Anda di halaman 1dari 17

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seperti yang telah diketahui bahwa pendapatan suatu negara terdiri dari

berbagai sektor, terutama yang berasal dari sektor pajak. Namun tidak bisa

dipungkiri bahwa realisasi penerimaan pajak di Indonesia masih rendah. Tidak

terpenuhinya target penerimaan pajak ini disebabkan oleh beberapa factor dan

diindikasi hal ini berkaitan dengan tingkat agresivitas pajak perusahaan di

Indonesia. Ada beberapa faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi agresivitas

pajak yaitu corporate social responsibility (CSR), Leverage, Ukuran perusahaan,

profitability, Proporsi komisaris independen dan Capital Intensity.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti melakukan penelitian

berjudul “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Agresivitas Pajak (Terhadap

Perusahaan Manufaktur Subsektor Industri Barang Konsumsi yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah CSR memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak?

2. Apakah leverage memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak?

3. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak?

4. Apakah profitability memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak?

5. Apakah proporsi komisaris independen memiliki pengaruh terhadap

agresivitas pajak?

6. Apakah capital intensity memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak?


2

BAB II

TEORI & HIPOTESIS

2.1. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah agresivitas pajak.

Ukuran tingkat agresivitas pajak yang dilakukan oleh penelitian ini diproksikan

dengan Effective Tax Rate (ETR).

Beban Pajak Penghasilan


ETR =
Pendapatan Sebelum Pajak

2.2. Variabel Independen


2.2.1. Corporate Social Responsibility

Tanggung jawab sosial atau Corporat social responsibility (CSR),

merupakan tanggung jawab sebuah organisasi perusahaan terhadap dampak dari

keputusan-keputusan dan kegiatannya kepada masyarakat dan lingkungan.

Pengukuran Corporate Social Responsibility dilakukan dengan mencocokan item

pada check list dengan item yang diungkapkan perusahaan.

ΣX yi
CSR i =
ni

2.2.2. Proporsi Komisaris Independen

Keberadaan komisaris independen ini dapat meningkatkan kepatuhan

perusahaan terhadap peraturan perpajakan. Sehingga dengan keberadaan dewan

komisaris independen diharapkan tindakan agresivitas pajak bisa ditekan karena

adanya pengawasan dari dewan komisaris.

Jumlah Komisaris Independen


Proporsi Komisaris Independen =
Jumlah Seluruh Anggota Dewan Komisaris

2.2.3. Capital Intensity

Capital intensity mencerminkan seberapa besar modal yang dibutuhkan


3

perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Sumber dana atau kenaikan modal

bisa diperoleh dari penurunan atau peningkatan jumlah asset tetap.

Total Aset Tetap Bersih


CINT =
Total Aset

2.2.4. Leverage

Leverage merupakan rasio yang menandakan besarnya modal eksternal

yang digunakan perusahaan untuk melakukan aktivitas operasinya. Dalam

penelitian ini pengukuran dengan cara sebagai berikut:

Total Kewajiban
Leverage =
Total aktiva

2.2.5. Profitability

Profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai

prospek yang baik di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini pengukuran

profitabilitas menggunakan pengukuran ROA.

pendapatan sebelum pajak


Return onl asset (ROA) =
total aset

2.2.6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory

controllability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan

menunjukkan pencapaian operasi dan pengendalian perusahaan. Dalam penelitian

ini untuk mengukur tingkat ukuran perusahaan dihitung dengan penggunaan

natural log untuk mengurangi fluktuasi data tanpa mengubah proporsi nilai asal.

Size = Ln(total asset)

2.3. Hipotesis Penelitian

H1 : CSR memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak.

H2 : Proporsi komisaris memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak


4

H3 : Capital intensity memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak

H4 : Leverage memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak

H5 : Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak

H6 : Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak

2.4. Populasi & Sample

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan-

perusahaan Manufaktur subsektor industry barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode penelitian yaitu tahun 2013-2015.

3.1.2. Sampel Penelitian

Tabel 3.1
Prosedur Pemilihan Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah Perusahaan Manufaktur sub sektor industry
barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015 36
2 Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode
penelitian 3
3 Perusahaan yang delisting dari Bursa Efek Indonesia
selama periodde penelitian 3
4 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria variabel 10
penelitian
5 Jumlah sampel penelitian untuk 1 tahun 18
6 Jumlah sampel penelitian untuk 3 tahun 54
Sumber: Data olahan sendiri

Menurut keterangan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian

perusahaan Manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia yang sesuai dengan

kriteria dan dapat dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 36 perusahaan. Data

laporan lengkap yang memenuhi kriteria dari tahun 2013-2015 sebanyak 18 perusahaan

dikalikan dengan 3 periode penelitian yaitu jumlah sampel sebanyak tiga tahun adalah

54 perusahaan.
5

BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam

bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami serta memberikan gambaran suatu data

yang dilihat dari nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi.

