Anda di halaman 1dari 17

PROSES ALOKASI

Proses Alokasi : proses yg terjadi karena adanya interaksi pada


sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi Permintaan dipengaruhi
oleh perkembangan pendapatan masyarakat yang merubah pola
konsumsi, sisi penawaran diakibatkan oleh perubahan proporsi
penggunaan sumber daya dan perubahan teknologi dalam
memprodksi barang dan jasa.
Akibatnya proses peningkatan Y/kapita dlm kurun waktu yg
cukup lama biasanya akan disertai dgn berubahnya struktur
produksi dan struktur barang dan jasa yg diperdagangkan
melalui batas nasional.
Secara sistematis proses ini akan mengakibatkan perubahan di
dlm :
1. Struktur permintaan DN;
2. Struktur produksi DN, dan
3. Pola perdagangan LN
Perubahan ini merupakan hsl akhir dari interaksi antara permintaan dan
penawaran.
Permintaan lbh dipengaruhi oleh perkembangan pendapatan
masyarakat (yaitu perubahan dlm pola konsumsi); dan
Penawaran dipengaruhi oleh perubahan proporsi penggunaan
sumberdaya dan perubahan teknologi (yaitu bertambahnya
keuntungan komparatif yg timbul sbg akibat dari proses
akumulasi).
Secara skematis ketiga perubahan tsb dpt digbrkan sbb :

  Perubahan dlm struktur permintaan domestik

PDB/kapita Struktur Produksi (NTBagr/PDB) sdgkan (NTBnon agr/PDB)

