Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ETIKA SEBAGAI TINJAUAN PROFESI AKUNTANSI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
“ EtikaProfesiAkuntansi ”

Dosen : Lely Suryani SE., MM.

Oleh :
KELOMPOK I

1. Abdul Rohman 2016120044


2. Elsa Febrian 2016121769
3. DesiEkaPratiwi 2016122226
4. IbnuFakih 2016121365
5. Nadia Febriyani 2016121789
6. Juliyana 2016122205
7. Maryati 2016121388
8. WahyuPrasetyo 2016121893
9. Alifah 2016121170
10. SintaBerliana 2016122029

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANG
KOTA TANGERANG SELATAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah Etika Profesi
Akuntansi yang berjudul “ ETIKA SEBAGAI TINJAUAN ” tepat pada
waktunya. Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntasi.

Makalah ini berisikan tentang informasi bagi pengusaha,karyawan dan


masyarakat yang mempunyai suatu organisasi yang dalam setiap tindakannya
perlu memperhatikan etika terlebih dahulu . Atau yang lebih khususnya
membahas tentang bagian-bagian didalam etika tersebut. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini kami sampaikan dan tidak lupa pula kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Pamulang,

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB 1 ............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB 2 ............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 PENGERTIAN DAN TEORI ETIKA................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Etika .............................................................................................................. 3
2.1.2 Fungsi Etika .................................................................................................................... 3
2.1.3 Etika dan Etiket ............................................................................................................... 3
2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika .................................................. 4
2.1.5 Jenis-jenis Etika .............................................................................................................. 5
2.1.6 Basis Teori Etika ............................................................................................................. 5
2.1.7 Prinsip-Prinsip Etika ...................................................................................................... 7
BAB III ........................................................................................................................................... 9
PENUTUP ....................................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari


klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang
disusun dan disajikan oleh klien. Profesi akuntan publik akan selalu berhadapan dengan dilema
yang mengakibatkan seorang akuntan publik berada pada dua pilihan yang bertentangan. Seorang
akuntan publik akan mengalami suatu dilema ketika tidak terjadi kesepakatan dengan klien
mengenai beberapa aspek dan tujuan pemeriksaan. Apabila akuntan publik memenuhi tuntutan klien
berarti akan melanggar standar pemeriksaan, etika profesi dan komitmen akuntan publik tersebut
terhadap profesinya, tetapi apabila tidak memenuhi tuntutan klien maka dikhawatirkan akan
berakibat pada penghentian penugasan oleh klien. Kode etik akuntan indonesia dalam pasal 1 ayat
(2) adalah berisi tentang setiap anggota harus mempertahankan integritas dan objektifitas dalam
melaksanakan tugasnya tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikan.

Pelanggaran-pelanggaran seakan menjadi titik tolak bagi masyarakat pemakai jasa profesi
akuntan publik untuk menuntut mereka bekerja secara lebih profesional dengan mengedepankan
integritas diri dan profesinya sehingga hasil laporannya benar-benar adil dan transparan. Hal ini
semakin mempengaruhi kepercayaan terhadap profesi akuntan dan masyarakat semakin
menyangsikan komitmen akuntan terhadap kode etik profesinya. Hal ini seharusnya tidak perlu
terjadi atau dapat diatasi apabila setiap akuntan mempunyai pemahaman, pengetahuan dan
menerapkan etika secara memadai dalam pekerjaan profesionalnya.

Independensi meliputi kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang
profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional. Independensi berarti sikap mental
yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.

Seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya memperoleh kepercayaan dari klien dan
para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan
disajikan oleh klien. Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, dan mungkin saja
bertentangan dengan kepentingan para pemakai laporan keuangan. Demikian pula, kepentingan
pemakai laporan keuangan yang satu mungkin berbeda dengan pemakai lainnya. Oleh karena itu,
dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, auditor harus
bersikap independen terhadap kepentingan klien, pemakai laporan keuangan, maupun kepentingan
akuntan publik itu sendiri.

Independensi merupakan sikap mental, yang berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan
dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di
dalam diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya. Serta Independensi merupakan penampilan
yang berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik bertindak independen sehingga
akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan
kebebasannya. Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap
independensi akuntan publik, serta berpengaruh terhadap loyalitas seorang auditor dalam
menjalankan tugas profesinya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Etika Profesi Akuntansi?
2. Bagaimanakah tujuan Profesi Teknisi Akuntansi?
3. Apa sajakah prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang kami susun, adapun tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah:

1. Untuk menunaikan kewajiban sebagai peserta didik yaitu menyelesaikan tugas yang telah
diberikan ibu guru kepada kami.
2. Untuk memahami bagaimanakah sebenarnya Etika Profesi itu.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN TEORI ETIKA


2.1.1 Pengertian Etika
 Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat
 Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral
 Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.

Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/
kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan
kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia
dalam kehidupan pada umumnya

 Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis
(tindakan) manusia.
 Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana
manusia harus bertindak.
Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi
menjadi norma hukum, norma agama, norma moral dan norma sopan santun.

 Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan


 Norma agama berasal dari agama
 Norma moral berasal dari suara batin.
 Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari
etika

2.1.2Fungsi Etika
Fungsi etika terbagi menjadi beberapa fungsi, yaitu :

1. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang
membingungkan.
2. Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi
secara rasional dan kritis.
3. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme

2.1.3Etika dan Etiket


Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai ethics dan etiquette.

Antara etika dengan etiket terdapat persamaan yaitu:

a. etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia
tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.

3
b. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi
perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilkukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering
dicampuradukkan.

Adapun perbedaan antara etika dengan etiket ialah:

1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia.


Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam
sebuah kalangan tertentu. Misalnya dalam makan, etiketnya ialah orang tua didahulukan
mengambil nasi, kalau sudah selesai tidak boleh mencuci tangan terlebih dahulu.Di
Indonesia menyerahkan sesuatu harus dengan tangan kanan. Bila dilanggar dianggap
melanggar etiket. Etika tidakterbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi
norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan
boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.


Bila tidak ada orang lain atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misalnya
etiket tentang cara makan. Makan sambil menaruh kaki di atas meja dianggap melanggar
etiket dila dilakukan bersama-sama orang lain. Bila dilakukan sendiri maka hal tersebut
tidak melanggar etiket. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang
dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.

3. Etiket bersifat relatif.


Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain. Contohnya makan dengan tangan, bersenggak sesudah makan. Etika jauh
lebih absolut. Perintah seperti ;jangan berbohong;jangan mencuri merupakan prinsip etika
yang tidak dapat ditawar-tawar.

4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahirian saja sedangkan etika memandang
manusia dari segi dalam.
Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat
memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak
mungkin munafik karena seandainya dia bersikap munafik maka dia tidak bersikap etis.

2.1.4Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika


Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran etika diantaranya :

1. Kebutuhan Individu
Misalnya cara berpakaiaan yang tidak sopan,melanggar lalu lintas demi kebutuhan yang
mendesak.
2. Tidak Ada Pedoman
Misalnya seseorang individu tidak mengetahui aturan yang berlaku di sekitarnya

3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi


Misalnya Kebiasaan buruk sering dibawa-bawa kedalam kehidupan sehari-hari

4
4. Lingkungan Yang Tidak Etis
Misalnya lingkungan yang tercemar.
5. Perilaku Dari Komunitas
Misalnya mengikuti gaya bertato dan tindik di telinga bagi laki-laki.

2.1.5 Jenis-jenis Etika


Ada beberapa jenis-jenis etika dalam profesi akuntasi diantaranya :

1. Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar

2. Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.

 Etika khusus ini masih dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial.

 Etika sosial dibagi menjadi:


o Sikap terhadap sesama;
o Etika keluarga
o Etika profesi misalnya etika untuk pustakawan, arsiparis, dokumentalis, pialang
informasi
o Etika politik
o Etika lingkungan hidupserta
o Kritik ideologi Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis rasional tentang ajaran
moral sedangka moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban dsb. Etika selalu dikaitkan dengan moral serta harus
dipahami perbedaan antara etika dengan moralitas.

2.1.6 Basis Teori Etika


a. Etika Teleologi

Teologi berasal dari kata Yunani, telos = tujuan, berarti mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
- Egoisme Etis

- Utilitarianisme

* Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap
orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi
persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan
kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.

* Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.Menurut teori ini suatu perbuatan adalah
baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang

5
melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria
untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest
number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.Utilitarianisme , teori ini cocok
sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat
yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi
atau kredit dan debet dalam konteks bisnis

Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam :

a. Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)


b. Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)

Prinsip dasar utilitarianisme (manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar) diterpakan pada
perbuatan.Utilitarianisme aturan membatasi diri pada justifikasi aturan-aturan moral.

b. Deontologi

Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. ‘Mengapa perbuatan
ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan
pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.Yang menjadi dasar baik
buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks
agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.

Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :

(1) Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
(2) Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu
melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.
(3) Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan
yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.

Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sbg perintah tak bersyarat (imperatif kategoris), yg
berarti hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada segala situasi dan tempat. Perintah Tak
Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan begitu saja tanpa syarat apapun, yaitu tanpa
mengharapkan akibatnya, atau tanpa mempedulikan apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi
orang tsb atau tidak.

c. Teori Hak

Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling
banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.Teori Hak
merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan
kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.Hak didasarkan atas martabat manusia dan
martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran
demokratis.

6
d. Teori Keutamaan (Virtue)

Teori ini memandang sikap atau akhlak seseorang.Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan
tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.Sedangkan Keutamaan bisa didefinisikan
sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk
bertingkah laku baik secara moral.

Contoh keutamaan :

a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
c. Suka bekerja keras
d. Hidup yang baik

Keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran, fairness,
kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan kadang-
kadang malah ada tumpang tindih di antaranya.Fairness : kesediaan untuk memberikan apa yang
wajar kepada semua orang dan dengan wajar dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak
yang terlibat dalam suatu transaksi.Keutamaan-keutamaan yang dimilliki manajer dan karyawan
sejauh mereka mewakili perusahaan, adalah : Keramahan, Loyalitas, Kehormatan dan Rasa
malu.Keramahan merupakan inti kehidupan bisnis, keramahan itu hakiki untuk setiap hubungan
antar manusia, hubungan bisnis tidak terkecuali.Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja
semata-mata untuk mendapat gaji, tetapi mempunyai juga komitmen yang tulus dengan
perusahaan.Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka terhadap suka
dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan.Rasa malu membuat karyawan solider dengan
kesalahan perusahaan

2.1.7 Prinsip-Prinsip Etika

Terdapat enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan, persamaan,
kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.

 Prinsip Keindahan

Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan.
Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan
sesuatu yang indah dalam perilakunya.

 Prinsip Persamaan

Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul
tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan
dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar
apapun.

 Prinsip Kebaikan

7
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti
hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya.

 Prinsip Keadilan

Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang
apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk
bertindak adil dan proporsional.

 Prinsip Kebebasan

Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai
dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia
mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak
merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain.

Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai:

1. kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan


2. kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-kan pilihannya tersebut
3. kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

 Prinsip Kebenaran

Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang
logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini
oleh individu dan masyarakat.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas diketahu bahwa Jadi yang dimaksud dengan etika Menurut bahasa
Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika adalah
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk,
dan tanggung jawab. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika
adalah tingkah laku manusia.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act as the
performance index or reference for our control system“. Etika disebut juga filsafat moral. Etika
tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus
bertindak.

B. Saran

Dari uraian makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai mengenai
Etika profesi, karena hal tersebut akan dapat membantu mengevaluasi kegiatan-kegiatan audit
yang dilakuakan dalam suatu perusahaan. Dan hasilnya memberikan umpan balik tentang
fungsi etika profesi bagi para mahasiswa dalam melakukan tugas sebagai seorang Akuntan
maupun akuntansi bahkan auditor nantinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

(Sumber : http://chesarioch.blogspot.co.id/2013/12/prinsip-prinsip-etika.html)

http://data.tp.ac.id/dokumen/faktorfaktor+yang+mempengaruhi+pelanggaran+kode+etik+akuntan+
publik

http://dewianugrahsetia.blogspot.com/2011/09/etika-profesi-akuntansi.html

http://riya-riyasetiyawati.blogspot.com/2013/11/pelanggaran-etika-profesi-akuntansi-dan.html

https://www.google.co.id/search?client=ucweb-b-
bookmark&oq=doc.etika+profesi+akuntansi&aqs=mobile-gws-
lite.&q=doc.etika+profesi+akuntansi

http://julisna.blogspot.co.id/2015/09/makalah-etika-profesi-akuntansi_30.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai