AKUNTAN PUBLIK
PT TIGA PILAR SEJAHTERA
(AISA)”
Disusun Oleh :
Dinni Muliani
(1814190012)
KASUS
LAPORAN KEUANGAN PT TIGA PILAR
SEJAHTERA FOOD TBK (AISA)
Jakarta, Beritasatu.com - PT Ernst And Young Indonesia (PT EY) dinilai melanggar
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Pasalnya, perusahaan jasa
konsultasi keuangan dengan merek asing itu melakukan audit investigasi atas laporan
keuangan tahun 2017 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) sehingga telah menyalahi
aturan UU Akuntan Publik
Pandangan itu disampaikan Dewan Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Anton
Silalahi melalui keterangan tertulis kepada Beritasatu.com, Senin (8/4/2019).
“Audit Investigasi itu termasuk jasa asurrance dan itu merupakan hak akuntan publik
sebagaimana tercantum dalam UU Akuntan Publik,” kata jelasnya.
Atas tidakan yang dilakukan PT EY tersebut, Anton menilai telah terjadi
pelanggaran sehingga dapat dipidanakan tanpa delik aduan.
“Itu hanya delik aduan biasa dan bukan delik aduan, Tapi memang sayangnya penyediik
kurang paham akan UU Akuntan Publik,” jelas dia.
Ia menjelaskan dalam pasal 3 disebutkan Akuntan Publik memberikan jasa
asurans seperti Jasa atas informasi keuangan historis, jasa review atas informasi keuangan
asurrance dan jasa asurans lainnya.
“Audit investigasi itu juga jasa asurans. Sayangnya, PT EY itu bukan Akuntan
Publik,” kata dia.
Lebih jauh, dia menegaskan dalam pasal 57 ayat 2 menyebutkan “setiap
orang yang bukan akuntan publik tetapi menjalankan profesi akuntan dan bertindak
seolah-olah sebagai akuntan publik sebagaiamana diatur dalam UU ini, dipidana
penjara selama 6 tahun dan pidana denda paling banyak Rp500 juta.
“PT EY itu melakukan hal yang tidak patut dan melanggar UU akuntan Publik,”
tegas dia.
Kasus ini bermula dari laporan keuangan AISA untuk tahun buku 2017
yang dipersoalkan manajemen baru yang baru ditunjuk pada Oktober 2018.
Padahal, dalam amanat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
AISA pada akhir Oktober 2018 lalu mengamanatkan untuk dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) dan/atau Konsultan Hukum Independen.
Sayangnya, audit investigasi tersebut justru dilakukan oleh PT Ernst &
Young Indonesia yang ditandatangani oleh Deni R Tama.
Menanggapi hal tersebut, Ketua IAPI (Institut Akuntan Publik
Indonesia), Tarkosunaryo mengatakan bahwa PT Ernst & Young Indonesia
bukanlah KAP dan penandatangan laporan investigasi tersebut juga bukan
dilakukan Akuntan Publik (AP).
ETIKA DALAM KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
Etika Bisnis Akuntan Publik
Etika dalam bisnis akuntan publik itu sangat diperlukan untuk mengatur
perilaku para akuntan dalam melakukan profesinya. Dalam melakukan profesi akuntan
di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi yaitu kode etik akuntan Indonesia, yang
merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan
untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota seprofesi dan juga dengan
masyarakat. Selain itu kode etik juga dapat digunakan oleh para pengguna jasa akuntan
untuk menilai kualitas dan mutu jasa yang diberikan akuntan publik melalui
pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Dan apabila
suatu akuntan melanggar atau tidak melakukan etika maka akan menimbulkan
kerugian.
Dalam kasus ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil auditor
keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Hal ini seiring dengan laporan
investigasi Ernst & Young Indonesia (EY) melanggar UU Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik, terkait penggelembungan dana dalam laporan keuangan perusahaan
2017. Atas tidakan yang dilakukan PT EY tersebut, Dewan Kehormatan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) Anton Silalahi menilai telah terjadi pelanggaran sehingga dapat
dipidanakan tanpa delik aduan.
ETIKA DALAM KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
Tanggung Jawab Sosial Akuntan Publik
Tanggung jawab sosial kantor akuntan publik sebagai Entitas Bisnis
bukanlah pemberian sumbangan atau pemberian layanan gratis. Tanggung jawab
sosial kantor akuntan publik meliputi ciri utama dari profesi akuntan publik
terutama sikap altruisme, yaitu mengutamakan kepentingan publik dan juga
memperhatikan sesama akuntan publik dibanding mengejar laba.
Dalam kasus ini mengacu pada Undang-Undang (UU) 5/2011 tentang
Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 154/2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Akuntan Publik, ada beberapa sanksi yang siap
menanti.
Mulai dari rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu, peringatan
tertulis, pembatasan pemberian jasa tertentu, pembekuan izin, pencabutan izin,
atau dikenakan denda kepada yang bersangkutan.Denda yang dimaksud berkaitan
dengan kewajiban auditor selaku anggota asosiasi yang harus memiliki izin, ikut
pendidikan, dan denda ini tidak terkait dengan pekerjannya sebagai auditor,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
ETIKA DALAM KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
Prinsip Kejujuran
Yaitu menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang dikatakan, dan apa yang
dikatakan adalah yang dikerjakan. Juga menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai
komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah disepakatkan.
Dalam kasus ini, PT Ernst & Young Indonesia (EY) melanggar UU Nomor 5 Tahun 2011
tentang Akuntan Publik, karena perusahaan jasa konsultasi keuangan ini telah melakukan audit
investigasi terhadap Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) Tahun Buku
2017.Ternyata PT EY itu bukan Akuntan Publik, dan PT EY menjalankan profesi akuntan dan
bertindak seolah – olah sebagai akuntan publik.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS MENURUT
SONY KERAF (1998)
Prinsip Keadilan
Yaitu manajemen belum seutuhnya menjamin perlindungan hak pada pemegang
saham dan menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.
Dalam kasus ini, BEI belum bisa memberikan sanksi kepada PT EY atas laporan
dari PT AISA terkait penggelembungan dana dalam laporan keuangan perusahaan
2017. Harus di selidiki terlebih dahulu agar terlihat sisi laporan keuangan yang
sesungguhnya seperti apa.
https://www.cnbcindonesia.com/market/201904051
40621-17-64889/kisruh-aisa-kemenkeu-beberkan-
sanksi-yang-menanti-auditor
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/201903301
44809-92-381992/bei-bakal-panggil-auditor-tiga-
pilar-sejahtera