Anda di halaman 1dari 20

“ETIKA DALAM KANTOR

AKUNTAN PUBLIK
PT TIGA PILAR SEJAHTERA
(AISA)”

Disusun Oleh :

Angelliani Felia Putri Angraini


(1814190016) (1814190014)

Claudia Risda Julianti Fajriah


(1814190020) (1814190034)

Dinni Muliani
(1814190012)
KASUS
LAPORAN KEUANGAN PT TIGA PILAR
SEJAHTERA FOOD TBK (AISA)
Jakarta, Beritasatu.com - PT Ernst And Young Indonesia (PT EY) dinilai melanggar
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Pasalnya, perusahaan jasa
konsultasi keuangan dengan merek asing itu melakukan audit investigasi atas laporan
keuangan tahun 2017 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) sehingga telah menyalahi
aturan UU Akuntan Publik
Pandangan itu disampaikan Dewan Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Anton
Silalahi melalui keterangan tertulis kepada Beritasatu.com, Senin (8/4/2019).

“Audit Investigasi itu termasuk jasa asurrance dan itu merupakan hak akuntan publik
sebagaimana tercantum dalam UU Akuntan Publik,” kata jelasnya.
Atas tidakan yang dilakukan PT EY tersebut, Anton menilai telah terjadi
pelanggaran sehingga dapat dipidanakan tanpa delik aduan.

“Itu hanya delik aduan biasa dan bukan delik aduan, Tapi memang sayangnya penyediik
kurang paham akan UU Akuntan Publik,” jelas dia.
Ia menjelaskan dalam pasal 3 disebutkan Akuntan Publik memberikan jasa
asurans seperti Jasa atas informasi keuangan historis, jasa review atas informasi keuangan
asurrance dan jasa asurans lainnya.
“Audit investigasi itu juga jasa asurans. Sayangnya, PT EY itu bukan Akuntan
Publik,” kata dia.
Lebih jauh, dia menegaskan dalam pasal 57 ayat 2 menyebutkan “setiap
orang yang bukan akuntan publik tetapi menjalankan profesi akuntan dan bertindak
seolah-olah sebagai akuntan publik sebagaiamana diatur dalam UU ini, dipidana
penjara selama 6 tahun dan pidana denda paling banyak Rp500 juta.

“PT EY itu melakukan hal yang tidak patut dan melanggar UU akuntan Publik,”
tegas dia.
Kasus ini bermula dari laporan keuangan AISA untuk tahun buku 2017
yang dipersoalkan manajemen baru yang baru ditunjuk pada Oktober 2018.
Padahal, dalam amanat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
AISA pada akhir Oktober 2018 lalu mengamanatkan untuk dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) dan/atau Konsultan Hukum Independen.
Sayangnya, audit investigasi tersebut justru dilakukan oleh PT Ernst &
Young Indonesia yang ditandatangani oleh Deni R Tama.
Menanggapi hal tersebut, Ketua IAPI (Institut Akuntan Publik
Indonesia), Tarkosunaryo mengatakan bahwa PT Ernst & Young Indonesia
bukanlah KAP dan penandatangan laporan investigasi tersebut juga bukan
dilakukan Akuntan Publik (AP).
ETIKA DALAM KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
Etika Bisnis Akuntan Publik
Etika dalam bisnis akuntan publik itu sangat diperlukan untuk mengatur
perilaku para akuntan dalam melakukan profesinya. Dalam melakukan profesi akuntan
di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi yaitu kode etik akuntan Indonesia, yang
merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan
untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota seprofesi dan juga dengan
masyarakat. Selain itu kode etik juga dapat digunakan oleh para pengguna jasa akuntan
untuk menilai kualitas dan mutu jasa yang diberikan akuntan publik melalui
pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Dan apabila
suatu akuntan melanggar atau tidak melakukan etika maka akan menimbulkan
kerugian.
Dalam kasus ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil auditor
keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Hal ini seiring dengan laporan
investigasi Ernst & Young Indonesia (EY) melanggar UU Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik, terkait penggelembungan dana dalam laporan keuangan perusahaan
2017. Atas tidakan yang dilakukan PT EY tersebut, Dewan Kehormatan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) Anton Silalahi menilai telah terjadi pelanggaran sehingga dapat
dipidanakan tanpa delik aduan.
ETIKA DALAM KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
Tanggung Jawab Sosial Akuntan Publik
Tanggung jawab sosial kantor akuntan publik sebagai Entitas Bisnis
bukanlah pemberian sumbangan atau pemberian layanan gratis. Tanggung jawab
sosial kantor akuntan publik meliputi ciri utama dari profesi akuntan publik
terutama sikap altruisme, yaitu mengutamakan kepentingan publik dan juga
memperhatikan sesama akuntan publik dibanding mengejar laba.
Dalam kasus ini mengacu pada Undang-Undang (UU) 5/2011 tentang
Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 154/2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Akuntan Publik, ada beberapa sanksi yang siap
menanti.
Mulai dari rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu, peringatan
tertulis, pembatasan pemberian jasa tertentu, pembekuan izin, pencabutan izin,
atau dikenakan denda kepada yang bersangkutan.Denda yang dimaksud berkaitan
dengan kewajiban auditor selaku anggota asosiasi yang harus memiliki izin, ikut
pendidikan, dan denda ini tidak terkait dengan pekerjannya sebagai auditor,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
ETIKA DALAM KANTOR
AKUNTAN PUBLIK

