Anda di halaman 1dari 17

MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA

SEKTOR PERTANIAN
Pengertian Pertanian Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan
manusia yang termasuk didalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga
kehutanan.
Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi Sumbangan atau jasa sektor
pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal.
a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian meningkat.
b. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong
keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier.
c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barangbarang modal bagi
pembangunan melalui eksport hasil pertanian terusmenerus.
d. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah.
e. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
Nilai Tukar Petani NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani. NTP
merupakan perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg
dibayar petani (Ib).
Arti Angka NTP: 5
• NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan
harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.
• NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama
dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama
dengan pengeluarannya.
• NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil
dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun,
lebih kecil dari pengeluarannya. Kegunaan dan Manfaat
• Dari Indeks Harga Yang Diterima Petani (It), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang
yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam
penghitungan pendapatan sektor pertanian.
• Dari Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang
yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di
pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil
pertanian. Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di
pedesaan.
• NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani
dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga.
• Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan
produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk
pertanian dapat dilakukan.
Pengaruh positif sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja terjadi di kedua
kategori wilayah. Semakin besar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian
membuktikan tenaga kerja mulai produktif dalam meningkatkan ouptut pertanian. Demikian
pula ketika PDRB sektor pertanian tersebut turun menyebabkan produktivitas di sektor
pertanian turun. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa masalah yang terjadi yaitu gagal
panen, harga komoditi pertanian yang jatuh di pasaran, dan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang rendah.
Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam
pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan devisa
negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan
kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi
pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya
kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa
kirisis ekonomi yang dialami Indonesia.
Dampak-dampak positif lainnya dengan menggunakan pertanian sebagai faktor
penunjang pertumbuhan ekonomi : a. Dapat menyerap banyak tenaga kerja. b. Memenuhi
ketahanan pangan. c. Merupakan kebutuhan pokok manusia. d. Di dukung oleh alam di
Indonesia.

INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI


A. Pengertian Industrialisasi
Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), industrialisasi adalah usaha
menggalakkan industri dalam suatu negara.
Tujuan industrialisasi ialah meningkatkan nilai tambah seluruh sektor ekonomi dengan
sektor industri pengolahan sebagai sektor utama. Industrialisasi mencakup transformasi
cepat dalam bidang manufaktur. Proses ini signifikan kaitannya dengan segala bentuk
produksi lainnya dan pekerjaan yang dilakukan dalam skala ekonomi nasional maupun
regional. Dengan kata lain, perkembangan industri dapat memacu atau mendorong
pembangunan sektor-sektor lainnya.
Industrialisasi merupakan transformasi suatu negara atau wilayah dari ekonomi
berbasis sumber daya alam menuju ekonomi berbasis manufaktur massal. Dalam praktiknya,
industrialisasi melibatkan kemajuan teknologi, perusahaan, individu, bahkan negara atau
otoritas berkuasa.

B. Klasifikasi Industri
1. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada
apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku
yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
 Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari
alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri
hasil kehutanan.
 Industri non ekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil
industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri peminyakan, dan industri kain.
 Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah
dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan,
perdagangan,angkutan, dan pariwisata.
2. Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan
menjadi:
 Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari
empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja
berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya
kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri
anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu,dan industri makanan ringan
 Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19
orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga
kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.
Misalnya: industri genteng, industri batu bata, dan industri pengolahan rotan.
 Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai
99 orang
3. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
 Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang
setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk
kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium,
industri peminyakan, dan industri baja.
 Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang
jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh
konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri
otomotif, dan industri meubel.
4. Klasifikasi Industri berdasarkan cara pengorganisasian
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya.
Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
 Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi
sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga,
produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala
lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
 Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif besar,
teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga
kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relatif lebih luas (berskala regional).
Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.
 Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi
canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan
terampil.
5. Klasifikasi Industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Ada juga pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkanoleh Departemen Perindustrian
dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut: Industri
Kimia Dasar (IKD) merupakan industri yang memerlukan modal yang besar, keahlian
yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju.
Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
 Industri kimia organik, industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
 Industri kimia anorganik, industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
 Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida

C. Konsep dan Tujuan Industri


Sejarah ekonomi dunia menunjukan bahwa industrialisasi merupakan suatu proses
interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, produksi, dan perdagangan
antar negara, yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat
mendorong perubahan struktur ekonomi dibanyak negara, dari yang tadinya berbasis
pertanian menjadi berbasis industri.

