Anda di halaman 1dari 7

Nama : Azhura Farraswasalwa

NIM : 190503031

Prodi : S1-Akuntansi

Matkul : Manajemen Investasi & Portofolio

TUGAS BAB 14

1. Mengapa analisis industri ini penting untuk dilakukan dalam melakukan investasi?
Jawab:
Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor, karena analisis
tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk mengidentifikasi peluang-peluang
inveștasi dalam industri yang mempunyai karakteristik risiko dan return yang
menguntungkan bagi investor.

2. Mengapa terkadang sulit untuk melakukan klasifikasi industry?


Jawab:
Istilah industri ataupun sektor/kelompok industri telah begitu dikenal luas oleh
masyarakat, misalnya industri otomotif, industri makanan dan lain sebagainya. Tetapi
pada dasarnya, pengelompokkan industri tidaklah sesederhana seperti yang dibayang kan.
Sebagai contoh, untuk mengelompokkan suatu perusahaan yang memproduksi produk
makanan kaleng, terkadang mengalami kebingungan apakah perusahaan itu akan
dikelompokkan ke dalam industri makanan ataukah industri aluminium (kemasan kaleng
dari aluminium). Masalah pengelompokkan industri juga akan menjadi semakin rumit
ketika kita berhadapan dengan banyak perusahaan yang mempunyai sekian banyak ragam
lini bisnis. Kita akan semakin sulit menentukan jenis industri apakah yang benar-benar
sesuai dengan jenis industri perusahaan bersangkutan.

3. Jelaskan klasifikasi industri di Indonesia!


Jawab:
a. Berdaarkan terdapatnya bahan baku
1) Industri ekstraktif yaitu industri yang bahan bakunya langsung diambil
dari alam seperti pertanian, perikanan, kehutanan, dan pertambangan.
2) Industri nonekstraktif yaitu industri yang bahan bakunya diambil dari
tempat lain atau dari industri lain. Industri nonekstraktif dibedakan atas
tiga jenis, yaitu:
 Industri reproduksi
 Industri manufaktur
 Industri fasilitatif
b. Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya
 Industri besar, jumlah tenaga keija > 100 orang.
 Industri sedang, jumlah tenaga keija 20- 99 orang.
 Industri kecil, jumlah tenaga keija 5-19 orang.
 Industri rumah tangga, jumlah tenaga keija 1-4 orang.

c. Berdasarkan departemen perindustrian


 Kelompok industri kimia dasar. Coi industri kertas, pupuk, semen, dan
ban.
 Kelompok industri mesin dan logam i Contoh: industri besi baja, mesin,
dan, komunikasi.
 Kelompok aneka industri. Contoh: mak garmen, dan minuman.
 Kelompok industri kecil. Contoh: pe awetan daging, roti, dan minyak.

d. Berdasarkan produktivitas perorangan


 Industri primer yaitu industri yang me hasilkan barang tanpa pengolahan
lebih lanjut. Misalnya: anyaman, pengeringan ikan dan penggilingan padi.
 Industri sekunder yaitu industri yang men hasilkan barang-barang yang
memerluk pengolahan lebih lanjut. Misalnya: industri pemintalan benang
dan elektronika.
 Industri tersier yaitu industri yang merger dalam bidang jasa. Misalnya:
pariwisata, bank, travel, dan perdagangan.

e. Berdasarkan bahan mentahnya


 Industri agraris, yaitu industri yang mengolah bahan mentah hasil
pertanian. Contoh: industri minyak goreng, kopi, teh, dan gula.
 Industri nonagraris, yaitu industri yang mengolah bahan mentah dari hasil
tambang. Contoh: industri semen, besi, dan baja.

f. Berdasarkan tahapan proses produksinya


 Industri hulu, yaitu industri yang tahap produksinya mengolah | bahan
mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi. Contoh: industri
kayu olahan, baja batangan, plat seng, lembaran karet, dan lain-lain.
 Industri hilir, yaitu industri yang tahapan produksinya mengolah barang
setengah jadi menjadi bahan jadi (siap pakai). Contoh: industri garmen,
sepatu, dan kendaraan.

g. Berdasarkan hasil produksinya


 Industri berat adalah industri yang menghasilkan mesin-mesin dan alat-
alat produksi. Contoh: industri alat berat, mesin, alat transportasi.
 Industri ringan adalah industry yang menghasilkan barang jadi yang
langsung dipakai masyarakat. Contoh: industri makanan, minuman, obat-
obatan, dan lainlain.

h. Berdasarkan kemajemukan industry


Industri besar (big industries) adalah industri yang kegiatannya dalam skala besar
dengan kegiatan dan pengaturan yang majemuk. Ciri-cirinya:
 Modalnya besar
 Menggunakan mesin-mesin modern
 Jumlah tenaga kerja banyak
 Menempati lahan yang luas

Industri kecil (small industries) adalah kegiatan industri yang berskala kecil. Ciri-
cirinya:

 modalnya kecil
 peralatannya sederhana
 jumlah tenaga kerja sedikit

i. Berdasarkan daya tampung tenaga kerja


 Industri padat karya(labour intersive) adalah industri yang dalam
kegiatannya membutuhkan ternaga kerja dalam jumlah banyak. Contohnya
industri garmen dna elektronika.
 Industri padat modal (Capital intersive) adalah industri yang dalam
kegiatannya lebih banyak menggunakan modal baik berupa uang maupun
mesin-mesin modern.

j. Berdasarkan asal modal


 Industri nasioanal atau PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) adalah
industri yang seluruh modalnya berasal dari dalam negeri.
 Industri swasta nasional adalah industri yang modalnya berasal dari
pengusaha nasional.
 Industri asing adalah industri yang modalnya ebrasal dari pengusaha asing,
berdasrkan kebijakan pemerintah.
 Industri bersama, dikenal dengan istilah join venture industry adalah
industri yang modalnya hasil kerja sama antar pengusaha swasta nasional
atau modal pemerintah dengan modal dari negara lain.

4. Jelaskan kesimpulan yang diperoleh dari beberapa hasil penelitian tentang analisis
industry.
Jawab:
1) Studi mengenai industri tahunan, menunjukkan bahwa industri yang memiliki
tingkat pengembalian yang berbeda pula. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa analisis industri itu penting, dan perlu dilakukan untuk mengetahui
perbedaan kinerja antarindustri, sehingga akan membantu investor dan para analis
untuk mengidentifikasi peluang-peluang yang menguntungkan dan yang tidak
menguntungkan.
2) Tingkat pengembalian masing-masing industri berbeda di setiap tahunnya.
Dengan demikian, return industri di masa yang akan datang tidak bisa diestimasi
hanya dengan menggunakan data return industri masa lalu. Oleh karena itu, analis
dan investor di samping menggunakan data return industri di masa lalu, juga perlu
ditambahkan dengan beberapa data lain yang relevan untuk mengestimasi return
industri di masa yang akan datang.
3) Tingkat pengembalian perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama,
terlihat cukup beragam. Hal ini menunjukkan bahwa analisis industri juga perlu
diikuti dengan analisis perusahaan.
4) Tingkat risiko berbagai industri juga beragam, sehingga analis dan investor perlu
mempelajari dan mengestimasi faktor-faktor risiko yang relevan untuk suatu
industri tertentu seperti perkiraan return.
5) Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu, sehingga analisis
risiko berdasarkan data historis dapat digunakan untuk mengestimasi risiko
industri di masa mendatang.

5. Jelaskan cara melakukan penilaian terhadap suatu industry.


Jawab:
Untuk menilai suatu industri, ada dua langkah yang perlu dilakukan, yaitu
pertama, mengestimasi carning per share (EPS) yang diharapkan dari suatu industri, dan
kedua, mengestiması Price Earning Ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga
sebagai expected earning industri pengganda. Selanjutnya. Jika hasil kedua estimasi
tersebut dikalikan, maka kita akan memperoleh nilai akhir yang diharapkan dari suatu
industri (expected ending value of industry).

Dengan mengetahui nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri, selanjutnya
akan dapat ditentukan tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu industri. Caranya
adalah dengan membagi nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri ditambah dividen
yang diharapkan dari industri, dengan nilai awal industri tersebut pada periode
sebelumnya. Selanjutnya, dengan membandingkan tingkat pengembalian yang
diharapkan dari industry terhadap tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh investor,
investor akan dapat menentukan industri mana saja yang layak dijadikan pilihan
investasinya.
6. Sebut dan jelaskan tahap-tahap dalam daur hidup industry!
Jawab:
1) Tahap permulaan yang merupakan tahap pertama perkembangan suatu industri.
Tahap ini ditandai dengan pengeluaran perusahaan yang cukup besar untuk biaya
pengembangan produk dan biaya promosi. Sedangkan penjualan perusahaan
umumnya sedikit, sehingga profit yang dihasilkan cenderung menunjukkan angka
negatif.
2) Pada tahap kedua, yaitu tahap pertumbuhan, penjualan cenderung tumbuh
dengan cepat, karena jumlah permintaan yang meningkat pesat dan persaingan
juga tidak begitu ketat. Pada masa ini profit akan terlihat sangat tinggi. Pada tahap
ini pertumbuhan industri biasanya berada di atas pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.
3) Tahap kedewasaan (mature). Tahap ketiga adalah masa dimana penjualan mulai
mengalami penurunan karena banyak kompetitor potensial mulai masuk. Adalah
tahap mature (kedewasaan) yang ditandai dengan permintaan yang relatif stabil
dan tingkat keuntungan yang normal. Saat itu, pertumbuhan industri hanya sedikit
lebih besar dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
4) Tahap Stabil. Pada tahap keempat, pertumbuhan industri cenderung sama dengan
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Investor bisa dengan mudah
melakukan estimasi pertumbuhan penjualan karena korelasinya akan tinggi
dengan kondisi ekonomi. Meskipun sebenarnya, penjualan masing-masing
perusahaan dalam industri tersebut memiliki tingkatan yang berbeda. Sebab,
penjualan tersebut juga dipengaruhi kemampuan manajerial mereka masing-
masing. Tahap stabil ini mungkin akan menjadi tahap yang paling panjang dalam
daur hidup industri.
5) Tahap terakhir adalah tahap penurunan, ketika tingkat penjualan dan profit
industri yang semakin lama semakin menurun. Pertumbuhan industri pada tahap
ini akan jauh dibawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa
perusahaan mulai keluar dari industri, begitupula investor, mereka pun mulai
berpikir untuk mencari alternatif lain yang lebih menguntungkan.

7. Diantara tahap-tahap tersebut manakah yang memberikan tingkat risiko yang paling
tinggi bagi investor?
Jawab:
Tahap terakhir dimana pada tahap terakhir mulai ada penurunan penjualan dimana para
investor mulai berpikir untuk mencari alternatif lain yang lebih menguntungkan.

8. Mengapa analisis persaingan juga penting dalam analisis industri? Jelaskan masing-
masing faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan suatu industry.
Jawab:
Analisis lima faktor yang menentukan persaingan industri dapat digunakan untuk menilai
profit potensial dari suatu industri untuk jangka panjang. Seperti dijelaskan di atas bahwa
masing masing industri mempunyai profil struktur industri yang berbeda, sehingga
investor perlu menganalisis lima faktor yang mempengaruhi perseingan untuk masing-
masing industri. Disamping itu investor juga bisa mengamati perubahan lingkungan yang
terjadi setiap saat, karena bisa jadi struktur industri akan berubah akibat adanya
perubahan lingkungan tersebut.

Lima faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan industri:


1) Persaingan antara perusahaan yang ada dalam industri. Persaingan dalam
suatu industri akan semakin meningkat jika terdapat banyak perusahan yang
relatif sama bersaing dalam industri tersebut. Di samping itu, persaingan juga
akan dipengaruhi olen pertumbuhan industri dan biaya tetap, serta hambatan
untuk ke- luar dari industri tersebut. Pertumbuhan yang lambat akan membuat
perusSahaan semakin ketat bersaing memperebutkan pangsa pasar yang relatif
keci!. Tingginya biaya tetap juga akan mendorong peningkatan persaingar, karena
dengan tingginya biaya tetap akan mengharuskan perusahaan untuk memproduksi
dengan kapasitas penuh. Hal itu akan membuat kemudian akan menyebabkan
harga barang semakin menurun, sehingga persaingan ukurannya penawaran di
pasar akan semakin meningkat yang akan semakin ketat.

2) Ancaman pemain baru. Meskipun sebuah adustri mempunyai jumlah pesaing


yang sedikit, investor juga perlu mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang
potensial menjadi pemain baru dalam industri. Besarnya ancaman pemain baru ini
akan dipengaruhi oleh adanya hambatan-hambatan masuk (barrier to entry) dalam
suah industri, seperti tingginya biaya investasi, peraturan pemerintah dan harga
bar yang relatif kecil dibandingkan dengan biaya produksi. Jika hambatan masuk
suatu industri relatif tieggi maka kemungkinan adanya pemain baru yang masuk
dalam industri tersebut akan semakin kecil.

3) Ancaman adanya produk substitusi. Produk substitusi akan membatasi


potensial suatu industri karena barang subtitusi akan memunculkan alternatit baci
produk perusahaan. Dalam kondisi seperti ini, kemampuan perusahaan untuk
menentukan harga produk akan semakin berkurang, karena dibatasi adanya
produk substitusi. Artinya, jika harga produk perusahaan terlalu tinggi, konsumen
bisa saja berpindah ke preduk substitusi yang ditawarkan di pasar.

4) Bargaining power pembeli. Daya tawar pembeli di pasar yang kuat bisa
mempengaruhi profitabilitas industri. Hal ini terjadi jika konsumen dapat
menawar harga atau meminta kualitas yang lebih tinggi dengan kemungkinan
piiihan dari produk yang diberikan olch pesaing lain. Bila junmlah konsumen
lebih banyak dari jumlah industrinya maka bargaining power konsumen akan
rendah. Sebaliknya jika junilah industri lebih banyak dari konsumennya maka
bargaining power konsumen akan besar.

5) Bargaining power pemasok. Pemasok dapat mempengaruhi return industri di


masa yang datang karena mereka mempunyai kekuatan untuk menentukan harga
dan kualitas dari produknya. Jika jumlah pemasok lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah industrinya, maka pemasok memiliki bargaining power yang
besar. Begitu juga sebaliknya, jika pemasok lebih banyak dari industrinya maka
bargaining power pemasok akan berkurang. Analisis lima faktor yang
menentukan persaingan industri dapat digunakan untuk menilai profit potensial
dari suatu industri untuk jangka panjang. Seperti dijelaskan di atas bahwa masing
masing industri mempunyai profil struktur industri yang berbeda, sehingga
investor perlu menganalisis lima faktor yang mempengaruhi perseingan untuk
masing-masing industri. Disamping itu investor juga bisa mengamati perubahan
lingkungan yang terjadi setiap saat, karena bisa jadi struktur industri akan berubah
akibat adanya perubahan lingkungan tersebut

Anda mungkin juga menyukai