Kelompok 2
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul konsolidasian PT Smartfren
Telecom, tbk
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Siti Rodiah,
SE.M.Sc mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang konsolidsian yang tejadi pada perusahaan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Siti Rodiah, SE.,M.Sc selaku Dosen Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru, 2021
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................18
KESIMPULAN.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Industri telekomunikasi seluler merupakan salah satu industri jasa yang paling
dinamis dan membutuhkan investasi yang sangat besar setiap tahunnya. Dalam
menghadapi persaingan yang ketat dan kebutuhan dana yang besar, beberapa perusahaan
operator melakukan merger. Salah satunya adalah PT. Smart Telecom milik Sinarmas
Group yang mengakuisisi PT. Mobile 8 dan namanya berubah menjadi PT. Smartfren
Telecom pada tahun 2011. PT. Smart Telecom, sebelumnya bernama PT. Indoprima
Microselindo, merupakan perusahaan merger dari PT. Primasel dengan PT. Wireless
Indonesia pada tahun 2006. Sedangkan PT. Mobile-8 pada mulanya adalah perusahaan
milik Bimantara Group. Pada tahun 2005 diambil alih oleh Bhakti Investama Group milik
Harry Tanusoedibjo. Kemudian pada tahun 2007, PT. Mobile-8 mengakuisisi 3 anak
perusahaanya, yaitu PT. Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo), PT. Metro Selular
Nusantara (Metrosel), dan PT. Telekomindo Selular Raya (Telesera) ke dalam untuk
meningkatkan efisiensi kegiatan dan biaya operasional.
Dengan menggunakan alat komunikasi saat ini tentunya mampu menghemat biaya.
Menurut data yang bersumber di internet jumlah perusahaan telekomunikasi di Indonesia
terdapat 11 perusahaan, salah satunya yaitu PT Smartfren Telecom Tbk yang merupakan
salah satu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terdepan di Indonesia. Pada tahun
2015, Smartfren berinovasi dengan meluncurkan layanan 4G LTE Advanced komersial
pertama di Indonesia, dan di awal tahun 2016, Smartfren kembali mencetak sejarah
sebagai perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang menyediakan layanan
Voice over LTE (VoLTE) secara komersial.
PEMBAHASAN
1. Strategi bisnis
Kombinasi bisnis dapat dilihat dari aspek strategi perusahaan. Perusahaan
melakukan kombinasi bisnis dalam rangka mengembangkan usahanya dengan
berbagai cara antara lain:
a. Integrasi vertikal adalah kombinasi bisnis dengan menggunakan
akuisisi entitas yang memiliki hubungan pemasok atau distribusi.
Misal, entitas produsen mie instan mengakuisi entitas produsen
gandum yang merupakan bahan baku mie instan atau mengakuisi
entitas distribusi mie instan.
b. Integrasi horizontal adalah kombinasi bisnis dengan melakukan
akuisisi entitas yang menghasilkan produk sejenis atau produk yang
berkaitan. Misal, entitas produsen mie instan mengakuisisi entitas
produsen kecap, saus, makanan kecil lainnya yang memiliki bahan
baku sejenis dengan mie instan.
c. Konglomerasi adalah kombinasi bisnis dengan melakukan akuisisi
entitas yang tidak memiliki hubungan dengan entitas. Misal, entitas
produsen mie instan yang mengakuisisi bank, asuransi, perusahaan
otomotif.
2. Bentuk Entitas
Berdasarkan bentuk hukum, kombinasi bisnis dapat diklasifikasikan atas:
a. Merger (Statutory merger) adalah kombinasi bisnis yang dilakukan
dengan menggabungkan dua atau lebih entitas, di mana entitas yang
diakuisisi dibubarkan serta semua aset dan liabilitasnya diambil alih
pihak yang mengakuisisi. Contohnya pada tanggal 15 Oktober 2008,
PT Bank CIMB Niaga melakukan merger terhadap PT Bank Lippo
yang kemudian PT Bank Lippo dibubarkan dan berdirilah PT Bank
CIMB Niaga
b. Konsolidasi (Statutory consolidation) adalah kombinasi bisnis
dengan membentuk satu entitas baru yang akan mengambil alih
semua aset dan liabilitas entitas yang bergabung. Entitas baru
dibentuk dengan mengambil alih semua aset dan liabilitas dari
entitas yang bergabung yang telah dibubarkan. Contohnya pada
tahun 1998, Bank Ekspor Impor, Bank Bumi Daya, Bank BDN, dan
Bank Bapindo melakukan konsolidasi dengan menghasilkan nama
perusahaan baru, yaitu Bank Mandiri.
c. Akuisisi (Stock acquisition) adalah kombinasi dengan membeli
kepemilikan entitas yang diakuisisi, namun entitas yang diakuisisi
tetap berdiri hanya dikendalikan oleh entitas pengakuisisi.
Contohnya pada tanggal 15 Maret 2019 PT Semen Indonesia
Industri Bangunan diakuisi oleh PT Holcim Indonesia
a. Prinsip Konsolidasi
Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK
No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri”. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan
keuangan Perusahaan dan anak perusahaan sebagaimana diungkapkan pada
Catatan 1c. Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang
signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi.
