RESUME
NIM : 3182131017
MEDAN
Globalisasi telah membawa perubahan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi
perekonomian, baik di tingkat nasional maupun internasional. Perkembangan globalisasi dan
liberalisasi ekonomi ini sudah mulai diorganisasikan secara formal dalam berbagai bentuk
perjanjian dagang dan industri, baik secara bilateral, multilateral, ataupun antarregional.
Indonesia bersama komunitas regional di Asia Tenggara atau Asia Pasifik serta komunitas
internasional lainnya, telah mengambil sikap terhadap kebijakan tersebut. Kebijakan yang
dirumuskan sebagian besar berisi strategi dalam mengembangkan industri dalam negeri
beserta antisipasi dampak yang mungkin terjadi. Dampak globalisasi yang paling dirasakan
adalah persaingan yang semakin ketat di berbagai kegiatan ekonomi, terutama di sektor
industri.
Indonesia dalam proporsi ekonominya dapat dikategorikan sebagai sebuah negara industri.
Pasalnya, sektor industri merupakan kontributor terbesar bagi perekonomian nasional dengan
sumbangannya mencapai lebih dari 20 persen. Menteri Perindustrian Pemerintah terus
berupaya meningkatkan daya saing industri nasional agar mampu kompetitif di tingkat
global. Untuk itu, berbagai kebijakan telah dikeluarkan guna memberikan kemudahan bagi
para investor berusaha di Indonesia.
Daya saing Indonesia membutuhkan fondasi yang kokoh pada sisi sumber daya manusia
(SDM). Langkah ini menjadi salah satu focus pemerintah, termasuk dalam upaya mendorong
pemerataan pembangunan dan ekonomi nasional. Peran perguruan tinggi sangat penting
untuk mendukung fondasi dalam penguatan daya saing Indonesia dengan memanfaatkan
teknologi yang mengalami perkembangan pesat.
Adapun berbagai permasalahan industri Indonesia seperti bahan baku industri masih impor,
masih kurangnya kebutuhan lahan industri, pembiayaan industri belum kompetitif, minimnya
penggunaan produk dalam negeri, dan banyaknya produk impor yang masuk ke pasar
domestik.
Industri ekstraktif
Industri ekstraktif merupakan industri yang bahan bakunya langsung mengambil dari alam.
Contohnya adalah perikanan, pertambangan, dll.
Industri non ekstraktif merupakan jenis industri yang kegiatannya tidak melibatkan
pengambilan langsung dari alam. Industri ini mengambil bahan baku yang sudah disediakan
industri lain. Contoh dari industri ini adalah industry kayu lapis, pemintalan kapas dan lain
sebagainya.
Industri fasilitatif merupakan industri yang menyediakan jasa untuk masyarakat. Contoh dari
industri ini adalah perdagangan antar negara, asuransi dan lain sebagainya.
Sektor industri merupakan bidang yang membutuhkan banyak tenaga kerja, karena
merupakan pengolahan. Hal ini membuat sektor industri membutuhkan banyak tenaga kerja.
Berdasarkan tanaga kerja, industri diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yakni:
Yang pertama adalah industri rumah tangga. Sektor industri rumah tangga ini merupakan
industri yang kecil skala atau jangkauannya. Ciri- ciri industi rumah tagga antara lain adalah:
Contoh industri rumah tangga ini diantaranya adalah industri tahu atau tempe, serta berbagai
makanan ringah yang berskala kecil.
Industri kecil
Industri kecil merupakan industri yang lebih besar daripada industri rumah tangga. Industri
ini mempunyai beberapa ciri antara lain sebagai berikut:
Tanaga kerja yang terlibat berasal dari lingkungan sekitar rumah atau masih ada
hubungan kerabat
Contoh- contoh dari industri kecil ini adalah industri pembuatan genteng, industri batu bata
maupun industri pengolahan rotan.
Industri sedang
Industri sedang adalah industri yang peranannya cukup besar bagi perekonomian suatu
wilayah atau daerah. Industri sedang ini mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:
Beberapa contoh industri ini antara lain industri konveksi, industri keramik, dan lain
sebagainya.
Industri besar
Industri besar adalah industri yang peranannya besar bagi perekonomian suatu wilayah atau
daerah. Industri sedang ini mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:
Pimpinan perusahaan adalah orang yang terampil dalam bidang manajerial tertentu
Beberapa contoh industri ini antara lain industri pembuatan mesin serta alat- alat berat.
3. Berdasarkan produk yang dihasilkan
Industri primer
Industri primer merupakan industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu
pengolahan yang lebih lanjut. Barang- barang yang dihasilkan oleh sektor industri primer ini
langsung dapat digunakan atau dinikmati secara langsung. Beberapa contoh dari industri ini
adalah industri anyaman, industri makanan dan minuman.
Industri sekunder
Industri sekunder merupakan industri yang menghasilkan barang atau benda yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dapat dinikmati atau digunakan. Contoh dari
industri ini adalah industri ban, industri pemintalan benang, industri baja maupun industri
tekstil.
Industri tersier
Industri tersier merupakan industri yang tidak menghasilkan barang atau benda yang dapat
dinikmati atau dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung. Namun industri ini
menghasilkan jasa layanan yang dapat membantu dan juga mempermudah kebutuhan
masyarakat.adapun contoh industri ini antara lain adalah industri angkutan, industri
perdagangan, industri perbankan serta industri pariwisata.
Industri merupakan proses pengolahan dari bahan mentah, bahan setengah jadi dan kemudian
manjadi barang jadi. Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, Industri diklasifikasikan
menjadi beberapa macam, yaitu:
Industri pertanian
Industri pertanian merupakan industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil
kegiatan pertanaian. Artinya industri pertanian adalah industri yang mengolah bahan bahan
hasil pertanian. Beberapa contoh dari industri ini antara lain industri minyak goreng, industri
gula, industri kopi, industri teh dan juga industri makanan atau minuman.
Industri pertambangan
Industri pertambangan merupakan industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari
barang- barang pertambangan. Dengan kata lain, industri pertambangan ini merupakan
industri yang mengolah bahan pertambangan menjadi barang- barang yang siap dikonsumsi.
Beberapa contoh industri pertambangan antara lain adalah industri semen, industri baja,
industri bahan bakar minyak, industri serat sintetis, dan lain sebagainya.
Industri jasa
Yang dimaksud dengan industri jasa adalah industri yang mengolah jasa layanan yang dapat
mempermudah dan juga meringankan beban masyarakat, namun juga bisa menghasilkan
keuntungan. Ada banyak sekali industri jasa yang ada di sekitar kita, antara lain industri
perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri seni dan hiburan, hingga
industri transportasi. Industri- industri ini sangat membantu manusia dalam berbagai bidang.
Manusia sangat terbantu dengan adanya industri jasa karena dapat memudahkan pekerjaan
manusia.
Industri yang berorientasi pada pasar atau yang disebut dengan market oriented industry,
merupakan industri yang didirikan mendekat pada daerah persebaran konsumen. Industri
yang seperti ini merupakan industri yang mendekat kepada konsumen. Beberapa contoh
industri ini adalah industri yang sering kita temukan di sekitar kita, seperti industri makanan
dan juga minuman.
Industri yang berorientasi pada tenaga kerja atau employee oriented industry ini merupakan
industri yang didirikan di sekitar atau mendekati pasar tenaga kerja. Industri seperti ini
didirikan terutama di tempat- tempat yang mempunyai banyak persebaran penduduk atau
banyak mempunyai angkatan kerja, khususnya penduduk yang mempunyai tingkat
pendidikan yang rendah. Contoh industri yang semacam ini anta lain adalah industri konveksi
yang banyak didirikan di desa- desa.
Selanjutnya adalah industri yang berorientasi pada bahan baku. Industri yang berorientasi
pada bahan baku ini merupakan industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku.
Contoh dari industri ini adalah industri konveksi yang letaknya berdekatan dengan industri
tekstil, industri pengalengan ikan yang yang berdekatan dengan dengan pelabuhan laut serta
industri gula yang berdekatan dengan lahan tebu.
Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain atau yang dikenal dengan
footloose industry
Industri yang tidak terikat dengan persyaratan lain ini adalah industri yang tidak terikat
dengan berbagai persyaratan yang telah disebutkan di atas. Industri yang seperti ini
merupakan industri yang fleksibel atau industri yang bisa didirikan dimana saja karena tidak
terikat dengan berbagai macam persyaratan. Industri ini bisa didirikan dimana saja karena
bahan baku, tanaga kerja dan juga pasarnya sangat luas dan dapat ditemukan dimana- mana.
Contoh dari industri ini adalah industri elektronik, industri tarsnportasi serta industri
otomotif.
Industri hulu
Yang dimaksud dengan industri hulu adalah industri yang hanya mengolah barang jadi
menjadi barang setengah jadi saja. Sehingga industri ini tidak menghasilkan barang yang
bisa langsung dikonsumsi. Beberapa contoh industri hulu ini antara lain adalah industri kayu
lapis, industri pemintalan, industri alumunium, dan juga industri baja.
Industri hilir
Yang dimaksud dengan industri hilir adalah industri yang mengolah barang setangah jadi
menjadi barang jadi. Barang jadi yang merupakan produk final yang dihasilkan oleh industri
ini bisa langsung diambil manfaatnya atau dikonsumsi secara langsung. Beberapa contoh
industri hilir ini antara lain industri konveksi, industri otomotif, serta industri mebel.
7. Berdasarkan barang yang dihasilkan
Industri berat
Industri berat merupakan jenis industri yang menghasilkan mesin- mesin maupun alat- alat
yang digunakan untuk produksi lainnya. Jadi, industri berat ini merupakan industri yang
barang yang dihasilkannya bisa digunakan sebagai faktor produksi. Beberapa industri yang
masuk dalam industri berat ini antara lain industri alat- alat berat, industri mesin serta industri
percetakan.
Industri ringan
Yang dinamakan industri ringan adalah industri yang menghasilkan barang- barang yang siap
dikonsumsi. Beberapa industri yang termasuk dalam industri ini antara lain adalah industri
makanan, industri minuman serta industri obat- obatan.
PMDN yakni industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah maupun
pengusahan nasional yang ada di dalam negeri. Beberapa industri yang mendapatkan
dukungan modal dari pemerintah ini antara lain industri kerajinan, industri pariwisata, serta
industri makanan dan juga minuman.
PMA yakni industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Industri yang
modalnya berasal dari penanaman modal asing ini biasanya mempunyai produk yang besar
atau bergerak dalam bidang yang dibutuhkan orang banyak. Beberapa industri yang semacam
ini antara lain industri komunikasi, industri perminyakan serta industri pertambangan.
Join venture ini merupakan industri yang asal modalnya dari hasil kerja sama antara PMDN
dan juga PMA. Jadi, industri join venture ini ada campur tangan pihak dalam negeri dan juga
pihak asing. Industri yang masuk dalam kategori join venture ini antara lain industri otomotif,
idustri transportasi dan juga industri kertas.
Karena dikelola oleh rakyat atau masyarakat, maka indutri ini merupakan milik rakyat
sendiri. Contoh industri rakyat antara lain adalah industri makanan ringan, makanan khas atau
barang- barang tradisional, maupun industri kerajinan.
Industri negara
Yang dimaksud dengan industri negara adalah industri yang dikelola dan merupakan industri
milik negara yang lebih kita kenal dengan istila Badan Usaha Miliki Negara (BUMN).
Industri milik negara ini biasanya memproduksi barang- barang yang dibutuhkan oleh banyak
masyarakat dan dalam jumlah yang besar. Beberapa contoh industri milik negara antara lain
industri kerta, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan dan
industri transportasi.
Industri kecil
Karyawan atau pekerja yang dipekerjaan tidak lebih dari 10 orang, dan kebanyakan
dari mereka berasal dari keluarga atau kerabat atau tetangga.
Contohnya adalah industri kerajinan (biasanya yang rumahnya dekat dengan lokasi wisata),
industri makanan ringan seperti kripik tempe, keripik daun bayam, dan lain sebagainya.
Industri menengah
Industri menengah merupakan industri yang memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
Memiliki lokasi pemasaran yang lebih luas atau sudah berskala regional
Contoh industri menengah yang ada di Indonesia, seperti industri bordir, industri sepatu,
industri mainan anak- anak, dan lain sebagainya.
Industri besar
Biasanya mempuroduksi produk- produk yang besar dan dibutuhkan oleh banyak
orang
Contoh industry besar yang ada di Indonesia adalah adalah Djarum (industri tembakau,
Freeport tambang dsb.
Menjawab : Farhan Tanjung, Winda Setiaman, Nurhidayati, Indri Oktavia, Veronica, Roy
Menanggapi : -
TUGAS RUTIN 2
1. Pengertian Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Contoh
hasil industri yang berbentuk jasa adalah pada asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi
(pengiriman barang), dan lain sebagainya. Memahami industri dapat dengan menelaah
pengertian industri menurut para ahli. Secara umum, industri dipahami sebagai suatu usaha
atau aktivitas pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang
memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Sebagai contoh : usaha perakitan
(assembling) dan juga reparasi adalah bagian dari industri.
Berikut ini uraian mengenai pengertian industri menurut para ahli dan lembaga :
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,barang
setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi lagi
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan
industri (Kartasapoetra, 2000)
Pengertian industri dibagi ke dalam lingkup makro dan mikro. Secara mikro,
pengertian industri sebagai kumpulan dari sejumlah perusahaan yang menghasilkan
barang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti
sangat erat. Dari segi pembentukan pendapatan yakni cenderung bersifat makro.
Industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Jadi batasan
industri yaiu secara mikro sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang
sedangkan secara makro dapat membentuk pendapatan (Hasibuan, 2000)
Dalam Undang-Undang Perindustrian Nomor 5 Tahun 1984, disebutkan bahwa
industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku,barang
setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri
Teori lokasi Weber ini menjelaskan bahwa kegiatan yang lebih banyak
menggunakan bahan baku cenderung untuk mencari lokasi dekat dengan lokasi bahan
baku, seperti pabrik alumunium lokasinya harus dekat lokasi tambang dan dekat
dengan sumber energi (listrik). Perluasan Teori Weber : Teori ini tujuannya untuk
menemukan atau menjelaskan lokasi optimal (lokasi terbaik secara ekonomis). Dan
kebanyakan ekonom sependapat bahwa lokasi optimal adalah memberikan
keuntungan maksimal, artinya keuntungan tertinggi yang diperoleh dengan cara
mengeluarkan biaya paling rendah. Dan kenyataannnya yang ada di lapangan sulit
ditemukan lokasi yang dapat mengakomodasikan keinginan untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal, karena lokasi industri dibagi ke dalam least cost location
dan maksimum revenue location.
Isi Pokok Teori Weber adalah memilih lokasi industri yang biayanya paling
minimal (prinsip least cost location) dan untuk mendapatkan enam pra – kondisi
tersebut perlu diasumsikan :
Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduk (berkaitan dengan
ketrampilan).
Sumber daya atau bahan mentah yang terdapat di tempat tertentu saja.
Upah Buruh yang telah baku, artinya sama dimanapun juga.
Biaya transportasi yang tergantung dari bobot bahan mentah yang diangkut dan
dipindahkan.
Terdapatnya kompetisi antara industri.
Manusia itu berpikir rasional.
Penanya : Indri, Tiaman, Paidol
Menjawab : Abdul, Rini, Hamzah
Menanggapi : Geby, Miranda, Masitoh, Abdul
TUGAS RUTIN 3
Berkembang atau tidaknya sebuah industri sangat di pengaruhi oleh dua faktor
ini adapun kedua faktor itu antara lain :
2. faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang mepengaruhi berkembang atau tidaknya suatu
industri yang berpengaruh dari luar industri itu sendiri . adapun faktor eksternal ini
sendiri adalah antara lain :
1. Iklim Investasi
Kawasan industri dalam perkembangannya sangat dipengaruhi oleh iklim
investasi, hal ini dapat dimaklumi bahwa suatu kawasan industri tidak akan dapat
beroperasi kalau tidak ada investor yang mau membangun pabrik di dalam kawasan
industri. Dengan demikian berkembangnya kawasan industri juga terkait dengan
minat para investor tertarik menanamkan modalnya di suatu daerah dimana kawasan
industri dibangun. Sedangkan minat investor untuk mau menanamkan modal di suatu
wilayah atau daerah tergantung dengan baik tidaknya iklim investasi di
daerah/wilayah tersebut. Iklim investasi di katakan baik atau kondusif apabila para
calon investor dapat merealisasikan investasinya di suatu daerah dapat berjalan
dengan lancar tanpa adanya hambatan-hambatan yang berarti yang meliputi kurun
waktu mulai dari proses perizinan sampai dengan operasional usahanya dan
kelangsungan hidup usahanya sehingga tujuan utama sejak awal melakukan investasi
untuk mencari keuntungan dapat tercapai.
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ada lima kendala
yang mengakibatkan iklim investasi di Indonesia belum kondusif.
- Pertama, soal proses perizinan, proses perizinan invetasi di Indonesia dinilai sangat lama
dan berbeli-belit. Langkah yang diusulkan BKPM mengatasi lamanya proses perizinan ini
adalah menghapus semua perizinan atau tetap memberlakukan izin tetapi ada pihak yang di
tunjuk menjadi penanggung jawab. Untuk perizinan di daerah, pemerintah pusat harus
menetapkan batas waktunya, jika tidak tepat waktu pemerintah pusat harus segera
mengambilnya.
- Hambatan kedua adalah tidak adanya rules of law. Penyelesaian tatanan hukum ini
sangatlah penting dalam menciptakan iklim investasi.
- Ketiga, masalah pemutusan hubungan kerja. Harus ada terobosan riil untuk implementasi
Undang-Undang N. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Bagi BPKM, kondisi-kondisi
ini mesti dilaksanakan. Dalam konteks ketenagakerjaan, jika tidak segera memberikan
terobosan riil berupa safeguard unuk memberikan rasa aman, investor dalam maupun luar
negeri bisa angkat kaki. Jangankan untuk menarik investor, investor lama pun bisa kabur.
- Keempat, masalah infrastruktur , infrastruktur di Indonesia sudah berada pada titik nadir
dan sangat sulit. Infrastruktur kita tidak terletak pada pasar, sehingga tidak terjadi distribusi
investasi yang sehat.
- Kelima adalah masalah insentif, undang-undang investasi tahun 1967 jelas sekali
ditunjukkan aturan insentifnya kepada daerah yang menggalakkan ekspor dan usaha strategis.
Namun, setelah tahun 1984, sebagian besar hasil bumi di Indonesia diproses di singapura
terlebih dahulu, sebelum didistribusikan ke semua Negara.
2. Dukungan Pemerintah
Secara teknis kawasan industri lebih terintegrasi dan tertata apabila
dibandingkan lokasi di luar kawasan industri . Hal ini tentunya lebih berpotensi untuk
menarik minat investor. Namun untuk mengajak investor masuk ke suatu kawasan
industri bukan sesuatu yang mudah. Faktor yang mempengaruhinya di antaranya
harga tanah di dalam kawasan industri umumnya lebih mahal dibanding diluar,
sehingga dapat mengakibatkan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, untuk mendorong
pengembangan kawasan industri Pemerintah harus memberikan dukungan. Dukungan
dari Pemerintah tersebut dapat berupa stimulan yang diberikan kepada
Pengembang/Pengusaha kawasan industri maupun kepada investor yang berlokasi di
dalam kawasan industri.
Stimulan itu dapat berupa insentif Pajak Bumi bangunan (PBB) atau
dukungan biaya pembangunan dan perawatan infrastruktur, serta kemudahan-
kemudahan dalam perizinan seperti pelayanan satu atap dan lain-lain yang
membedakan dengan melakukan investasi dengan membangun pabrik di luar kawasan
industri.
Pemerintah harus membantu dengan cara mengharuskan para pengusaha yang
telah memperoleh izin investasi untuk membangun pabriknya di dalam kawasan
industri. Apabila ini bisa dijalankan secara konsisten akan membawa keuntungan bagi
Pemerintah sendiri terutama dalam penataan rencana tata ruang yang serasi serta
mengamankan aspek-aspek pencemaran lingkungan seoptimal mungkin. Sedangkan
bagi pengelola kawasan industri hal ini juga sangat penting mengingat yang
bersangkutan terkait dengan prinsip-prinsip bisnis di dalam membangun kawasan
industrinya. Apabila pemerintah tidak membantu dengan cara membiarkan pabrik-
pabrik dibangun di areal luar kawasan industri, maka upaya-upaya pengelolaan
kawasan industri menjadi terganggu dan pada giliranya akan membuat kawasan
industri tidak berkembang sebagaimana yang diharapkan.
3. Ketersediaan Prasarana Umum
Pengeluaran Pemerintah dapat dibedakan menjadi pengeluaran rutin dan
pengeluaran investasi Pemerintah atau pembangunan. Pengeluaran rutin adalah
pengeluaran Pemerintah untuk membiayai administrasi pemerintah, pengurusan harta
benda negara seperti memperbaiki jalan lama, memelihara gedung pemerintah dan
sebagainya dan membiayai tersedianya fasilitas sosial untuk keperluan penduduk.
Sedangkan pengeluaran investasi adalah pengeluaran yang akan menambah modal
sosial masyarakat yaitu barang-barang modal yang akan digunakan oleh masyarakat
seperti jalan-jalan, pelabuhan dan jaringan jalan kereta api di dalam negara tersebut.
Kedua jenis pengeluaran Pemerintah ini sangat penting artinya dalam
menentukan lajunya pembangunan daerah karena pengeluaran tersebut besar
pengaruhnya terhadap kegiatan sektor lain dalam sesuatu daerah. Tetapi pengaruh
yang paling nyata dalam pembangunan daerah terutama berasal dari pengeluaran
pembangunan, karena pengeluaran pembangunan akan memperbesar jumlah
prasarana yang tersedia disuatu daerah dan sebagai akibatnya daerah tersebut akan
menjadi lebih menarik sebagai tempat untuk mengadakan penanaman modal
(investasi). Dengan adanya pengeluaran pemerintah disuatu daerah, prasarana umum
yang penting artinya bagi industri seperti penyediaan tenaga air dan listrik, jaringan
telekomunikasi, jaringan pengangkutan dan fasilitas pelabuhan akan bertambah baik
keadaannya. Perbaikan dalam fasilitas-fasilitas tersebut menyebabkan perusahaan
industri dapat dengan murah dan mudah memperoleh air dan tenaga listrik yang
diperlukannya, memperoleh dan mengangkut bahan mentahnya dan menjual hasil
produksinya keberbagai pasar di dalam maupun di luar daerah tersebut. Dengan
demikian perbaikan prasarana akan membantu mempertinggi efisiensi berbagai
industri.
Kegagalan suatu daerah untuk menarik modal ke daerahnya seringkali bukan
disebabkan oleh terbatasnya pasar atau kekurangan bahan mentah maupun tenaga
kerja, tetapi karena kekurangan berbagai jenis prasarana yang tersedia di daerah
tersebut. Faslitas pelabuhan dan pengangkutan yang kurang memadai, buruknya
jaringan pengangkutan, dan kurang sempurnanya keadaan komunikasi seringkali
menyebabkan penanam modal enggan untuk mengekploiter modalnya disuatu daerah.
Ketiadaan prasarana mempertinggi resiko atau kemungkinan kegagalan usaha
tersebut. Berarti, industrialisasi daerah tidak mungkin tercapai apabila pemerintah
gagal untuk menyediakan prasarana yang cukup memadai.
TUGAS RUTIN 4
Model yang dapat digunakan untuk melakukan analisis persaingan dalam suatu struktur
industri adalah model yang dikemukakan oleh Michael E. Porter (Porter, 1998). Model
tersebut meninjau seberapa jauh kekuatan tawar-menawar (bargaining power) elemen-
elemen dalam sistem persaingan bisnis. Porter menunjukkan bahwa persaingan bisnis juga
melibatkan pengaruh pemasok, pendatang baru, produk subtitusi dan pembeli. Evaluasi
pihak-pihak yang berpengaruh tersebut sangat diperlukan sebagai masukan untuk proses
perencanaan strategi pemasaran. Kekuatan-kekuatan dalam struktur industri sangat
mempengaruhi kondisi dan aturan main persaingan pada suatu sektor bisnis. Melalui analisis
struktur industri ini, perusahaan dapat menilai seberapa jauh mampu untuk bertahan dalam
lingkungan persaingan yang dihadapinya.
1. Pesaing Industri
Persaingan yang terjadi dalam perusahaan sejenis yang telah ada. Para pesaing
berusaha mencari peluang untuk memperbaiki posisinya. Elemen-elemen yang dapat
menentukan persaingan adalah:
Nilai tambah
Kelebihan kapasitas
Tingkat diferensiasi produk
Identitas merek
Biaya peralihan
Konsentrasi dan keseimbangan
Kekompleksan informasi
Keragaman pesaing
Intensitas dari persaingan dipengaruhi oleh beberapa karakteristik dari industri di bawah ini :
1. Jumlah perusahaan yang sangat banyak akan meningkatkan persaingan karena dengan
lebih banyak perusahaan harus bersaing untuk konsumen dan sumber daya yang sama.
Persaingan akan semakin meningkat jika perusahaan memiliki pangsa pasar yang sama,
sehingga mereka akan berjuang untuk menjadi pemimpin di pasar.
3. Biaya tetap yang tinggi akan meningkatkan persaingan. Ketika biaya total yang biasanya
berupa biaya tetap, perusahaan harus menghasilkan pada suatu kapasitas tertentu untuk
mencapai biaya per unit yang terendah. Perusahaan harus menjual produk dengan jumlah
yang besar ini, maka hal tersebut akan mengakibatkan perusahaan harus berjuang untuk
mendapatkan pangsa pasar dan akan mengakibatkan persaingan yang semakin meningkat.
4. Biaya penyimpanan yang tinggi atau banyaknya produk yang cepat rusak mengakibatkan
produsen akan menjual barang secepat mungkin. Jika produsen lain juga mencoba untuk
menjual pada waktu yang sama, maka persaingan untuk mendapatkan konsumen semakin
meningkat
5. Biaya peralihan yang rendah akan meningkatkan persaingan. Ketika konsumen dapat
dengan bebas untuk mengganti dari produk yang satu ke produk yang lain maka akan ada
suatu usaha keras untuk mendapatkan konsumen.
6. Diferensiasi antar produk yang rendah diasosiasikan dengan tingkat persaingan yang
tinggi. Identifikasi merek, akan cenderung untuk memaksa adanya suatu persaingan.
7. Penghalang untuk keluar yang tinggi menempatkan biaya yang tinggi untuk meninggalkan
suatu produk. Perusahaan harus bersaing. Penghalang untuk keluar yang tinggi akan
mengakibatkan suatu perusahaan untuk bertahan dalam suatu industri, meskipun ketika usaha
itu tidak menguntungkan.
8. Industri yang sedang berkembang. Suatu pasar yang berkembang dan berpotensi untuk
menghasilkan keuntungan yang tinggi akan membuat perusahaan- perusahaan yang baru
untuk memasuki pasar dan perusahaan yang sudah ada akan meningkatkan produksinya.
Batasnya akan dicapai ketika industri menjadi semakin padat dengan kompetitor, dan
permintaan tidak dapat mendukung pendatang baru dan akan menghasilkan pasokan yang
akan semakin meningkat. Industri ini dapat menjadi semakin padat jika laju pertumbuhannya
menurun dan pasar menjadi jenuh, akan menghasilkan sautu situasi adanya kelebihan
kapasitas yaitu ketika terlalu banyak barang dengan pembeli yang terlalu sedikit. Hal ini akan
mengakibatkan perang harga dengan persaingan yang semakin meningkat.
2. Pendatang Baru
Ancaman akan masuknya pendatang baru bergantung pada penghalang masuk (barrier
to entry) sektor industri yang bersangkutan. Barrier to entry adalah salah satu karakteristik
dari sebuah industri, makin tinggi penghalang ini maka makin kecil pula ancaman pendatang
baru yang dihadapi perusahaan yang telah mapan dalam suatu industri.
Dengan munculnya pendatang baru ke sebuah industri dengan kapasitas baru dapat
mengancam pangsa pasar. Ada enam sumber utama barrier to entry, yaitu :
Skala ekonomis
Diferensiasi produk
Kebutuhan modal
Biaya peralihan
Akses ke saluran distribusi
Kebijakan pemerintah
3. Produk Subtitusi
Produk subtitusi adalah produk yang mempunyai fungsi yang sama untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Bila produk yang dihasilkan perusahaan dapat digantikan fungsinya
oleh produk lain yang harganya lebih murah dengan kualitas yang tidak jauh berbeda maka
ancaman akan produk subtitusi akan meningkat. Jika perusahaan pembuat produk subtitusi
tersebut agresif mempromosikan produknya dan mendapatkan keuntungan yang besar dari
penjualan produk subtitusi ini, ancaman yang ditimbulkan akan semakin nyata. Elemen-
elemen yang menentukan ancaman produk subtitusi yaitu : Kinerja harga relatif dari produk
subtitusi. Biaya peralihan (switching cost) Ketertarikan pembeli terhadap produk subtitusi
4. Pemasok
5. Pembeli
Pembeli terkonsentrasi, ada sedikit pembeli dengan pangsa pasar yang signifikan. Pembeli
membeli suatu produk dengan bagian yang signifikan, distribusi pembelian atau jika produk
distandarisas. Pembeli memiliki kredibilitas ancaman integrasi kebelakang, dapat mengancam
untuk membeli perusahaan yang memproduksi bahan baku atau pesaingnya.
1. Menurut Mubyarto
Industri kecil dan industri pedesaan biasanya tidak bisa dipisahkan karena keduanya
menunjukkan beberapa persamaan. Industri pedesaan biasanya adalah industri kecil yang
tujuan utamanya adalah menambah pendapatan keluarga.
Para wiraswasta yang berprilaku mandiri dan tidak pernah menggantungkan diri pada
siapapun juga, tidak pernah terdengar suara dan tuntutan- tuntutanya karena mereka terlalu
lemah dan tidak mempunyai akses ke media massa.Tidak pernah juga menuntut fasilitas yang
diberikan dari pemerintah, tidak mengerti dan tidak mungkin mampu mengerti instrumen
canggih dan serba abstrak, tetapi besar penghasilanya.
3. Menurut Depperindag
Industri kecil adalah sebagai industri kecil yang mempunyai nilai investasinya
seluruhnya sampai dengan Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan. Hal ini di sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 254/MPP/Kep/1997 tanggal 28
juli 1997.
Industri kecil adalah jika sebuah nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan
berjumlah tidak melebihi dari Rp.600 juta. Dalam hal ini kepemimpinan Bank Indonesia juga
menetapkan bahwa industri kecil minimal 50 % modal usaha dimiliki pribumi dan sebagian
pengurus usaha tersebut adalah pribumi.
Industri kecil yaitu sebuah industri yang hanya mempekerjakan 5-19 orang yang terdiri dari
pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang tidak untuk dibayar.
Perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 1-4 orang disebut sebagai industri rumah
tangga.
Dilibatkan dalam sistem produksi besar dan menengah dengan sistem pemasaran
domestik dan ekspor.
Menggunakan teknologi proses madya (intermediate process technology).
Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan lainnya.
Memiliki sekala produksi yang sangat terbatas.
1. Sistem akuntansi kurang baik bahkan tidak memiliki sistem sama sekali.
3. Sekala ekonomi sangat kecil sehingga sangat sulit untuk menekan biaya.
4. Kegiatan cenderung tidak formal dan jarang mempunyai rencana dalam usaha.
7. Jumlah tenaga kerja yang terbatas dengan pembagian kerja yang terbatas.
Dilihat dari segi sosial ekonomi dan pasar, sering menjalani kesulitan untuk bisa
menembus pasar yang lebih luas karena tidak standarnya produk dibanding dengan
produk industri besar.
Dari segi sarana dan teknologi menggunakan teknologi yang sangat terbatas dan sering
kali out of date, mudah diungguli pesaing dan menjalani kesulitan manejerial dan
finansial dalam proses pengembangan teknologi.
Dari segi sistem produksi, mempunyai sistem produksi yang sangat rendah, sering kali
menggantungkan diri kepada pekerja keluarga yang tidak dibayar dan sulit
mengembangkan desain dari sebuah produknya.
Dari segi kapital, industri kecil adalah industri yang nilai kapitalnya relatif kecil, lambat
melakukan ekspansi, tidak tahan dumping dan modal sering dipakai untuk kebutuhan
rumah tangga.
Dari segi manajemen, industri kecil adalah industri yang rentan terhadap pesaing, pasif
dan tanpa integrasi dan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol.
Dari segi personil, industri kecil adalah industri yang sering yang dilakukan secara
mandiri (self employment), tidak menuntut sebuah keterampilan yang lebih tinggi, lemah
latar belakang bisnis maupun masalah latar belakang akademisnya, lemah kaderisasi, dan
kurang wawasan perkembangan di luar.
Penanya : Verry Sisca, Geby, Tiaman
Menjawab :-
Menanggapi :-
TUGAS RUTIN 5
A. MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas penduduk adalah gerak perpindahan penduduk dari satu unit
geografis (wilayah) ke dalam unit geografis lainnya. Gejala mobilitas penduduk
merupakan gejala alamiah yang terjadi sebagai respon manusia terhadap situasi dan
kondisi yang sedang dihadapi. Misalnya, desakan ekonomi, situasi politik, kebutuhan
pendidikan, gangguan keamanan, terjadinya bencana alam di daerah asal, ataupun
alasan-alasan sosial lainnya.
Para migran banyak yang hanya menempuh jarak dekat dan jumlah migran di daerah
asal makin menurun karena makin jauhnya jarak yang ditempuh.
Migran yang menempuh jarak jauh pada umumnya cenderung menuju ke pusat-pusat
perdagangan dan industri yang penting.
2. Migrasi bertahap
Pada umumnya terjadi suatu perpindahan penduduk berupa arus migrasi terarah ke
pusat-pusat industri dan perdagangan penting yang dapat menyerap para migran
sebagai tenaga kerja.
Penduduk daerah pedesaan yang berbatasan langsung dengan kota yang tumbuh
cepat, cenderung berbondong-bondong menuju ke kota tersebut. Sedangkan jumlah
penduduk yang pergi sebagai akibat migrasi di pedesaan yang berbatasan tersebut
akan digantikan oleh para migran dari daerah-daerah yang jauh terpencil.
Proses pergerakan penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu permanen dan
nonpermanen.
a) Mobilitas nonpermanen
Mobilitas nonpermanen adalah pergerakan penduduk dari satu wilayah ke
wilayah lain yang bersifat sementara atau tidak bertujuan menetap dalam waktu yang
lama. Berdasarkan lamanya waktu di tempat tujuan, mobilitas non permanen
dibedakan menjadi dua, yaitu:
Komutasi, yaitu bentuk mobilitas penduduk non permanen secara ulang-alik
(pergi-pulang) tanpa menginap di tempat yang dituju, atau dengan kata lain
waktu yang dibutuhkannya kurang dari 24 jam. Orang yang melakukan proses
komutasi dinamakan komuter atau penglaju. Contohnya orang-orang yang
tinggal di Bogor namun bekerja di Jakarta melakukan perjalanan
menggunakan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek untuk bekerja setiap hari di
Jakarta dan kembali pulang ke Bogor di hari yang sama.
Sirkulasi, yaitu jenis mobilitas penduduk non permanen tetapi sempat
menginap di tempat tujuan atau mobilitas non permanen musiman. Orang
yang melakukan sirkulasi dinamakan sirkuler. Contohnya orang-orang yang
pergi mudik ke kampung halaman masing-masing ketika libur lebaran dan
menetap disana selama beberapa hari.
b) Mobilitas permanen (migrasi)
Mobilitas permanen adalah pergerakan penduduk dari satu wilayah ke wilayah
lain yang bersifat menetap dalam jangka waktu yang lama. Orang yang melakukan
migrasi disebut migran. Terdapat dua jenis mobilitas permanen, yaitu migrasi
internasional dan migrasi internal.
Migrasi internasional, yaitu migrasi dari suatu negara ke negara lain. Migrasi
internasional dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu imigrasi, emigrasi, dan
remigrasi.
Migrasi internal, yaitu migrasi dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam satu
negara. Secara umum, jenis-jenis migrasi internal yang biasa dijumpai di
Indonesia antara lain urbanisasi, ruralisasi, dan transmigrasi.
o Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kawasan perdesaan ke wilayah
perkotaan.
o Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa.
o Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk antar satu pulau ke pulau lain
b) Faktor penarik
Faktor penarik adalah faktor-faktor yang timbulnya atau berasal dari daerah
tujuan. Misalnya perpindahan dari desa ke kota karena di kota memiliki fasilitas
sarana dan prasarana yang lebih baik atau memiliki kesempatan pekerjaan yang
lebih baik dengan upah tinggi. Beberapa faktor penarik antara lain:
Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik atau tinggi.
Rasa bangga di tempat baru.
Pekerjaan yang lebih baik atau cocok.
Keadaan lingkungan lebih menyenangkan (banyak hiburan, fasilitas
sekolah, perumahan. dll).
Terdapat kerabat atau saudara di tempat tujuan.
B. PRODUKTIVITAS KERJA
Pengertian Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja adalah suatu ukuran perbandingan kualitas dan kuantitas dari
seorang tenaga kerja dalam satuan waktu untuk mencapai hasil atau prestasi kerja
secara efektif dan efisien dengan sumber daya yang digunakan.
Produktivitas kerja merupakan sebuah kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari
berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu perusahaan.
Produktivitas bertujuan menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa
setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien.
Produktivitas kerja memiliki dua dimensi, yaitu efektivitas yang mengarah kepada
pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas, dan waktu. Dimensi selanjutnya adalah efisiensi yang berkaitan
dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Selain dari kedua sumber tersebut diatas maka faktor-faktor lain yang
mempengaruhi produktivitas kerja adalah:
1) Pendidikan
Tingkat kecerdasan karyawan dilihat dari tingkat pendidikannya.
Semakin tinggi pendidikan semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan
tujuan kejenjang yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan berhubungan
dengan produktivitas kerja staf dan karyawan.
2) Kesehatan jasmani dan rohani
Salah satu tugas pimpinan perusahaan adalah menjamin kesehatan
karyawan yaitu dengan cara mengatur jam kerja, meniadakan lembur sehingga
dapat menciptakan kegiatan kerja para karyawan. Karyawan yang sehat juga
pasti akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.
3) Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang baik akan berpengaruh besar dalam
meningkatkan produktivitas. Lingkungan kerja yang bersih dapat
mempengaruhi karyawan untuk bekerja lebih giat.
4) Faktor Manajerial
Gaya kepemimpinan yang efektif, memotivasi, mengarahkan, dan
menggerakan bawahannya agar dapat bekerja dengan lebih semangat dan
bergairah dalam melaksanakan tugas.
5) Motivasi
Pemberian motivasi oleh seseorang pimpinan yang baik akan
membimbing dan melatih karyawannya. Memotivasi setiap karyawan tidaklah
mudah, sebab setiap karyawan mempunyai latar belakang, pengalaman,
harapan dan keinginan yang berbeda.
6) Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan mempunyai efek yang sangat penting dalam
meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas kerja seorang karyawan perlu
mendapat perhatian dari perusahan karena produktivitas kerja akan
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Produktivitas dapat dimaksudkan
sebagai penggunaan sumber-sumber ekonomi yang digerakan secara efektif
dan memerlukan keterangan organisator dan teknik sehingga mempunyai
tingkat hasil guna yang tinggi, artinya hasil yang diperoleh seimbang dengan
masukan yang diolah.
Adapun hal-hal yang dinilai atas diri karyawan adalah hal-hal yang
dapat mendorong produktivitas atau prestasi kerja setiap karyawan seperti
kesetiaan atau loyalitas pegawai, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama,
dedikasi dan partisipasi karyawan didalam perusahaan atau instansi.
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Ketrampilan (skills)
Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai
bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Ketrampilan diperoleh melalui proses
belajar dan berlatih. Ketrampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis. Dengan
ketrampilan yang dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan
pekerjaan secara produktif.
c. Kemampuan (abilities)
d. Sikap (attitude)
e. Perilaku (behaviors)
1. Kuantitas kerja, merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah
tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan oleh perusahaan.
2. Kualitas kerja, merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu
produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar
yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Ketepatan waktu, merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu
yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur
dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan di awal waktu sampai
menjadi output.
Pengukuran hasil produktivitas kerja dapat dilakukan dengan tiga metode
berbeda, yaitu:
1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara
historis yang tidak menunjukkan bahwa apakah pelaksanaan ini memuaskan, namun
hanya mengetengahkan apakah mutu berkurang atau meningkat serta tingkatannya.
2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan
yang lainnya. Pengukuran ini menunjukkan pencapaian secara relatif.
3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik, sebab
memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.
Menanggapi : Rebeka, Astuti Labora Purba, Winda Setiaman Zai, Abdullah Situmorang,
Ayu Simatupang dan Tanya Bianca
TUGAS RUTIN 6
Ada 3 tahap perkembangan modernisasi pertanian yakni, tahap pertama adalah pertanian
tradisonal yang produktivitasnya rendah. Tahap kedua adalah tahap penganekaragaman
produk pertanian sudah mulai terjadi dimana produk pertanian sudah ada yang dijual ke
sektor komersial, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah. Tahap yang ketiga
adalah tahap yang menggambarkan pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi.
Modernisasi pertanian dari tahap tradisional (subsistem) menuju pertanian moderen
membutuhkan banyak upaya lain selain pengaturan kembali struktur ekonomi pertanian atau
penerapan teknologi pertanian yang baru. Untuk lebih jelasnya, saya akan membahas 3
tahapan tersebut satu persatu dengan lebih terperinci.
1.Produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu, dua atau beberapa
tanaman saja yang di jadikan sumber pokok bahan mlakanannya.
2.Produksi dan Produktivitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang sangat
sederhana.
3.Pertaniaan Moderen
Kenyataan di lapangan penggunaan teknologi dan bibit unggul dapat memberikan
dampak positif bagi sebagian petani yang dapat menjangkau teknologi dan bibit unggul
tersebut.Namun di sisi lain dengan adanya teknologi dan bibit unggul tersebut memberikan
pengaruh negatif terhadap kehidupan petani terutama pelaku buruh tani yang mata
pencahariannya bergantung pada pihak lain yang membutuhkan jasanya.Tetapi dengan
adanya teknologi tersebut mata pencaharian buruh tani dapat terancam.Misalnya dalam
pengelolaan tanah 1 ha jika dengan buruh tani membutuhkan sekitar 14 orang dengan waktu
beberapa hari tetapi adanya traktor cukup dengan satu orang dan hanya membutuhkan waku
kurang dari satu hari.Sehingga penerapan teknologi bidang pertanian ini di satu sisi
menguntungkan petani di sisi lain dapat mengurangi lapang kerja yang tersedia dan akhirnya
menimbuilkan kesenjangan social yang sangat jauh antara yang kaya dan miskin.
TUGAS RUTIN 7
Penggunaan Teknologi Tepat Guna Di Indonesia Dan Dampak Yang Ditimbulkan Nya
Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian TTG,
dapatdikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti
sebagaibatasan) adalah sebagai berikut:
3.Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung olehketerampilan
setempat.
Syarat Teknologi bisa dikatan tepat sasaran atau dikatakan Teknologi Tepat Guna yaitu:
1.Biaya murah
2.Mudah dibangun
3.Mudah dirawat
4.Berdaya guna
5.Berhasil guna
7.Ramah lingkungan.
1. Bidang Pendidikan
Teknologi tepat guna pada bidang pendidikan mempunyai faktor pendukung dalam proses
pembelajaran dan teknologi tepat guna tersebut dapat memudahkan proses belajar
mengajardengan hasil lebih baik atau optimal misalnya, Bahan ajar/sumber belajar, Media
pembelajaran, Sarana praktek/praktikum, Sistem penilaian, Sistem pembelajaran. Sedangkan
Teknologi tepat guna dalam mata pelajaran dapat diterapkan dalam hal : Sistem penanganan
kasus, Sistem informasi, Sistem diagnosa kasus, Tes psikologi.
2. Bidang Transportasi
Bidang kedokteran sudah pasti ada banyak teknologi yang digunakan. Misalnya
untukmemeriksa kadar kolesterol, kadar gula, fungsi pencernaan, fungsi syaraf dan lainnya
adasistem canggih yang digunakan. Menggunakan alat semacam maghnet yang
digenggamkemudian langsung terhubung dengan layar komputer dan diketahui bagaimana
kondisitubuh pasien. Hal tersebut berarti tidak hanya menggunakan metode pengambilan
sampeldarah saja. Alhasil ada banyak alternatif untuk membandingkan hasil pemeriksaan
sehinggalebih maksimal. Belum lagi teknoloti CT scan, USG dan sebagainya.
Anda bisa melihat bagaimana tanah digarap dengan bajak. Dimana sebelumnya
harusdicangkul. Pencangkulan lahan dinilai terlalu lama dan terlalu banyak orang yang
diperlukan.Kemudian muncul bajak dengan memanfaatkan sapi atau kerbau sebagai
penggerak.Pekerjaan menggarap tanah lebih cepat. Namun ternyata masih dianggap terlalu
lama lalumuncullah trantor yang membuat penggarapan lahan pertanian lebih cepat. Belum
lagipenemuan pembuatan pupuk. Mulai pupuk buatan hingga pupuk organik cair (POC)
yangdinilai lebih aman bagi tanaman.
Bidang satu ini termasuk sangat berkembang teknologi yang dihasilkan. Jika
dulu untukmengiris bawang perlu bersusah payah, kini sudah ada mesin pengupas dan
pengiris bawang.pengirisian lebih cepat dan lebih banyak. Lalu ada mesin pengiris
untuk pembuatan keripiksingkong, keripik ubi, keripik kentang. Siapa sangka, buah
dan sayur bisa dijadikan keripik.Namun saat ini hal tersebut bukan bualan. Terdapat
pengiris untuk keripik buah, terdapatmesin untuk pembuatan keripik, dimana hasilnya
akan dimaksimalkan dengan mesin penirisminyak. Apapun jenis gorengan akan
semakin renyah dan minim sisa minyak goreng.Padahal dahulu untuk meniriskan
minyak kebanyakan menggunakan koran bekas yangbelakangan diketahui berbahaya
karena tinta pada koran bisa menempel pada makanantersebut.
6. Bidang Sosial
Bidang Sosial yaitu menyangkut SDM Pada akhirnya setiap perkembangan teknologi
yangada mampu meningkatkan produktifitas kinerja manusia. Misalnya pada bidang sosial.
Parapengusaha atau wirausaha yang dilakukan semakin berkembang usaha yang dimiliki
denganmenggunakan berbagai teknologi yang ada saat ini. Adanya teknologi tepat guna pun
bisadikatakan mampu meningkatkan perekonomian lebih banyak orang.
1. Secara Umum
Contoh mesin industri, maka petani lebih hemat dari segi waktu dan bisa di olah
langsungditempat panen dengan menggunakan mesin tersebut tanpa harus di angkut dulu
ketempat produksi.
1. Dampak positif
1.Dengan adanya teknologi tepat guna dalam kehidupan masyarakat lokal, makamasyarakat
akan mendapat kemudahan dalam menjaga perekonomian dan kemajuanyang lebih efisien
dan efektif.
2. Dampak negatif
1.Jika penggunaannya teknologi tepat guna tidak sesuai dengan lingkup yang
memerlukanmaka itu akan sia-sia. Dengan ketidak tepatan penggunaan alat maka akan
berdampakburuk terhadap individu masyarakat tertentu.
2.Penggunaan teknologi pada daerah pedalaman dengan tenaga yang tidak ahli
akanmenimbulkan resiko terhadap pengguna dan hasilnya.
Menanggapi : -
TUGAS RUTIN 8
9. DAHANA
PT. Dahana merupakan milik negara yang berkecimpung dibidang industri
bahan peledak, dan menjadi industri strategis indonesia. Awal sejarah perusahaan ini,
ditandai dengan pembangunan pabrik dinamit (NG based) pada 1966 di lingkungan
pangkalan TNI AU, Tasikmalaya. Tugas pokok Dahana yakni menyediakan bahan
peledak bagi kepentingan militer, umumnya bagi kepentingan swastas. Seperti
kesempatan kerjasama dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC) pada 1994, merupakan
langkah awal Dahana memasuki dunia jasa aplikasi handak. Fasilitas pabrik yang
dimiliki Dahana antara lain: pabrik emulsi, pabrik detonator, pabrik DANFO, Gudang
berikat, dan Pabrik shaped charges (jenis bahan peledak untuk perforasi di sektor
migas).
10. DOK DAN PERKAPALAN KODJA BAHARI
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari didirikan pada 1990, merupakan hasil
merger dari empat industri galangan kapal yang terpadu untuk meningkatkan kinerja.
Empat industri galangan kapal tersebut adalah: PT Dok & Perkapalan Tanjung Priok,
PT Kodja, PT Pelita Bahari, dan PT Dok & Galangan kapal Nusantara. Perusahaan ini
lebih berfokus pada pembuatan kapal untuk kepentingan sipil dan pemeliharaan kapal.
Penanya : Intan Y Bintang, Verry
Menjawab :-
Menanggapi : -
TUGAS RUTIN 9
j. Industry peralatan
k. Industry pertambangan
Industri pertambangan umumnya berupa industri besar dengan seluruh
atau sebagian menggunakan modal asing. Misalnya tambang minyak oleh
beberapa perusahaan asing di samping Pertamina milik Indonesia sendiri,
tambang timah, tambang nikel, dan tambang tembaga. Tambang tembaga
dikelola PT Freepost di Irian Jaya ternyata juga menghasilkan emas dalam
jumlah yang cukup banyak.
l. Industry pariwisata
Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan industri
pariwisata. Orang asing mengenal Indonesia sebagai negara yang indah
panoramanya, beragam budayanya, dan ramah tamah orangnya. Indonesia
berbenah diri untuk mengembangkan potensi pariwisata baik potensi alam
budaya, maupun historis, guna meraih devisa yang besar. Pencanangan
pariwisata Indonesia dimulai tahun 1991. tahun ini dinyatakan sebagai tahun
kunjungan ke Indonesia atau visit “Indonesia Year 1991”. Dengan
pencanangan ini diharapkan diharapakan diharapkan jumlah wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia meningkat
B. Jenis Industri di Negara Maju
Berbeda dengan negara Indonesia, negara maju memiliki jenis industry diantaranya :
a. Industri otomotif
b. Industry elektronik
c. Industry computer
d. Industry semikonduktor
e. Industry besi dan baja
f. Industry petrokimia
g. Industry farmasi
h. Industry tekstil
C. Perbedaan Industri Indonesia dan Negara Maju
Persebaran industri di negara maju (development countries) atau disebut negara-
negara G7 (Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Italia, dan Jepang)
berbeda dengan negara yang sedang berkembang (developing countries). Pada umumnya,
negara-negara yang ini industrinya juga dikenal dengan sebutan industri padat modal.
Sebaliknya, bagi negara-neg berkembang, sebagian industri yang dimilikinya merupakan
industri dengan sebutan “berdiri di atas dua kaki” (walk on two legs). Maksudnya, padat
modal juga dikembangkan, sedangkan padat karya tetap dipertahankan mengingat
biasanya di negara berkembang berpenduduk padat.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk
yang besar. Pembangunan industri di Indonesia dilakukan untuk membuka lapangan
pekerjaan baru, memenuhi kebutuhan dalam negeri dan untuk kegiatan ekspor. Untuk
memacu pertumbuhan industri modern seperti industri di negara maju tidaklah mudah.
Jika industri betgeser ke padat modal, maka dalam proses produksinya digunakan mesin-
mesin canggih sehingga banyak orang akan kehilangan pekerjaan.
Adapun perbandingan industri di Indonesia dengan industri di negara maju dapat
dilihat di bawah ini :
a. Aspek Mesin Yang Digunakan
Aspek mesin yang digunakan di Indonesia tidak jauh Sebagian besar
sederhana dan memerlukan tenaga manusia yang banyak. Sedangkan di negara
maju lebih menggunakan aspek mesin teknologi modern, serta otomatis dan
sedikit memerlukan tenaga manusia.
c. Aspek Modal
Indonesia asih memerlukan bantuan modal dari luar negeri, misalnya dari
Bank Dunia, Bank Asia dan negara maju. Sedangkan negara maju sebagian
PMDN (penanaman modal dalam negeri)atau modal sendiri.
e. Aspek Pemasaran
Di Indonesia : (a) Diutamakan pemasaran untuk kebutuhan dalam negeri. (b)
Pemasaran di luar negeri mendapat saingan ketat dari produksi negara maju.
Sedangkan di Negara Maju : (a) Diutamakan untuk ekspor karena kebutuhan
dalam negeri sudah cukup. (b) Karena mutu dan kualitas baik mudah dipasarkan.
D. Struktur Industri
Menurut kriteria UNIDO (United Nations for Industrial Development
Organization) negara negara dikelompokkan sebagai berikut :
Kelompok negara non-industri apabila sumbangan sektor industry terhadap
PDB kurang dari 10%
Kelompok negara dalam proses industrialisasi apabila sumbangan tersebut
atara 10%-20%
Kelompok negara semi industry jika sumbangan tersebut antara 20%-30%
Kelompok negara industry jika sumbangan tersebut lebih dari 30%
Penanya : Abdul
Menjawab :-
Menanggapi : -
TUGAS RUTIN 10
1.KAWASAN INDUSTRI
Kawasan industri memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Beberapa daerah kecil telah
mendirikan kawasan industri hanya dengan menyediakan akses ke jalan raya, dan dengan
fasilitas dasar. Transportasi publik mungkin hanya sedikit atau bahkan belum ada sama
sekali.
Diantaranya :
Didirikan pada tanggal 28 Februari 1974 di atas lahan sekitar 330 Hektar, kawasan
industri ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan industri dan lingkungan dan
dikelola secara profesional dan baik untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
termasuk fasilitas pengolahan air limbah dan kemudahan akses ke Pelabuhan Tanjung
Perak dan Bandara Juanda. PT SIER berlokasi di Surabaya, kota terbesar ke-2 di
Indonesia dan merupakan pusat pertumbuhan ekonomi terpesat dengan penduduk
sekitar 4 juta jiwa.
3. Pasuruan Industrial Estate Rembang
Kawasan Industri Pasuruan Rembang (PIER) merupakan perluasan wilayah dari
SIER. PADA Tahun 1989 dilakukan Pembebasan Lahan di PIER Seluas 500 Ha.
PADA Tahun 2013 dilakukan Pembebasan Lahan di PIER II Seluas 63 Ha. Kawasan
PIER II dikhususkan untuk kawasan yang hijau dengan utilitas premium.
Di dalam area PIER terdapat jalan tol yang terhubung dengan Tol Trans Jawa .
Kawasan Industri PIER juga dilengkapi dengan Kawasan Berikat , Kantor Bea Cukai ,
dan Pusat Logistik Berikat (PLB).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut bahwa jumlah dan luas kawasan industri
di Indonesia terus melonjak dan siap menampung investor. Hingga Agustus 2020, telah
terbangun sebanyak 121 kawasan industri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Kementrian perindustrian menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir, terjadi
peningkatan jumlah dan luasan kawasan industri. Dari sisi jumlah, naik sebesar 51,25 persen,
sedangkan dari sisi luas juga melonjak lebih dari 17 ribu hektare atau sebesar 47,35 persen.
Hingga saat ini, kawasan industri di luar Jawa mengalami peningkatan sebanyak 14 kawasan
dengan penambahan luas lebih dari 9 ribu hektare. Selain itu, peningkatan persentase luas
kawasan di luar Jawa juga lebih tinggi dibandingkan dengan di Jawa.
Hal ini sejalan dengan tekad pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang
kondusif di Tanah Air melalui pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, termasuk juga
fasilitasi kemudahan dalam izin usaha. Misalnya, telah diterbitkan Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 45 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha Kawasan
Industri dan Izin Perluasan Kawasan Industri dalam Kerangka Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik. Diharapkan aturan tersebut memudahkan para investor dalam
mengurus perizinan sehingga dapat meningkatkan investasi di sektor industri.
KAWASAN BERIKAT
- terletak di lokasi yang dapat langsung dimasuki dari jalan umum dan dapat dilalui oleh
kendaraan pengangkut peti kemas;
- mempunyai batas-batas yang jelas berupa pagar pemisah dengan tempat atau bangunan
lain;
- tidak berhubungan langsung dengan bangunan lain;
- mempunyai satu pintu utama untuk pemasukan dan pengeluaran barang yang dapat dilalui
kendaraan; dan
- digunakan untuk melakukan kegiatan industri pengolahan bahan baku menjadi barang
hasil produksi.
- Penangguhan Bea Masuk, tidak dipungut PPN, PPnBM dan PPh pasal 22 impor atas:
Impor barang modal atau peralatan dan peralatan perkantoran yang semata-mata
dipakai oleh pengusaha kawasan berikat (PKB) termasuk PKB merangkap Pengusaha
Di Kawasan Berikat (PDKB);
Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan langsung dengan
kegiatan produksi PDKB dan semata-mata dipakai di PDKB;
Impor barang modal atau peralatan dan peralatan perkantoran yang semata-mata
dipakai oleh pengusaha kawasan berikat (PKB) termasuk PKB merangkap Pengusaha
Di Kawasan Berikat (PDKB);
Impor barang dan/atau bahan untuk diolah di PDKB.
- Pengeluaran barang dari KB yang ditujukan kepada orang yang mendapatkan fasilitas
atau penangguhan bea, cukai dan pajak dalam rangka impor, diberikan bea masuk,
pembebanan cukai, tidak dipungut PPN, PPnBM dan PPh pasal 22 impor.
Penanya : Tiaman
Menjawab :-
Menanggapi : -
TUGAS RUTIN 11
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Pembangunan industri misalnya terjadi saat pabrik-pabrik baru dibangun dan
menghasilkan barang produksi.
Pembangunan ini memiliki dampak positif dan negatif , yakni:
A. Dampak Positif
Pada umumnya, negara-negara maju di dunia, sebagian besar perekonomiannya
ditunjang oleh sektor industri. Pembangunan industri banyak memberikan dampak
positif bagi kehidupan bangsa, di antaranya:
Barang produksi dari industri dapat dieskspor ke negara lain, dan hasil ekspor ini bisa
menjadi sumber devisa. Contohnya ada pada industri manufaktur. Industry ini
menjadi sektor yang diandalkan guna berkontribusi lebih memperkuat struktur
perekonomian nasional. Perlu diperhatikan, bahwasannya Pemerintah terus berupaya
menggenjot nilai ekspor untuk memperbaiki neraca perdagangan di tengah
ketidakpastian kondisi ekonomi global
2) Dampak Negatif
Pembangunan industri memang tidak selalu menguntungkan karena ada beberapa dampak
negatif yang merugikan, yaitu:
Bila kita mengetahui tentang pengelolaan industri dengan baik maka akan
mengurangi dampaknegatif untuklingkungan.bahkan apabila kita dapat melihat
peluang dan membuat inovasi pada dampak negatif yang terjadi, kita dapt
menghasilkan hal yang berguna untuk kehidupan.
Menjawab :
Menanggapi :
TUGAS RUTIN 12
bila dilihat dari neraca perdagangan Indonesia dan Italia, potensi yang bisa
dioptimalkan adalah produk industri yang mendominasi perdagangan antara Indonesia
dan Italia, yaitu, besi dan baja, produk kimia, alas kaki, karet, rempah-rempah, kopi
serta teh. Besi dan baja, misalnya, Italia telah menjadi pasar ekspor kedelapan terbesar
dari Indonesia pada tahun 2018. Selain itu, Italia adalah basis manufaktur terbesar
kedua di Uni Eropa yang memasok berbagai jenis produk industri ke Indonesia.
Italia dikenal luas sebagai negara terkemuka dalam ekspor mesin dan solusi mekanik,
produk logam, otomotif, industri dan peralatan transportasi, produk kimia dan serat
sintetis, serta peralatan listrik dan elektronik Untuk tujuan ini, Indonesia adalah mitra
yang cocok untuk Italia dalam pengembangan industri. Kami menawarkan banyak
kualitas, dari tenaga kerja berkualitas tinggi dan kapasitas produksi, hingga pasar
domestik yang berkembang. Pada 2019, Indonesia dan Italia merayakan peringatan 70
tahun hubungan diplomatik. Momentum ini akan diperingati melalui sejumlah
kegiatan untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi kreatif serta usaha kecil
dan menengah.
Sebaliknya, tren impor nonmigas dari Belanda justru meningkat 12,4 persen
dalam tiga tahun terakhir. Tercatat pada 2013 nilai impor Indonesia dari Belanda
sebesar US$ 907,3 juta, meningkat dibandingkan posisi 2013 sebesar US$ 807,2 juta.
1. Relokasi Industri
Relokasi adalah pemindahan lokasi industri dari suatu negara maju ke negara
berkembang atau dari Negara ke Negara lainnya.Adapun tujuan pemindahan industri
tersebut untuk mendekati bahan baku dan menghasilkan jenis barang yang mampu
bersaing di pasar international. Alasan Negara maju memindahkan industrinya ke
Negara berkembang untuk alasan-alasan sbb:
upah buruh pada Negara maju lebih tinggi dibandingkan dengan Negara
berkembang.
Negara maju dapat bebas polusi (pencemaran).
Usaha memperluas dan memperbesar usaha industri
Persyaratan ketat untuk mendirikan industri di Negara maju.
Kerjasama dalam bidang industri memiliki keuntungan dan kerugian baik bagi
Negara yang dituju dan bagi Negara maju (Negara yang melakukan relokasi industri).
a) Dampak Positif
Industrialisasi merupakan suatu gejala yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
pembangunan karena merupakan mesin dalam peningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Secara umum dampak positif dari adanya pembangunan industri adalah:
1. Meningkatkan devisa Negara
2. Menyerap tenaga kerja
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat
4. Terbukanya usaha-usaha di sector informal
5. Berkurangnya ketergantungan dari produk luar negeri.
b) Dampak negatif
Istilah "Industrie 4.0" berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi
canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik Istilah
"Industrie 4.0" diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada Oktober 2012,
Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0
kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok kerja Industri 4.0 diakui
sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0. Laporan akhir Working Group
Industry 4.0 dipaparkan di Hannover Fair tanggal 8 April 2013
1. Prinsip Rancangan
Ada empat prinsip rancangan dalam Industri 4.0. Prinsip-prinsip ini membantu
perusahaan mengidentifikasi dan mengimplementasikan skenario-skenario Industri 4.
Interoperabilitas (kesesuaian): Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan
manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan satu sama lain lewat
Internet untuk segala (IoT) atau Internet untuk khalayak (IoP).IoT akan
mengotomatisasikan proses ini secara besar-besaran
Transparansi informasi: Kemampuan sistem informasi untuk menciptakan
salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital
dengan data sensor. Prinsip ini membutuhkan pengumpulan data sensor
mentah agar menghasilkan informasi konteks bernilai tinggi.
Bantuan teknis: Pertama, kemampuan sistem bantuan untuk membantu
manusia dengan mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara
menyeluruh agar bisa membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah
genting yang mendadak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk
membantu manusia secara fisik dengan melakukan serangkaian tugas yang
tidak menyenangkan, terlalu berat, atau tidak aman bagi manusia.
Keputusan mandiri: Kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan
sendiri dan melakukan tugas semandiri mungkin. Bila terjadi pengecualian,
gangguan, atau ada tujuan yang berseberangan, tugas didelegasikan ke atasan.
3. Kesiapan Indonesia
Masalah kesiapan perpindahan ke industri 4.0 Indonesia terletak pada SDM
dan pemerataan, beberapa sektor industri di Indonesia masih belum mendekati
Industri 4.0, contoh saja pada industri agraris, masih ada petani menggunakan
cangkul, walaupun beberapa daerah petaninya sudah memasuki Industri 4.0, tidak
semua petani menguasai computer.
Masalah lainnya terletak pada banyaknya penduduk Indonesia yang tidak
memiliki SDM memadai, karena diperkirakan dengan masuknya industri ini akan
memangkas tenaga manusia dengan kemampuan SDM rendah dan kemungkinan
meningkatkan angka pengangguran
Cara pemerintah mengadapi hal tersebut dimulai dari pembangunan
infrastruktur untuk pemerataan distribusi di berbagai sektor dan perombakan
kurikulum pendidikan guna menghadapi perkembangan industri ini
Selain itu, perlu diperhatikan dengan baik mengenai keamanan informasi,
keamanan di dunia siber, dan keamanan di dalam jaringan komputer, terkait dengan
data dan informasi, guna mencapai tujuan organisasi, privasi, dan kenyamanan
pengguna layanan pada era Industri 4.0
Menanggapi : -