Anda di halaman 1dari 16

AUDIT MANAJEMEN

“AUDIT ATAS FUNGSI

PENGADAAN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

 LINDIA AYARIE DWINA WA C30118455


 HANDY UPPA C30118457

PROGRAM STUDI

AKUNTANSI FAKULTAS

EKONOMI UNIVERSITAS

TADULAKO 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Manajemen dengan materi
“Audit Atas Fungsi Pengadaan”. Dalam makalah ini mungkin terdapat kekurangan yang
tidak sengaja penulis melakukannya. Oleh karena itu penulis mohon maklum dan meminta
saran dan kritiknya untuk hasil yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Palu, 27 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tujuan dan Manfaat Audit.....................................................................................................................2
2.2 Ruang Lingkup Audit............................................................................................................................2
2.3 Langkah-Langkah Audit........................................................................................................................2
2.4 Proses Pengadaan Barang/Jasa..............................................................................................................3
2.5 Kecurangan Dalam Pengadaan..............................................................................................................4
2.6 Audit Atas Organisasi Pengadaan..........................................................................................................6
2.7 Audit Atas Proses Pengadaan................................................................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fungsi pengadaan merupakan fungsi yang paling depan dalam penentuan ekonomisasi
suatu organisasi. Ekonomisasi dalam perolehan input merupakan bagian dari strategi
keunggulan bersaing perusahaan. Kemampuan memperoleh input dengan pengorbanan
terkecil dari berbagai alternatif yang ada tanpa mengabaikan standar kualitas yang telah
ditetapkan, mencerminkan inovasi perusahaan dalam proses pengadaan. Tiga tahap
penting dala pengadaan adalah perencanaan pengadaan,pelaksanaan
pengadaan,penanganan atas barang/jasa yang diterima. Oleh karena itu, perlu
pengendalian pada fungsi ini.

Pengendalian terhadap perencanaan memastikan bahwa barang/jasa yang akan


diperoleh adalah barang yang benar-benar dibutuhkan. Pada proses pengadaan,
pengendalian berfingsi untuk memastikan bahwa proses pengadaan telah berjalan
transparan. Dan tahap penanganan barang/jasa memastikan bahwa barang sudah sesuai
pesanan,spesifikasi dan sebagainya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah tujuan dan manfaat audit pengadaan?
2. Seberapa jauh ruang lingkup audit pengadaan?
3. Bagaimana langkah-langkah audit pengadaan?
4. Bagaimana proses pengadaan barang/jasa ?
5. Kecurangan apa saja yang terjadi pada pengadaan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan dan Manfaat Audit

Tujuan pengadaan adalah untuk mendapatkan barang/jasa sesuai ketentuan dengan


pengorbanan yang minimal. Berikut adalah tujuan dan manfaat audit pengadaan:

1. Untuk mencapai tujuan, sesuai dengan visi dan misi organisasi.

2. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pengadaan, serta melindungi aset


(dana) perusahaan dari pemborosan, kesalahan pengelolaan, penyalahgunaan, dan
berbagai bentuk penyimpangan lainnya.

3. Mendorong pengembangan dan pemeliharaan meanajemen informasi pengadaan yang


dapat diandalkan serta pengungkapan informasi tersebut dalam laporan periode
termasuk pemenuhan kewajiban akuntabilitaas.

4. Memastikan bahwa aktivitas pengadaan telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku.

2.2 Ruang Lingkup Audit


Audit atas fungsi pengadaan melakukan penilain atas keseluruhan fungsi pengadaan,
baik organisasinya, pedoman / peraturan yang menjadi panduan pengadaan, perencanaan,
proses dan penyelesaian pengadaan (penerimaan barang dan jasa). Secara terperinci
ruang lingkup audit fungsi pengadaan meliputi :

a. Organisasi pengadaan.
b. Proses pengadaan yang terdiri atas :
• Perencanaan pengadaan.
• Pelaksanaan pengadaan
• Pembayaran dan pelaporan.
Ruang lingkup ini dapat bervariasi,tergantung dari strategi dak kompleksitas sistem
pengadaan di masing-masing organisasi.

2.3 Langkah-Langkah Audit

2
Secara umum proses audit pengadaan barang / jasa meliputi beberapa langkah yang
meliputi hal hal berikut.

1. Perencanaan audit, yaitu menyangkut :

a. Penilaian resiko dan penentuan ruang lingkup audit.


b. Penentuan jadwal audit.
c. Penentuan kebutuhan sumber daya dalam melaksanakan audit.
Dalam membuat rencana detail audit, ketua tim audit harus mempertimbangkan
beberapa hal termasuk :
a. Risiko, tingkat materialitas dan prioritas pada setiap aktivitas audit.
b. Area audit yang signifikan.