Anak perusahaan dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu
tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas
induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika
Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui anak
perusahaan, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas, kecuali dalam
keadaan yang jarang dapat ditunjukan secara jelas bahwa kepemilikan
tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Dalam kondisi tertentu,
pengendalian juga ada ketika Perusahaan dan anak perusahaan memiliki
setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas, jika terdapat:
a. Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan
investor lain
b. Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas
berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
c. Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan
direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut;
d. Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan
direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui dewan direksi dan dewan komisaris
atau organ tersebut
Rugi anak perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan
pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan
dan/atau anak perusahaan:
1. Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan
liabilitas anak perusahaan;
2. Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap knp;
3. Menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat
di ekuitas, bila ada;
4. Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
5. Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
6. Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau
kerugian dalam laporan laba rugi; dan
7. Mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui
sebagai pendapatan komprehensif lain ke laporan laba rugi, atau
mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak
perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak
langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi
keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Perusahaan.
b. Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya
perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang
dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap
KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak
pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisi pada nilai wajar atau
sebesar proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari
entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akusisi yang timbul dibebankan langsung
dan disajikan sebagai beban administrasi terkait.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan dan anak
perusahaan mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang
diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada
persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada
pada tanggal akuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak
pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki
sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan
mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam komponen laba
rugi.
Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada
nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi
setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan
diakui dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai
dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas,
imbalan kontijensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya
diperhitungkan dalam ekuitas.
Pada tanggal akusisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan
yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan
jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh
dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar
aset neto anak perusahaan yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam
komponen laba rugi.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi
akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai,
goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi
dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Perusahaan dan
anak perusahaan yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi
tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang
diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan
pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka
goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut
termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan
keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut
diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang
ditahan.
Berikut ini merupakan penyajikan jumlah imbalan dan jumlah aset dan
liabilitas diperoleh yang diakui pada tanggal akuisisi:
Kas 6.009.132.700
Saham diterbitkan 3.769.362.809.300
Jumlah imbalan yang dialihkan 3.775.371.942.000
Nilai wajar aset dan liabilitas teridentifikasi yang diperoleh:
ASET Rp.
Piutang Usaha 64.800.905.017
Piutang Lain-Lain 5.775.051.243
Persediaan 134.381.926.025
Pajak Dibayar Dimuka 225.228.363.434
Biaya Dibayar Dimuka 50.354.612.322
Aset Tetap 4.665.069.072.360
Aset Tidak Berwujud 744.465.277.575
Aset Lain-Lain 918.031.152.411
Jumlah Aset 6.866.212.310.368
LIABILITAS LIABILITIES Rp.
Utang usaha (214.341.497.705)
Utang lain-lain (166.943.519.570)
Utang pajak (4.184.213.141)
Biaya masih harus dibayar (246.454.295.215)
Pendapatan diterima dimuka (51.386.774.653)
Uang jaminan pelanggan (26.101.381.709)
Fasilitias pinjaman (2.954.179.778.235)
Kewajiban imbalan pasca kerja (26.513.347.550)
Jumlah liabilitas (3.690.104.807.778)
Jumlah Nilai Wajar Aset Bersih 3.176.107.502.590
Yang Teridentifikasi
Harga Imbalan Yang Dialihkan Rp.
Nilai wajar kepentingan non-pengendali (1.778.198.341)
Kewajiban pajak tangguhan atas akuisisi (145.262.036.061)
Goodwill atas akuisisi 746.304.673.812
Harga imbalan yang dialihkan 3.775.371.942.000
Perusahaan menerbitkan 75.684.753.658 saham Seri B sebagai bagian dari
pembayaran atas 99,944% kepemilikan di Smartel. Nilai wajar saham berupa
harga pasar saham Perusahaan pada tanggal akuisisi. Nilai wajar imbalan yang
diberikan sebesar Rp 3.769.362.809.300
KESIMPULAN
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Kombinasi bisnis dapat dilihat dari
aspek strategi perusahaan. Perusahaan melakukan kombinasi bisnis dalam rangka
mengembangkan usahanya dengan berbagai cara seperti integrrasi vertikal, horizontal serta
konglomersi. Dalaam bentuk entitas kombinasi bisnis itu sendiri tediri dari 3 bentuk hukum
yaitu merger, konsolidasian serta akuisisi.
Contoh dari kombinasi bisnis Konsolidasian yaitu pada PT Smartfren Telecom Tbk.
PT Smartfren Telecom Tbk (smartfren) awalnya bernama PT Smart Telecom Tbk dan PT
Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) sebelum bulan April 2010.
Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2011 disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian
Laporan Keuangan” yang diterapkan 1 Januari 2011.Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009).
Berdasarkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri”. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan
Perusahaan dan anak perusahaan.
https://m.smartfren.com/assets/corporate/img/annual/pdf/ar2-2011.pdf
https://ratnaputri860.wordpress.com/2016/10/14/kombinasi-bisnis/
https://bisnis.tempo.co/read/322393/akuisisi-smart-telecom-mobile-8-berganti-nama
https://www.izbio.id/2020/09/sejarah-awal-berdiri-perusahaan-pt.html