D. Dampak Revolusi Industri di Indonesia


Revolusi industri di Indonesia ini terjadi atas peran Hindia Belanda dan Inggris dimana
saat itu menjajah Tanah Air. Berikut ini beberapa dampak revolusi industri di Indonesia
dalam aspek sosial ekonomi.
1. Mulai banyak modal alias investor asing yang masuk ke Indonesia sehingga pabrik-
pabrik industri mulai berdiri di tanah air. Tampilan masyarakat Indonesia terus
bertambah terutama pada pengolahan mesin-mesin industri.
2. Bangunnya jalur darat di berbagai macam pelosok Indonesia, sebab proses di
distribusikan agar bisa berjalan lancar hingga ke tangan konsumen.
3. Adanya penggolongan guru berdasarkan kemampuan dan keterampilan, sehingga upah
mereka berbeda-beda.
4. Seluruh sumber daya alam Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi.
Begitupun dengan kemampuan masyarakat Indonesia terhadap pengolahan dan
pengelolaan sumber daya alam semakin meningkat.
5. Ketidakpuasan di kalangan buruh atas beban pekerjaan yang telah diberikan atasan.
Saat ini revolusi industri 4.0 Indonesia hadir sebagai solusi atas proses produksi yang
lebih efektif dan efisien. Apalagi saat ini revolusi industri sudah mengintegrasikan internet
dengan teknologi mesin-mesin otomatis. Pada proses penerapan industri 4.0 sudah tidak
menggunakan tenaga manusia lagi sebab semuanya digunakan oleh mesin secara otomatis
dan terhubung dengan internet. Dampak revolusi tersebut tentu bisa berimplikasi secara
positif asalkan memanfaatkan dengan baik dan perekonomian juga semakin meningkat.

E. Permasalahan Dalam Sektor Industri


Kelemahan-kelemahan structural di antaranya:
1. Basis ekspor dan pasarnya yang sempit.
a. Empat produk, yakni kayu lapis, pakaian jadi, tekstil dan alas kaki memiliki pangsa
50% dari nilai total manufaktur.
b. Pasar tekstil dan pakaian jadi sangat terbatas.
c. Tiga Negara (US, Jepang dan Singapura), menyerap 50% dari total ekspor
manufaktur Indonesia, sementara US menyerap hampir setengah total nilai ekspor
tekstil dan pakaian jadi.
d. Sepuluh produk menyumbang 80% seluruh hasil ekspor manufaktur.
e. Banyak produk manufaktur padat karya yang terpilih sebagai produk unggulan
Indonesia mengalami penurunan harga di pasar dunia akibat persaingan ketat.
f. Banyak produk manufaktur yang merupakan ekspor tradisional Indonesia
mengalami penurunan daya saing.
2. Ketergantungan impor yang sangat tinggi.
3. Tidak adanya industri berteknologi menengah.
4. Konsentrasi regional.
Kelemahan-kelemahan organisasi, di antaranya:
1. Industri skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped.
2. Konsentrasi pasar.
3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi.
4. Lemahnya Sumber Daya Manusia.

F. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Sektor Industri


1. Strategi Subtitusi Impor
Pertimbangan yang umum digunakan dalam memilih strategi ini adalah :
a. SDA dan faktor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia.
b. Potensi permintaan dalam negeri memadai.
c. Pendorong perkembangan sektor industri manufaktur dalam negeri.
d. Dengan perkembangan industri dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas.
e. Dapat mengurangi ketergantungan impor.
2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia
Industri manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru.
Ekspor manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik. Kebijakan proteksi
yang berlebihan selama orde baru menimbulkan high cost economy Teknologi yang
digunakan oleh industri dalam negeri, sangat diproteksi.
3. Strategi Promosi Ekspor
Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usaha dalam
negeri.
4. Kebijakan industrialisasi
Rombaknya sistem devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dan
sederhana. Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan
negara dan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta
bersama-sama dengan BUMN.
G. Industri Manufaktur Untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Industri manufaktur berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia
sebesar 7,07% di kuartal kedua 2021, dengan pertumbuhan 6,91% meski ada tekanan dari
pandemi COVID-19. Sedangkan di kuartal ketiga 2021, industri manufaktur tumbuh 3,68%
dan menyumbang 0,75% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketangguhan ini membuktikan bahwa arah pertumbuhan sektor industri masih sesuai
rencana, dan diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi nasional dengan target
kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari 20% pada 2024.

H. Upaya Pemerintah Perkokoh Sektor Industri


“Dalam program pendalaman struktur industri, Pemerintah tengah memfokuskan
hilirisasi pada tiga kelompok industri pengolahan, yaitu sektor industri besi baja, petrokimia,
dan kimia dasar. Ketiga industri tersebut dinilai sebagai driving sector bagi manufaktur
lainnya,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustria, Haris Munandar,
Strategi Kemenperin. “Manfaat program ini bagi pelaku IKM adalah dapat
memperluas akses pasar, mendapatkan promosi online, mengurangi biaya promosi dan
pemasaran, serta berkesempatan mendapatkan pembinaan dari pemerintah

USAHA MIKRO KECIL MENENGAH


2.1.Pengertian Usaha Mikro dan Kecil Menegah (UMKM)
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, Pasal 1 menyebutkan
pengertian UMKM sebagai berikut:
1. Usaha Mikro
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan ataubadan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

2.2. Karakteristik Usaha Mikro dan Kecil Menegah (UMKM)


Usaha Mikro dan Kecil Menegah (UMKM) memiliki karakteristik yang cukup berbeda
dengan usaha besar lain, yakni sebagai berikut:
1. Sebagian besar UMKM dimiliki oleh perseorangan.
2. Modal relatif kecil.
3. Keuangan perusahaan menjadi satu dengan keuangan pemilik (prinsip akuntansi
belum dianut)
4. Sering terjadi transaksi dengan pemilik.

2.3.Perbedaan Usaha Kelas Menengah (UKM) dan Usaha Mikro dan Kecil Menengah
(UMKM)
Berdasarkan perbedaannya, UKM atau Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri. Usaha tersebut dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Sedangkan UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah istilah umum
dalam dunia ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki
perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-
undang No. 20 tahun 2008. UMKM dapat berarti bisnis yang dijalankan individu, rumah
tangga, atau badan usaha ukuran kecil. Penggolongan UMKM didasarkan batasan omzet
pendapatan per tahun, jumlah kekayaan aset, serta jumlah pegawai.

2.4. Prinsip Pemberdayaan UMKM


Menurut Bab II Pasal 4 UU No.20/2008 tentang UMKM, Prinsip Pemberdayaan
UMKM adalah sebagai berikut:
1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM untuk
berkarya dengan prakarsa sendiri.
2. Mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan.
3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan
kompetensi UMKM.
4. Peningkatan daya saing UMKM.
5. Penyelenggaraan perencanaan,pelaksanaan,dan pengendalian secara terpadu.

2.5. Tujuan Pemberdayaan UMKM


Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pada Bab II, Pasal 5, tujuan
pemberdayaan UMKM adalah:
1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang
tangguh dan mandiri.
3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah,penciptaan lapangan
kerja,pemerataan pendapatan,pertumbuhan ekonomi,dan pengentasan
kemisikinan.