1. Pengumpulan dan evaluasi temuan audit


2. Pelaporan.
3. Tidak lanjut hasil audit.

2.4 Proses Pengadaan Barang/Jas


Proses pengadaan barang dan jasa harus mencerminkan keinginan organisasi untuk
mendapatkan barang / jasa untuk memenuhi kebutuhannya secara ekonomi, efisien, dan
efektif. Secara umum proses pengadaan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan, dan evaluasi atas aktivitas pengadaan.

2.4.1 Perencanaan Pengadaan

Perencanaan pengadaan mencakup penentuan kebutuhan atas barang/jasa dalam


operasional perusahaan, baik tingkat kualitas, kuantitas, dan penentuan waktu kapan
barang jasa tersebut harus tersedia. Rencana pengadaan yang baik harus mencerminkan
hubungan yang optimal antara keinginan untuk memenuhi kebutuhan dengan
ketersediaan sumber daya yang dimiliki berkaitan dengan pengadaan tersebut dan
penetapan praktik pengadaan terbaik dalam rencana tersebut untuk mendapatkan barang/
jasa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dengan pengorbanan yang paling
rendah.

2.4.2. Pelaksanaan Pengadaan

3
Tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana pengadaan. Aktivitas yang terlibat
dalam pelaksanaan pengadaan sesuai dengan tingkat kompleksitas proses
pengadaan, jenis barang atau jasa yang akan dibeli, dan besarnya anggaran yang
terlibat dalam pengadaan tersebut. Pengendalian yang ketat pada tahap ini
dilakukan untuk memastikan bahwa penitia pengadaan tidak salah dalam
menentukan pemasok terpilih dan harga atas barang/jasa yang dibutuhkan.
Pemilihan pemasok yang tepat yaitu penilaian atas kemampuan pemasok
memenuhi spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan tepat waktu dan suku
cadangnya secara berkelanjutan.

2.4.3. Pelaksanaan Kontrak Penyerahan Barang

Setelah proses pengadaan menghasilkan pemasok terpilih, panitia pengadaan


bertanggung jawab untuk memastikan bahwa barang/jasa yang diterima telah
sesuai dengan pesanan baik kuantitas yang diterima, tingkat kualitas, dan waktu
penyerahan. Pengendalian atas penerimaan barang/jasa seharusnya melibatkan unit
pengguna dari barang/jasa tersebut untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian
barang/jasa yang diterima dengan pesanannya

2.4.4. Pembayaran dan Pelaporan

Pembayaran adalah bagian terakhir dari proses pengadaan. Pembayaran baru


bisa dilakukan jika serah terima atas barang/jasa tersebut telah dinyatakan tidak
mengandung masalah dan telah disahkan oleh pihak pihak berwenang. Setiap
pembayaran harus didukung bukti tagihan dan dokumen pendukung yang lengkap
dan tagihan telah jatuh tempo. juru bayar harus memiliki bukti dan dokumen
pendukung yang lengkap sebagai bahan pertanggung jawaban atas pembayaran
yang dilakukan.
Pelaporan atas pengadaan barang/jasa harus segera dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang tertuang dalam pedoman pengadaan. Dalam laporan tersebut,
panitia pengadaan harus menyajikan tentang kemampuan panitia mendapatkan
barang/jasa sesuai dengan spesifikasinya.

2.5 Kecurangan dalam Pengadaan


Pengadaan melibatkan pembeli dan penjual, di mana masing-masing pihak memiliki
berbagai cara untuk melakukan korupsi pada setiap tahapan proses pengadaan. Pihak

4
pemasok berkepentingan dengan penjualan produknya dan mengharapkan keuntungan
dari penjualan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai perilaku menyimpang
berikut ini mungkin dilakukan :

1. Berkolusi dengan pihak dalam menentukan harga penawaran.

2. Secara diskriminatif meningkatkan standar teknis, sehingga pemasok lain sulit untuk
memenuhinya.

3. Mencampuri secara tidak beretika pekerjaan evaluator baik dalam proses tender
maupun dalam serah terima barang/jasa.

4. Memberikan sogokan.

Berbagai godaan, baik yang timbul dari perilaku buruknya maupun yang datang dari
pemasok, mendorong pihak pembeli terjebak pada perilaku menyimpang seperti :