Akuntan Publik Sebagai Entitas Bisnis


Sebagai entitas bisnis layaknya entitas-entitas bisnis lain,
Kantor Akuntan Publik juga dituntut untuk peduli dengan keadaan
masyarakat, bukan hanya dalam bentuk uang dengan jalan memberikan
sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi yang artinya pada Kantor
Akuntan Publik juga dituntut akan suatu tanggung jawab sosial kepada
masyarakat.
Dalam kasus ini, Pelaksana Harian Kepala Pusat Pembinaan
Profesi Keuangan (PPPK) Kementerian Keuangan Adi Budiarso
menegaskan akan ada sanksi yang menanti Kantor Akuntan Publik
(KAP) maupun Akuntan Publik (AP) jika terbukti melakukan
pelanggaran.
"Pelanggaran terhadap standar akuntansi dan audit yang berlaku di kode
etik profesi. Paling ringan peringatan sampai dengan pembekuan ijin
praktik profesi," kata Adi
ETIKA DALAM KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
Krisis Profesi Akuntansi
Profesi akuntansi yang krisis bahayanya adalah apabila tiap-tiap auditor atau
attestor bertindak di jalan yang salah, opini dan audit akan bersifat tidak berharga. Suatu
penggunaan untuk akuntan akan mengenakkan pajak preparers dan wartawan keuangan
tetapi fungsi audit yang menjadi jantungnya akuntansi akan memotong keluar dari praktek
untuk menyumbangkan hampir sia-sia penyalahgunaannya.
Perusahaan melakukan pengawasan terhadap auditor-auditor yang sedang bekerja untuk
melaksanakan pengawasan intern, keuangan, administratif, penjualan, pengolahan data, dan
fungsi pemasaran diantara orang banyak.
Dalam kasus ini, Dewan Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Anton
Silalahi memandang, keputusan Erns & Young yang melakukan audit investigasi terhadap
Laporan Keuangan AISA Tahun Buku 2017 tersebut telah melanggar UU Akuntan Publik.
Lebih lanjut Anton menjelaskan, pada Pasal 3 UU Akuntan Publik menyebutkan bahwa
akuntan publik memberikan jasa asurans yang meliputi jasa audit informasi keuangan
historis, jasa review atas informsi keuangan historis dan jasa asurans lainnya. Sementara itu,
menurut Anton, pada Pasal 57 ayat (2) menyebutkan bahwa setiap orang yang bukan akuntan
publik, tetapi menjalankan profesi akuntan publik dan bertindak seolah-olah sebagai akuntan
publik, maka bisa dipidana penjara paling lama enam tahun dan pidana denda maksimal
Rp500 juta.
ETIKA DALAM KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
Regulasi dalam Penegakan Etika Kantor Akuntan Publik
Di Indonesia, melalui PPAJP – Dep. Keu., pemerintah melaksanakan
regulasi yang bertujuan melakukan pembinaan dan pengawasan terkait dengan
penegakkan etika terhadap kantor akuntan publik. Hal ini dilakukan sejalan dengan
regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi terhadap anggotanya. Dalam RUU AP,
regulasi terhadap akuntan publik diperketat disertai dengan usulan penerapan sanksi
disiplin berat dan denda administratif yang besar, terutama dalam hal pelanggaran
penerapan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Di samping itu ditambahkan
pula sanksi pidana kepada akuntan publik palsu (orang yang mengaku sebagai
akuntan publik) dan kepada akuntan publik yang melanggar penerapan SPAP. Seluruh
regulasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan,
meningkatkan kepercayaan publik serta melindungi kepentingan publik melalui
peningkatan independensi auditor dan kualitas audit.
Dalam kasus ini atas tidakan yang dilakukan PT Erns & Young tersebut,
mengacu pada Undang-Undang (UU) 5/2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) 154/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan
Publik, ada beberapa sanksi yang siap menanti Menurut Dewan Kehormatan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) Anton Silalahi, pada Pasal 57 ayat (2) menyebutkan bahwa
setiap orang yang bukan akuntan publik, tetapi menjalankan profesi akuntan publik
dan bertindak seolah-olah sebagai akuntan publik, maka bisa dipidana penjara paling
lama enam tahun dan pidana denda maksimal Rp500 juta.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS MENURUT
SONY KERAF (1998)
Prinsip Otonomi
Yaitu menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab. Orang yang mandiri
berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan dan melaksanakan Tindakan berdasarkan
kemampuan sendiri dengan apa yang di yakininya, bebas dari tekanan, hasutan, dan
ketergantungan kepada pihak lain.
Dalam kasus ini, BEI sudah melakukan dengar pendapat dengan PT AISA (manajemen baru),
terkait dugaan terjadinya laporan keuangan ganda yang dilakukan oleh manajemen lama
PT AISA. Tapi ternyata PT EY lah yang tidak bertanggung jawab dalam melakukan audit
investigasi laporan keuangan.

Prinsip Kejujuran
Yaitu menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang dikatakan, dan apa yang
dikatakan adalah yang dikerjakan. Juga menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai
komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah disepakatkan.
Dalam kasus ini, PT Ernst & Young Indonesia (EY) melanggar UU Nomor 5 Tahun 2011
tentang Akuntan Publik, karena perusahaan jasa konsultasi keuangan ini telah melakukan audit
investigasi terhadap Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) Tahun Buku
2017.Ternyata PT EY itu bukan Akuntan Publik, dan PT EY menjalankan profesi akuntan dan
bertindak seolah – olah sebagai akuntan publik.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS MENURUT
SONY KERAF (1998)

Prinsip Keadilan
Yaitu manajemen belum seutuhnya menjamin perlindungan hak pada pemegang
saham dan menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.
Dalam kasus ini, BEI belum bisa memberikan sanksi kepada PT EY atas laporan
dari PT AISA terkait penggelembungan dana dalam laporan keuangan perusahaan
2017. Harus di selidiki terlebih dahulu agar terlihat sisi laporan keuangan yang
sesungguhnya seperti apa.

Prinsip Saling Menguntugkan


Yaitu menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu ditanamkan prinsip win-
win solution, artinya dalam setiap keputusan dan Tindakan bisnis harus diusahakan
agar semua pihak merasa diuntungkan.
Dalam kasus ini, tidak ada nya prinsip yang saling menguntungkan, tetapi hanya PT
EY saja yang diuntungkan karena telah PT Tiga Pilar Sejahtera (AISA) karena
mengaku sebagai seorang akuntan publik padahal PT EY bukan lah akuntan publik
yang mempengaruhi laporan keuangan PT AISA membludak besar.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS MENURUT
SONY KERAF (1998)

Prinsip Integritas Moral


Yaitu prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala
keputusan dan tidakan bisnis yang diambil dan dilandasi oleh
kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan
martabatnya.
Dalam kasus ini, seharusnya laporan tersebut tidak perlu
dipublikasikan oleh PT EY terhadap PT Tiga Pilar Sejahtera
(AISA) seperti itu, karena pengumuman itu tidak menyelesaikan
masalah. Sebaiknya segera perbaiki laporan keuangan jika
memang ada indikasi kesalahan penyajian. Lebih jauh lagi, PT
EY dinilai jelas tidak menyatakan opini kehandalan informasi.
Selain itu dalam dokumen audit investigasi PT EY banyak sekali
kejanggalan yang perlu dipertanyakan.
BERTENS (2013)
Hati Nurani
Setiap keputusan yang diambil menurut hati nurani adalah baik, jika
ada keputusan yang diambil tidak mengikuti hati nurani maka secara tidak
langsung menghancurkan integritas pribadi orang tersebut.
Pada kasus PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) adanya dugaan
laporan ganda keuangan perusahaan tahun 2017 yang membuat manajemen
baru meminta PT Ernst And Young Indonesia (PT EY) untuk melakukan audit
investigasi laporan keuangan tersebut, yang dilakukan oleh manajemen baru
menunjukan bahwa ia memiliki hati nurani dan integritas yang tinggi dengan
mencari tahu penyebab dari kejanggalan laporan keuangan yang dilakukan oleh
manajemen sebelumnya. PT EY menerima permintaan dari manajemen AISA,
PT EY sudah melakukan audit investigasi dan hasil laporan audit investigasi
ditandatangani oleh Deni R. Tama dalam hal ini yang dilakukan oleh PT EY
telah sesuai dengan hati nurani dimana mereka menyatakan kebenaran atas
laporan keuangan perusahaan AISA tahun 2017, tetapi yang dilakukan mereka
salah secara hukum karena telah melanggar peraturan UU no. 5 tahun 2011
tentang Akuntan Publik karena PT EY bukanlah KAP atau Konsultan Hukum
yang Independen.
BERTENS (2013)
Kaidah Emas
Kaidah emas berbunyi : „hendaklah memperlakukan orang lain
sebagaimana anda sendiri ingin diperlakukan‟. Dalam hal ini jika seseorang
tidak ingin mendapat perlakuan buruk maka jangan memperlakukan orang lain
dengan buruk.
Dari kasus ini hasil laporan audit investigasi yang dilakukan oleh
PT EY terlihat adanya penggelembungan post akun aktiva senilai Rp 4 triliun,
Rp 662 miliar pada post akun penjualan, Rp 329 miliar pada akun EBITDA,
Rp 1,78 triliun aliran dana dengan berbagai skema, dari hasil laporan inilah
AISA melakukan tindakan tegas dengan melakukan pergantian jabatan
direktur. Posisi direktur utama yang dulunya ditempati oleh Stefanus Joko
Mogoginto kini diduduki oleh Henki Koestanto, direktur Independen diduduki
Charlie Dongga, komisaris utama dan komisaris independen diduduki oleh
Yulie Sudargo dan Jaka Prasetya, dan sekretaris perusahaan yang baru
diduduki oleh Michael H Hadylaya. Atas pergantian jabatan direktur, Stafanus
Joko Mogoginta (dulunya selaku direktur utama AISA) tidak terima atas
tindakan yang dilakukan oleh PT EY maka dari itu ia melaporkan tindakan
tersebut ke kepolisian karena melanggar peraturan UU no. 5 tahun 2011
tentang Akuntan Publik.
BERTENS (2013)
Penilaian Umum
Perilaku bisnis yang dinilai baik oleh masyarakat maka bisnis tersebut etis
begitupun sebaliknya jika masyarakat menilai bisnis tersebut tidak baik maka bisnis
tersebut tidak etis. Hal ini disebut juga audit sosial. Teori etika membantu dalam
menentukan penilaian etis atau tidaknya suatu perilaku.
Dalam kasus ini Kementerian Keuangan melihat adanya indikasi
pelanggaran yang dilakukan oleh auditor AISA. auditor AISA adalah Didik
Wahyudianto yang merupakan salah satu Partner di RSM Indonesia. Menurut ketua
IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) Tarkosunaryo PT EY telah melanggar
peraturan UU no. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Ia mengatakan bahwa PT EY
bukanlah KAP dan penandatanganan laporan audit investigasi tidak dilakukan oleh AP,
terlihat jika PT EY bukanlah Akuntan Publik tetapi ia menjalankan investigasi sebagai
Akuntan Publik dan penandatanganan dilukan oleh Deni R. Tama yang melanggar
peraturan (pasal 57 ayat 2). Menurut Tarkosunaryo juga sebaiknya laporan keuangan
tidak perlu dipublikasikan karena tidak akan menyelesaikan masalah sesegera mungkin
memperbaiki laporan keuangan jika memang ada kesalahan dalam penyajian, hasil
laporan yang telah diperbaiki inilah yang seharunya diumumkan kepublik, audit PT EY
dinilai tidak jelas dalam menyatakan opini kehandalan informasi dan hasil audit
investigasi PT EY adanya kejanggalan yang perlu dipertanyakan. Dan menurut direktur
utama BEI Inarno Djajadi AISA tidak salah dalam memilih KAP tetapi salah dalam
memilih audit investigasi.
110-1-A1 LIMA PRINSIP DASAR ETIKA
UNTUK AKUNTAN :
Prinsip Integritas
Prinsip integritas ini mewajibkan setiap akuntan (professional) bersikap
lugas dan jujur dalam semua hubungan professional dan hubungan bisnisnya. Artinya
integritas adalah berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya. Akuntan
professional diharuskan tidak boleh terkait dengan pernyataan resmi, laporan,
komunikasi atau informasi lain ketika akuntan meyakini bahwa informasi tersebut
terdapat: (1) Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan, (2) Informasi atau
pernyataan atau yang dilengkapi secara sembarangan, (3) Penghilangan atau pengaburan
informasi yang seharusnya diungkapkan sehingga akan menyesatkan. Saat meyadari
bahwa dirinya dikaitkan dengan informasi semacam tersebut, maka akuntan professional
mengambil keputusan dan langkah-langkah yang diperlukan agar tidak dikaitkan dengan
informasi tersebut.
Dalam kasus ini, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menilai Ernst & Young
Indonesia (EY) melanggar UU Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, karena
perusahaan jasa konsultasi keuangan ini telah melakukan audit investigasi terhadap
Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) Tahun Buku 2017. Audit
investigasi itu termasuk jasa asurans. Jasa asurans hanya dapat diberikan oleh akuntan
publik. Sayangnya, Ernst & Young Indonesia (EY) itu bukan akuntan publik. Ernst &
Young Indonesia (EY) melakukan hal yang tidak patut dan melanggar UU Akuntan
Publik
110-1-A1 LIMA PRINSIP DASAR ETIKA
UNTUK AKUNTAN :
Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas mewajibkan seluruh anggota bersikap adil, jujur
secara intelektual, tidak memihak, tidak berprasangka atau bias, bebas dari
benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak sepantasnya dari pihak lain. Setiap
anggota diharuskan menunjukkan objektivitasnya dalam berbagai situasi dalam
menjalankan kewajibannya dan menghidari yang dapat mengurangi pertimbangan
professional atau bisnisnya. Akuntan professional mungkin dihadapkan pada
situasi yang bisa saja mengganggu objektivitasnya, namun semua anggota tidak
akan memberikan layanan professional jika suatu keadaan atau hubungan
menyebabkan terjadi bias atau dapat memberi pengaruh yang berlebihan pada
pertimbangan profesionalnya.
Dalam kasus ini, Ketua IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia),
Tarkosunaryo menilai audit Ernst & Young Indonesia (EY) jelas tidak menyatakan
opini kehandalan informasi. Selain itu dalam dokumen audit investigasi Ernst &
Young Indonesia (EY) banyak sekali kejanggalan yang perlu dipertanyakan.
Pasalnya, Tarkosunaryo melihat Ernst & Young Indonesia (EY) dalam laporannya
menyatakan tidak melakukan verifikasi untuk meyakinkan bahwa informasi yang
diterima sebagai dasar investigasi dapat dipercaya dan sebagaimana nyatanya,
termasuk keaslian dan keabsahan.
110-1-A1 LIMA PRINSIP DASAR ETIKA