 Perubahan dlm struktur perdagangan luar negeri


1. Pola perubahan dlm struktur permintaan domestik
Dari segi permintaan, sama halnya dgn proses akumulasi.
Latar belakang teoritis dari perubahan pola permintaan dpt diterangkan melalui
mekanisme hukum Engel yg menyatakan bhw income elasticity of demand dari
makanan adalah lebih kecil dari satu (inelastis).
Dari segi penawaran, latar belakang teoritis dari perubahan penawaran sbg akibat
adanya perubahan proporsi penggunaan sumberdaya dan teknologi melalui
mekanisme yg dikemukakan oleh Heckser-Ohlin.
Keduanya mengemukakan, terjadinya perbedaan proporsi sumberdaya yg dimiliki
oleh suatu negara akan mempengaruhi hrg relatif dari sumberdaya tsb. Dampaknya,
di masing-masing negara akan terjadi comparative advantage pada produk spesifik.
Terjadinya perbedaan dlm keuntungan komparatif ini akan mendorong spesialisasi
produksi dan gilirannya akan mempengaruhi struktur dari produk-produk yg
diperdagangkan ke LN.
Hal lain yg dpt menjelaskan ttg perubahan struktur permintaan domestik :
Pertama, terdapat kecenderungan menurunnya pengeluaran konsumsi swasta per-
PDB, hal ini sbg konsekuensi dari proses akumulasi.
Kedua, pengeluaran konsumsi pemeritah per-PDB cenderung meningkat sampai
pada batas-batas tertentu.
2. Pola perubahan struktur produksi
pola perubahan ini dpt dilihat dari adanya kecenderungan penurunan pangsa
sektor pertanian thd PDB dan sebaliknya pangsa sektor di luar pertanian
mengalami kenaikan.
Bila NTBagr/PDB cenderung menurun, maka berarti bhw laju pertumbuhan NTB
sektor pertanian < laju pertumbuhan PDB.
Hal ini dpt dijelaskan sbb :
Dari sisi permintaan :
Sektor pertanian menghasilkan bahan makanan berhadapan dgn income
elasticity of demand thd makanan yg lbh kecil dari satu (inelastis), shgg
peningkatan pendapatan secara relatif menurunkan permintaan thd makanan
(yg turun adalah MPC untuk makanan, bukan permintaan absolutnya).
Makin banyak komponen dari makanan yg jatuh ke sektor di luar pertanian,
misalnya ke sektor jasa dan sektor industri.
Untuk sektor pertanian yg menghasilkan bukan bahan makanan, sbg akibat dari
perubahan teknologi: (a). penggunaan bahan baku cenderung semakin efisien,
dan (b). cenderung menghasilkan barang subsitusi (karet alam karet sintetis;
arang sterika listrik; kuda mobil). Dampaknya adalah permintaan hsl
sektor pertanian bukan bahan makanan relatif semakin kecil. Berbeda dgn
permintaan thd hsl pertanian, permintaan thd hsl industri manufaktur secara
keseluruhan elastis.
Dari sisi penawaran :
Dilihat dari segi keuntungan komparatif, maka ada pergeseran
dari sektor pertanian ke sektor industri pengolahan karena
keuntungan komparatif sektor pertanian lbh rendah daripada
sektor industri pengolahan.
Ada tiga faktor penyebabnya:
(a). Income elasticity of demand thd hsl industri pengolahan
adalah lbh bsr dari satu;
(b). Berubahnya keuntungan komparatif dlm memproduksi
barang dan jasa yg pada umumnya lbh menguntungkan
memproduksi hsl industri pengolahan;
(c). Bergesernya kegiatan yg tadinya masuk sbg kegiatan sektor
pertanian dan rumahtangga menjadi sektor industri
pengolahan.
Sehubungan dgn meningkatnya pangsa industri pengolahan dlm PDB, oleh
UNIDO dkenal empat tahapan industrilaisasi suatu negara :
a. Non Industrial
Bagi negara yg NTB sektor industri pengolahannya dlm PDB < 10 %
b. Industrilizing
Bagi negara yg NTB sektor industri pengolahannya dlm PDB sebesar 10 –
20 %
c. Semi Industrilized
Bagi negara yg NTB sektor industri pengolahannya dlm PDB sebesar 20 -
30 %
d. Industrilized
Bagi negara yg NTB sektor industri pengolahannya dlm PDB > 30 %
Oleh karena disebagian negara pangsa sektor jasa membesar, maka saat
ini sulit menggunakan kriteria di atas, sebab ada negara yg pada mulanya
sudah masuk kategori industrilized, turun menjadi semi industrilized.
Olehnya penting memperhatikan struktur NTB sektor industri
berdasarkan klasifikasi ISIC.
Berdasarkan klasifikasi ini, UNIDO membagi sektor industri
pengolahan ke dlm dua kelompok, seperti berikut :
Industri Ringan Industri Berat
Industri yg produksinya untuk kebutuhan Industri yg memproduksi bahan baku, barang
pokok dan barang yg tdk tahan lama konsumsi tahan lama dan peralatan bagi
profesional
ISIC Industri ISIC Industri
31 Makanan, minuman dan tembakau 341 Kertas dan barang dari kertas
32 Tekstil, pakaian, kulit dan barang 351 Kimia dan kimia dasar
dari kulit dan
33 Kayu, brg dari kayu, perabot RT 352
dari kayu, rotan dan bambu 353 Pengilangan migas, pengolahan
342 Percetakan dan penerbitan dan lebih lanjut dari migas dan
355 Barang dari karet 354 batubara
356 Barang dari palstik 36 Keramik, kaca dan brg dari mineral
39 Menghasilkan barang yg tidak bukan logam dan bukan migas
dikelompokkan dimana-mana 37 Logam dasar besi dan baja serta
logam dasar bukan besi
38 Barang dari logam, mesin alat
pengangkutan, peralatan untuk
tenaga profesional dan ilmu
pengetahuan, alat fotografi, brg
Perbedaan keduanya dpt diuraikan dari sifatnya sbb :
Tinjauan dari sisi Industri ringan Industri berat
Pola konsumsi Permintaan meningkat Permintaan meningkat
pada saat pendapatan pada saat pendapatan
masih rendah tinggi

Intensitas penggunaan Pada umumnya padat TK. Padat modal, banyak


faktor produksi kurang penggunaan energi penggunaan energi dan
menghasilkan bahan baku

Pengaruh economic of scale Tidak terlalu sensitif Sangat sensitif


terhadap biaya produksi
Penggunaan hsl produk Konsumen akhir Konsumen untuk industri
hilir
Tingkat teknologi Rendah dan tidak cepat Tinggi dan cepat berubah
berubah

Berdasarkan sifat-sifat di atas, dpt diduga kontribusi industri ringan dlm industri
manufaktur menurun dgn makin tingginya tkt pendapatan, demikian pula sebaliknya.
Struktur di negara berkembang umumnya didominasi oleh ISIC 31 dan 32, sdgkan di
negara maju ISIC 38.
3. Perubahan struktur perdagangan LN

Perdagangan LN dpt dilihat dari sisi ekspor maupun impor


 Dari sisi ekspor biasanya dibedakan atas :
a. ekspor primary product (ekspor bahan mentah);
b. ekspor manufacturing product (ekspor hasil industri pengolahan);
c. ekspor services (ekspor jasa-jasa).
 Dari sisi impor dibedakan atas :
- Impor barang :
a. impor cosumption goods (impor barang konsumsi);
b. impor capital goods (impor barang modal)
c. impor raw material goods (impor bahan baku/mentah)
d. impor auxiliary goods (impor bahan penolong)
Impor Jasa-jasa
Ditinjau dari sisi ekspor.
Oleh karena adanya keterbatasan persediaan barang-barang modal dan
produksi barang modal di DN (pada negara sedang berkembang), maka
dari sisi penawaran ekspor bahan mentah lebih besar bahkan
menghampiri keseluruhan dari total ekspor.
Dgn meningkatnya PDB per kapita yg mengakibatkan investasi yg
meluas, maka persediaan barang-barang modal di dalam negeri
bertambah pesat dan hal ini meningkatkan kemampuan DN untuk
mengolah lebih banyak bahan-bahan mentah menjadi barang setengah
jadi, dimana pada batas tertentu dimaksudkan untuk di ekspor.
Dari sinilah dimulai peningkatan ekspor industri pengolahan.
Peningkatan lebih lanjut investasi akan lebih memperluas dan
memperkokoh sektor industri pengolahan di DN sehingga dgn
keuntungan komparatif yg dimilikinya sebagian dari hasil industri
pengolahan baiak dl bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi di
ekspor ke LN.
 Dalam keadaan normal, mula-mula pangsa ekspor thd PDB menaik,
kemudian landai dan ada kecenderungan turun. Pangsa ekspor bahan
mentah thd PDB cenderung turun, sebaliknya pangsa ekspor barang hasil
manufaktur dan jasa-jasa thd PDB cenderung meningkat.
 Perubahan struktur ekspor dan impor sering dikaitkan dgn perubahan
struktur ekspor dan impor barang dalam perdagangan LN menurut SITC.
Berdasarkan SITC satu digit barang ekspor dan impor dikelompokkan sbb :
SITC 0 : Bahan makanan dan binatang hidup
SITC 1 : Minuman dan tembakau
SITC 2 : Bahan mentah
SITC 3 : Bahan bakar dan minyak pelumas
SITC 4 : Minyak/lemak nabati dan hewani
SITC 5 : Bahan kimia
SITC 6 : Hasil industri menurut bahan
SITC 7 : Mesin dan alat pengangkut
SITC 8 : Hasil industri lain
SITC 9 : Barang dan transaksi khusus lainnya.
Berdasarkan intensitas penggunaan faktor produksi,
ekspor barang hasil industri manufaktur menurut
tahapan pembangunan diperbedakan menjadi lima
kelompok :
1. Resources intensive ( industri manufaktur yang padat
kekayaan alam)
2. Labor intensive ( industri manufaktur yg padat karya)
3. Differentiated goods (industri manufaktur yang
membutuhkan tingkat keterampilan tinggi)
4. Scale intensive ( industri manufaktur yg minimum skala
ekonominya relatif besar dan padat modal)
5. Science based (industri manufaktur yang padat Iptek)
Ditinjau dari sisi impor :
Impor barang konsumsi
Dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat berpendapatan tinggi
(terutama bila kenaikan pendapatan golongan ini > kenaikan pendapatan
golongan rendah).
Barang-barang konsumsi ini (khususnya yg bukan barang konsumsi
tahan lama) memiliki ciri-ciri :
 Kurang peka thd skala produksi (perbedaan biaya produksi per unit
antara skala bersar dan kecil tidak terlalau besar)
 Tingkat teknologinya tidak terlalu tinggi dan perkembangannya tidak
terlalu cepat;
 Permintaan impor barang konsumsi adalah konsumen akhir, sehingga
multiplier effect-nya tidak besar.
Dgn ciri-ciri tsb, dalam proses subsitusi impor yg mula-mula
dikembangkan adalah impor subsituasi untuk barang konsumsi yg sering
disebut Subsitusi impor tahap pertama.
 Impor barang modal
Dari segi permintaan
Dipengaruhi oleh investasi.
Dari proses akumulasi telah diketahui bahwa kenaikan
investasi lebih tinggi daripada kenaikan PDB, sehingga
kenaikan impor barang modal lebih tinggi dari PDB.
Dari sisi penawaran,
Dapat dilihat dari DN dan LN. Impor bahan modal
memiliki ciri-ciri : umumnya padat modal, skala
produksinya relatif besar, tkt teknologinya relatif tinggi
perubahan teknologinya cepat dan konsumennya hampir
semua kegiatan ekonomi (artinya, kemunginan untuk di
produksi DN jauh lebih sulit)
Impor bahan baku dan bahan penolong
Dari segi permintaan : erat kaitannya dgn peran NTB industri
pengolahan dlm PDB. Karena laju pertumbuhan NTB industri
pengolahan lbh tinggi dari laju pertumbuhan PDB, maka impor
bahan baku dan bahan penolong memiliki laju pertumbuhan yg lbh
tinggi daripada laju pertumbuhan PDB.
Dari segi penawaran : dapat pula dilihat dari DN dan LN. Impor
bahan baku dan bahan penolong memiliki ciri-ciri : skala
produksinya besar dan sgt peka (biaya per satuannya relatif mahal
pada saat skala prduksi kecil ), padat modal, teknologi tinggi dan
konsumen akhirnya adalah industri hilir.
Industri seperti ini dikembangkan setelah PDB relatif besar.
Suatu negara yg melakukan subsitusi impor bahan baku dan
penolong disebut sbg subsitusi impor tahap kedua.
 Secara keseluruhan telah diketahui bahwa laju pertumbuhan impor
lebih cepat dari laju pertumbuhan PDB.
STRUKTUR EKONOMI PADA BERBAGAI TKT PEMBANGUNAN
PROSES : ALOKASI
Nilai tiap faktor pd berbagai tkt pembangunan
$ 100 $ 200 $ 300 $ 400 $ 500 $ 800 $ 1.000
1. Struktur Permintaan
Domestik
a. Konsumsi RT 0.720 0.686 0.667 0.654 0.645 0.625 0.617
b. Konsumsi Pemerintah 0.137 0.134 0.135 0.136 0.138 0.144 0.148
2. Struktur produksi
a. Sektor primer 0.452 0.327 0.266 0.228 0.202 0.156 0.138
b. Sektor industri 0.149 0.215 0.251 0.276 0.294 0.331 0.247
c. Sektor Utilitis 0.061 0.072 0.079 0.085 0.089 0.098 0.102
d. Sektor jasa-jasa 0.338 0.385 0.403 0.411 0.415 0.416 0.413
3. Struktur perdagangan
a. Ekspor 0.195 0.218 0.230 0.238 0.244 0.255 0.260
b. Ekspor bahan mentah 0.137 0.136 0.131 0.125 0.120 0.105 0.096
c. Ekspor barang industri 0.019 0.034 0.046 0.056 0.065 0.086 0.097
d. Ekspor jasa-jasa 0.031 0.042 0.048 0.051 0.053 0.056 0.057
e. Impor 0.218 0.234 0.243 0.249 0.254 0.263 0.267

Anda mungkin juga menyukai