2.6.Kriteria UMKM
Berdasarkan Pasal 6 beserta penjelasannya UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM
kriteria UMKM adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha Mikro
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000.- (lima puluh juta rupiah)
diluar tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp300.000.000.-(tiga ratus juta rupiah)
2. Kriteria Usaha Kecil
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000.-(lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000.-(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha;atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000.-(tiga ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp2.500.000.000.-(dua
milyar lima ratus juta rupiah)
3. Kriteria Usaha Menengah
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000.-(lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000.-(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau  Memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp2.500.000.000.-(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak
Rp50.000.000.000.-(lima puluh milyar rupiah) Yang dimaksud dengan kekayaan
bersih adalah hasil pengurangan total nilai kekayaan usaha (asset) dengan total nilai
kewajiban,tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.Yang dimaksud
dengan hasil penjualan tahunan adalah hasil penjualan bersih (netto) yang berasal
dari penjualan barang dan jasa dalam satu tahun buku.

OTONOMI DAERAH
Otonomi atau Autonomy berasal dari Bahasa Yunani yaitu” Autos” yang berarti
sendiri, dan “Namos” yang berarti Hukumatau Aturan. Dengan demikian Otonomi dapat
diartikan sebagai “kewenangan untuk mengatur dan rumah tangga sendiri”
Otonomi daerah adalah hak dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (Ps. 1 ayat 5 dan 6 UU no.32 tahun 2004).
Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyakarat dalam
system Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengapa ada otonomi daerah? Sebagai wujud adanya perubahan peradigma dalam
pelaksanaan pemerintahan di Indonesia yang selama ini (sebelum era reformasi) bersifat
sentralistik telah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.

Landasan Hukum otonomi daerah


1. Pasal 18 ayat 2 UUD 1945, berbunyi”PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, DAERAH
KABUPATEN, DAN KOTA MENGATUR DAN MENGURUS SENDIRI URUSAN PEMERINTAHAN
MENURUT ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN.
2. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang PEMERINTAHAN DAERAH
3. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT
DAN PEMERINTAH DAERAH.

Asas-Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Dari Pemerintah Pusat)


1. Asas Desentralisasi. Yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat
kepada daerah otonom untuk mengurus dan mengatur urusan pemerintahan dalam
system negara kesatuan Republik Indonesia, sehingga pada akhirnya menjadi urusan
pemerintah daerah.
2. Asas Dekonsentrasi. Yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintahan pusat
kepada Gubernur sebagai wakil pemerintahan dan kepada instansi vertical wilayah
tertentu. Dan pada hakekatnya hal itu tetap menjadi urusan pemerintah pusat.
3. Asas Tugas Pembantuan. Yaitu penugasan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dan pemerintah desa. Atau dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota/desa,
atau dari pemerintah kebupaten/kota kepada pemerintah desa.
Asas-Asas Pelaksanaan otonomi Daerah (Pemerintah Daerah)
1. Otonomi Luas Yaitu kekuasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang
mencakup kewenangan semua bidang, kecuali kewenangan yang oleh Undang-Undang
ditetapkan tidak menjadi wewenang pemerintah daerah.
2. Otonomi Nyata. Yaitu keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan
dibidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan untuk tumbuh dan berkembang
di daerah.
3. Otonomi Yang Bertanggung Jawab. Yaitu perwujudan pertanggungjawaban sebagai
kosekkuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah sebagai wujud tugas dan
kewajiban daerah dalam mencapai tujuan otonomi.

Tujuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah


a. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik
b. Pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan
c. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dengan daerah dan antar daerah
dalam rangka menjaga keutuhan NKRI
d. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat
e. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat, dan
mengembangkan peran dan fungsi DPRD

Sasaran yang akan dicapai melalui kebijakan otonomi daerah


a. Peningkatan pelayanan public, pengembangan kreatifitas masyarakat dan aparatur
pemerintah daerah.
b. Kesetaraan hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam
kewenangan dan keuangan.
c. Pemberian jaminan untuk meningkatkan rasa kebangsaan, demokrasi dan
kesejahteraan masyarakat di daerah.
d. Penciptaan ruang yang lebih luas bagi kemandirian daerah
Prinsip-prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah
a. Memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, potensi dan keberagaman
daerah.
b. Didasarkan atas otonomi luas, otonomi nyata dan bertanggung jawab.
c. Pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga tetap terjalin
hubungan pusat, daerah dan antar daerah.
d. Harus meningkatkan kemandirian kemandirian daerah otonom serta didalam
kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administrative.
e. Harus meningkatkan peranan dan fungsi legislative daerah dan fungsi anggaran dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.

PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH


Pembangunan Ekonomi Daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah
dan masyarakatnya mengelola simber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sector swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan
ekonomi) dalam wilayah tersebut.
Tujuan utama dari setiap pembangunan ekonomi daerah adalah untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus Bersama-sama mengambil
inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah dengan partisipasi
masyarakatnya, dengan dukungan sumber daya yang ada harus mampu menghitung potensi
sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun ekonomi daerahnya.

Permasalahan Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah


a. Ketimpangan Pembangunan Sektor Industri. Kurang berkembangnya sector industry
diluar jawa merupakan salah satu penyebab terjadinya kesenjangan ekonomi antara
jawa dan di wilayah luar jawa. Pada daerah di luar Jawa , seperti Sumatera, Kalimantan,
Papua, bisa menjadi wilayah-wilayah yang potensial untuk pengembangan sektor
industry manufaktur.
b. Kurang Merata nya investasi. Harrod Domar adalah korelasi positif antara tingkat
investasi dengan laju pertumbuhan ekonomi, sehingga dengan kurangnya investasi
dengan laju pertumbuhan ekonomi, sehingga dengan kurangnya investasi di di suatu
daerah membuat pertumbuhan dan tingkat pendapatan perkapita masyarakat didaerah
tersebut rendah.
c. Tingkat Mobilitas Faktor Produksi Yang Rendah. Kurang mobilitas factor produksi
seperti tenaga kerja dan kapital antar daerah juga merupakan penyebab teradinya
ketimpangan ekonomi regional. Hal ini karena perbadaan laju pertumbuhan ekonomi
antar daerah membuat terjadinya perbedaan tingkat pendapatan perkapita antar
daerah dengan asumsi bahwa mekanisme pasar output dan input bebas direkayasa,
misalnya kebijakan pemerintah memengaruhi mobilitas f.produksi antar daerah.
d. Perbedaan Sumber Daya Alam (SDA). Pemikiran klasik yang mengatakan bahwa
pembangunan ekonomi daerah yang kaya SDA akan lebih maju dan masyarakatnya
lebih Makmur dibandingkan dengan daerah yang miskin SDA.
e. Perbedaan Demokrafis. Ketimpangan ekonomi regional di Indonesia juga disebabkan
oleh perbedaan kondisi geografis antar daerah, kondisi ini berpengaruh terhadap
jumlah dan pertumbuhan penduduk, tingkat kepadatan penduduk, Pendidikan,
Kesehatan, kedisiplinan, dan etos kerja. Faktor2 ini mempengaruhi tingkat
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan dan penawaran.
f. Kurang lancarnya Perdagangan antar Daerah. Kurang lancarnya perdagangan antar
daerah juga merupakan factor yang turut menciptakan ketimpangan ekonomi regional
Indonesia. Tidak lancarnya intra Trade disebabkan oleh keterbatasan trasnportasi dan
komunikasi. Jadi, tidak lancarnya arus barang dan jasa antar daerah mempengaruhi
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah dari sisi permintaan dan
penawaran.

Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah


Entrepreneur, Koordinator, Fasilitator, Stimulator.

