Anda di halaman 1dari 78

Pendahuluan

Manajemen Manufaktur
Pengertian industri

Industri adalah usaha atau kegiatan


pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang
memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan.
Perkembangan industri

• Perkembangan industri di setiap negara


umumnya mempunyai ciri yang sama yaitu
adanya industri dasar yang mendukung hampir
seluruh industri di negara yang bersangkutan.

• Industri dasar ini umumnya dinamakan


dengan industri rekayasa (Engineering
Industry).
• Yang tergolong dalam industri rekayasa
adalah mulai dari industri hulu (industri
pengecoran, baja, industri material) sampai
dengan industri hilir (industri perkakas,
industri pembuat produk atau komponen).

• Industri rekayasa merupakan tulang


punggung industri yang menyediakan
barang kapital mesin dan
pemeliharaannya bagi industri
manufaktur dan menyediakan barang-
barang yang tahan lama kepada
konsumen.
Industri rekayasa

Industri pengecoran logam Industri pemesinan

Industri baja
Industri berdasarkan tempat
bahan baku
1. Industri ekstraktif
Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil
langsung dari alam sekitar.
Contoh: pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan.

2. Industri nonekstaktif
Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari
tempat lain selain alam sekitar.
Contoh: Industri tas di Bogor mengambil bahan baku kulit dari
industri kulit di Bandung.

3. Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah
berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya.
Contoh: Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi.
Industri berdasarkan besar
kecil modal
1. Industri padat modal
adalah industri yang dibangun dengan modal yang
jumlahnya besar untuk kegiatan operasional
maupun pembangunannya.

2. Industri padat karya


adalah industri yang lebih dititik beratkan
pada sejumlah besar tenaga kerja atau
pekerja dalam pembangunan serta
pengoperasiannya.
Industri berdasarkan klasifikasi atau
penjenisannya
(Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 )

1. Industri kimia dasar, contoh: industri semen,


obat-obatan, kertas, pupuk
2. Industri mesin dan logam dasar, contoh:
industri pesawat terbang, kendaraan
bermotor, tekstil.
3. Industri kecil, contoh: industri roti, kompor
minyak, makanan ringan, es, minyak goreng
curah
4. Aneka industri, contoh: industri pakaian,
industri makanan dan minuman
Industri berdasarkan jumlah tenaga
kerja

1. Industri rumah tangga, adalah industri yang


jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang.
2. Industri kecil, adalah industri yang jumlah
tenaga kerja antara 5-19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah,
adalah industri yang jumlah tenaga kerja
antara 20-99 orang.
4. Industri besar, adalah industri yang jumlah
tenaga kerja antara 100 orang atau lebih.
Industri berdasarkan pemilihan lokasi
1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented
industry)
yaitu industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis
ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man power
oriented industry)
yaitu industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya
jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja untuk lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply
oriented industry)
yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas
atau memotong biaya transportasi yang besar.
4. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain
yaitu industri yang didirikan tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat
didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas
serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: Industri elektronik, Industri otomotif,
dan industri transportasi.
Industri berdasarkan Proses
Produksi
1. Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah
bahan mentah menjadi barang setengah jadi.
• Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan
baku untuk kegiatan industri yang lain.
• Contoh: Industri kayu lais, industri alumunium,
industri pemintalan, dan industri baja.

2. Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang


setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang
yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen.
• Contoh: Industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
Industri berdasarkan produktivitas
perorangan

1. Industri primer, adalah industri yang barang-barang


produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa
diolah terlebih dahulu. Contoh: hasil produksi
pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan.
2. Industri sekunder, adalah industri yang bahan
mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang
untuk diolah kembali. Contoh: pemintalan benang
sutra, komponen elektronik.
3. Industri tersier, adalah industri yang produk atau
barangnya berupa layanan jasa. Contoh:
telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan,
dan masih banyak lagi yang lainnya.
Pengertian manufaktur

Salah satu untuk menunjang keberhasilan


industri rekayasa yaitu proses manufaktur
(proses produksi).