UNTUK AKUNTAN :
Prinsip Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Prinsip kompetensi dan kehati hatian professional mengharuskan setiap
anggotanya Akuntan Profesional untuk : (1) Memelihara pengetahuan dan keahlian
professional yang dibutuhkan untuk menjamin pemberi kerja/klien menerima
layanan yang professional dan kompeten. (2) Bertindak tekun dan cermat sesuai
teknis dan professional yang berlaku ketika memberikan jasa professional.
Dalam kasus ini, Forum Investor Retail AISA (Forsa) menemukan
kejanggalan lewat laporan resmi dari Kementerian Keuangan. Berdasarkan
dokumen yang diterima Kontan.co.id, Forum Investor Retail AISA (Forsa) sempat
mengajukan surat mengenai adanya indikasi pelanggaran atas audit PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk (AISA) untuk laporan keuangan 2017 ke Kementerian
Keuangan. Dalam surat balasan dari Kemenkeu tersebut, disebutkan bahwa
memang ada prosedur pelaksanaan audit yang dilanggar.
110-1-A1 LIMA PRINSIP DASAR ETIKA
UNTUK AKUNTAN :
Prinsip Kerahasiaan
Akuntan professional menjaga kerahasian informasi termasuk dalam
lingkungan sosialnya, sekaligus waspada terhadap kemungkinan pengungkapan
yang tidak disengaja kepada keluarga atau rekan bisnis terdekat. Kewajiban untuk
mematuhi semua prinsip kerahasiaan terus dipertahankan, bahkan saat setelah
berakhirnya hubungan antara klien dan akuntan. Ketika akuntan mendapat klien
baru, berhak menggunakan pengalaman dari sebelumnya. Namun demikian
akuntan tetap tidak diperbolehkan mengungkapkan setiap informasi rahasia yang
diperoleh dari hubungan professional atau bisnis sebelumnya.
Dalam kasus ini, Laporan audit investigasi EY sebenarnya dokumen
tersebut untuk keperluan internal PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) dan
sebagai basis dalam menyelesaikan masalah. Jadi dokumen itu untuk keperluan
internal emiten dan bersifat rahasia. Seharusnya laporan tersebut tidak perlu
dipublikasikan seperti itu, karena pengumuman itu tidak menyelesaikan masalah.
Sebaiknya segera perbaiki laporan keuangan jika memang ada indikasi kesalahan
penyajian.
110-1-A1 LIMA PRINSIP DASAR ETIKA
UNTUK AKUNTAN :
Prinsip Perilaku Profesional
Prinsip perilaku professional mewajibkan setiap akuntan professional
mematuhi ketentuan hukum serta peraturan yang berlaku dan menghindari setiap
perilaku yang dapat mengurangi kepercayaan pada profesi. Dalam upaya
memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan professional sangat
tidak dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib mempunyai
sikap jujur dan dapat dipercaya, serta tidak melakukan hal-hal diantaranya: (1)
Mengakui dengan berlebihan mengenai jasa yang ditawarkan, pengelaman yang
diperoleh, kualifikasi yang dimiliki. (2) Membuat referensi yang menjatuhkan atau
membuat perbandingan tanpa bukti kepada pekerjaan pihak lain.
Kasus ini bermula dari laporan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk (AISA) untuk tahun buku 2017 yang dipersoalkan manajemen baru yang baru
ditunjuk pada Oktober 2018. Manajemen baru kemudian meminta Ernst & Young
Indonesia (EY) untuk melakukan investigasi atas laporan keuangan 2017. Namun,
Ketua IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia), Tarkosunaryo mengatakan bahwa
Ernst & Young Indonesia bukanlah KAP dan penandatangan laporan investigasi
tersebut juga bukan dilakukan Akuntan Publik (AP).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.beritasatu.com/nasional/547395-audit-
investigasi-lk-aisa-pt-ey-langgar-uu-akuntan-
publik

https://www.cnbcindonesia.com/market/201904051
40621-17-64889/kisruh-aisa-kemenkeu-beberkan-
sanksi-yang-menanti-auditor

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/201903301
44809-92-381992/bei-bakal-panggil-auditor-tiga-
pilar-sejahtera

Anda mungkin juga menyukai