▪ Menentukan spesifikasi yang menguntungkan pemasok tertentu

▪ Membatasi penyebaran informasi berkaitan dengan kesempatan melakukan tender

▪ Berdalih pada kepentingan yang mendesak untuk melakukan penunjukan terhadap


pemasok tertentu tanpa melalui tender untuk pengadaan yang seharusnya melalui
tender

▪ Melanggar kerahasiaan penawaran pemasok

▪ Mendiskualifikasi pemasok potensial melalui prakualifikasi yang tidak benar

▪ Menerima sogokan

▪ Gagal dalam memenuhi standar kualitas, kuantitas, dan kinerja pengadaan lainnya

▪ Memgalihkan pengiriman barang untuk dijual kembali atau digunakan secara pribadi

▪ Meminta keuntungan pribadi dari pemasok

▪ Memalsukan kualitas atau standar sertifikasi

▪ Meningkatkan atau menurunkan nilai faktur

Berbagai penyimpangan lain yang mungkin terjadi dalam pengadaan dapat berupa :

5
1. Pengadaan barang fiktif

2. Harga pengadaan barang di-mark-up

3. Pajak/PNPB sehubungan dengan pengadaan barang tidak dipungut dan/atau tidak


disetorkan

4. Kuantitas/volume hasil pengadaan barang dikurangi

5. Kualitas hasil penyelesaian pekerjaan pengadaan barang

6. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan pengadaan barang

7. Hasil pengadaan barang tidak bermanfaat/tidak dimanfaatkan

8. Pelanggaran ketentuan/peraturan pengadaan barang yang berindikasi praktik KKN.

Sistem pengadaan yang dibuat perusahaan harus transparan dan efisien berdasarkan
prinsip-prinsip pengadaan berikut :

a. Nilai uang : Pengadaan harus mendapatkan barang/jasa sesuai spesifikasi dengan


harga rendah (memaksimalkan nilai uang).

b. Kejujuran dan keadilan : Panitia pengadaan harus berlaku jujur dan adil kepada
seluruh pemasok yang memenuhi syarat untuk mengikuti kompetisi dalam pengadaan
tersebut.

c. Akuntanel dan transparan : Seluruh proses dalam tahapan-tahapan pengadaan harus


dilengkapi dengan catatan-catatan dan dokumentasi yang memadai sebagai bahan
petanggungjawaban.

d. Efisiensi : Proses pengadaan harus berjalan secara efisien (optimalisasi penggunaan


sumber daya dalam pengadaan.

e. Kompetensi dan integritas : Petugas pengadaan harus memiliki kompetensi yang


memadai dan berintegritas tinggi dalam menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya.

2.6 Audit atas Organisasi Pengadaan


6
Organisasi pengadaan menyangkut penempatan fungsi pengadaan yang strategis pada
struktur organisasi perusahaan. Setiap perusahaan memiliki pertimbangan tersendiri
menempatkan suatu fungsi dalam struktu organisasinya, tergantung pada kompleksitas
operasional dan peran penting fungsi tersebut dalam keunggulan bersaing organisasi.
Untuk pengadaan barang/jasa pemerintahan, Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
menetapkan beberapa tingkat jabatan yang harus bertanggung jawab dalam pengelolaan
dan pengendalian pengadaan barang/jasa pemerintah. Tingkat jabatan tersebut antara lain
:

1. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemegang


kewenangan penggunaan anggaran kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat
daerah atau pejabat yang disamakan pada institusi pengguna APBN/APBD.
2. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh kepala daerah
untuk menggunakan APBD.
3. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
4. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi
kementerian/lembaga/pemerintah daerah/institusi yang berfungsi melaksanakan
pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri, atau melekat
pada unit yang sudah ada.
5. Pejabat Pengadaan adalah personel yang ditunjuk untuk melaksanakan pengadaan
langsung.
6. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan/
7. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit,
review evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
8. Dalam menjalankan aktivitasnya, fungsi pengadaan harus dilengkapi dengan
panduan/pedoman pengadaan (procurement manual) yang merupakan seperangkat
peraturan, kebijakan, kewenangan tugas dan tanggung jawab yang menjadi pedoman
dalam semua aktivitas pengadaan.

7
9. Prinsip-prinsip pemisahan tugas harus tertuang jelas dalam peraturan tersebut, di
mana fungsi-fungsi pencatatan, penyimpangan, operasional harus terpisah satu sama
lain. Hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan terjadinya pengecekan silang secara
internal (internal cross check) antar fungsi sebagai bentuk pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan.