Proses manufaktur (proses produksi)


merupakan proses pembuatan produk atau
komponen mesin dan/atau peralatan.
Proses Manufaktur
Produksi adalah:
fungsi pokok dalam industri rekayasa,
mencakup aktivitas yang bertanggung jawab
untuk menciptakan nilai tambah produk
sebagai keluaran.
kegiatan untuk meningkatkan atau
menciptakan nilai benda (produk) dengan
masukan berupa faktor-faktor produksi,
sehingga menjadi suatu produk sebagai
keluarannya.
Akhir-akhir ini, perubahan yang dirasa pada cara
berproduksi adalah usaha pemenuhan kebutuhan
manusia yang semakin beragam dengan jumlah
produksi yang semakin sedikit.

Metoda produksi yang benar sangat diperlukan


yang dapat menyesuaikan dengan perubahan
secara ekonomik, efisien, dan mempunyai
tingkat keandalan tinggi, sehingga perlu
dilakukan optimisasi dalam pengendalian
seluruh elemen produksi yang terintegrasi.
Jenis produksi
i. Pembagian jenis produksi berdasarkan pada
sifat-sifat teknologi produksinya
ii. Pembagian jenis produksi berdasarkan atas
jumlah penjualan produk
iii. Pembagian jenis produksi berdasarkan pada
jumlah produk dan variasi jenis produk yang
dibuat
iv. Pembagian jenis produksi berdasarkan cara
operasi pekerjaan dalam selang waktu
tertentu
i. Pembagian jenis produksi berdasarkan pada
sifat-sifat teknologi produksinya, meliputi:

i.1 Produksi diskret (assembly production,


discrete part production)
- yaitu kegiatan memproduksi produk terdiri beberapa
komponen yang dilakukan dalam beberapa tahapan
proses.
- Contoh: produksi televisi, mobil, mesin perkakas)

i.2 Produksi proses


- adalah kegiatan produksi yang dilakukan secara
kontinyu untuk menghasilkan jenis produk tertentu
- Contoh: produksi semen, pupuk, minuman
ii. Pembagian jenis produksi berdasarkan atas
jumlah penjualan produk, meliputi:

ii.1 Produksi untuk simpanan (production for


stock replenishment)
- yaitu kegiatan produksi yang dilakukan berdasarkan
perkiraan jumlah produk yang dapat terjual setelah
diramalkan produk terjual di pasar.
- Produk dibuat terlebih dahulu berdasarkan ramalan
dan perkiraan sebelum ada permintaan pasar,
kemudian disimpan di gudang. Sehingga perlu
dilakukan monitoring dengan baik tentang kondisi
pasar dan penjualan di agen-agen.
ii.2 Produksi untuk pesanan
- yaitu kegiatan produksi yang dilakukan tidak
berdasarkan perkiraan penjualan tetapi berdasarkan
permintaan dari pemesan.
- Produk dibuat setelah jenis produk dan jumlah yang
diperlukan diketahui dengan jelas.
- Dibandingkan dengan produksi untuk simpanan,
biaya untuk penyimpanan produk dapat dikurangi.
- Jenis, jumlah, dan waktu tunggu produk biasanya
ditentukan oleh pemesan, serta tidak jarang disain
produk sama sekali baru, sehingga perencanaan
proses menjadi relatif lebih sulit.
iii. Pembagian jenis produksi berdasarkan pada
jumlah produk dan variasi jenis produk yang
dibuat, meliputi:
iii.1 Produksi dengan jumlah produk banyak
tetapi variasi jenis produk sedikit (mass
production), biasanya dilakukan dengan
peralatan produksi dan aliran produksi
khusus.

iii.2 Produksi dengan jumlah produk sedikit tetapi


variasi jenis produk banyak (job shop type
production), biasanya dilakukan dengan
peralatan produksi umum yang mempunyai
fleksibilitas tinggi.
iii.3 Produksi dengan jumlah produk sedang tetapi
variasi jenis produk sedang (mid variety, mid
volume production), biasanya dilakukan
dengan pengelompokan proses
pemesinannya dan dilaksanakan dengan
flexible manufacturing system (FMS).
iv. Pembagian jenis produksi berdasarkan cara
operasi pekerjaan dalam selang waktu
tertentu, meliputi:

iv.1 Produksi job (jobbing production, job


manufacturing) yaitu memproduksi produk satu
persatu berdasarkan pesanan yang datang.
iv.2 Produksi lot (lot production, job lot production)
yaitu memproduksi produk secara berulang
kumpulan satu jenis produk dalam jumlah
tertentu yang disebut dengan lot.
iv.3 Produksi kontinyu yaitu memproduksi satu jenis
produk secara berulang dalam jumlah banyak.
Proses manufaktur dapat dikelompokkan
menjadi 4 proses, yaitu:
1. Proses pemesinan (machining)
yaitu proses pembuatan produk yang
dilakukan dengan proses pemotongan
menggunakan mesin perkakas biasa
maupun CNC dengan prinsip kerja pahat
berinteraksi dengan benda yang dipotong
(benda kerja) dan menghasilkan geram.
 Proses bubut (turning),
 Proses gurdi (drilling),
 Proses sekrap (shaping),
 Proses freis (milling),
 Proses gerinda (grinding)
• PROSES BUBUT (TURNING)

• PROSES GURDI (DRILLING)


• PROSES SEKRAP
(SHAPING OR PLANING)

• PROSES FREIS (MILLING)


• PROSES GERINDA (GRINDING)

MESIN GERINDA SILINDRIK MESIN GERINDA RATA


f a

bs
ds
ns

f r w=bs
vs
a
h eq v ft

Ln Lw Lv

Lt
2. Proses pengecoran (casting)
yaitu proses pembuatan produk yang
dilakukan dengan cara mencairkan logam di
dalam dapur kopula, kemudian dituangkan
ke dalam cetakan dan dibiarkan sampai
membeku.
3. Proses Pembentukan (forming)
yaitu proses pembuatan produk yang
dilakukan dengan cara pemberian gaya pada
logam (yang akan dibentuk) sampai terjadi
deformasi plastik.
 Proses tempa (forging),
 Proses pengerolan (rolling),
 Proses penarikan kawat (wire drawing),
 Proses penarikan dalam (deep drawing),
 Proses ekstrusi (extruding),
 dsb.
- Proses tempa (forging)

- Proses pengerolan (rolling)


- Proses penarikan
kawat (wire drawing)

- Proses
penarikan
dalam (deep
drawing)
- Proses ekstrusi (extruding)
4. Proses penyambungan (joining)
yaitu proses penyambungan komponen satu
dengan yang lain untuk konstruksi mesin dan
peralatan yang dilakukan dengan beberapa
jenis proses:
 proses pengelemen (adhesive),
 proses penyolderan (soldering),
 proses pengelingan (riveting),
 proses pengelasan (welding), dan
 proses penguliran (threading).
• PROSES PENGELASAN
ELEKTRODA TERBUNGKUS
(SMAW)

• PROSES PENGELASAN OKSI


ASETILEN (OAW)
• PROSES PENGELASAN
TIG (GTAW)

• PROSES PENGELASAN
MIG (GMAW)
Pengertian manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian dan pengkoordinasian,
pengarahan, dan pengendalian sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya untuk
mencapai sasaran atau tujuan secara efektif dan
efisien, dimana sumber daya manusia
bekerjasama secara kolektivitas.
 Peran manajemen
• interpersonal roles
- sebagai figur kepala
- peran sebagai pemimpin
- berkomunikasi untuk membangun dan
mempertahankan saling pengertian dan kerja
sama
• informational roles
- memonitor
- diseminator
- juru bicara aktivitas
• decisional roles
- kewirausahaan
- penanganan gangguan
- alokasi sumber daya
- negosiator
 Peran manajemen
• koordinasi, agar aktivitas efektif, dengan
tahapan :
- komunikasi
- pengertian
- hubungan sesama manusia
- kerjasama
- koordinasi
• pengendalian, melalui :
- kebijakan yang ada
- standar operasi
- prinsip perkecualian
- personalia yang bertanggung jawab
1. Perencanaan (Planning)

 Pemilihan kegiatan yang harus


dilaksanakan dan diputuskan
- apa?
- kapan?
- bagaimana?
- oleh siapa?
 Proses yang tak berakhir setelah
ditetapkan  perlu modifikasi
Tahapan perencanaan

 Menetapkan tujuan
 Merumuskan keadaan saat ini
 Mengidentifikasi kemudahan dan
hambatan
 Mengembangkan rencana untuk capai
tujuan
Mengapa perlu
perencanaan
 Protective benefits
• Rencana sebagai pedoman  pengurangan
kesalahan

 Positive benefits
• Rencana sebagai pedoman  peningkatan
kesuksesan
Manfaat Perencanaan

 Penyesuaian terhadap lingkungan


 Pemahaman seluruh operasi
 Penempatan tanggung jawab
 Mudah melakukan koordinasi
 Mengurangi pekerjaan tak pasti
 Menghemat waktu, usaha, dana
Perencanaan strategik dan operasional

Perencanaan
  Perencanaan Strategik
Operasional
Kelangsungan dan
Bahasan Pengembangan janka Pengoperasian
panjang
Keuntungan waktu Laba/Keuntungan saat
Sasaran
mendatang ini
Batasan Sumber daya akan datang Sumber daya yang ada
Hasil Pengembangan potensi Efisiensi dan stabilitas
Informasi Kesempantan akan datang Dunia bisnis saat ini
Organisasi Fleksibel Birokrasi
Kepemimpinan Bisa perubahan radikal Konservasi
Antisipasi, pendekatan,
Pemecahan Pengalaman masa lalu
baru
masalah
Resiko tinggi Resiko rendah
Proses perencanaan Strategik
Nilai-nilai Tanggung jawab
Manajemen 1. Perumusan dan penetapan sosial perusahaan
misi/tujuan

2. Profil perusahaan, identifikasi 3. Analisa lingkungan


tujuan dan strategi saat ini eksternal (mikro dan makro)

4. Analisa internal perusahaan: kekuatan dan kelemahan


5. Identifikasi kesempatan dan ancaman strategis

6. Pembuatan keputusan strategik


- mengembangkan alternatif
- mengevaluasi alternatif - memilih alternatif

7. Tujuan jangka Strategi umum


panjang

Tujuan/Sasaran Strategi Operasional


Tahunan
8. Implementasi strategi

9. Peninjauan kembali dan evaluasi


Kelebihan Perencanaan
Strategik
 Memberikan pedoman konsistensi
 Membantu dalam pembuatan keputusan
 Meminimumkan kesalahan
Kelemahan Perencanaan
Strategik
 Perlu investasi waktu, uang dan orang
 Membatasi pada pilihan yang penting
rasional dan bebas resiko
Hambatan perencanaan
yang efektif
1) Ketidakmampuan individu perencana
untuk melakukan kegiatan perencanaan

2) Keengganan anggota untuk menerima


perencanaan, karena perubahan yang
ditimbulkannya.
Cara mengatasi hambatan

 Penciptaan sistem organisasi yang tepat


 Memberi berbagai bentuk bantuan
secara individual
 Melibatkan karyawan dalam proses
perencanaan
 Memberi lebih banyak informasi
2. Pengorganisasian
(Organizing)
 Pengertian pengorganisasian :
• perancangan struktur formal
• pengelompokan aktivitas
• pendelegasian tugas dan wewenang
 Tahapan proses pengorganisasian :
• merinci seluruh aktivitas / pekerjaan
• pembagian pekerjaan
• mengkoordinasikan pekerjaan
 Aspek dalam pengorganisasian :
• pembagian kerja
- maksud bagan organisasi
- bentuk bagan organisasi
• departementasi
- fungsional
- divisional
• bagan organisasi proyek dan matrik
• organisasi informal
- kelompok kerja formal dan informal
- fungsi dan permasalahan
 Pembagian kerja
• sinergi dari individu-individu (division of
labor)
• bagan organisasi, menggambarkan :
- pembagian kerja
- rantai perintah
- tingakatan manajemen
• bentuk bagan organisasi
- bentuk piramid: sederhana, jelas
- bentuk horisontal: aliran dari kiri ke kanan
- bentuk lingkaran: penekanan pada hubungan
antar jabatan
 Departementasi
• pembentukan departemen berdasarkan :
- fungsional : pemasaran, produksi, dll
- divisional : divisi produk, divisi wilayah, dll
• departementasi fungsional
- kebaikan:
 menjaga kekuasaan dan kedudukan
 spesialisasi, sehingga efisien
 mudah pengawasan dari manajemen puncak
- kelemahan:
 dapat menciptakan konflik antar fungsi yang ada
 tanggapan datang lambat, karena berjenjang
 pandangan anggota sempit, kurang inovatif
Contoh bagan organisasi departementasi
divisional atas dasar produk

Presid en Direktur

Manaje r Umum Manaje r Umum Manaje r Umum


Divis i Audio Vis ual Divis i Ala t Rumah Tangga Divis i Komputer

Personalia Produksi keuangan Pemasaran Personalia Produksi keuangan Pemasaran Personalia Produksi keuangan Pemasaran
3. Pengarahan (Leading)
Pengertian pengarahan yaitu kegiatan
untuk menggerakkan atau mengarahkan
orang lain (bawahan) supaya bisa dan
dapat bekerja dengan baik dalam upaya
mencapai tujuan yang diinginkan.
Cara pengarahan
1. Melakukan orientasi, merupakan cara pengarahan
dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan  dengan baik.
2. Memberikan perintah, merupakan permintaan dari
pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi kegiatan
tertentu pada keadaan tertentu.
3. Memberikan delegasi wewenang, yaitu pimpinan
melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahannya.
4. Memberikan motivasi, yaitu memberi keadaan
yang membuat motif bergerak sesuai dengan
kebutuhan yang dimiliki oleh bawahan.
Karakteristik pengarahan
1. Pervasive function, yaitu pengarahan
yang diterima pada berbagai level
organisasi. Setiap manajer menyediakan
petunjuk dan inspirasi kepada bawahannya.
2. Continous activity, yaitu pengarahan yang
berbentuk aktivitas berkelanjutan di
sepanjang masa organisasi.
3. Human factor, yaitu pengarahan yang
berhubungan dengan bawahan (khususnya
perilaku manusia yang kompleks dan tidak
bisa di prediksi).
4. Creative activity, pengarahan yang
membantu dalam mengubah rencana ke
dalam tindakan.
5. Executive function, pengarahan yang
dilaksanakan oleh semua manajer dan
eksekutif pada semua level semasa masih
bekerja pada sebuah perusahaan, bawahan
hanya menerima instruksi dari atasannya.
6. Delegated function, pengarahan yang
berhadapan dengan manusia (atasan harus
dapat mengkondisikan perilaku seseorang
ke arah tujuan yang diharapkan).
4. Pengendalian
(Controlling)
 Pengendalian adalah proses untuk
menjamin tujuan tercapai
 Tahapan proses pengendalian :
• Penetapan standar pelaksanaan
• Pengukuran pelaksanaan
• Pengecekan atas hasil sesuai standar
• Pengambilan tindakan koreksi
Pentingkah pengendalian?

 Perubahan lingkungan organisasi


 Peningkatan kompleksitas organisasi
 Kesalahan-kesalahan
 Kebutuhan pendelegasian wewenang
Manajer dalam
Pengendalian
 Pengawasan dianggap mengancam
kebebasan
 Perlu untuk menjamin pencapaian tujuan
 Tugas manajer: menemukan
keseimbangan antara pengawasan
organisasi dan kebebasan pribadi
Jenis Pengendalian

 Pengendalian pendahuluan (pre-action


control)
- Manusia, bahan baku, sumber keuangan
apakah sudah dianggarkan ?
 Pengendalian pengarahan (steering
control)
- Mendeteksi penyimpangan dan koreksi
 Pengawasan penyaringan/pengujian
(Yes/No control)
• Untuk menyaring prosedur yang harus
diikuti

 Pengawasan akhir tindakan (post action


control)
• Pengukuran hasil kegiatan/pelaksanaan
Pengendalian yang efektif

 Akurat
 Tepat waktu
 Obyektif
 Fokus pada titik strategis
 Realistis secara ekonomis
 Realistis secara organisatoris
Pengendalian yang efektif

 Terkoordinasi dengan aliran kerja


organisasi
 Fleksibel
 Operasional
 Diterima oleh anggota organisasi
Permasalahan dalam
pengendalian yang efektif
 Faktor yang mudah terukur mendapat
bobot besar, faktor yang sulit terukur
mendapat bobot kecil
 Terlalu ditekankan pada faktor jangka
pendek
 Sistem pengendalian mungkin tak bisa
disesuaikan terhadap perubahan
kepentingan aktivitas dan tujuan
Manajemen tidak akan berjalan ketika tidak
ada yang bertanggung jawab atas berjalannya
manajemen, maka diperlukan manajer.

Manajer adalah seorang yang


bertanggung jawab atas terselenggaranya
aktivitas-aktivitas  manajemen agar tujuan
dari unit yang dipimpinnya tercapai
dengan menggunakan bantuan dan
kerjasama orng lain.
Kompetensi manajer
1. Management skills
 kemampuan dalam menerapkan fungsi-fungsi maanjemen
(planning, organizing, leading, and controlling), dan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang muncul.
2. Technical skills
 kemampuan dalam menggunakan alat, termasuk alat bantu
    (tools), menerapkan prosedur operasional standar dan
pengetahuan teknis yang berkaitan dengan bidang kerja.
3. Human skills
 kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain dan
memotivasi orang lain baik sebagai individu maupun
kelompok.
4. Conceptual skills
 kemampuan untuk mengkordinasi dan memadukan
berbagai kepentingan dan kegiatan di dalam industri
(mempunyai konsep yang jelas, terarah, terukur)
Manajemen manufaktur
(Manufacture management)
adalah kegiatan pengelolaan produksi seperti
perencanaan jumlah produk, kualitas produk, harga
jual produk, maupun saat produk harus selesai
dibuat, atau pembuatan rencana kerja harian.
Manajemen manufaktur meliputi perencanaan
produksi, perencanaan bahan baku, perencanaan
pembebanan kerja, pengendalian kualitas,
pengelolaan simpanan, pengelolaan gudang,
pengelolaan peralatan bantu produksi, pengelolaan
peralatan produksi, pengelolaan ongkos,
pengelolaan transportasi, dan keamanan kerja.
Ruang Lingkup
Manajemen Manufaktur

A. Perencanaan sistem produksi


B. Sistem pengendalian produksi
C. Sistem informasi produksi
A. Perencanaan sistem produksi

1. Perencanaan produksi
2. Perencanaan lokasi produksi
3. Perencanaan letak fasilitas
produksi
4. Perencanaan lingkungan kerja
5. Perencanaan standar produksi
B. Sistem pengendalian produksi

1. Pengendalian proses produksi


2. Pengendalian bahan baku
3. Pengendalian tenaga kerja
4. Pengendalian biaya produksi
5. Pengendalian kualitas pemeliharaan
C. Sistem informasi produksi

1. Struktur organisasi
2. Produksi atas dasar pesanan
3. Produksi untuk persediaan
Tujuan
Manajemen Manufaktur

adalah memproduksi atau mengatur


produksi barang-barang dan jasa-
jasa dalam jumlah, kualitas, harga,
waktu serta tempat tertentu sesuai
dengan kebutuhan.
Perkembangan
Manajemen Manufaktur
1. Adanya pembagian kerja (division of
labour) dan spesialisasi
 Agar produksi efektif dan efisien
 produsen hendaknya menggunakan metoda
ilmiah dan azas-azas manajemen.
 Pembagian kerja memungkinkan dicapainya
tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik
 bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan
akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat
tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.
Perkembangan
Manajemen Manufaktur
2. Revolusi industri rekayasa
 Revolusi industri rekayasa merupakan peristiwa
penggantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin.
 pengusaha besar dapat meningkatkan
perdagangannya,
 pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang
masih kuno menjadi terdesak
Perkembangan
Manajemen Manufaktur
3. Perkembangan alat dan teknologi
yang mencakup penggunaan
komputer
 Sehingga pada banyak hal, manajer produsi
mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam
bisnisnya.

4. Perkembangan ilmu dan metoda


kerja yang mencakup metoda ilmiah,
hubungan antar manusia, dan model
keputusaan.

Anda mungkin juga menyukai