Hasil statistik deskriptif penelitian ini dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 3.1 Hasil Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


CSR 54 .4231 .7051 .581665 .0554758
INDEF 54 .2500 .8000 .390365 .1190103
CIR 54 .1053 .7840 .314544 .1422666
LEV 54 .0662 .6931 .338920 .1613481
Profitabilitas 54 .0515 .5376 .188128 .1079499
Size 54 5.7032 9.9872 8.508121 1.0213850
Agresivitas_Pajak 54 .0598 .3487 .244517 .0440407
Valid N (listwise) 54

Sumber : Data olahan SPSS 23

Berdasarkan Tabel 3.1 memperlihatkan jumlah (N) 54. Hasil deskripsi

variabel yang digunakan adalah Agresivitas pajak. Variabel ini memiliki nilai

minimum sebesar 0,0598 , nilai maksimum sebesar 0,3487, dan standar deviasi

sebesar 0,0440407

Data CSR memperlihatkan bahwa rata-rata (mean) CSR pada perusahaan

yang diteliti sebesar 0,581665. Dengan nilai CSR tertinggi sebesar 0,705, nilai

CSR terendah sebesar 0,4231, dan Nilai standar deviasi CSR sebesar 0,0554758

Data Proporsi komisaris independen memperlihatkan bahwa rata-rata

(mean) Proporsi komisaris independen pada perusahaan yang diteliti sebesar

0,390365. Dengan nilai Proporsi komisaris independen tertinggi sebesar 0,8000,


6

nilai Proporsi komisaris independen terendah sebesar 0,2500,dan Nilai standar

deviasi Proporsi komisaris independen sebesar 0,1190103.

Data capital intensity memperlihatkan bahwa rata-rata(mean) capital

intensity pada perusahaan yang diteliti sebesar 0,314544 Dengan nilai capital

intensity tertinggi sebesar 0,7840, capital intensity terendah sebesar 0,1053, dan

nilai standar deviasi sebesar 0,1422666.

Data Leverage memperlihatkan bahwa rata-rata (mean) Leverage pada

perusahaan yang diteliti sebesar 0,338920. Dengan nilai Leverage tertinggi

sebesar 0,6931, nilai Leverage terendah sebesar 0,0662, dan Nilai standar deviasi

Leverage sebesar 0,1613481.

Data Profitabilitas memperlihatkan bahwa rata-rata (mean) Profitabilitas

pada perusahaan yang diteliti sebesar 0,188128, dengan nilai Profitabilitas

tertinggi sebesar 0,5376, nilai Profitabilitas terendah sebesar 0,0515,dan Nilai

standar deviasi Profitabilitas sebesar 0,1079499.

Data ukuran perusahaan memperlihatkan bahwa rata-rata (mean) ukuran

perusahaan pada perusahaan yang diteliti sebesar 8,508121, dengan nilai ukuran

perusahaan tertinggi sebesar 9,9872 , sedangkan nilai ukuran perusahaan terendah

sebesar 5,7032, dan Nilai standar deviasi ukuran perusahaan sebesar 1,0213850.

3.1.2 Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang

baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Seperti yang

diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik tidak valid untuk
7

jumlah sampel yang kecil Ghozali (2016:154). Salah satu cara mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dengan menggunakan uji

One Sample Kolmogorov- Smirnov.

Tabel 3.2
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 54
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .03632792
Most Extreme Differences Absolute .169
Positive .097
Negative -.169
Kolmogorov-Smirnov Z 1.243
Asymp. Sig. (2-tailed) .091
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data hasil olahan SPSS 23
Berdasarkan Tabel 3.2 diatas besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah

sebesar 1,243 dan signifikan sebesar 0,091. Data dinyatakan normal jika lebih

besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan secara uji Kolmogorov-Smirnov

bahwa data dari penelitian berdistribusi normal, dengan demikian analisis regresi

dapat dilanjutkan.

3.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

3.1.3.1 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Nilai cut off

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai

tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan melihat angka Variance Inflation Factor (VIF).

Jika 0,1<VIF<10, maka tidak terjadi multikolinearitas.


