Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENERAPAN MANAGEMENT STRATEGIK DI PT.

INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, Tbk


MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MELENGKAPI
TUGAS MATA KULIAH
MANAGEMENT STRATEGIK SEMESTER VII/2018

Disusun Oleh:

Muhammad Rizky Fauzy


NIM : 155207172

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BISNIS PERDANA MANDIRI


MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
GRAHA POLIBISNIS Jl. Veteran No.74 Purwakarta
Telp: 0254-207530, Fax: 0264-209585, Email: info@stieb-perdanamandiri.ac.id
TAHUN AJARAN 2018 – 2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk .................................. 1

Visi dan misi ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

Strategi PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk ................................. 3

Analisis SWOT ................................................................................. 5

Analisis Risiko Bisnis PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk dan Faktor-


faktor yang memengaruhinya ............................................................ 6

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 8

Kesimpulan ....................................................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen di
Indonesia. Indocement merupakan produsen terbesar kedua di Indonesia.
Selain memproduksi semen, Indocement juga memproduksi beton siap-
pakai, serta mengelola tambang agregat dan tras.
Indocement berdiri sejak 16 Januari 1985. Perusahaan ini merupakan hasil
penggabungan enam perusahaan semen yang memiliki delapan pabrik
Pabrik pertama Indocement sudah beroperasi sejak 4 Agustus 1975.
Tanggal 31 Desember 2014, Indocement memiliki kapasitas produksi
sebesar 20, 4 juta ton semen per tahun. Selain itu, Indocement juga memiliki
kapasitas produksi beton siap-pakai sebesar 4,4 Juta meter kubik per tahun
dengan 41 batching plant dan 706 truk mixer, serta memproduksi agregat
sebesar 2,7 juta ton.
Indocement memiliki 12 buah pabrik, sembilan diantaranya berada di
Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dua berada di Cirebon, Jawa
Barat, dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Produk utama Indocement adalah semen tipe Ordinary Portland Cement
disingkat OPC dan Pozzolan Portland Cement disingkat PPC yang
kemudian digantikan oleh Portland Composite Cement disingkat PCC sejak
2005. Indocement juga memproduksi semen jenis lain misalnya Portland
Cement Type II dan Type V serta Oil Well Cement. Indocement juga
merupakan satu-satunya produsen semen jenis Semen Putih (White
Cement) di Indonesia
Logo Semen Tiga Roda
Indocement pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia
pada 5 Desember 1989. Sejak tahun 2001, HeidelbergCement Group, yang
berbasis di Jerman dan merupakan produsen utama di dunia dengan pabrik

1
di lebih dari 50 negara mengambil alih kepemilikan mayoritas saham di
Indocement.
Semen yang dipasarkan adalah semen dengan merek "Tiga Roda".
1.2 Visi dan misi
 Visi
Menjadi produsen semen terkemuka di Indonesia, pemain di pasar beton
siap-pakai (RMC) di pulau Jawa dan Sumatera Selatan, serta pemain nomor
satu di pasar agregat di Jabodetabek.
 Misi
Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan
berkualitas dengan harga kompetitif dan tetap memerhatikan pembangunan
berkelanjutan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Strategi PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk

Strategi alternatif terbagi menjadi empat, yaitu:

Dari sejumlah strategi alternatif, strategi yang dijalankan PT Indocement Tunggal


Prakarsa adalah Intensive Strategies.

Market Penetration

Untuk melakukan penetrasi ke pasar yang lebih luas, Indocement memanfaatkan


Plant 14, yaitu pabrik baru di Kompleks Pabrik Citeureup yang merupakan salah
satu lini produksi terefisien di Indonesia dengan teknologi terkni, sistem emisi
tercanggih serta fasilitas produksi ramah lingkungan. Dengan kapasitas produksi
4,4 juta ton semen per tahun, Plant 14 memungkinkan Indocement meningkatkan
kapasitas produksi dan penetrasi pasar yang lebih luas.

3
Market Development

PT Indocement Tunggal Prakarsa meneruskan penjualan tidak hanya di home


market (Jakarta, Jawa Barat dan Banten), melainkan memperkenalkan dan
mendistribusikan produknya keluar home market. Indocement melakukan
pembangunan terminal semen untuk menyediakan fasilitas bongkar-muat semen
kantong dan curah di Samarinda, Kalimantan Timur, guna memenuhi permintaan
serta meningkatkan pangsa pasar di wilayah Kalimantan. Dan juga pembangunan
rute kereta api. Indocement telah memanfaatkan kereta api sebagai moda alternatif
selain penggunaan truk karena dapat mengangkut dalam jumlah sangat besar yang
besar dan lebih cepat. Pada 2014, Perseroan telah mengoperasikan rute baru dari
Nambo ke Semarang, Magelang dan Banyuwangi dan dari Arjawinangun ke
Semarang, Magelang dan Brambanan. Jaringan kereta api memainkan peranan
penting dalam distribusi semen, terutama saat biaya menjadi lebih kompetitif di
masa yang akan datang dengan selesainya jalur ganda kereta api di Jawa dan
pembukaan rute baru.

Sementara itu, melalui transportasi laut, Perseroan meningkatkan pengiriman


dengan menggunakan peti kemas, sling bags dan curah. Perusahaan telah membuka
lokasi peti kemas baru di Kompleks Pabrik Citeureup dan mengalokasikan satu
gudang untuk pengiriman sling bag. Tujuannya untuk menghemat waktu bongkar
muat di pelabuhan, yang akan mengurangi biaya distribusi melalui laut secara
keseluruhan.

Indocement juga membangun terminal lebih dekat dengan pasar utamanya.


Terminal semen curah baru telah dibuka di Cigading, Banten dan Surabaya, Jawa
Timur untuk memastikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.

4
2.2 Analisis SWOT

Kekuatan (Strengths):

 PT. Indocement Tunggal Prakarsa memiliki sumber daya manusia yang


banyak dan berkompeten sesuai standar internasional yang diterapkan di
seluruh operasioanal Heidelberg Cement Group.
 PT. Indocement Tunggal Prakarsa memiliki kekuatan dari segi keuangan
karena kekuatan keuangan akan menjadi salah satu penentu keputusan
investasi.
 PT. Indocement Tunggal Prakarsa memiliki Brand Image yang kuat karena
dengan Brand Image yang uat akan memudahkan produk untuk masuk ke
pasar yang baru.
 PT. Indocement Tunggal Prakarsa memiliki pengalaman yang kuat di
bidang industri terutama semen karena dengan pengalaman akan mudah
memasukkan suatu produk ke pasar yang baru.
 PT. Indocement Tunggal Prakarsa merupakan salah satu pemimpin pasar
pada industri nasional dengan keberhasilan di industri nasional akan
membantu dalam kegiatan ekspansi.
Kelemahan (Weakness):

 PT. Indocement Tunggal Prakarsa memiliki kelemahan yang belum


mempunyai pengalaman dalam akuisisi perusahaan sehingga perusahaan
harus teliti dalam menerapkan strategi.
 Sarana pabrik sudah tidak layak sehingga perlu perbaikan atau melakukan
pembelian teknologi baru.
 Kapasitas pabrik sulit ditingkatkan karena keterbatasan bahan baku
 PT. Indocement Tunggal Prakarsa mempunyai kendala dalam komunikasi
oleh karena itu perusahaan harus meningkatkan kemampuan bahasa.

5
Peluang (Opportunities):

 PT. Indocement Tunggal Prakarsa memiliki peluang untuk meningkatkan


jumlah produksi, karena terjadi peningkatan permintaan semen.
 PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki peluang untuk meningkatkan
pangsa pasar serta ekspansi, karena dipermudahnya regulasi yang ada.
 Peluang pasar semakin meningkat khususnya di daerah selain Jawa Barat.
Ancaman (Threats):

 Adanya produk semen dengan harga murah menjadi ancaman bagi PT


Indocement Tunggal Prakarsa
 Ancaman dari kompetitor yang kompetitif
 Ancaman adanya competitor asing yang tertarik berinvestasi di Indonesia
 Ketersediaan bahan baku yang semakin menipis menjadi ancaman bagi
perusahaan
 Meningkatnya competitor menjadi sebuah ancaman bagi perusahaan

2.3 Analisis Risiko Bisnis PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk dan


Faktor-faktor yang memengaruhinya

Risiko bisnis adalah ketidakpastian dalam proyeksi pengembalian atas modal yang
diinvestasikan di dalam sebuah perusahaan.

Faktor-faktor yang memengaruhi

Faktor-faktor yang memengaruhi risiko bisnis yaitu:

 Risiko Nilai Tukar Rupiah terhadap US dollar

Potensi risiko terhadap fluktuasi nilai tukar terutama yang berasal dari transaksi
penjualan, pembelian dan pinjaman dalam mata uang asing. Kewajiban termasuk
hutang dan piutang dalam denominasi mata uang Dolar AS, Yen Jepang.
Meningkatnya risiko nilai tukar mata uang asing terhadap kewajiban Perusahaan
dan anak Perusahaannya diharapkan dapat terkompensasi sebagian oleh deposito

6
berjangka dan piutang dalam mata uang asing dengan memperhatikan
kecenderungan perubahan pada nilai tukar di masa datang.

 Risiko Suku Bunga

Risiko ini berkaitan dengan pinjaman di bawah program pinjaman Pemerintah yang
telah digunakan untuk membiayai pengeluaran modal prusahaan. Fluktuasi suku
bunga dipantau untuk meminimalkan dampak negatif terhadap posisi keuangan.
Pinjaman dengan tingkat bunga variabel menghadapkan Perusahaan dan Anak
Perusahaan pada risiko suku bunga. Untuk mengukur risiko pasar dari fluktuasi
suku bunga, Perusahaan dan Anak Perusahaan terutama menggunakan profil
tingkat bunga dan jatuh tempo dari aset dan kewajiban keuangan berdasarkan
perubahan jadwal dari tingkat bunga.

 Risiko Kredit

Perusahaan dan Anak Perusahaan menghadapi risiko kredit terutama dari piutang
usaha dan piutang lainnya. Risiko kredit dikelola melalui pemantauan saldo yang
tersisa dan penagihan piutang usaha dan piutang lainnya.

 Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas muncul dalam situasi di mana Perusahaan dan Anak Perusahaan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangan pada saat jatuh tempo.
Pengelolaan risiko likuiditas yang hati-hati menyiratkan upaya menjaga kas dan
setara kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak
Perusahaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan terus melakukan analisis untuk
memonitor rasio posisi keuangan, antara lain, rasio likuiditas, rasio utang terhadap
persyaratan perjanjian utang.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk menggunakan strategi


Intensive Strategies, antara lain:

1. Market Penetration
2. Market Development

Risiko bisnis adalah ketidakpastian dalam proyeksi pengembalian atas modal yang
diinvestasikan di dalam sebuah perusahaan.

Faktor-faktor yang memengaruhi

 Risiko Nilai Tukar Rupiah terhadap US dollar


 Risiko Suku Bunga
 Risiko Kredit
 Risiko Likuiditas

Anda mungkin juga menyukai