Audit atas organisasi pengadaan melakukan penilaian atas efektivitas organisasi


pengadaan dalam melakukan pengadaan barang/jasa secara efisien. Pada audit ini aduitor
menilai ketepatan :

1. Penempatan organisasi pengadaan dalam struktur organisasi perusahaan.


2. Luas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki fungsi pengadaan dalam
memenuhi kebutuhan barang/jasa secara efektif dan efisien.
3. Kompetensi personalia yang menangani dan bertanggung jawab terhadap pengadaan
barang/jasa.
4. Kecukupan prosedur pengadaan dalam memandu proses pengadaan dalam kerangka
tata kelola pengadaan barang/jasa yang baik.

2.7 Audit atas Proses Pengadaan


Proses pengadaan dimulai dari perencanaan pengadaan, survei harga dan pemasok,
pemilihan pemaso/pelaksanaan tender, penandatanganan kontrak dengan pemasok
(pemenang tender) dan penanganan atas serah terima barang/jasa sesuai dengan kontrak
pengadaan. Tidak semua pengadaan dilakukan melalui tender terbuka. Pengadaan juga
bisa dilakukan melalui penunjukkan langsung dan tender terbatas.

Perencanaan pengadaan dimulai dari identifikasi kebutuhan setiap unit pengguna


atas barang/jasa. Perusahaan harus memiliki daftar kebutuhan barang/jasa yang memuat
tentang spesifikasi, kuantitas kebutuhan, standar kualitas, dan waktu penggunaannya.
Pada perusahaan perdagangan, daftar ini dilengkapi dengan batas stok maksimum dan
minimum, barang yang dipungut PPN atau tidak. Dengan daftar ni, perusahaan dapat
terhindar dari beberapa kondisi seperti: (1) pembelian yang berlebihan, (2)
kelebihan/kekurangan stok, (3) dana terikat pada barang/jasa yang belum digantikan,
serta (4) pembelian barang/jasa yang tidak sesuai dengan standar kualitas.

8
Selain daftar kebutuhan barang/jasa, perusahaan juga harus memiliki daftar pemasok
terpilihh yang mampu memenuhi kebutuhan barang jasanya dengan cara paling
ekonomis. Sebelum dimasukan dalam daftar pemasok terpilih, perusahaan harus
melakukan verifikasi terlebih dahulu atas keberadaan pemasok tersebut. Hal ini dapat
menghindari perusahaan melakukan transaksi dengan pemasok yang salah atau memiliki
catatan kinerja yang tidak baik. Pemasok-pemasok ini ermuat dalam daftar pemasok
terpilih yang telah memeahami dengan baik spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan
perusahaan, frekuensi kebutuhan, dan waktu pengirimannya. Pemasok ini telah memiliki
komitmen untuk menyediakan barang/jasa kebutuhan perusahaan secara tepat kualitas,
tepat kuantitas, tepat waktu, dan harga yang bersaing, yang biasanya tertuang dalam
kontrak jangka panjang. Baik daftar kebutuhan barang/jasa maupun daftar pemasok
terpilih sangat membantu dalam hal organisasi melakukan pembelian kembali.

Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam pemilihan pemasok,


berkaitan dengan intergritas pelayanan dan kemampuannya untuk menyediakan serta
mengirimkan barang/jasa ya ng dibutuhkan dengan tepat waaktu, tepat kuantitas, tepat
kualitas, dan dengan harga yang paling murah relatif dari pemasok lain. Auditor harus
menilai dengan cermat perencanaan pengadaan barang/jasa perusahaan agar kebutuhan
barang/jasa dapat terpenuhi secara tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan dengan
harga yang paling murah tanoa melanggar prinsip-prinsip tata kelola pengadaan
barang/jasa yang baik. Penelusuran terhadap pedoman, rencana (anggaran, spesifikasi
barang, dab waktu penggunaan) serta risalah rapat perencanaan pengadaan
memungkinkan auditor dapat mendeteksi kecurangan/penyimpangan yaang mungkin
terjadi pada perencanaan pengadaan.

Audit atas perencanaan pengadaan melakukan penilaian terhadap ketepatan rencana


pengadaan dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa unit-unit pengguna di dalam
perusahaan. Pada audit ini, auditor menekankan penilaianny terhadap ketepatan
hubungan antara rencana pembelian (spesifikasi, kuantitas, waktu)dengan rencana
penggunaan barang/jasa pada masing-masing unit pengguna. Untuk perusahaan
perdagangan, di samping penilaian terhadap ketepatan hubungan antara rencana
pembelian dengan rencana penjualan, juga dilakukan penilaian terhadap ketepatan
jumlah persediaan dalam menjaga stabilitas bisnis.