8

Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)

CSR .666 1.501


INDEF .891 1.122
CIR .526 1.903
LEV .544 1.839
Profitabilitas .905 1.105
Size .760 1.316
Sumber: Data hasil Olahan SPSS 23
Hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.3 terlihat pada kolom Collinearty

statistic. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk semua variabel lebih kecil

dari 10 dan nilai tolerance dari seluruh variabel independen lebih besar dari 0,10.

Maka dapat disimpulkan bahwa dari keenam variabel independen dalam

penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

3.1.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas tujuannya untuk menguji apakah di dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

kepengamatan yang lain. Heteroskedastisitas pada model regresi dapat diketahui

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika terdapat pola tertentu seperti titik yang

membentuk pola tertantu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit atau membentuk bentuk lain), maka mengidentifikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali

(2016:134). Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas dengan scatterplot.

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
9

Sumber: Data hasil olahan SPSS 23


Dari gambar diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik diatas maupun dibawah 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.

3.1.3.3 Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokolerasi, jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Dalam penelitian ini digunakan Durbin-Watson test untuk menguji autokorelasi.

Tabel 3.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .565 .320 .233 .0385771 1.947
a. Predictors: (Constant), Size, INDEF, LEV, Profitabilitas, CSR, CIR
b. Dependent Variable: Agresivitas_Pajak
Sumber: Data hasil olahan SPSS 23

Dari hasil hitungan SPSS 23 diatas, maka diperoleh nilai Durbin-Watson

(DW) adalah sebesar 1,947. Nilai tersebut berada diantara -2 sampai +2. Maka

dapat disimpulkan bahwa Uji Durbin-Watson (DW test) terletak pada daerah yang

tidak terdapat autokorelasi.


10

3.2 Pembahasan
3.2.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5
Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .549 .098 5.626 .000

CSR -.244 .117 -.307 -2.081 .043


INDEF -.006 .047 -.015 -.117 .908
CIR -.052 .051 -.168 -1.013 .316
LEV .114 .045 .418 2.562 .014
Profitabilitas .142 .052 .348 2.755 .008
Size .018 .006 .425 3.081 .003
a. Dependent Variable: Agresivitas_Pajak
Sumber: Data hasil olahan SPSS 23
Berdasarkan Tabel 3.5 diatas dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi

linear berganda adalah sebagai berikut:

Y(Agresivitas Pajak) = 0,549-0,244 X1 -0,006 X2-0,052 X3+0,114 X4 +0,142 X5+0,018 X5

Adapun arti angka-angka dalam persamaan regresi diatas adalah:

- Nilai konstanta (a) sebesar 0,549. Artinya adalah apabila CSR, INDEF, CIR,

LEV, Profitabilitas, Size, tetap maka agresivitas perusahaan akan mengalami

kenaikan sebesar 0,548 dimana agresivitas pajak dianggap konstan.

- Pengaruh corporate social responsibility (CSR) terhadap agresivitas pajak

perusahaan adalah negatif, dimana nilai CSR = -0,244 artinya apabila CSR

dinaikkan 1 % maka agresivitas pajak perusahaan akan mengalami

penurunan sebesar -0,244 dimana agresivitas pajak perusahaan adalah

konstan.

- Pengaruh komisaris independen (INDEF) terhadap agresivitas pajak

perusahaan adalah negatif, dimana nilai komisaris independen (INDEF) =


11

-0,006 artinya apabila komisaris independen (INDEF) dinaikkan 1 % maka

agresivitas pajak perusahaan akan mengalami penurunan sebesar -0,006

dimana agresivitas pajak perusahaan adalah konstan

- Pengaruh capital intensity (CIR) terhadap agresivitas pajak perusahaan

adalah negatif, dimana nilai capital intensity (CIR) = -0,052 artinya apabila

capital intensity (CIR) dinaikkan 1 % maka agresivitas pajak perusahaan

akan mengalami penurunan sebesar -0,052 dimana agresivitas pajak

perusahaan adalah konstan.

- Pengaruh leverage (LEV) terhadap agresivitas pajak perusahaan adalah

positif, dimana nilai leverage (LEV) = 0,114 artinya apabila leverage (LEV)

dinaikkan 1 % maka agresivitas pajak perusahaan akan mengalami

peningkatan sebesar 0,114 dimana agresivitas pajak perusahaan adalah

konstan.

- Pengaruh profitabilitas terhadap agresivitas pajak perusahaan adalah positif,

dimana nilai profitabilitas = 0,142 artinya apabila profitabilitas dinaikkan 1

% maka agresivitas pajak perusahaan akan mengalami kenaikan sebesar

0,142 dimana agresivitas pajak perusahaan adalah konstan.