Paradigma Baru Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah


a. Selain paradigma baru, paradigma pembangunan berkelanjutan juga dapat digunakan
sebagai paradigma pembangunan ekonomi daerah.
b. Pembangunan berkelanjutan sebagai paradigma pembangunan merupakan kenyataan
bahwa teori-teori ekonomi yang diajarkan selama ini telah banyak membantu dalam
usaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
c. Ilmu ekonomi dengan rangkaian teori-teori didalamnya dipercaya dapat mengarahkan
roda pembangunan secara umum, baik jangka pendek maupun jangka Panjang.
Sehingga dalam pelaksanaannya dimensi ekonomi selalu ditempatkan sebagai acuan
pertimbangan yang dominan.
d. Pengertian pembangunan yang bercirikan pada tingginya angka pertumbuhan ekonomi
sangat berkaitan dengan masalah alokasi sumber daya yang dimiliki. Sumber daya yang
diperlukan sebagai factor produksi utama, yaitu sumber daya alam, tenaga kerja dan
modal.
e. Paradigma yang terdapat pada teori-teori ekonomi tersebut ampuh dalam
mendongkrak angka pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, seiring dengan
kemajuan teknologi, saat ini banyak orang mulai tidak puas dengan pembangunan yang
diterapkan selama ini (konvensional) dan mempertanyakan keberhasilan pembangunan
itu sendiri.
f. Teori pembangunan yang ada sekarang ini sudah tidak mampu menjelaskan kegiatan
pembangunan ekonomi daerah secara tuntas dan komprehensif. Oleh karena itu perlu
dirumuskan suatu pendekatan alternatif untuk kepentingan pembangunan ekonomi
daerah.

Strategi Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah


1. Strategi pengembangan fisik. Pengendalian perencanaan dan pembangunan, dengan
tujuan untuk memperbaiki iklim investasi di daerah dan memperbaiki citra pemerintah
daerah. Penataan kota, dengan tujuan untuk memperbaiki sarana jalan, penataan
pusat-pusat pertokoan dan penataan standar fisik suatu bangunan. Penyediaan
infrastruktur seperti: sarana air bersih, listrik, taman, sarana parkir, tempat olahraga
dsb.
2. Strategi Pengembangan Dunia Usaha (Bussines Development Strategy). Penciptaan
iklim usaha yang baik bagi dunia usaha, melalui pengaturan dan kebijakan yang
memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan pada saat yang sama mencegah
penurunan kualitas lingkungan. Pembuatan informasi terpadu yang dapat memudahkan
masyarakat dan dunia usaha untuk berhubugan dengan apparat pemerintah daerah
yang berkaitan dengan perijinan dan informasi rencana pembangunan ekonomi daerah.
Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usahakecil, karena usaha kecil perannya
sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai sumber dorongan
memajukan kewirausahaan.
3. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penciptaan iklim yang mendukung bagi
perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan dan keterampilan daerah. Pelatihan dan
system customized training, yaitu system pelatihan yang dirancang secara khusus untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan sipemberi kerja. Pengembangan Lembaga pelatihan
bagi para penyandang cacat.
4. Strategi Pengembangan Masyarakat (Community Based Development Strategy).
Strategi pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
memperdayakan suatu kelompok masyarakat tertentu pada suatu daerah. Kegiatan-
kegiatan ini berkembang baik di Indonesia belakangan ini, karena ternyata kebijakan
umum ekonomi tidak mampu memberikan manfaat bagi kelompok tertentu. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk menciptakan manfaat social, seperti misalnya dengan
menciptakan proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk
memperoleh keuntungan dari usaha nya.

PERDAGANGAN LUAR NEGERI


Perdagangan Luar Negeri biasa disebut juga dengan perdagangan internasional
adalah kegiatan tukar-menukar barang dan jasa yang terjadi antara satu negara dengan
negara lainnya. Tentu saja tujuan utama dari perdagangan internasional ini adalah untuk
memperoleh keuntungan bagi kedua negara atau lebih yang terlibat

Berdasarkan Bentuknya terbagi menjadi 3, yaitu:


1. Perdagangan Bilateral, bentuk Kerjasama antara dua negara;
2. Perdagangan Regional. Merupakan perdagangan yang melibatkan negara-negara di satu
wilayah misalnya ASEAN.
3. Perdagangan Multilateral, merupakan perdagangan yang melibatkan negara-negara
tanpa batasan wilayah.

Tujuan Perdagangan Luar Negeri


Perdagangan Internasional merupakan kegiatan jual beli barang/jasa antara satu
negara dengan negara lainnya. Dalam perdagangan internasional, setiap negara yang terlibat
mengharapkan keuntungan. Tujuan dilakukannya perdagangan internasional adalah untuk
memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut.

Hambatan Perdagangan Internasional


Salah satu hambatan perdagangan internasional adalah adanya kebijakan suatu
negara yang membatasi masuknya beberapa produk luar negeri. Pada umumnya, peraturan
tersebut diterapkan untuk meningkatkan pendapatan pengusaha dalam negeri.
Dampak Perdagangan Internasional
Dampak positif dari perdagangan internasional adalah dapat menjadi sumber
devisa negara. Devisa adalah sumber valuta asing sebagai alat pembayaran dari
perdagangan internasional antar negara. Hal ini dapat terjadi karena meningkatnya
pertumbuhan ekonomi, sehingga devisa negara menjadi bertambah.

Dampak Positif Perdagangan Internasional


Pertama, dampak positif dari perdagangan internasional adalah mendorong
percepatan pertumbuhan perekonomian disuatu negara. Dengan adanya perdagangan
internasional, permintaan dan penawaran ekspor produk untuk negara lain akan semakin
meningkat, ini akan meningkatkan perekonomian negara juga.

Dampak Negatif Perdagangan Internasional


Salah satu dampak negative dari perdagangan internasonal dapat menyebabkan
ketergantungan dengan negara lain. Jika produk atau jasa yang dibutuhkan tidak mampu
diproduksi di dalam negeri karena kurangnya teknologi atau modal atau bahan baku,
ketergantungan dengan negara produsen akan semakin tinggi.

Faktor Pendorong Perdagangan Internasional


a. Perbedaan Sumber Daya Alam
b. Selera
c. Penghematan Biaya Produksi (Efisiensi)
d. Perbedaan Teknologi
e. Keinginan membuka Kerjasama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain

Faktor Penghambat Perdagangan Internasional


a. Perbedaan mata uang antar negara
b. Keamanan suatu negara
c. Sumber daya alam yang berbeda
d. Menurunnya tingkat kesejahteraan suatu negara
e. Proses pembayaran yang relatif sulit
Kebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan perdagangan internasional adalah segala Tindakan negara atau
pemerintah baik langsung atau tidak langsung untuk memengaruhi struktur, arah, komposisi
serta bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan. Berikut ini adalah
beberapa kebijakan perdagangan internasional:
1. Penetapan Tarif. Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang yang melintasi daerah.
Sementara itu, barang yang masuk ke wilayah negara akan di kenakan bayar
masuk.dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang yang berasal dari luar
negeri, memiliki tujuan untuk memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh
pendapatan negara.
2. Kuota impor. Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang –barang
yang masuk dari luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor biasa
akan terjadi: jumlah barang di pasar turun,harga barang naik,produksi dalam negeri
meningkat,dan impor barang turun.
3. Larangan ekspor impor. Kebijakan ini bertujuan untuk melarang masuknya produk
aslinya ke dalam pasar domestik. Hal tersebut dilakukan karena alasan politik dan
ekonomi.untuk alasan ekonomi larangan impor bertujuan untuk melindungi dan
meningkatkan produk dalam negeri
4. Subsidi adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan untuk membantu
mengurangi Sebagian biaya produksi per unit barang dalam negeri.
5. Premi adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan untuk memberikan
tambahan dana pada produsen dalam negeri yang berhasil mencapai target produksi
tertentu yang telah di tetapkan.
6. Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga, yaitu
produsen menjual barang diluar negeri dengan harga yang lebih murah dari dalam
negeri atau bahkan dibawah biaya produksi.

Anda mungkin juga menyukai