SEKTOR PERTANIAN
Pengertian Pertanian Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan
manusia yang termasuk didalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga
kehutanan.
Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi Sumbangan atau jasa sektor
pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal.
a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian meningkat.
b. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong
keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier.
c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barangbarang modal bagi
pembangunan melalui eksport hasil pertanian terusmenerus.
d. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah.
e. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
Nilai Tukar Petani NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani. NTP
merupakan perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg
dibayar petani (Ib).
Arti Angka NTP: 5
• NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan
harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.
• NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama
dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama
dengan pengeluarannya.
• NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil
dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun,
lebih kecil dari pengeluarannya. Kegunaan dan Manfaat
• Dari Indeks Harga Yang Diterima Petani (It), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang
yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam
penghitungan pendapatan sektor pertanian.
• Dari Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang
yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di
pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil
pertanian. Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di
pedesaan.
• NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani
dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga.
• Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan
produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk
pertanian dapat dilakukan.
Pengaruh positif sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja terjadi di kedua
kategori wilayah. Semakin besar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian
membuktikan tenaga kerja mulai produktif dalam meningkatkan ouptut pertanian. Demikian
pula ketika PDRB sektor pertanian tersebut turun menyebabkan produktivitas di sektor
pertanian turun. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa masalah yang terjadi yaitu gagal
panen, harga komoditi pertanian yang jatuh di pasaran, dan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang rendah.
Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam
pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan devisa
negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan
kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi
pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya
kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa
kirisis ekonomi yang dialami Indonesia.
Dampak-dampak positif lainnya dengan menggunakan pertanian sebagai faktor
penunjang pertumbuhan ekonomi : a. Dapat menyerap banyak tenaga kerja. b. Memenuhi
ketahanan pangan. c. Merupakan kebutuhan pokok manusia. d. Di dukung oleh alam di
Indonesia.
B. Klasifikasi Industri
1. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada
apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku
yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari
alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri
hasil kehutanan.
Industri non ekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil
industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri peminyakan, dan industri kain.
Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah
dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan,
perdagangan,angkutan, dan pariwisata.
2. Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan
menjadi:
Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari
empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja
berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya
kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri
anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu,dan industri makanan ringan
Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19
orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga
kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.
Misalnya: industri genteng, industri batu bata, dan industri pengolahan rotan.
Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai
99 orang
3. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang
setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk
kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium,
industri peminyakan, dan industri baja.
Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang
jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh
konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri
otomotif, dan industri meubel.
4. Klasifikasi Industri berdasarkan cara pengorganisasian
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya.
Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi
sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga,
produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala
lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif besar,
teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga
kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relatif lebih luas (berskala regional).
Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.
Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi
canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan
terampil.
5. Klasifikasi Industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Ada juga pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkanoleh Departemen Perindustrian
dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut: Industri
Kimia Dasar (IKD) merupakan industri yang memerlukan modal yang besar, keahlian
yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju.
Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
Industri kimia organik, industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
Industri kimia anorganik, industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida
2.3.Perbedaan Usaha Kelas Menengah (UKM) dan Usaha Mikro dan Kecil Menengah
(UMKM)
Berdasarkan perbedaannya, UKM atau Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri. Usaha tersebut dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Sedangkan UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah istilah umum
dalam dunia ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki
perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-
undang No. 20 tahun 2008. UMKM dapat berarti bisnis yang dijalankan individu, rumah
tangga, atau badan usaha ukuran kecil. Penggolongan UMKM didasarkan batasan omzet
pendapatan per tahun, jumlah kekayaan aset, serta jumlah pegawai.
2.6.Kriteria UMKM
Berdasarkan Pasal 6 beserta penjelasannya UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM
kriteria UMKM adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha Mikro
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000.- (lima puluh juta rupiah)
diluar tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp300.000.000.-(tiga ratus juta rupiah)
2. Kriteria Usaha Kecil
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000.-(lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000.-(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha;atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000.-(tiga ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp2.500.000.000.-(dua
milyar lima ratus juta rupiah)
3. Kriteria Usaha Menengah
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000.-(lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000.-(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp2.500.000.000.-(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak
Rp50.000.000.000.-(lima puluh milyar rupiah) Yang dimaksud dengan kekayaan
bersih adalah hasil pengurangan total nilai kekayaan usaha (asset) dengan total nilai
kewajiban,tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.Yang dimaksud
dengan hasil penjualan tahunan adalah hasil penjualan bersih (netto) yang berasal
dari penjualan barang dan jasa dalam satu tahun buku.
OTONOMI DAERAH
Otonomi atau Autonomy berasal dari Bahasa Yunani yaitu” Autos” yang berarti
sendiri, dan “Namos” yang berarti Hukumatau Aturan. Dengan demikian Otonomi dapat
diartikan sebagai “kewenangan untuk mengatur dan rumah tangga sendiri”
Otonomi daerah adalah hak dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (Ps. 1 ayat 5 dan 6 UU no.32 tahun 2004).
Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyakarat dalam
system Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengapa ada otonomi daerah? Sebagai wujud adanya perubahan peradigma dalam
pelaksanaan pemerintahan di Indonesia yang selama ini (sebelum era reformasi) bersifat
sentralistik telah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.