- Pengaruh size terhadap agresivitas pajak perusahaan adalah positif, dimana

nilai size = 0,018 artinya apabila size dinaikkan 1 % maka agresivitas pajak

perusahaan akan mengalami kenaikan sebesar 0,018 dimana agresivitas

pajak perusahaan adalah konstan.

3.2.2 Hasil Uji Hipotesis

3.2.2.1 Pengaruh CSR terhadap Agresivitas Pajak

Berikut ini adalah tabel yang berisi hasil pengujian hipotesis pertama:
12

Tabel 3.6
Hasil Uji Hipotesis Pertama
Variabel thitung ttabel Signifikasi Hasil
CSR -2,081 2,012 0,043 Diterima
Sumber: Data hasil olahan SPSS 23

Berdasarkan Tabel 3.6 mengenai CSR yang menunjukkan nilai signifikansi

0,043 yang lebih kecil dari nilai CSR 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

CSR berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal tersebut diperkuat dengan

nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu thitung -2,081 > ttabel 2,012 yang

menunjukkan arah negatif. Artinya semakin besar CSR maka agresivitas

perusahaan akan semakin kecil, dan sebaliknya.Dengan demikian Hipotesis

pertama (H1) yang menyatakan “CSR berpengaruh terhadap agresivitas pajak

Diterima.

3.2.2.2 Pengaruh Komisaris Independen terhadap Agresivitas Pajak

Berikut ini adalah tabel yang berisi hasil pengujian hipotesis kedua:

Tabel 3.7
Hasil Uji Hipotesis Kedua
Variabel thitung ttabel Signifikasi Hasil
Komisaris Independen -0,117 2,012 0,908 Ditolak
Sumber: Data hasil olahan SPSS 23

Berdasarkan Tabel 3.7 mengenai komisaris independen yang menunjukkan

nilai signifikansi 0,908 yang lebih besar dari nilai komisaris independen 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa variabel komisaris independen tidak mempunyai

pengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal tersebut diperkuat dengan nilai thitung

yang lebih kecil dari nilai ttabel yaitu thitung -0,117 < ttabel 2,012. Dengan demikian

Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan “Komisaris Independen berpengaruh

terhadap agresivitas pajak” Ditolak.

3.2.2.3 Pengaruh Capital Intensity terhadap Agresivitas Pajak


13

Berikut ini adalah tabel yang berisi hasil pengujian hipotesis ketiga:

Tabel 3.8
Hasil Uji Hipotesis Ketiga
Variabel thitung ttabel Signifikasi Hasil
Capital -1,013 2,012 0,316 Ditolak
Intensity
Sumber: Data hasil olahan SPSS 23

Berdasarkan Tabel 3.8 mengenai Capital Intensity yang menunjukkan nilai

signifikansi 0,316 yang lebih besar dari nilai Capital Intensity 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel Capital Intensity tidak berpengaruh terhadap

agresivitas pajak. Hal tersebut diperkuat dengan nilai thitung yang lebih kecil dari

nilai ttabel yaitu thitung -1,013< ttabel 2,012. Dengan demikian Hipotesis ketiga (H3)

yang menyatakan “Capital Intensity berpengaruh terhadap tarif pajak efektif”

Ditolak.

3.2.2.4 Pengaruh Leverage terhadap Agresivitas Pajak

Berikut ini adalah tabel yang berisi hasil pengujian hipotesis keempat:

Tabel 3.9
Hasil Uji Hipotesis Keempat
Variabel thitung ttabel Signifikasi Hasil
Leverage 2,562 2,012 0,014 Diterima
Sumber: Data hasil olahan SPSS 23

Berdasarkan Tabel 3.9 mengenai leverage yang menunjukkan nilai

signifikansi 0,014 yang lebih kecil dari nilai leverage 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal tersebut

diperkuat dengan nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu thitung 2,562 > ttabel

2,012 yang menunjukkan arah positif. Artinya semakin besar Leverage

perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat agresivitas perusahaan dan

sebaliknya. Dengan demikian Hipotesis keempat (H4) yang menyatakan “leverage

berpengaruh terhadap agresivitas pajak” Diterima.


14

3.2.2.5 Pengaruh Profitabilitas terhadap Agresivitas Pajak

Berikut ini adalah tabel yang berisi hasil pengujian hipotesis kelima:

Tabel 3.10
Hasil Uji Hipotesis Kelima
Variabel thitung ttabel Signifikasi Hasil
Profitabilitas 2,755 2,012 0,008 Diterima
Sumber: Data hasil olahan SPSS 23

Berdasarkan Tabel 3.10 mengenai Profitabilitas yang menunjukkan nilai

signifikan 0,008 yang lebih kecil dari nilai Profitabilitas 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap

agresivitas pajak. Hal tersebut diperkuat dengan nilai thitung yang lebih besar

dari nilai ttabel yaitu thitung 2,755 > ttabel 2,012 yang menunjukkan arah positif.

