukan oleh Direktur Perusahaan sesuai dengan
sektor/bidang tugasnya, maka Direktur yang bersangkutan bertanggung jawab atas
kebijakan tersebut sampai dengan kebijakan tersebut dapat disetujui Rapat Direksi;
Dalam hal kebijakan yang diambil oleh Direksi mempunyai substansi yang sama dan
dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu kebutuhan Perusahaan
sehari-hari maka Direktur yang bersangkutan perlu mengusulkan kepada Direksi
untuk menjadikan kebijakan yang dilakukannya sebagai suatu peraturan yang
mengikat;
Dalam mengambil kebijakan atau keputusan atas suatu permasalahan yang timbul,
setiap Direktur wajib mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
- Itikad baik;
- Koordinasi dengan Direktur lainnya khususnya untuk suatu kebijakan yang akan
berdampak langsung maupun tidak langsung kepada tugas dan kewenangan serta
kebijakan Direktur lainnya.
SISTEM MANAJEMEN
Sejalan dengan strategi dan target bisnis menjadi World Class Company ditengah
dinamika perubahan iklim persaingan bisnis yang semakin ketat, maka diperlukan
kegesitan (agility) seluruh jajaran dalam merespon dan menangkap peluang bisnis
sebagai upaya meningkatkan daya saing Perseroan. Perubahan iklim bisnis tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain perubahan kebijakan dari ownership,
orientasi bisnis Perseroan, kondisi persaingan dan tuntutan stakeholder yang semakin
meningkat. Oleh karenanya diperlukan tata kelola Perseroan yang efektif dan efisien
untuk menjamin:
• Pemenuhan kebutuhan dan harapan stakeholders.
• Kecepatan Perseroan dalam merespon dinamika perubahan strategi bisnis.
• Kecepatan pengambilan keputusan strategis.
• Kemudahan Perseroan dalam transfer knowledge.
• Terwujudnya High Assurance Organization.
Dalam mewujudkan efektivitas dan efisiensi tata kelola tersebut, Perseroan telah
menerapkan manajemen terintegrasi dengan mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola
Perseroan yang baik (good corporate governance), yaitu Sistem Manajemen Semen
Indonesia (SMSI), yang meliputi:
• Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001),
• Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001),
• Sistem Manajemen K3 (SMK3-OHSAS 18001),
• Sistem Manajemen Laboratorium Pengujian (ISO/IEC 17025),
• Sistem Manajemen Risiko (ISO 31000), dan
• Sistem Manajemen lainnya, serta
• Program-program peningkatan melalui penerapan Manajemen Inovasi.
Pengelolaan SMSI
Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI) dibangun berlandaskan pada proses
bisnis Perseroan dengan basis integrasi pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 yang
diharapkan mampu membangun Sistem Manajemen yang komprehensif dan fleksibel
dalam merespon dinamika perubahan strategi dan organisasi Perseroan dengan tetap
berorientasi pada stakeholders expectation.
- Penghargaan 2 Platinum, 6 Emas dan 4 Perak pada Temu Karya Mutu &
Produktivitas Nasional
Singapore.
Thailand.
Selain hal diatas, Implementasi SMSI merupakan refleksi dari prinsip-prinsip GCG
yang meliputi keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
responsibilitas (responsibility), independensi (independency) serta kewajaran dan
kesetaraan (fairness)
Keterbukaan (transparency)
- Ditetapkannya prosedur standar untuk menetapkan Misi, Visi, Strategy,
Kebijakan dan sasaran yang telah di cascading sampai dengan unit kerja terkecil
serta dikelola menggunakan aplikasi software yang baik, memberikan arahan
yang jelas dalam mewujudkan Misi dan Visi Perseroan serta memudahkan para
pemangku kepentingan untuk melakukan monitoring dan pengawasan melalui
dashboard management secara online.
- Ditetapkannya prosedur standar yang mencakup semua kegiatan dalam
pengelolaan perseroan dan penerapan ERP & sistem automasi (online) menjamin
keterbukaan dan kemudahan akses bagi para pemangku kepentingan serta
kemudahan melaksanakan pengawasan dan pengendalian internal dan eksternal.
- Ditetapkannya prosedur standar untuk melakukan evaluasi kinerja Perseroan
yang dilakukan secara periodik (harian, mingguan, bulanan, tahunan) dengan
tujuan memacu seluruh organ Perseroan untuk melakukan continual improvement
dan create innovation dalam meningkatkan kinerja Perseroan dan meningkatkan
nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
Akuntabilitas (accountability)
- Ditetapkannya Struktur Organisasi yang selaras dengan Misi, Visi, Strategi, dan
sasaran; uraian tugas dan tanggung jawab; dan persyaratan kompetensi masing-
masing organ Perseroan yang menduduki jabatan maupun manajemen untuk
menjamin pengelolaan perusahaan berjalan secara efektif dan efisien.
- Ditetapkannya prosedur standar berdasarkan siklus Plan, Do, Check, Action dan
senantiasa dilakukan review dan penyempurnaan melalui Tim Penyempurnaan &
Peningkatan Mutu SMSG (Tim P2M-SMSG) secara periodik untuk menjamin
efektivitas pengelolaan bisnis dan peningkatan akselerasi pencapaian Visi
Perseroan.
- Ditetapkannya Prosedur Standar mengenai Internal Audit untuk menjamin
terselenggaranya mekanisme check and balance dalam penerapan sistem
pengendalian internal Perseroan.