9
Perencanaan pengadaan dimulai dari identifikasi kebutuhan setiap unit pengguna
atas barang/jasa. Perusahaan harus memiliki daftar kebutuhan barang/jasa yang memuat
tentang spesifikasi, kuantitas kebutuhan, standar kualitas, dan waktu penggunaannya.
Pada perusahaan perdagangan, daftar ini dilengkapi dengan batas stok maksimum dan
minimum, barang yang dipungut PPN atau tidak. Dengan daftar ni, perusahaan dapat
terhindar dari beberapa kondisi seperti: (1) pembelian yang berlebihan, (2)
kelebihan/kekurangan stok, (3) dana terikat pada barang/jasa yang belum digantikan,
serta (4) pembelian barang/jasa yang tidak sesuai dengan standar kualitas.

Selain daftar kebutuhan barang/jasa, perusahaan juga harus memiliki daftar pemasok
terpilihh yang mampu memenuhi kebutuhan barang jasanya dengan cara paling
ekonomis. Sebelum dimasukan dalam daftar pemasok terpilih, perusahaan harus
melakukan verifikasi terlebih dahulu atas keberadaan pemasok tersebut. Hal ini dapat
menghindari perusahaan melakukan transaksi dengan pemasok yang salah atau memiliki
catatan kinerja yang tidak baik. Pemasok-pemasok ini ermuat dalam daftar pemasok
terpilih yang telah memeahami dengan baik spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan
perusahaan, frekuensi kebutuhan, dan waktu pengirimannya. Pemasok ini telah memiliki
komitmen untuk menyediakan barang/jasa kebutuhan perusahaan secara tepat kualitas,
tepat kuantitas, tepat waktu, dan harga yang bersaing, yang biasanya tertuang dalam
kontrak jangka panjang. Baik daftar kebutuhan barang/jasa maupun daftar pemasok
terpilih sangat membantu dalam hal organisasi melakukan pembelian kembali.

Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam pemilihan pemasok,


berkaitan dengan intergritas pelayanan dan kemampuannya untuk menyediakan serta
mengirimkan barang/jasa ya ng dibutuhkan dengan tepat waaktu, tepat kuantitas, tepat
kualitas, dan dengan harga yang paling murah relatif dari pemasok lain. Auditor harus
menilai dengan cermat perencanaan pengadaan barang/jasa perusahaan agar kebutuhan
barang/jasa dapat terpenuhi secara tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan dengan
harga yang paling murah tanoa melanggar prinsip-prinsip tata kelola pengadaan
barang/jasa yang baik. Penelusuran terhadap pedoman, rencana (anggaran, spesifikasi
barang, dab waktu penggunaan) serta risalah rapat perencanaan pengadaan
memungkinkan auditor dapat mendeteksi kecurangan/penyimpangan yaang mungkin
terjadi pada perencanaan pengadaan.

10
Audit atas perencanaan pengadaan melakukan penilaian terhadap ketepatan rencana
pengadaan dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa unit-unit pengguna di dalam
perusahaan. Pada audit ini, auditor menekankan penilaianny terhadap ketepatan
hubungan antara rencana pembelian (spesifikasi, kuantitas, waktu)dengan rencana
penggunaan barang/jasa pada masing-masing unit pengguna. Untuk perusahaan
perdagangan, di samping penilaian terhadap ketepatan hubungan antara rencana
pembelian dengan rencana penjualan, juga dilakukan penilaian terhadap ketepatan
jumlah persediaan dalam menjaga stabilitas bisnis.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, kami dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu :


Tujuan dan manfaat audit salah satunya adalah untuk mencapai tujuan, sesuai dengan visi
dan misi organisasi. Hasildari fungsi ini, perusahaan mendapatkan laporanyang
menyajikan penilaian atas organisasi. Selain itu, ruang lingkup audit pengadaan adalah
organisasi pengadaan dan proses pengadaan. Selanjutnya langkah-langkah audit ada 4
yaitu; perencanaan audit,pengumpulan dan evaluasi temuan audit,pelaporan,tindak lanjut
hasil audit. Sedangkan secara garis besar proses pengadaan barang/jasa adalah meliputi
beberapa tahapan antara lain; perencanaan pengadaan,pelaksanaan pengadaan,
pelaksanaan kontrak penyerahan barang dan pembayaran dan pelaporan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Bab_3_Audit_atas_Fungsi_Pengadaan.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai