Anda di halaman 1dari 2

 Kasus KAP (Kantor Akuntan Publik) Price Waterhouse Cooper dan Satyam

Pada Maret 2008, Satyam melaporkan kenaikan revenue sebesar 46,3 persen menjadi 2,1 milyar
dolar AS. Di Oktober 2008, Satyam mengatakan bahwa revenue-nya akan meningkat sebesar 19-21
persen menjadi 2,55-2,59 milyar dolar pada bulan Maret 2009. Melihat semua reputasinya, pantas saja
jika Satyam dinobatkan menjadi raksasa IT terbesar keempat di India.
Pada 7 Januari 2009, Ramalinga Raju tiba-tiba mengatakan bahwa sekitar 1,04 milyar dolar saldo
kas & bank Satyam adalah palsu (jumlah itu setara dengan 94% nilai kas & bank Satyam di akhir
September 2008). Dalam suratnya yang dikirimkan ke jajaran direksi Satyam, Ramalinga Raju juga
mengakui bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga diterima di muka (accrued interest), mencatat
kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya (understated liability) dan menggelembungkan nilai piutang
(overstated debtors). Pada 14 Januari 2009, auditor Satyam selama 8 tahun terakhir – Price Waterhouse
India mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak reliable karena dilakukan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Satyam. Institusi akuntan di India ICAI, meminta
PwC memberikan jawaban resmi dalam 21 hari terkait skandal Satyam.

 Kasus KAP (Kantor Akuntan Publik) PwC dan British Telecome

Fraud akuntansi ini gagal dideteksi oleh PwC. Justru fraud berhasil dideteksi oleh pelapor
pengaduan (whistleblower) yang dilanjutkan dengan akuntansi forensik oleh KPMG. Modus fraud
akuntansi yang dilakukan British Telecom di Italia sebenarnya relatif sederhana dan banyak dibahas di
literatur kuliah auditing namun banyak auditor gagal mendeteksinya yakni melakukan inflasi
(peningkatan) atas laba perusahaan selama beberapa tahun dengan cara tidak wajar melalu kerja sama
koruptif dengan klien-klien perusahaan dan jasa keuangan.
Modusnya adalah membesarkan penghasilan perusahaan melalui perpanjangan kontrak yang
palsu dan invoice-nya serta transaksi yang palsu dengan vendor. Praktik fraud ini sudah terjadi sejak
tahun 2013. Dorongan untuk memperoleh bonus (tantiem) menjadi stimulus fraud akuntansi ini.Dampak
fraud akuntansi penggelembungan laba ini menyebabkan British Telecom harus menurunkan GBP530 juta
dan memotong proyeksi arus kas selama tahun ini sebesar GBP500 juta untuk membayar utang-utang
yang disembunyikan (tidak dilaporkan). Tentu saja British Telecom rugi membayar pajak penghasilan atas
laba yang sebenarnya tak ada.

 Kasus KAP (Kantor Akuntan Publik) S. Manan dan PT KAI

Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI tahun 2005, perusahaan BUMN
itu dicatat meraih keutungan sebesar Rp, 6,9 Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci,
perusahaan seharusnya menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar. Komisaris PT KAI Hekinus Manao
yang juga sebagai Direktur Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara
Departemen Keuangan mengatakan, laporan keuangan itu telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik S.
Manan. Audit terhadap laporan keuangan PT KAI untuk tahun 2003 dan tahun-tahun sebelumnya
dilakukan oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK), untuk tahun 2004 diaudit oleh BPK dan akuntan
publik.

 Kasus KAP (Kantor Akuntan Publik) Hans Tuanakotta & Mustofa dan PT Kimia Farma
Mantan direksi PT Kimia Farma Tbk. Telah terbukti melakukan pelanggaran dalam kasus dugaan
penggelembungan (mark up) laba bersih di laporan keuangan perusahaan milik negara untuk tahun buku
2001. Kantor Menteri BUMN meminta agar kantor akuntan itu menyatakan kembali (restated) hasil
sesungguhnya dari laporan keuangan Kimia Farma tahun buku 2001. Sementara itu, direksi lama yang
terlibat akan diminta pertanggungjawabannya. Seperti diketahui, perusahaan farmasi terbesar di Indonesia
itu telah mencatatkan laba bersih 2001 sebesar Rp 132,3 miliar. Terbukti setelah dilakukan audit ulang,
laba bersih 2001 seharusnya hanya sekitar Rp 100 miliar. Sehingga diperlukan lagi audit ulang laporan
keuangan per 31 Desember 2001 dan laporan keuangan per 30 Juni 2002 yang nantinya akan
dipublikasikan kepada publik.
Setelah dilakukan audit ulang, pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan
hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang
dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan
berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral
berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi
berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstatedpenjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
Akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa ikut bersalah dalam manipulasi laporan keuangan, karena
sebagai auditor independen akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) seharusnya mengetahui
laporan-laporan yang diauditnya itu apakah berdasarkan laporan fiktif atau tidak.

RESPONSI PENERIMAAN PENUGASAN

1. Apakah yang dimaksud dengan klien lama dan klien baru ?


2. Jelaskan kemungkinan alasan penyebab seorang klien berganti kantor akuntan public?
3. Salah satu pertimbangan penerimaan penugasan audit adalah penilaian integritas menajemen.
Bagaimana auditor mengevaluasi integritas manajemen ?
4. Bagaimana langkah auditor dalam mengidentifikasi kondisi khusus dan risiko yang tidak biasa?
5. Apa sajakah fungsi suatu surat penugasan audit ?
6. Jelaskan faktor-faktor penentu besarnya fee ?
7. Buatlah contoh jadwal kerja pelaksanan penugasan audit !
8. Buatlah contoh surat keputusan penunjukan staf audit !

Anda mungkin juga menyukai