JENIS PRODUK
Perseroan memproduksi berbagai jenis semen. Semen utama yang diproduksi adalah
semen Portland Tipe II-V (Non-OPC). Di samping itu, juga memproduksi berbagai
tipe khusus dan semen campur (mixed cement), untuk penggunaan yang terbatas.
Berikut ini penjelasan mengenai jenis semen yang diproduksi serta penggunaannya.
Semen produksi perseroan memiliki kualitas yang tinggi dan telah memenuhi standar
SNI, ini wujud komitmen perusahaan sebagai produsen semen berkualitas di
Indonesia dan produsen semen terbesar di Asia Tenggara.
SEMEN LPORTLAND TIPE I SEMEN PORTLAND II
Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan
gas alam dengan konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi. OWC
yang telah diproduksi adalah Class G, High Sulfat Resistant (HSR) disebut juga
sebagai “Basic OWC”. Aditif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai
kedalaman dan temperatur tertentu.
Selain sifat-sifat yang unggul tersebut, semen Thang Long memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Sangat Halus.
Berwarna abu-abu sesuai selera pelanggan.
Setting Time: Initial Time:sekitar 120-170 menit. Final Time: setelah 3 – 4 jam.
Cocok untuk pekerjaan konstruksi.
Mutu yang stabil. Cement Strength selalu melampaui standar untuk menghemat
jumlah pemakaian semen.
Daya tahan tinggi terhadap sulfat untuk konstruksi bawah tanah dan bawa air.
Emisi panas yang rendah saat setting Time, bermanfaat untuk konstruksi yang luas
yang menggunakan bata ringan (concrete blocks).
Semen jenis ini sesuai untuk bangunan berspesifikasi tinggi atau beton khusus yang
digunakan untuk proyek-proyek besar, sesuai dengan standar negara-negara
pengimpor semen di Asia, Eropa dan Amerika. Produk ini cocok diaplikasikan pada
jenis proyek konstruksi dengan persyaratan rumit, misalnya: jembatan, jalan, proyek
pembangkit listrik tenaga air, konstruksi beton bertulang, maupun konstruksi beton
dengan kuat tekan tinggi. Produk ini memiliki toleransi penyimpanan yang lebih
panjang, sehingga mendukung proyek yang jauh lokasinya meski dalam bentuk ready
mix concreate. PC50 memiliki tingkat resistensi yang tinggi terhadap sulfat sehingga
tepat jika diaplikasikan dalam bangunan yang ada di bawah tanah atau air. Kadar
kapur dan suhu panas rendah sehingga mampu mengurangi kemungkinan retak atau
pecah pada blok beton besar atau konstruksi beton.
Semen Portland Tipe I dan PPC tersedia di pasar retail, sementara jenis lainnya hanya
diproduksi berdasarkan pesanan dalam jumlah tertentu. Produk-produk tersebut
dipasarkan terutama untuk kebutuhan pasar dalam negeri dan sebagian lainnya
diekspor. Sebagian besar produk dipasarkan dalam bentuk kemasan zak, sedangkan
selebihnya dalam bentuk curah. Perseroan merupakan produsen semen yang memiliki
berbagai jenis produk semen berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasar di
Indonesia.
DISTRIBUTOR
7 NTT Download
disini
AREA MANAGER
HP
N Manager
Posisi Nama Telkom Email
o Area
sel
JAWA TIMUR II
HP
N Manager
Posisi Nama Telkom Email
o Area
sel
JAWA TENGAH
HP
N
Manager Area Posisi Nama Telkom Email
o
sel
JAWA BARAT
HP
N
Manager Area Posisi Nama Telko Email
o
msel
BALI
HP
N Manager
Posisi Nama Telkomse Email
o Area
l
PULAU LAIN
HP
N
Manager Area Posisi Nama Telkoms Email
o
el
LAIN - LAIN
HP
N Manager Posi
Nama Telkoms Email
o Area si
el
INOVASI
Inovasi merupakan salah satu upaya Perseroan untuk meningkatakan kinerja dari
waktu ke waktu dari semua proses. Inovasi yang diterapkan di Perseroan
terdiri atas dua kategori yaitu : incremental innovation dan breakthrough
innovation. Incremental innovation adalah suatu usaha/kegiatan untuk menemukan
dan mengeliminasi penyebab utama suatu permasalahan serta memastikan tidak
terulangnya permasalahan tersebut, melalui kegiatan GKM (Gugus Kendali Mutu),
SS (Sistem Saran), Program 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, Rajin) dan TPM
(Total Productive Maintenance). Breakthrough innovation adalah suatu usaha untuk
menemukan, merencanakan, dan mengimplementasikan ide baru yang member
dampak positif secara signifikan melalui penerapan Management Inovasi di
lingkungan Perseroan dan kegiatan kompetisi inovasi.
Manajemen Inovasi Semen Indonesia (MI-SI) adalah tata kelola yang meliputi
promosi, stimulasi, inisiasi, implementasi dokumentasi dan apresiasi inovasi di
lingkungan Semen Indonesia dalam rangka peningkatan daya saing, sustainabilitas
dan nilai Perseroan. Tujuan penerapan MI-SI adalah :
SI-AI dilaksanakan setiap tahun dilingkungan Perseroan, dan terdiri tiga kelompok
inovasi, yaitu: