Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Nurhidayati

NIM : 3182131017

KELAS : A Pendidikan Geografi 18

TUGAS : TR 3 GEOGRAFI EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

DOSEN : Dra Tumiar Sidauruk.,M.Si

Bentuk-Bentuk Aktivitas Ekonomi Penduduk

Pembahasan

Bentuk-Bentuk Aktivitas Ekonomi Penduduk Dataran Rendah 


Salah satu bentuk muka bumi adalah dataran rendah yang merupakan hamparan luas
tanah, bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m dpal. Di Indonesia,
aktivitas penduduk di daerah dataran rendah yang dominan adalah permukiman dan
pertanian. Di Pulau Jawa, lahan dataran rendah dimanfaatkan oleh penduduk untuk bercocok
tanam padi sehingga Jawa menjadi pulau penghasil padi terbesar di Indonesia.
Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah,
yaitu :

 Di daerah dataran rendah, pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan mudah dapat dilakukan oleh penduduk.
 Di daerah dataran, lahan yang subur banyak dijumpai karena biasanya berupa tanah
aluvial (hasil endapan sungai yang subur).
 Dataran rendah dekat dengan pantai hingga banyak penduduk yang bekerja sebagai
nelayan.
 Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.

Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah.


Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian perlahan berkembang menjadi daerah
perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia maupun dunia, terdapat di dataran
rendah.
Aktivitas pertanian di dataran rendah biasanya adalah aktivitas pertanian lahan basah.
Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup banyak
tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah. Selain memiliki
aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi
bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah tsunami, banjir,
dan gempa.
Bentuk-Bentuk Aktivitas Ekonomi Penduduk Bukit Dan Perbukitan 
Bentuk lain dari muka bumi adalah Bukit yang merupakan bagian dari permukaan
bumi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya, dengan ketinggian
kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti gunung.
Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu. Bentuk
Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman
penduduk tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu
atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk biasanya memanfaatkan lahan datar
yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki-kaki
perbukitan atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan mata air
atau sungai sebagai sumber air untuk aktivitas penduduk.
Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan
kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan
airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama
dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti
di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya berupa umbi-umbian atau palawija dan
tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah
perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.
Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan biasanya sulit berkembang menjadi sebuah
pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak semudah di daerah
dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian,
daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya
yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan di
daerah ini antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan
yang indah.
Bentuk-Bentuk Aktivitas Ekonomi Penduduk Dataran Tinggi 
Dataran tinggi adalah salah satu bentuk muka bumi yang merupakan daerah datar
yang tingginya lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk
berlangsung lancar seperti di dataran rendah. Oleh sebab itu, beberapa dataran tinggi di
Indonesia berkembang menjadi pusat ekonomi penduduk.
Aktivitas penduduk di dataran tinggi pada bidang ekonomi, khususnya pertanian,
dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Agar mudah
menanam, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng
tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi
(pengikisan oleh air).
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia
Aktivitas penduduk di dataran tinggi dalam bidang pertanian juga berkembang dengan
baik. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang
tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat
dan cabe. Sejumlah dataran tinggi juga menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk
dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah
dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata, misalnya
Bandung dan Dieng.
Bentuk-Bentuk Aktivitas Ekonomi Penduduk Gunung Dan Pegunungan 
Gunung merupakan bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah sekelilingnya. Biasanya bagian yang menjulang tersebut dalam
bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal atau lebih. Sedangkan
pegunungan merupakan bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas
deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.
Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra,
Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan
Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya
yang sangat dahsyat, seperti gunung berapi Tambora dan Krakatau.
Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang
terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih
dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dibudidayakan di pegunungan biasanya adalah
sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan
menanam beberapa jenis kayu untuk dijual.
Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas.
Hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman.
Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama di daerah lereng
bawah atau di kaki gunung. Selain pertanian, aktivitas di daerah pegunungan yang
berkembang adalah pariwisata. Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk
menjadi daya tarik wisata.
Keragaman bentuk muka bumi ternyata diikuti pula oleh keragaman aktivitas
penduduk dan komoditas yang dihasilkannya. Daerah pegunungan dan perbukitan biasanya
menghasilkan produk-produk pertanian berupa buah-buahan, sayuran, dan palawija. Daerah
ini memasok kebutuhan penduduk di daerah dataran yang umumnya merupakan pusat-pusat
permukiman penduduk. Sebaliknya, daerah dataran menghasilkan banyak produk industri
yang dikonsumsi oleh daerah-daerah lainnya. Mobilitas atau pergerakan penduduk dan
barang terjadi di antara daerah-daerah tersebut karena perbedaan aktivitas penduduk dan
komoditas yang dihasilkannya.
Kegiatan Ekonomi Penduduk Indonesia

1. Kegiatan Ekonomi Agraris

Kegiatan ekonomi agraris adalah kegiatan ekonomi penduduk dalam memanfaatkan


faktor-faktor alam, khususnya dalam bidang pertanian; termasuk di dalamnya adalah
peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan. Pada umumnya, kegiatan ekonomi agraris
berpusat di daerah-daerah pedesaan yang masih menyediakan lahan yang cukup luas.

Secara umum, pertanian atau persawahan banyak diusahakan di daerah pedesaan Pulau


Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, dan sebagian Sulawesi. Akan tetapi, dari beberapa daerah
tersebut, Pulau Jawa merupakan pusat penghasil padi utama, hal ini dikarenakan kondisi alam
di Pulau Jawa sangat mendukung. Meskipun luas, lahan pertaniannya semakin berkurang dari
tahun ke tahun. Selain pertanian, kegiatan ekonomi agraris lain yang diusahakan adalah
perikanan darat, perkebunan, dan peternakan.

Di wilayah Sumatra, kegiatan ekonomi agraris didominasi oleh tanaman perkebunan.


Jenis tanaman perkebunan utama adalah kelapa sawit, di samping teh, kopi, karet, dan
beberapa jenis buah-buahan. Perkebunan kelapa sawit di Sumatra merupakan yang terluas di
Asia Tenggara. Pertanian padi diusahakan di daerah pedesaan, sedangkan perikanan darat
banyak diusahakan di danau, rawa-rawa, dan sungaisungai besar dengan menggunakan
sistem karamba. Adapun jenis ternak yang diusahakan relatif sama dengan jenis ternak di
Pulau Jawa.

Di wilayah Kalimantan, kegiatan ekonomi agraris didominasi oleh hutan primer dan


hutan produksi. Keberadaan hutan di Kalimantan merupakan salah satu yang terluas di dunia,
di dalamnya tersimpan kekayaan flora dan fauna. Di samping itu, kegiatan ekonomi agraris
lain adalah perkebunan (khususnya perkebunan kayu). Jenis peternakan yang diusahakan
relatif hampir sama dengan jenis peternakan di Pulau Jawa, namun ada jenis peternakan yang
unik dilakukan di Kalimantan, yaitu peternakan jenis kerbau rawa. Adapun jenis perikanan
darat banyak diusahakan di danau, sungai, dan rawa-rawa.

Di wilayah Papua, kegiatan ekonomi agraris masih didominasi oleh kegiatan kehutanan,


perkebunan sagu, dan sistem pertanian lahan kering (peladangan dan tegalan). Jenis tanaman
yang diusahakan oleh penduduk pada umumnya jenis sayuran, sagu, umbiumbian, dan
palawija yang digunakan sebagai bahan makanan pokok. Jenis ikan air tawar di Papua
sebenarnya sangat banyak dan beragam, namun belum dibudidayakan lebih lanjut.
Pemanfaatannya masih dilakukan dengan cara tradisional, demikian juga  dengan peternakan.

Kegiatan ekonomi agraris di Sulawesi dan Maluku didominasi oleh kegiatan perkebunan


rempah-rempah, sagu, kopi, dan buah-buahan. Maluku memang terkenal sebagai penghasil
rempahrempah, terutama lada dan pala sejak zaman dahulu. Sementara itu, kegiatan
perikanan darat banyak diusahakan dengan sistem karamba di perairan danau, misalnya di
Danau Tempe dan Danau Poso.

Di wilayah Nusa Tenggara, budidaya pertanian persawahan kurang cocok diterapkan,


karena di wilayah tersebut curah hujannya relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan
daerah lain. Tanaman yang dibudidayakan adalah umbi-umbian, palawija, serta tanaman
perkebunan, seperti kopi, cokelat, dan nira. Kegiatan peternakan di daerah ini didominasi
hewan-hewan besar, seperti kuda, rusa, dan sapi. Hal ini dikarenakan pada daerah ini banyak
terdapat sabana atau padang rumput.

Selain itu, kekayaan hayati laut di perairan Indonesia juga menghasilkan udang, ikan,
rumput laut, dan mutiara. Secara umum, penangkapan ikan lebih intensif diusahakan di
perairan sebelah Barat Sumatra dan sebelah Selatan Jawa, perairan Aru, serta perairan Laut
Banda. Adapun perairan Laut Jawa, Selat Malaka, dan Selat Makassar banyak
menghasilkan udang dan ikan; sedangkan mutiara banyak dibudidayakan di perairan
Lombok, perairan Aru, dan perairan Maluku.

2. Kegiatan Ekonomi Nonagraris


Kegiatan ekonomi nonagraris umumnya lebih berkembang di kawasan perkotaan,
khususnya di kota-kota besar. Kegiatan ekonomi nonagraris meliputi usaha pertambangan,
industri, perdagangan, dan jasa.
a. Pertambangan
Pertambangan di Indonesia tersebar luas di berbagai wilayah dan menghasilkan
berbagai jenis bahan tambang. Akan tetapi, hasil utama pertambangan di Indonesia adalah
minyak dan gas (migas) serta batu bara.
 Minyak dan Gas
Tambang-tambang minyak bumi diusahakan di darat maupun di lepas pantai. Dalam
suatu usaha eksplorasi minyak bumi, kita juga menemukan gas alam. Oleh karenanya,
minyak dan gas (migas) merupakan andalan ekspor Indonesia. 
Pusat-pusat pertambangan minyak bumi Indonesia, antara lain, terdapat di Perlak dan
Lhokseumawe (NAD); Langkat dan Pangkalanbrandan (Sumatra Utara); Dumai, Duri,
Natuna, Minas, Lirik, dan Rumbai (Riau dan Kepulauan Riau); Jambi; Muaraenim dan
Prabumulih (Bengkulu); Selat Sunda, Cirebon, dan Jatibarang (Banten dan Jawa Barat);
Cepu, Grobogan, dan lepas pantai Rembang (Jawa Tengah); Wonokromo dan Bojonegoro
(Jawa Timur); Balikpapan, Tarakan, Pulau Bunyu, dan Kutai (Kalimantan Timur); Pulau
Seram (Maluku), serta Sorong, Babo, dan Klamono (Papua).
Negara kita merupakan penghasil gas alam terbesar di dunia. Daerah penghasil gas
alam utama adalah Plaju dan Sungai Gerong (Sumatra Selatan) serta di Arun dan
Bontang. Gas alam yang telah diolah menjadi Liquid Natural Gas (LNG) atau gas alam
cair merupakan komoditas ekspor. Secara berturut-turut, negara pengimpor LNG
Indonesia terbesar adalah Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
 Batubara
Penggunaan batubara dalam negeri saat ini masih terbatas untuk keperluan industri,
padahal sejak awal tahun 1990-an, pemerintah sudah mulai menyosialisasikan
penggunaan briket batubara untuk kebutuhan rumah tangga. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi konsumsi minyak sebagai bahan bakar utama rumah tangga.
Pusat-pusat penambangan batubara di Indonesia terdapat di Bukitasam
dan Sawahlunto (Sumatra); muara Sungai Mahakam, Pulau Laut, lembah Sungai
Berau, dan lembah Sungai Kapuas (Kalimantan); Sulawesi Selatan; Banten; dan Jawa
Barat.

b . Perindustrian
Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah bahan mentah menjadi bahan
setengah jadi atau bahan setengah jadi menjadi barang konsumsi dengan menggunakan
sarana dan peralatan; sedangkan perindustrian adalah segala sesuatu yang bertalian dengan
proses-proses industri. Perkembangan industri di Indonesia kian meningkat dari tahun ke
tahun.
Perkembangan sektor industri ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain, ketersediaan
sumber daya alam, ketersediaan sumber daya manusia (tenaga kerja), ketersediaan sarana dan
prasarana yang memadai (air bersih, listrik, jalur transportasi, dan komunikasi), potensi pasar
yang besar, serta kemampuan dalam penerapan teknologi.

c . Perdagangan
 Perdagangan adalah suatu kegiatan jual beli (transaksi) barang dari produsen kepada
konsumen. Berdasarkan luas jangkauan pemasaran, perdagangan dapat dibedakan
menjadi berikut ini.
 Perdagangan lokal; yaitu perdagangan yang berlangsung di sekitar kota atau daerah
tempat penjual atau produsen bertempat tinggal, misalnya penjualan dalam satu kota
atau dalam satu eks karesidenan.
 Perdagangan regional; yaitu perdagangan yang terjadi antarwilayah, misalnya dari
satu eks karesidenan ke wilayah eks karesidenan lain, atau dari satu provinsi ke
provinsi lain.
 Perdagangan nasional; yaitu perdagangan yang terjadi antarwilayah di dalam negeri
dan meliputi seluruh wilayah negara yang bersangkutan. Jika wilayah negara tersebut
berbentuk kepulauan (seperti Indonesia), maka akan terjadi perdagangan antarpulau
yang disebut dengan perdagangan intersuler.
 Perdagangan internasional; yaitu perdagangan yang terjadi antarbangsa di dunia.
Dalam perdagangan internasional dikenal istilah ekspor dan impor. Ekspor adalah
kegiatan perdagangan dalam menjual barang ke luar negeri, sedangkan impor adalah
kegiatan perdagangan dalam membeli atau mendatangkan barang dari luar negeri. 

Pusat-pusat perdagangan biasanya terdapat di kota-kota, baik di kota kecamatan, kota


tingkat II, ibukota provinsi, hingga ibukota negara, tergantung ruang lingkup
pemasarannya. Dalam hal ini, pusatpusat perdagangan merupakan daerah-daerah yang
merupakan simpul komunikasi dan transportasi, baik darat, laut, maupun udara.
d . Jasa
Jasa merupakan aktivitas, kemudahan, atau manfaat yang dapat dijual ke orang lain
(konsumen) yang membutuhkannya. Dalam perkembangannya, jasa memegang peranan
penting karena dapat mendukung kegiatan perekonomian dan kegiatan manusia pada
umumnya. Bentuk-bentuk kegiatan jasa, antara lain, jasa kesehatan, jasa hukum, jasa
perbankan, jasa transportasi dan perhubungan, serta jasa telekomunikasi. Seperti halnya
perdagangan, pusat-pusat kegiatan jasa pada umumnya terdapat di kota-kota besar
sebagai simpul komunikasi dan transportasi.
Seiring dengan kemajuan zaman, kegiatan jasa mulai berkembang di daerah-daerah,
bahkan saat ini kegiatan jasa sudah mulai merebak hingga ke pedesaan, misalnya dengan
adanya fasilitas BRI unit, ranting perum pegadaian, pelayanan kredit petani di kelurahan,
pelayanan warung telekomunikasi (wartel), pelayanan kesehatan, pos keliling, KUD, dan
sebagainya. Pemerataan pembangunan di sektor jasa ini merupakan salah satu upaya
yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju urbanisasi.

Anda mungkin juga menyukai