Artinya semakin besar profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat

agresivitas perusahaan dan sebaliknya. Dengan demikian Hipotesis kelima (H 5)

yang menyatakan “ Profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak”

Diterima.

3.2.2.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak

Berikut ini adalah tabel yang berisi hasil pengujian hipotesis kelima:

Tabel 3.11
Hasil Uji Hipotesis Kelima
Variabel thitung ttabel Signifikasi Hasil
Profitabilitas 3,081 2,012 0,003 Diterima
Sumber: Data hasil olahan SPSS 23

Berdasarkan Tabel 3.11 mengenai ukuran perusahaan yang menunjukkan

nilai signifikan 0,003 yang lebih kecil dari nilai ukuran perusahaan 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap

agresivitas pajak. Hal tersebut diperkuat dengan nilai thitung yang lebih besar

dari nilai ttabel yaitu thitung 3,081 > ttabel 2,012 yang menunjukkan arah positif.
15

Artinya semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat

agresivitas perusahaan dan sebaliknya. Dengan demikian Hipotesis keenam (H 6)

yang menyatakan “ ukuran perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak”

Diterima.

3.2.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R 2)


Tabel 3.12
Hasil Koefisien Determinasi (Uji R 2)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .565a .320 .233 .0385771
a. Predictors: (Constant), Size, INDEF, LEV, Profitabilitas, CSR,
CIR
b. Dependen Variable: Agresivitas Pajak
Sumber : Data hasil olahan SPSS 23
Dari tabel 3.12 menunjukkan bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,233

artinya bahwa sumbangan pengaruh variabel independen (corporate social

responsibility, proporsi komisaris independen, capital intensity, leverage,

profitabilitas, dan ukuran perusahaan) terhadap variabel dependen (agresivitas

pajak) adalah 23,3 % sedangkan sisanya 76,7 % dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Corporate social responsibility (CSR) berpengaruh terhadap Agresivitas pajak

pada perusahaan manufaktur sub sektor industry barang konsumsi yang


16

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Hasil penelitian ini

menerima hipotesis pertama. Yang disebabkan karena dalam melaksanakan

tanggung jawab sosialnya perusahaan perlu memenuhi tiga aspek dalam CSR

yaitu meliputi, aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Jika perusahaan

menjalankan ketiga aspek CSR dengan baik, hal ini berarti perusahaan akan

menghindari perbuatan yang tidak pantas dan tidak layak untuk dilakukan.
2. Proporsi Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap Agresivitas pajak

pada perusahaan manufaktur sub sektor industry barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Hasil penelitian ini

menolak hipotesis kedua. Proporsi yang lebih banyak dalam komisaris

independen tidak dapat memberikan jaminan bahwa perusahaan akan berjalan

dengan efektif dan baik sesuai yang diinginkan manajemen perusahaan.


3. Capital Intensity (CIR) tidak berpengaruh terhadap Agresivitas pajak pada

perusahaan manufaktur sub sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Hasil penelitian ini menolak

hipotesis ketiga. dengan kata lain menunjukkan bahwa tinggi rendahnya

Capital intensity tidak akan mempengaruhi agresivitas pajak suatu perusahaan.


4. Leverage tidak berpengaruh terhadap Agresivitas pajak pada perusahaan

manufaktur sub sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Hasil penelitian ini menerima hipotesis

keempat. dan menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan utang dalam

membiayai kegiatan perusahaan maka perusahaan semakin agresif,

dikarenakan biaya bunga merupakan faktor pengurang dalam pajak.


5. Profitabilitas berpengaruh terhadap Agresivitas pajak pada perusahaan

manufaktur sub sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Hasil penelitian ini menerima hipotesis


17

kelima. dengan kata lain menunjukkan bahwa semakin besar keuntungan yang

diperoleh maka semakin besar pajak yang harus dibayarkan.


6. Ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap Agresivitas pajak pada

perusahaan manufaktur sub sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Hasil penelitian ini menerima

hipotesis keenam. Hal ini disebabkan karena perusahaan berskala besar

mempunyai lebih banyak sumber daya yang dapat digunakan untuk

perencanaan pajak. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan

oleh manajer untuk memaksimalkan kinerja manajer dengan cara menekan

beban pajak perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai